Jovian Alton (Bodyguard Seumur Hidup)

Jovian Alton (Bodyguard Seumur Hidup)

Kantor polisi.

"Bisa bicara dengan Bapak Danuarta?" Seseorang berbicara di dalam sambungan telepon sana.

Orang yang dimaksud pun mengangguk, lalu dia menatap sang istri yang saat ini duduk tidak jauh darinya, dengan tatapan bingung penuh tanya.

"Ya, saya sendiri. Dengan siapa saya berbicara?" Pria yang akrab dipanggil Danu itu menjawab.

Namun sosok wanita yang duduk di samping terus mengguncang lengannya, bertanya terus-menerus, siapa orang yang menghubunginya selarut ini dengan raut wajah yang tak biasa.

Herlin tampak ketakutan.

"Jadi begini, Pak Danuarta. Kami dari Polsek Tangerang Selatan, ingin memberitahukan jika putri anda yang bernama Nona Jasmine Kiana Danuarta, kini tengah kami amankan untuk kesekian kalinya, karena kami menemukan Nona Kiana saat dia hendak melakukan balap liar." Jelasnya.

Deg!

Mata Danu membulat seketika, saat mendengar penuturan seseorang dari kantor polisi tersebut.

"Pah? Ada apa?" Herlin bertanya kepada suaminya, tapi Danu mengangkat tangan, seolah memberi isyarat agar istrinya itu diam dan sedikit tenang.

"Apa keadaan putri saya baik-baik saya, Pak?"

"Beruntung kami menemukannya sebelum balapan liar itu benar-benar terjadi. Jadi kami bisa mengamankan nya dengan keadaan sangat baik." Katanya.

Danu menghembuskan nafasnya lenga, dia memejamkan mata, lalu menghempaskan punggungnya pada sandaran sofa, yang segera saja membuat kepanikan Herlin sang istri meningkat.

"Pah!?" Cicit Herlin.

"Bapak bisa tahan dia saja malam ini. Saya akan menjemput Kiana besok siang, … masukan dia ke sel tahanan, agar dia benar-benar kapok, ini sudah kesekian kalinya saya mendengar kabar jika dia selalu terkena razia." Ujar Danu.

"Tahanan? Sel? Apa putriku terkena masalah, sayang?" Herlin semakin panik.

Danu tidak menjawab, dia masih mendengarkan Polisi berbicara lewat sambungan teleponnya. Mengangguk saat dia paham, menjawab saat dia setuju, dan sambungan telepon pun terputus.

Pria paruh baya itu meletakan ponselnya di atas meja, lalu menoleh dan menatap istrinya yang mulai menangis.

"Anak itu benar-benar. Dia tertangkap lagi!" Danu kesal.

"Razia lagi?" Suaranya melemah.

Danu mengangguk.

"Kurang apa aku ini? Mobil, ATM, dan semua fasilitas yang kita berikan. Tapi tetap saja dia melakukan balapan itu hanya untuk taruhan, yang menjanjikan sedikit uang."

"Lalu bagaimana putriku sekarang?"

"Dia aku biarkan menginap di kantor polisi, setidaknya ada efek jera agar Kiana tidak melakukan itu lagi dan lagi."

Herlin menolak, dia menggelengkan kepala.

"Sayang? Ayo kita jemput Kiana sekarang. Aku tidak bisa membiarkan dia tidur kedinginan disana." Herlin memohon.

Danu bungkam, dia memandang lurus ke arah depan, dimana televisi tengah menyala, dan menyiarkan berita-berita kriminal malam hari.

"Pah!?" Dia sedikit memohon, tapi Danu menggelengkan kepalanya.

"Untuk kali ini tidak, Ma." Danu menolah, dan tentu saja itu membuat istrinya sangat sedih.

"Pah? Tapi kita tidak bisa membiarkan Kiana tidur di sel tahanan. Bagaimana kalau ada nyamuk? Kasurnya kotor? Atau bahkan badannya akan terasa sakit, karena dia tertidur hanya beralaskan tikar atau kasur tipis?"

Danu menatap istrinya dalam diam, mendengarkan setiap rengekan penuh ketakutan, tapi itu tidak akan mampu menggoyahkan keputusannya, dia harus benar-benar tegas kepada putri tunggal mereka yang baru saja beranjak dewasa, jiwa muda terus bergejolak, membuat Kiana sedikit ceroboh dalam segala hal, apalagi dia memiliki sifat keras kepala dan sedikit suka membangkang.

