Reyhan Anggara seorang staff marketing di PT. DARWIN PROPERTIES perusahaan yang bekerja dibidang properti terbesar di Indonesia.
Bekerja selama 3 tahun diperusahaan itu membuat Reyhan mendapat promosi jabatan menjadi menantu pemilik perusahan dan akan diberi kepercayaan memegang salah satu perusahaan tersebut.
Larissa Darwin, putri tunggal Cristian Darwin terpaksa menikahi staff marketing ayahnya demi mengambil haknya sebagai pewaris tunggal.
"Tidak akan aku biarkan kamu memiliki apa yang seharusnya aku miliki." Larissa.
"Buktikan." Reyhan.
Akan kah pernikahan mereka berjalan sebagai mana mestinya atau kah terjadi konflik perebutan hak waris?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 24 Membeli Perlengkapan Wanita
Reyhan akhirnya membayarkan juga belanjaan Larissa kemudian mereka kembali kemobil.
"Ini pak diminum biar nggak ngantuk" ucap Reyhan sembari memberikan dua botol kopi instan yang langsung diterima oleh Herman dan Kusno.
"Makasih den" ucap kedua supir tersebut.
"Sama-sama pak" ucap Reyhan.
Reyhan beralih ketempat Cristian duduk bersama Karina.
"Ini buat bapak dan ibu" ucap Reyhan.
"Terimakasih Rey" ucap Karina.
"Sama-sama bu" ucap Reyhan kemudian masuk kedalam mobil.
Larissa yang sudah masuk lebih dulu tiba-tiba merasa ingin buang air kecil dan keinginan itu ia utarakan pada Karina.
"Mom aku ingin pipis, dimana toiletnya ya?" bisik Larissa.
"Loh bukannya didalam mini market juga ada toilet, kenapa tadi tidak pipis disana" ucap Karina dengan suara yang lumayan keras sehingga terdengar oleh semua orang yang ada didalam mobil.
Larissa mendelikkan matanya, mommynya ini benar-benar tidak peka sama sekali padahal ia sudah berbicara dengan berbisik agar tidak didengar yang lainnya tetapi mommynya justru bicara dengan suara yang cukup keras sehingga membuatnya malu.
Reyhan yang duduk disebelah Larissa juga mendengarnya dan menoleh pada gadis itu.
"Aku tadi dimini market tidak ingin pipis tapi setelah sampai dimobil jadi ingin pipis" ucap Larissa.
"Disitu ada toiletnya kamu pipis saja disana, kami semua tadi juga sudah" ucap Karina sembari menunjuk pom bensin yang berada tak jauh dari mini market tersebut.
"Kalau begitu antar aku mom" pinta Larissa.
"Mommy malas tadi sudah kesana" ucap Karina.
"Ayo Rissa biar aku antar, kebetulan juga aku mau buang air kecil" ucap Reyhan.
Larissa mengangguk ia terpaksa menerima ajakan Reyhan dari pada tidak bisa buang air kecil.
Reyhan dan Larissa turun dari mobil dan mereka segera melangkah menuju toilet pom bensin.
Sesampainya disana ternyata toilet sedang antri banyak pengendara yang sengaja berhenti dipom bensin untuk buang air kecil.
"Aduh Rey gimana ini aku sudah tidak tahan ingin pipis" ucap Larissa.
"Toilet wanita antriannya banyak gimana kalau kamu pakai toilet pria aja" ucap Reyhan.
"Aku takut nanti ada yang masuk" ucap Larissa.
"Aku jagain didalam didepan toilet yang kamu pakai" ucap Reyhan.
"Iya deh" ucap Larissa setuju.
Larissa akhirnya terpaksa masuk kedalam toilet pria dan Reyhan menungguinya diluar.
Baru saja pintu toilet itu tertutup kini sudah dibuka kembali dan munculah kepala Larissa dari balik pintu yang sedikit terbuka.
"Rey" panggil Larissa pada Reyhan.
Mendengar namanya dipanggil ia segera menghampiri orang yang memanggilnya.
"Sudah?" tanya Reyhan.
Larissa menggeleng dengan wajah yang sedikit ditekuk.
"Rey apa aku boleh minta tolong?" tanya Larissa dengan wajah memelas.
"Apa?" tanya Reyhan.
"Tolong belikan aku pembalut dan ****** *****, aku tiba-tiba saja datang bulan" ucap Larissa dengan wajah yang memerah karena malu.
Reyhan mengangkat sebelah alisnya merasa heran pada gadis angkuh didepannya itu yang mau terbuka padanya.
"Apa merk pembalut yang suka kamu pakai?" tanya Reyhan.
"Merk gambar dua daun yang ada sayapnya" ucap Larissa.
Reyhan mengangguk kemudian berjalan kembali menuju mini market tadi.
"Loh Rey, Larissanya mana?" tanya Karina.
