(Alur luar negeri ya)
Seorang veteran perang ditugaskan melindungi pengusaha sukses di Milan, Italia. Dia pun langsung terlibat konflik dengan sekelompok mafia yang mengincar keluarga pengusaha tersebut.
Jangan lupa subsribe dan berikan ulasan bintang lima😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
"Done!" Luc segera keluar dari ruangan CCTV itu setelah selesai menghapus rekaman CCTV saat ia dan Arion berciuman di depan kamar. Luc menutup kembali ruangan tersebut, dua dinding yang tadinya terbelah kini menjadi satu lagi. Setelah itu, ia buru-buru ke kamarnya lagi, tapi pada saat akan menaiki anak tangga ada salah satu penjaga berpapasan dengannya.
"Nona, Anda dari mana selarut ini?" tanya penjaga berbadan besar itu, menatap penuh curiga.
Bukannya menjawab, Luc malah memasang wajah dingin dan datar, seraya menatap tajam penjaga itu. "Apakah kau di tugaskan disini untuk mengawasiku?!" ucap Luc dingin, agar penjaga itu tidak curiga padanya.
"Maaf, Nona, maksudku ... silahkan Anda kembali ke kamar." Penjaga itu menggeser posisinya yang menghalangi jalan nona mudanya. Begitu lebih baik, karena ia tidak ingin terkena masalah atau pun berurusan dengan nona mudanya ini.
Luc berjalan dengan angkuh menaiki anak tangga menuju lantai atas. Setelah sampai di kamarnya, ia menghela nafas lega seraya berkata, "hampir saja!"
*
*
*
Hujan yang mengguyur sejak subuh tadi tak mampu melunturkan keindahan Milan. Milan tak kehilangan pesonanya di bawah guyuran hujan. Metropolitan yang glamor dan sibuk di sisi utara Italia itu justru menampakkan wajahnya yang kalem. Genangan air yang memantulkan menara-menara kastil kuno, serta daun-daun kering yang berguguran di jalanan, membingkai atmosfer romantis yang abadi dalam memori.
Arion menggosok kedua tangannya berharap mendapatkan sedikit kehangatan dari dinginnya suhu udara pagi itu. Ia berdiri di depan halaman rumah mewah keluarga William, tepatnya di dekat mobil mewah nona muda yag terparkir di sana. Pria tampan, gagah, dengan segala pesonanya itu mengenakan kemeja putih yang dibalut dengan jas hitam yang pas ditubuh kekarnya.
Luc keluar dari rumah. Seperti biasa penampilan wanita itu sangat spektakuler. Semua yang menempel ditubuhnya adalah barang branded. Luc mengenakan setelan baju berwarna hitam yang begitu pas di tubuhnya, dan tak lupa mengenakan coat tebal berwarna senada dengan pakaiannya untuk melindungi tubuhnya dari udara dingin pagi itu.
Untuk sesaat Arion terpukau dan terpaku melihat Luc yang tampak cantik, sederhana, tapi sangat elegant. Tiba-tiba bayangan percintaan panas tadi malam melintas diotaknya, dengan cepat ia mengenyahkan bayangan erotis yang mengganggu pikirannya itu.
"Selamat pagi, Arion," sapa Luc tersenyum manis pada bodyguardnya itu yang terlihat gugup. Luc berjalan mendekati Arion, kemudian berbicara pelan pada pria itu, "bersikaplah sewajarnya jika tidak ingin orang lain curiga!"
"Itu tidak mudah!" jawab Arion datar.
"Cih, apakah kau mulai jatuh cinta padaku?" tanya Luc dengan nada pelan.
"Mungkin!" balas Arion, dingin, menatap lekat manik mata berwarna biru itu.
Luc mengerjabkan kedua matanya, sedikit mendongak menatap Arion, kemudian memundurkan langkahnya, kemudian segera masuk ke dalam mobil.
Apakah pria itu bercanda? pikir Luc.
"Dia tidak boleh mempunyai rasa kepadaku," gumannya di dalam hati seraya memejamkan mata saat sudah duduk di dalam mobil mewahnya. Saat memejamkan mata, bayangan percintaan panasnya dengan Arion menari-nari di benaknya.
"Sial!" umpat Luc.
"Ada masalah apa, Nona?" tanya Terra sang sopir pribadi, menatap nona mudanya dari kaca spion tengah. Ia bisa melihat kegundahan dari raut wajah Luc.
"Tidak!" Luc menjawab cepat, padat dan jelas.
"Mungkin dia sedang membayangkan bercinta dengan pria tampan," sahut Arion dengan suara pelan, terdengar seperti bisikan.
Terra mengulum senyum, "jika Nona muda tahu kau mengoloknya maka karirmu akan tamat, Bro!" bisiknya pada Arion.
"Asalkan bibirmu terkunci, dia tidak akan mendengarnya!"