"Putrimu akan baik-baik saja, aku janji. Ini hanyalah pelajaran kecil, agar dia tidak terus melakukan hal buruk itu. Masih beruntung dia ditemukan polisi dalam keadaan baik-baik saja, … bayangkan jika Kiana ditemukan dalam keadaan tak berdaya dan berdarah-darah karena mengalami sebuah kecelakaan akibat tingkah lakunya sendiri." Dia mencoba menjelaskan.

Dan itu dapat membuat Herlin sedikit tenang, setidaknya anak kesayangannya itu kini dalam keadaan baik-baik saja. Meski Kiana pulang dalam keadaan sakit, dia bisa memanggil Dokter untuk merawat pemulihan Kiana agar lebih cepat.

"Tidurlah, ini sudah malam. Papa mau hubungin Denis dulu." Kata Danu yang langsung dijawab anggukan oleh istrinya.

Danu kembali meraih ponsel yang tergeletak diatas meja, mencari nomor salah satu orang kepercayaannya, lalu melakukan sambungan telepon.

"Halo, Pak? Anda butuh sesuatu?"

"Ya, saya minta salah satu anak buat terbaikmu. Datangkan dia besok untuk menjadi pengawal pribadi Kiana, malam ini dia berulah lagi." Danu memijat pelipisnya yang terasa sedikit pening.

"Razia? Clubbing?"

"Tidak, kali ini balap liar." Jelas Danu.

Denis terkekeh di seberang sana.

"Satu cukup? Atau Bapak mau lebih banyak?"

"Satu saja, hanya untuk Bodyguard pribadi Kiana." Jelas Danu.

"Baik, besok pagi saya minta salah satu anak buah terbaik saya datang ke rumah Bapak." Jawabnya.

"Terimakasih Denis. Maaf mengganggu waktu istirahatmu."

"Tidak apa-apa, Pak."

***

Kiana duduk memeluk lutut, menyembunyikan wajah diantaranya, menunggu seseorang datang, dan mengeluarkan dia dari tempat menyeramkan itu.

Ya, rasanya dingin, dan aneh. Walaupun dia sering keluar-masuk kantor polisi karena kasus yang berbeda-beda tapi itu tidak membuat seorang Jasmine Kiana Danuarta terbiasa.

Suara langkah sepatu terdengar, membuat Kiana mengangkat pandangannya.

"Bu? Orang tua saya datang kan?" Kiana bertanya, dengan raut wajah sendu penuh ketakutan.

"Sepertinya orang tuamu akan datang besok pagi, jadi ayo ikut saya." Perempuan berambut pendek nan cantik itu berbicara dengan nada suara yang begitu lembut, namun tetap berwibawa.

Kiana diam.

"Ayo! Tunggu apa lagi?"

"Duh, memangnya saya mau dibawa kemana? Saya nungguin disini sajalah."

"Apa tidak takut sendirian disini? Sementara teman-teman mu sudah dibawa pulang oleh orang tuanya?" Perempuan cantik itu tersenyum.

Mau tidak mau akhirnya Kiana mengikuti perintah polwan cantik tersebut. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti, saat dia hendak dimasukkan kedalam sebuah sel kosong, hanya ada kasur kecil juga bantal disana.

Tidak ada bed cover yang sangat nyaman, tempat tidur besar yang empuk, tidak ada pendingin ruangan, atau apapun semua yang selalu dinikmatinya selama ini.

"Nona Kiana? Mari masuk."

Kiana gelagapan, dia menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu mundur beberapa langkah.

"Balap liarnya belum kejadian lho, Bu! Saya masih memanaskan mesin di start. Tapi kenapa saya harus sampai tidur di sel segala?" Dia tersenyum getir, berusaha menutupi ketakutannya.

Iyalah, malu. Udah badung masa sama sel tahanan aja takut.

Setan dalam dirinya berbicara.

"Mau saya ingatkan? Berapa kali kamu masuk dan keluar dari sini? Pertama, kebut-kebutan sampai mengganggu pengendara lain. Kedua, tertangkap di Clubing saat razia. Ketiga, berkendara di bawah pengaruh alkohol. Dan keempat, pelaku balap liar yang sangat meresahkan warga sekitar."

Kiana diam, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Langganan ya, Waa!" Kiana bergumam, dia sedikit memaksakan senyum.

"Ayo masuk, istirahatlah di dalam sampai ada orang yang menebus kamu."

"Kalau nggak ada?"

"Kamu menjadi penghuni resmi sel ini."

Kiana membulatkan mata, lalu menggelengkan kepala.

"Maka dari itu masuklah, biar hukumannya saya ringankan sedikit."

