NovelToon NovelToon
Jovian Alton (Bodyguard Seumur Hidup)

Jovian Alton (Bodyguard Seumur Hidup)

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Cinta Murni
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Anggika15

Setelah bercerai, lalu mengundurkan diri sebagai seorang Ajudan pribadi. Akhirnya pria yang akrab disapa 'Jo' itu kembali menerima sebuah tawaran pekerjaan dari Denis yang tak lain adalah temannya saat sejak masih SMA.

Dia yang biasanya mengawal wanita-wanita paruh baya, seorang istri dari beberapa petinggi. Kini dia di hadapkan dengan seorang gadis keras kepala berusia 20 tahun, Jasmine Kiana Danuarta. Sosok anak pembangkang, dengan segala tingkah laku yang membuat kedua orang tuanya angkat tangan. Hampir setiap Minggu terkena razia, entah itu berkendara ugal-ugalan, membawa mobil di bawah pengaruh alkohol, ataupun melakukan balapan liar. Namun itu tak membuatnya jera.

Perlahan sifat Kiana berubah, saat Jo mendidiknya dengan begitu keras, membuat sang Ayah Danuarta meminta sang Bodyguard pribadi untuk menikahi putrinya dengan penuh permohonan, selain merasa mempunyai hutang budi, Danu pun percaya bahwa pria itu mampu menjaga putri semata wayangnya dengan baik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggika15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tanggung jawab.

Salah satu dari asisten rumah tampak berlari mendekati sebuah meja, dimana telepon rumah berderik beberapa kali.

"Halo, Pak?"

Sapa sang asisten terlebih dahulu, saat dia mengetahui seseorang yang melakukan panggilan, karena memang sudah mereka ketahui Danu tidak akan melakukan sambungan telepon pada nomor pribadi asisten rumahnya.

"Bagaimana Kiana?" Danu langsung bertanya.

"Saya telepon dia tadi, katanya sudah ada di rumah. Apa benar?" Tanya Danu sedikit ragu.

"Sudah Pak. Belum tepat jam tiga Non Kia sudah pulang diantar Pak Jovian. Sekarang Non Kiana ada di atas, dan Pak Jovian memantau terus di depan teras rumah." Jelasnya.

"Kenapa Jo sampai diam di depan teras rumah?" Suara Danu terdengar bertanya heran.

Karena memang sudah dirinya siapkan satu bangunan khusu untuk para Bodyguardnya beristirahat, tapi kenapa Jovian memilih diam di teras rumahnya?

"Soalnya …."

Seketika wanita yang terlihat lebih muda dari kedua rekannya itu terdiam mengatupkan mulut, ketika mengingat ucapan Jovian, jika kejadian Kiana mabuk tidak boleh sampai kepada telinga Danu, maupun Herlin.

"Mmmm, … mungkin sedang duduk menikmati angin sejuk di sore hari, Pak." Dia mengalihkan pembicaraan.

"Oh."

Keduanya terdiam.

"Baiklah. Perhatikan makan Kiana, berikan apapun yang dia mau, kecuali keluar rumah tanpa siapapun. Oh iya, Jovian tidak pernah menginap?"

"Tidak, Pak. Hanya kini datang lebih pagi."

"Ingat! Saya memang mendatangkan Jovian khusus memantau Kia, tapi jika dia di rumah. Makan kalian juga harus memantaunya." Tegas Danu.

"Saya mengerti, Pak!"

"Ah baiklah kalau begitu saya tutup dulu teleponnya." Pamit Danu.

"Baik, Pak."

Dan setelah itu sambungan telepon keduanya benar-benar terputus.

***

Langit kini sudah berubah menjadi hitam pekat. Namun Jovian masih terlihat duduk di kursi taman, menatap jendela kamar Kiana yang terletak di lantai dua.

Lampu ruangannya terlihat menyala, dengan gorden tebal yang sudah benar-benar tertutup. Tidak seperti malam-malam biasanya, dimana Kiana selalu mengintip seolah memantau situasi, keadaan gadis itu sekarang memang sedikit berubah, terlebih karena perselisihan antara Kiana dan teman-temannya, membuat dia tidak mempunyai alasan untuk keluar mengendap-endap dari rumah.

Dan itu bagus, setidaknya pekerjaan Jovian sedikit lebih santai.

Jovian melemparkan sisa puntung rokok ke atas tanah, kemudian menginjaknya, dan segera berjalan mendekat dimana mobinya berada.

Namun tiba-tiba.

"Om!?"

Kiana berteriak melalui jendela kamarnya.

Jovian segera berbalik badan, kemudian menengadahkan kepala, berusaha menatap Kiana yang sedikit menyembulkan kepala di balik kaca dan gorden.

"Hmmm?"

