Zahara ( Istri Kecil Milik Tuan Muda )

" Kamu siapa !"

" Hhh aku yang seharusnya tanya kamu siapa !" Gertak Renata.

" Aku , siapa ? Kamu yang siapa !" Balas Ferdi seperti orang bodoh yang membuat Renata sangat kesal kemudian menendang kakinya.

Buks

"Au , kok main kasar sih " Ucap Ferdi sambil meringis kesakitan.

Renata mendengus perlahan sambil memasang kuda kuda bersiap untuk mengeluarkan jurus silatnya " Kamu berani beraninya mengintai rumah kami pasti kamu orangnya Bima, awas saja ayo maju aku patahkan semua tulang tulangmu !".

Ferdi menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal " Aku , orangnya Bima, enak saja aku tuh ke sini untuk, tunggu tunggu kamu bukannya yang kapan hari kena tusuk pisau ya , kamu jadi hantu ! ".

Renata melotot tajam " Apa ! Kamu bilang aku hantu ! Iya aku arwah gentayangan yang akan menggigit mu dasar pemuda kurang ajar masak cantik cantik gini dikira hantu !".

Ferdi mengernyitkan keningnya " Memangnya waktu itu kamu , syukurlah kamu selamat ".

" Hahhhh dasar brengsek apa sih mau kamu , pergi saja dari sini atau aku benar benar akan mematahkan semua tulangmu ! Pasti kamu salah satu penjahat itu kan ! Iya kan ! Ayo maju !" Gertak Renata yang mulai tersulut emosi.

Ferdi tak menjawab hanya menggaruk-garuk kepalanya saja " kok galak amat sih , nona tunggu dulu ? Aku tuh yang waktu itu menolongmu , seharusnya kamu berterimakasih kepada ku " dengan percaya diri Ferdi memasang senyum manisnya.

Renata tidak begitu saja percaya dan berjalan mengitari Ferdi " Ah masak sih , kok aku gak percaya ya , dan aku tidak akan pernah percaya ".

buks buks buks

Dengan gerakan cepat Renata membuat Ferdi tersungkur ke tanah .

" Aku menyerah oke oke aku akan pergi dari sini " Ucap Ferdi sambil beranjak dan berusaha berdiri tegap .

Renata menatapnya tajam .

" Cantik cantik galak , jadi cewek yang lembut dong " Gumam Ferdi sambil membersihkan celana dan bajunya yang kotor .

" Apa !" Gertak Renata.

" I i iya aku pergi , gak mungkin juga aku berkelahi dengan cewek bisa turun reputasiku" Gumam Ferdi sembari melangkah pergi meninggalkan rumah Danu yang ditempati Renata, Zahara dan Radit selama ini.

Setelah Ferdi pergi dari sana , Renata pun kembali masuk ke dalam rumah.

...🌼🌼🌼...

Setelah urusan pengalihan saham selesai Laura meminta Zara untuk menandatangani sebuah surat pengalihan harta dan seluruh aset Husein. Zara semakin tidak habis pikir kenapa Laura begitu sangat serakah .

" Kalau kamu tidak mau tanda tangan aku akan menghancurkan apapun yang berhubungan dengan kamu termasuk anak gadismu !" Gertak Laura kembali mengancam Zara.

"Tidak aku tidak akan menyerahkan semua harta ayahku padamu yang sangat serakah !" Jawab Zara dengan membalas tatapan tajam kakak iparnya.

Laura mencengkram dagu Zara dan kembali mengambil tali untuk mengikat kedua tangan Zara " Ingat Zara, aku tidak pernah main main"

" Maafkan Zara ayah , Zara tidak bisa menjaga peninggalan ayah " Batinnya sambil menangis sesenggukan.

Laura tersenyum miring dan menutup pintu gudangnya.

Laura tidak tahu kalau Bima saat ini sudah menjadi buronan polisi , berkali-kali dia menghubungi ponselnya tapi tidak aktif dan membuatnya sangat kesal.

Sementara itu Radit mencoba datang sendiri ke panti asuhan untuk membantu Zahara mencari keberadaan ibunya, tapi nihil sudah hampir dua hari ini Zara tidak pulang setelah dijemput oleh seorang wanita cantik.

Selain Radit, Arhan juga berusaha mencari keberadaan Zara. Tapi Arhan bisa langsung menebak siapa wanita cantik yang membawa Zara.