Kiana menghela nafasnya kencang, memutar kedua bola mata, lalu berjalan gontai memasuki sel tersebut.

"Bu? Telepon Papa saya lagi yah! Suruh jemput sekarang."

Polwan tersebut hanya menganggukan kepala, dengan senyum tipis yang selalu terlihat.

"Makanya, sudah di kasih mobil bagus itu di gunakan sebaik mungkin. Ini malah dipakai balap liar, mana taruhan lagi, … lihat! Mana teman-temanmu? Apa ada yang setia menunggu? Tidak. Mereka bahkan mementingkan dirinya sendiri."

"Jiwa muda, Bu! Ibu juga pasti pernah muda."

"Ya, tapi alangkah baiknya jika jiwa muda kamu dipakai untuk hal yang lebih positif. Belajar di rumah, atau menambah ekstra kurikuler, nilai kamu bagus lho padahal, kok bisa terjun ke dunia seperti ini? Sampai menjadi langganan kantor polisi."

Kiana tidak menjawab lagi, dia berjalan ke arah ujung, lalu duduk diatas kasur kecil sana, termenung dengan segala penyesalan.

Namun itu hanya berlaku sementara, jika dia keluar, maka dia akan kembali berulah.

Terpopuler

Comments

YOHAN KIM

YOHAN KIM

Dasar nakal hahha

2023-08-19

1

𝚆𝚒𝚗𝚗𝚊

𝚆𝚒𝚗𝚗𝚊

masuk list favorite

2023-03-18

1

Lilisdayanti

Lilisdayanti

mampirr THUR ☺️☺️

2023-03-14

1

lihat semua
Episodes
1 Kantor polisi.
2 Tawaran pekerjaan.
3 Si keras kepala.
4 No woman no cry.
5 Tugas pertama.
6 Anak keras kepala.
7 Rindu.
8 Manipulatif.
9 Licik.
10 Rubah cantik dan licik.
11 Bodyguard.
12 Gagal move on.
13 Mulai beraksi.
14 Drift girls.
15 Pilih-pilih.
16 Perjanjian.
17 Membiasakan diri.
18 Lebih tenang.
19 Merasa terancam.
20 Bad mood.
21 Langganan razia polisi!
22 Bandel tapi penakut.
23 Perlakuan bodoh.
24 Tanggung jawab.
25 Privasi.
26 Deg-degan.
27 Makan malam atau kencan.
28 Perasaan Kiana.
29 Obrolan orang tua.
30 Demam.
31 Ajakan!
32 Berpikir.
33 Status yang lebih jelas.
34 Cream sup.
35 Mall.
36 The feeling.
37 Ask for a solution.
38 Akhir dari sebuah jawaban.
39 Menikah.
40 Memulai.
41 Malam Minggu.
42 I love you.
43 Sarapan.
44 Skandal.
45 Skors.
46 Bertarung dengan masa lalu.
47 Calon menantu idaman.
48 Khawatir.
49 Musyawarah.
50 Kompensasi.
51 Hal serius.
52 Perjalanan yang sangat panjang.
53 Broken hearted.
54 Pilihan.
55 Kehangatan keluarga.
56 Pamit.
57 Kiana & Eva.
58 Teh hangat di pagi hari.
59 Kebun teh.
60 Mencari pelaku.
61 Mobile Legen.
62 Chicken Cordon bleu.
63 Apartemen.
64 A girl.
65 Obrolan serius.
66 Sesuatu yang lebih berarti.
67 Give me one Kiss.
68 Mengantar sarapan.
69 It's my pleasure.
70 Kopi & coklat panas.
71 Pikun.
72 Pria dewasa.
73 Jasmine Kiana Danuarta.
74 Gym bersama.
75 Diamond.
76 Bayi Rubah.
77 Seperti dirimu.
78 Storry.
79 Mahar.
80 Menjadi egois.
81 Sabotase.
82 Engagement.