"Sudah mau pulang?" Gadis itu bertanya lagi.

"Sudah jam sembilan, lalu untuk apa saya terus disini?"

"Ya sudah, bye. Hati-hati yah!" Kiana dengan senyum sumringahnya, dengan tangan kanan yang dia lambaikan.

Sementara Jovian memicingkan mata, merasa curiga dengan gelagat Kiana yang selalu berubah-ubah.

"Kenapa?" Tanya Jovian.

Kiana menggelengkan kepalanya.

"Nggak apa-apa, Om."

"Kau merencanakan sesuatu?" Mata Jovian memicing.

"Nggak ada, Om!" Balas Kiana lagi.

Gadis itu terus tersenyum. Lalu tanpa bicara lagi Kiana menutup jendela kamarnya.

Jovian mematung untuk beberapa saat. Niatnya ingin segera pulang dan beristirahat tiba-tiba hilang, rasa curiganya terhadap gadis itu semakin membesar.

"Apa yang sedang kau rencanakan, rubah kecil!" Geram Jovian dengan perasaan was-was.

Niat awalnya yang hendak segera pulang. Akhirnya Jovian urungkan. Dia kembali duduk di kursi semula, menyandarkan punggung dengan pandangan yang terus tertuju kepada jendela kamar Kiana.

Awalnya tidak terlihat ada yang aneh. Namun setelah sekian lama memperhatikan akhirnya Jovian kembali melihat Kiana mengintip dari balik gorden tebal kamarnya, dan itu membuat Jovian semakin yakin jika memang Kiana tengah merencanakan sesuatu.

Pria itu merogoh saku jasnya. Membawa ponsel dan segera melakukan panggilan telepon.

Tuutttt!!

Suara itu terdengar beberapa kali. Dan setelahnya barulah suara imut seorang gadis terdegar.

"Iya, Om. Aku tahu Om masih belum pulang, aku di rumah kok nggak kemana-mana. Suwer!" Cerocos Kiana.

Sementara Jovian masih diam menatap ke arah jendela kamarnya.

"Aku ketangkap basah ya, Om? Tapi beneran kok aku nggak bakal ngapa-ngapain. Kalau Om mau pulang, pulang saja." Kata Kiana.

Gadis itu kembali menyingkap gorden sampai benar-benar menyingkir, dan membuka jendela kamarnya sampai dua manusia itu bisa saling melihat dari jarak yang cukup jauh.

"Ini kita kaya lagi pacaran sembunyi-sembunyi tahu." Kiana terkekeh.

Sementara Jovian masih terus diam.

"Om, kenapa deh! Kok gitu banget, jadi serem akunya."

"Apa yang kamu rencanakan?" Akhirnya pria itu membuka suara.

Jarak keduanya memang sangat jauh. Namun Kiana tahu betul jika Jovian kini sedang menatapnya tajam. Bak seorang singa yang sedang memantau mangsanya.

"Tidak ada."

"Sekali lagi kamu berbohong, dan berusaha membodohi saya. Maka saya akan segera mengundurkan diri tanpa banyak bicara. Saya jelaskan semua sejelas-jelasnya kepada Pak Danu, dan bersiaplah hukuman apa yang akan …"

"Iya Om iya. Astaga kenapa Om jadi suka mengancam yah!"

"Saya sudah sangat berbaik hati. Menutupi semuanya agar tidak sampai kepada Pak Danu. Tapi jika kau masih meremehkan saya, … maka saya benar-benar angkat tangan. Kau sangat susah sekali di beri tahu, padahal setiap larangan itu Pak Danu dan Saya lakukan semua untuk kebaikanmu."

Kiana diam.

"Jika kau ingin saya mengundurkan diri. Saya akan menyanggupi itu, hanya saja saya harus mencantumkan alasannya bukan? Maka setiap kelakuanmu akan saya beritahu kepada Pak Danu, sehingga saya benar-benar merasa tidak sanggup mengurus gadis tengil seperti dirimu! Dan memilih untuk mengundurkan diri."

"Om?"

"Tutup jendela dan gordennya. Pergilah tidur!" Tegas Jovian.

"Tapi, Om …"

"Tidur Kiana! Saya harus pulang, kehidupan saya tidak hanya tentang dirimu. Ayo lakukan kerja sama yang baik, agar kau tidak hidup kesusahan, begitupun juga saya."

Helaan nafas Kiana terdengar di sebrang sana.

"Aku nggak bakalan macem-macem kok, Om. Aku cuma mau keluar aja, di rumah bosen nggak bisa ngapa-ngapain. Om kalau mau pulang, pulang aja deh, aku cuma mau pergi ke tempat ngopi doang, sama ngerjain beberapa tugas yang dosen kasih tadi."