###

Sedangkan Zahida yang mulai pulih sangat merasa sedih karena selama dua hari di rumah sakit tapi ibunya sama sekali tidak menjenguknya.

Zahida pulang ke rumah dengan taksi ,dan saat berada di ambang pintu dia dikejutkan oleh sebuah suara yang semakin membuatnya pilu.

" Ach sialan, ke mana sih si Bima, brengsek berani beraninya mempermainkan aku, setelah berhasil membuatku menjual anakku sendiri dia malah pergi tanpa jejak, awas saja begitu aku menemukanmu aku akan mencabik cabiknya, hhhh sialan! " Teriaknya sendiri seperti orang gila.

Zahida sangat terpukul mendengar pengakuan ibunya, bahkan sekarang dia juga kehilangan anak di dalam rahimnya. Dengan hati yang hancur dia sandarkan tubuhnya di daun pintu dan menangis sejadi jadinya sambil meremas perutnya. Hatinya semakin terluka bila teringat kejadian tiga hari yang lalu di rumah ini seseorang melecehkannya sampai dia kehilangan anak di dalam kandungannya dan ternyata itu semua karena ibunya sendiri yang telah menjualnya pada laki laki bajingan itu.

Braks

Dari dalam rumah terdengar suara benda benda dilemparkan dan itu membuat Zahida semakin ketakutan. Dia pun segera berlari masuk ke dalam rumahnya yang sudah berantakan dan terlihat Laura duduk di sofa dengan acak acakan menatap tajam Zahida.

" Ma, ada apa ini! " Tanya Zahida.

" Hiks hiks hiks, Zahida, kamu sudah pulang nak " ucap Laura sambil menangis sesenggukan.

Zahida mengusap pipinya sendiri yang basah oleh air matanya kemudian berjalan mendekati Laura " Ma, mama kenapa? ".

Laura pun tertawa kemudian menyambar lengan Zahida dan menyeretnya ke dalam gudang.

Bruaks

Laura melemparkan tubuh Zahida hingga tersungkur di lantai dan tepat di depan seseorang yang telah terikat di sebuah kursi.

Zahida menjerit dan menatap seseorang tersebut " Siapa kamu? ".

Sebelum Zara menjawab, Laura sudah datang menghampirinya dan membawa sebuah tali untuk mengikat Zahida.

" Kamu sama saja selalu menyusahkanku" Gumam Laura sambil mengikat tangan Zahida.

" Ma, lepaskan aku, aku mohon ma " Rengek Zahida tapi Laura sama sekali tidak menghiraukannya.

Dan setelah selesai berhasil mengikat Zahida putrinya sendiri Laura pun pergi meninggalkan mereka di gudang.

Zara menatap Zahida dan dia langsung bisa mengenali keponakannya itu " Kamu Zahida anaknya kak Zaki? ".

Zahida tersentak dan menatap lekat wanita itu, sekilas wajahnya sangat mirip dengan Zahara tapi terlihat lusuh dan tidak terawat

" Iya, anda siapa? " Jawab Zahida.

Zara pun mulai menitikkan air matanya tanpa bisa mengusapnya karena kedua tangannya yang terikat " Aku Zara, tante kamu sayang, apa kamu tahu di mana anakku? ".

Zahida pun menganggukkan kepalanya membuat Zara sangat terharu " Namanya Zahara, dia gadis yang baik dan sangat mirip denganmu tante ".

deg

" Zahara? "

Zahida pun mengangguk.

Zara kembali menunduk karena sebelumnya dia pernah bertemu dengannya sewaktu di rumah sakit tapi bodohnya tidak bisa mengenali putrinya sendiri.

Begitulah keduanya saling bercerita dalam kondisi sama sama terikat, mereka menceritakan kehidupan masing-masing. Dan dari semua cerita Zara, Zahida bisa menyimpulkan kalau sebenarnya mamanya adalah wanita yang baik tapi karena hatinya yang buta oleh penghianatan suaminya menjadikannya manusia yang jahat dan kejam. Bahkan tega menjual anaknya sendiri yang sedang hamil pada laki-laki hidung belang hanya demi uang.

Zahida menunduk menahan sesak di dadanya .

"Zahara, kamu beruntung sekali, memiliki ibu sebaik ini, bahkan demi anaknya rela berkorban apapun , sedangkan aku, justru aku yang dituntut berkorban demi mamaku, aku harus rela kehilangan bayiku hanya demi uang " Gumamnya sendiri sambil menitikkan air matanya.