83 Sidang skripsi.
84 I miss you.
85 Segelas Wine.
86 Kecemburuan Kiana.
87 Bonsai.
88 Mencari tahu sesuatu.
89 Persetujuan.
90 Akad.
91 Bermalam.
92 Oversize.
93 Oversize part 2.
94 Morning first.
95 Sarapan bersama.
96 First drive in the morning.
97 Obrolan dua lelaki.
98 Hadiah.
99 Perubahan sikap.
100 Open minded.
101 Patah hati.
102 Investasi.
103 Kegiatan setelah menikah.
104 Antara jajan dan pengalihan.
105 Night routine.
106 Night routine part 2.
107 Sunda Bule.
108 Seperti Axel.
109 wedding gifts.
110 Perjalanan pulang.
111 Aktivitas baru.
112 Sarapan bersama & berkemas
113 Kevin?
114 Villa
115 Keadaan
116 Lime ocean
117 First Love
118 Permintaan kedua
119 Problem
120 Makan malam
121 Overthink
122 Potato Head Beach Club
123 List
124 Keluarga bahagia
125 Potato Head Beach party
126 Pulang dan sebuah kabar
127 Pria tulang lunak
128 Demam
129 Mie rebus
130 Breakfast
131 Rencana
132 Bersinar
133 Persepsi Kiana
134 Keberuntungan hidup
135 Tentang kita
136 Healing
137 Healing part 2
138 Flashback
139 Masa subur
140 Pancake
141 Kedatangan Axel
142 Tangerang-Pangalengan
143 01.00 Dini hari
144 Sepuluh derajat
145 Tidak enak badan
146 Hadiah Wisuda
147 Hari Wisuda
148 Axel birthday
149 Sebuah kisah
150 Kemarahan Danu
151 Kemarahan Danu part 2
152 Khawatir
153 Rasa kesal Jonathan
154 Tentang Kiana
155 G-town lantai 17 pintu Q001
156 Rasa kecewa dan rencana
157 Mulai menyadari
158 Bahu untuk bersandar
159 Dokumen pribadi
160 Pasang perangkap
161 Disappointed
162 Perjalanan awal
163 Perasaan luar biasa
164 Pertunjuk selanjutnya
165 Bertindak Hati-hati
166 Pembuktian
167 Rasa rindu
168 sadness
169 335 ayat (1) KUHAP
170 Obrolan bersama
171 Soekarno-Hatta
172 Mama dan Papa
173 Kembali
174 Trouble
175 Hasil USG
176 Perasaan orang tua
177 Bawaan Hamil
178 Bau bawang!!
179 Berendam & Sarapan roti bakar
180 Bodyguard seumur hidup
181 Suasana kebun teh
182 Syukur & resepsi pernikahan
183 Menjadi lebih manja
184 Trimester pertama
185 Berpura-pura?
186 Aib
187 Kesulitan di trimester pertama
188 present
189 Mual-mual
190 A little cake
191 Siraman
192 Persiapan acara
193 Sabilulungan
194 Perjalanan bisnis
195 Kiana dan Jovian
196 Direktur utama vs Markisa
197 Gender reveal
198 Berita sore
199 Antara rumah baru dan buah markisa
200 Rencana kunjungan kerja
201 Jovian dan dunianya
202 Rindu
203 Rencana pergi
204 Pulang
205 Bekal sebelum ke Belanda
206 Kebiasaan
207 Markisa di belakang rumah
208 Moody's
209 Drama sebelum tidur
210 Pizza di sore hari
211 Percakapan
212 Schiphol
213 Zeeburg
214 15°C
215 Cerita sebelum tidur
216 Sebuah Acara
217 The End (Bintang & Langit)
218 Bintang Hisya Alton
Episodes