"Dia masih ditoilet bu ini saya ada sesuatu yang mau dibeli mangkanya kembali duluan" ucap Reyhan.
"Ooh" ucap Karina sembari mengangguk.
Reyhan melanjutkan langkah kakiya masuk kedalam mini market. Ia menyusuri tiap lorong mini market itu untuk mencari pembalut dan ****** *****.
Reyhan akhirnya melihat pembalut dengan berbagai macam merk berjejeran, ia mencari pembalut dengan merk dua daun dan ada sayapnya.
Ia memilih-milih cukup lama karena bingung hingga ia dihampiri oleh pegawai mini market tersebut.
"Ada yang bisa saya bantu mas?" tanya pegawai itu.
Reyhan menoleh pada pegawai itu kemudian menyebutkan apa yang ia cari yakni pembalut merk dua daun dan ada sayapnya.
"Merk pembalut dua daun ini ada berbagai ukuran mas, ukurannya ada 23 cm, 25 cm, 30 cm, 35 cm dan 40 cm mas" ucap pegawai tersebut.
"Ukuran berapa yah saya juga tidak tahu" ucap Reyhan sembari menggaruk tengkuknya.
"Pembalutnya mau buat pacarnya ya mas?" tanya pegawai tersebut.
"Ehh, i-iya" ucap Reyhan sembari tersenyum kikuk.
Pegawai itu mengangguk tanda mengerti dengan ucapan Reyhan.
"Begini saja mba kasih saya ukuran sedang untuk pembalut dengan merk dua daun dan ada sayapnya" ucap Reyhan.
"Kalau begitu yang ukuran 25 cm ya mas" ucap pegawai tersebut.
"Iya mba kasih saya ukuran itu saja dan yang isinya banyak" ucap Reyhan.
Pegawai itu mengambilkan pembalut yang diminta Reyhan dan memasukan kekranjangnya.
"Ada lagi mas?" tanya pegawai itu.
"****** ***** wanita" ucap Reyhan sembari menahan malu dihadapan pegawai tersebut.
Jujur saja ini pertama kalinya ia membeli perlengkapan wanita dan hal itu benar-benar membuatnya malu namun ia tahan karena yang memintanya adalah calon istrinya dan hal seperti itu pasti akan terjadi lagi kedepannya.
"****** ***** wanita letaknya disebelah sini mas" ucap pegawai itu dan mengarahkan Reyhan menuju lorong tempat ****** ***** dipajang.
"Ini mas mau ukuran yang berapa?" tanya pegawai itu lagi.
"Kasih saya ukuran yang sedang mba" ucap Reyhan.
"Kalau begitu ukuran M ya mas?" tanya Pegawai itu.
"Iya mba, kasih saya satu pack itu" ucap Reyhan yang melihat dalam satu pack berisi 3 lembar ****** *****.
"Baik mas" ucap pegawai itu.
"Ada lagi mas?" tanya pegawai itu lagi.
"Sudah mba itu saja" ucap Reyhan.
"Kalau begitu mari langsung saja bayar dikasir mas" ucap pegawai itu.
Reyhan mengangguk kemudian berjalan mengikuti pegawai mini market itu yang membawakan belanjaannya ke kasir. Kebetulan saat ini tidak banyak yang mengantri untuk membayar jadi Reyhan langsung bisa membayarnya.
Setelah selesai membayarnya Reyhan bergegas kembali ketoilet pom bensin dimana Larissa sedang menunggunya.
Reyhan berjalan melewati mobil Cristian yang sejak tadi terparkir didepan mini market tersebut.
"Reyhan beli apa ya mas?" tanya Karina pada Cristian.
"Mana aku tahu, kenapa kamu tadi tidak bertanya padanya?" ucap Cristian.
"Tidak mas, sepertinya juga Reyhan sedang buru-buru mungkin saja Larissa sedang menunggunya" ucap Karina yang mendapat anggukan dari suaminya.
Reyhan telah tiba didepan toilet dimana Larissa yang sejak tadi menunggu.
Tok tok tok
"Rissa ini barang yang kamu pesan" ucap Reyhan.
Ceklek.
Larissa segera membukakan pintunya walau hanya sedikit, ia mengeluarkan kepala dan tangannya dari balik pintu.
"Mana Rey" ucap Larissa.
"Ini semoga sesuai yang kamu inginkan" ucap Reyhan sembari menyerahkan pesanan gadis itu.
Larissa segera mengambilnya dan membawanya masuk ketoilet. 5 menit kemudian ia telah selesai dengan urusannya dan bergegas keluar.
"Sudah?" tanya Reyhan.
"Iya sudah Rey" ucap Larissa.
"Kalau begitu kamu duluan saja kemobilnya aku juga ingin buang air kecil" ucap Reyhan.
"Aku tunggu kamu saja biar kita kemobil sama-sama" ucap Larissa.
"Ya sudah kalau begitu" ucap Reyhan kemudian masuk kedalam toilet.
...****************...