Keadaan hening lagi, saat pria di sebrang sana belum berniat membuka suara.

"Cepatlah!" Jovian berseru.

"Hmm?"

"Cepatlah, mumpung belum terlalu malam." Kata Jovian lagi.

Seulas senyuman terbit di kedua sudut bibir Kiana.

"Ah tapi bukannya Om mau pulang yah!?"

"Tidak jadi." Jovian berujar.

"Nggak apa-apa deh aku pergi sendiri. Om kalau mau istirahat di rumah silahkan, aku janji nggak bakalan aneh-aneh."

Jovian menghembuskan nafasnya kencang, memejamkan mata dan meyapu wajahnya dengan sangat kasar.

"Kamu itu tanggung jawab saya. Jadi ayo kalau mau pergi, atau tidak sama sekali! Seharusnya sampai situ kamu paham, sebesar apa tanggung jawab yang Pak Danu berikan kepada saya!" Jovian sedikit menggerutu.

Namun Kiana justru tertawa karenanya. Dan membuat Jovian semakin heran juga kesal dalam waktu yang bersamaan.

"Apa yang kamu tertawakan?" Pekik Jovian dengan nada rendah.

"Om." Ucap Kiana sambil terus tertawa.

"Tidak ada yang lucu, lalu kenapa kamu tertawa."

"Omongan Om soal tanggung jawab yang besar. Itu lucu tahu! Seolah-olah Om lagi mempunyai tanggung jawab terhadap istri Om."

Tawanya terus terdengar, bahkan semakin nyaring saja. Namun Jovian hanya diam, menyadari kekonyolannya saat mengucapkan kata-kata tadi yang memang sedikit menjurus ke arah sana.

"Cepatlah. Ini sudah sangat malam, nanti cafenya pada tutup."

"Iya iya. Ini bosnya siapa sih? Aku atau Om? Kok galakan Om yah! Kan harusnya aku yang lebih galak ke Om. Kaya Om Denis, mana berani dia bentak-bentak aku."

"Saya sedang berbicara tegas, bukan sedang membentak kamu. Lagi pula saya Jovian, bukan Denis. Jadi kami berbeda dalam bersikap, apalagi menghadapi gadis ngeyel kaya kamu."

"Haih." Kiana kesal.

Gadis itu langsung memutuskan sambungan telepon keduanya secara sepihak.

Dengan perasaan sedikit kesal Kiana segera menutup jendelanya, tak lupa dengan gorden untuk segera bersiap-siap, sebelum Jovian berubah pikiran kembali.

1
Yeni Wahyuni
kereennnn bnget,, seperti bkn membaca,, seolah2 liat film dan kita ikut masuk k dlm nya... 10 jwmpol buat kak author
Jaspit Elmiyanti
kok jadi gemes sendiri☺☺
Jaspit Elmiyanti
udah mulia nakal ya om..
Jaspit Elmiyanti
mobile legends😂😂
IG: @aurin99: 🙈🙈🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
Jaspit Elmiyanti
jangan goyah no dgn sir mata eva, itu air mata buaya
Jaspit Elmiyanti
wah.. rupanya Jovian anak blasteran, pantasan cakep nya pari purna😃
IG: @aurin99: awas ngiler 🤭
total 1 replies
16/06/1977
Luar biasa
IG: @aurin99: Maaciw
total 1 replies
Hilda Sisil
q sering bgt ngulang" cerita ini kena bagusssssss
IG: @aurin99: Kisah anaknya om Jo ada di paijo yaaa😙
total 1 replies
Arsya wahyu
ceritanya ada lanjutannya nga Thor ini
IG: @aurin99: Panggilan sayang author🤭
Lavena 56: cuyung apa anya
total 4 replies
Yus Anwar
terusin ceritanya Thor biar sii Bintang & /langit ketemu exel
IG: @aurin99: Udah 70 eps lebih di paijo
total 1 replies
Yus Anwar
suka sekali om jo,,,
Yus Anwar
meleleh Thor /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Yus Anwar
kiana Uda pernah bilang kalo jovian membuat kecewa maka dia akan berbuat lebih gila lagi,,,
Yus Anwar
ah sungguh dewasa pemikiranmu kiana. ,,,
Yus Anwar
bahagia banget rasanya jadi kiana,,,,,,/Rose/
Yus Anwar
definisi suamiku banget,,tdk pandai mengutarakan perasaan, tpi lebih ketindakan / perhatian
Yus Anwar
nyesek Part ini,,,
Yus Anwar
sedih Thor /Sob/ kasian kiana,,,
Yus Anwar
senyum2 sendiri gara2 Kania /Grin/
Rifa Endro
cita2 emaknya terkabul. apa kabar dg papa Jo ya ? jantungan tidak beliau ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!