Updated 218 Episodes

1
Kantor polisi.
2
Tawaran pekerjaan.
3
Si keras kepala.
4
No woman no cry.
5
Tugas pertama.
6
Anak keras kepala.
7
Rindu.
8
Manipulatif.
9
Licik.
10
Rubah cantik dan licik.
11
Bodyguard.
12
Gagal move on.
13
Mulai beraksi.
14
Drift girls.
15
Pilih-pilih.
16
Perjanjian.
17
Membiasakan diri.
18
Lebih tenang.
19
Merasa terancam.
20
Bad mood.
21
Langganan razia polisi!
22
Bandel tapi penakut.
23
Perlakuan bodoh.
24
Tanggung jawab.
25
Privasi.
26
Deg-degan.
27
Makan malam atau kencan.
28
Perasaan Kiana.
29
Obrolan orang tua.
30
Demam.
31
Ajakan!
32
Berpikir.
33
Status yang lebih jelas.
34
Cream sup.
35
Mall.
36
The feeling.
37
Ask for a solution.
38
Akhir dari sebuah jawaban.
39
Menikah.
40
Memulai.
41
Malam Minggu.
42
I love you.
43
Sarapan.
44
Skandal.
45
Skors.
46
Bertarung dengan masa lalu.
47
Calon menantu idaman.
48
Khawatir.
49
Musyawarah.
50
Kompensasi.
51
Hal serius.
52
Perjalanan yang sangat panjang.
53
Broken hearted.
54
Pilihan.
55
Kehangatan keluarga.
56
Pamit.
57
Kiana & Eva.
58
Teh hangat di pagi hari.
59
Kebun teh.
60
Mencari pelaku.
61
Mobile Legen.
62
Chicken Cordon bleu.
63
Apartemen.
64
A girl.
65
Obrolan serius.
66
Sesuatu yang lebih berarti.
67
Give me one Kiss.
68
Mengantar sarapan.
69
It's my pleasure.
70
Kopi & coklat panas.
71
Pikun.
72
Pria dewasa.
73
Jasmine Kiana Danuarta.
74
Gym bersama.
75
Diamond.
76
Bayi Rubah.
77
Seperti dirimu.
78
Storry.
79
Mahar.
80
Menjadi egois.
81
Sabotase.
82
Engagement.
83
Sidang skripsi.
84
I miss you.
85
Segelas Wine.
86
Kecemburuan Kiana.
87
Bonsai.
88
Mencari tahu sesuatu.
89
Persetujuan.
90
Akad.
91
Bermalam.
92
Oversize.
93
Oversize part 2.
94
Morning first.
95
Sarapan bersama.
96
First drive in the morning.
97
Obrolan dua lelaki.
98
Hadiah.
99
Perubahan sikap.
100
Open minded.
101
Patah hati.
102
Investasi.
103
Kegiatan setelah menikah.
104
Antara jajan dan pengalihan.
105
Night routine.
106
Night routine part 2.
107
Sunda Bule.
108
Seperti Axel.
109
wedding gifts.
110
Perjalanan pulang.
111
Aktivitas baru.
112
Sarapan bersama & berkemas
113
Kevin?
114
Villa
115
Keadaan
116
Lime ocean
117
First Love
118
Permintaan kedua
119
Problem
120
Makan malam
121
Overthink
122
Potato Head Beach Club
123
List
124
Keluarga bahagia
125
Potato Head Beach party
126
Pulang dan sebuah kabar
127
Pria tulang lunak
128
Demam
129
Mie rebus
130
Breakfast
131
Rencana
132
Bersinar
133
Persepsi Kiana
134
Keberuntungan hidup
135
Tentang kita
136
Healing
137
Healing part 2
138
Flashback
139
Masa subur
140
Pancake
141
Kedatangan Axel
142
Tangerang-Pangalengan
143
01.00 Dini hari
144
Sepuluh derajat
145
Tidak enak badan
146
Hadiah Wisuda
147
Hari Wisuda
148
Axel birthday
149
Sebuah kisah
150
Kemarahan Danu
151
Kemarahan Danu part 2
152
Khawatir
153
Rasa kesal Jonathan
154
Tentang Kiana
155
G-town lantai 17 pintu Q001
156
Rasa kecewa dan rencana
157
Mulai menyadari
158
Bahu untuk bersandar
159
Dokumen pribadi
160
Pasang perangkap
161
Disappointed
162
Perjalanan awal
163
Perasaan luar biasa
164
Pertunjuk selanjutnya
165
Bertindak Hati-hati
166
Pembuktian
167
Rasa rindu
168
sadness
169
335 ayat (1) KUHAP
170
Obrolan bersama
171
Soekarno-Hatta
172
Mama dan Papa
173
Kembali
174
Trouble
175
Hasil USG
176
Perasaan orang tua
177
Bawaan Hamil
178
Bau bawang!!
179
Berendam & Sarapan roti bakar
180
Bodyguard seumur hidup
181
Suasana kebun teh
182
Syukur & resepsi pernikahan
183
Menjadi lebih manja
184
Trimester pertama
185
Berpura-pura?
186
Aib
187
Kesulitan di trimester pertama
188
present
189
Mual-mual
190
A little cake
191
Siraman
192
Persiapan acara
193
Sabilulungan
194
Perjalanan bisnis
195
Kiana dan Jovian
196
Direktur utama vs Markisa
197
Gender reveal
198
Berita sore
199
Antara rumah baru dan buah markisa
200
Rencana kunjungan kerja
201
Jovian dan dunianya
202
Rindu
203
Rencana pergi
204
Pulang
205
Bekal sebelum ke Belanda
206
Kebiasaan
207
Markisa di belakang rumah
208
Moody's
209
Drama sebelum tidur
210
Pizza di sore hari
211
Percakapan
212
Schiphol
213
Zeeburg
214
15°C
215
Cerita sebelum tidur
216
Sebuah Acara
217
The End (Bintang & Langit)
218
Bintang Hisya Alton

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!