Secret Wedding ( Jimmy & Alisa )

Alisa mengelap keringat nya dengan tangan, dia mencuci tangan nya dan meletakan kembali apron yang tadi dia pakai ke tempatnya.

"Sayang, udah selesai masak nya?" Tanya Larissa, dia baru saja datang dengan membawa semangkuk buah-buahan yang sudah di kupas. Tadinya, dia ingin membantu menantu nya memasak, tapi Alisa malah menolak nya dengan alasan ingin memasak sendiri. 

"Sudah Ma, kenapa?"

"Itu, di luar ada Farhan. Kayaknya dia bakalan ikut makan malam sama kita disini." Ucap Larissa.

"Ohh iya Ma, Alisa masaknya di lebihin kok." Jawab Alisa, membuat Larissa menganggukan kepala nya.

"Baiklah, sekarang kamu istirahat dulu ya. Biar Mama yang bawa makanan nya ke meja." 

"Gak usah Ma, biar Alisa bantu ya."

"Nanti kamu kecapean, sayang. Kamu menantu di rumah ini." Ucap Larissa.

"Ya terus? Apa Alisa harus duduk melihat mama saja, gak gitu kan Ma?"

"Hufftt, ya sudahlah kalau itu keinginan kamu." Akhirnya Larissa kalah, mereka pun menyajikan makanan dan menata nya di meja makan. 

"Ma.."

"Hemm, iya sayang."

"Jimmy kenapa bisa sedingin itu ya? Padahal papa sama Mama kan ramah." Tanya Alisa memberanikan diri, dia mulai penasaran dari mana sifat dingin suaminya itu. 

"Papa mertua mu dulu seperti Jimmy, gak jauh beda. Mama juga sama kayak kamu, keras kepala dan susah di atur, makanya Mama di jodohin sama Papa, biar Mama bisa ngerti dan belajar dewasa kalau sudah menikah."

"Tapi ya, nikah sama papa nya Jimmy itu penuh perjuangan banget, Nak. Dia pria populer di sekolah, anak basket, idola para gadis. Mama sering nahan kesel sendiri kalau liat papa mertua mu itu di gelendotin cewek gatel."

"Tapi ya karena kita masih kuliah, dan papa mu gak mau publish hubungan kami, jadi Mama gak bisa apa-apa. Butuh satu tahun untuk kami saling meyakinkan diri masing-masing hingga akhirnya saling menerima satu sama lain."

"Kami saling jatuh cinta, lalu tak lama kemudian mama hamil kakak nya Jimmy saat itu papa sangat bahagia dan dia terus mengungkapkan rasa cintanya sama Mama. Gak lama, selang tiga tahun Mama hamil lagi dan lahirlah Jimmy." 

Jelas Larissa panjang lebar, sedangkan Alisa hanya manggut-manggut. Akhirnya, Alisa tahu dari mana sikap dingin suaminya berasal. Tak lain dan tak bukan dari orang tua nya, memang buah jatuh takkan jauh dari pohon nya.

"Intinya, kamu harus sabar ya menghadapi Jimmy. Gak ada yang gak mungkin, bahkan batu sekalipun bisa terkikis karena seiring berjalan nya waktu. Percaya ya, kamu pasti bisa." 

"Iya Ma, Alisa lagi berjuang." Jawab Alisa, membuat Larissa tersenyum.

"Semangat sayang." Larissa mengusap lembut kepala Alisa, lalu kembali fokus mengerjakan sisa pekerjaan mereka masing-masing. 

Waktu menunjukkan pukul tujuh lebih, itu menandakan waktunya makan malam. Jimmy dan Farhan sudah berjalan beriringan ke ruang makan. 

Alisa langsung mengisi piring untuk Jimmy beserta lauk nya, lalu meletakan nya di depan suaminya.

"Selamat makan semuanya, jangan lupa berdoa dulu." 

Raksa memimpin doa dan setelah selesai, mereka pun memulai makan malam dengan tenang. 

Jimmy membulatkan mata nya saat mencoba telor balado yang dia tahu itu buatan Istrinya.

"Mau tambah?" Tawar Alisa saat melihat lauk di piring Jimmy sudah hampir habis, hanya tinggal sedikit. 

"Hemm.." Jimmy menjawab dengan deheman, Alisa bangkit dari duduknya dan mengisi kembali piring suaminya. 

Larissa tersenyum, jarang-jarang putra nya itu makan dengan lahap, sampai nambah dua kali. 

"Telor balado nya enak ya, Jim?"

"Iya Tante, buatan siapa?" Bukan Jimmy yang menjawab, malah Farhan yang heboh.

"Alisa dong." 

"Ohh pantesan, buatan istri sendiri emang selalu enak ya." Cetusnya sambil terkekeh pelan.

"Iya, selalu enak maka nya nambah sampe dua kali, Han." Giliran Raksa yang menggoda putranya. Tapi yang di goda seperti nya tak terganggu sedikitpun, dia tetap fokus makan dengan lahap.

Farhan melirik sekilas ke arah Alisa, kedua mata nya membeliak kaget saat melihat tanda kemerahan di leher Alisa.

Uhukk.. uhukk.. 

Farhan tersedak hingga terbatuk, Alisa dengan sigap memberi air minum pada Farhan, setelah batuk nya mereda barulah dia menyadari kalau tatapan sepupu nya sangat tajam hingga mampu membuat bulu kuduk nya berdiri. 

"Ada apa nak Farhan?"

"Enggak kok Tan, ada lalat masuk tadi." Jawab Farhan sekena nya.

"Makanya gosok gigi, biar mulut tuh gak bau berak sapi." Jawab Jimmy, lalu meletakan sendok dan garpu, dia berdiri dan pergi dari ruang makan. 

"Mau kemana?" Tanya Alisa.

"Ngerokok di luar." Jawabnya tanpa menoleh. 

Raksa menganga, tumben putra nya di tanya mau kemana jawaban nya bukan urusan siapa pun? Loh kok beda saat dia yang nanya ya? Mungkin karena Alisa itu istri nya kali ya.

Selesai acara makan malam, Alisa ikut membantu membereskan meja makan dan membawa piring-piring kotor ke belakang, baru saja dia akan mencuci piring itu, Larissa melarang dan menyuruh menantu nya itu untuk mengelap meja saja.

"Biar Mama yang nyuci piring, kamu lap meja aja ya, sayang."

"Ohh, iya Ma." Jawab Alisa, dia mengambil lap dan mengelap meja makan. 

Jimmy masuk ke ruang makan, dia melihat Alisa masih ada disana. Dia tengah mengelap meja, tapi anehnya gadis nya itu malah terlihat semakin cantik saat berkeringat dengan anak-anak rambut yang tak ikut terikat menghalangi wajahnya.

'Kok bisa ya ngelap meja aja keliatan cantik? Selama ini gue kemana aja sih, sialan!' Batin Jimmy.

Author be like : kemana aja Lo Jim, baru nyadar ya bini nya cantik?

"Liatin apaan sih? Sampe melongo gitu, Jim." Tanya Farhan yang tiba-tiba saja datang menyusul nya.

"Buset, Lo kayak jelangkung anjir. Datang gak di undang, pulang gak di anter. Tiba-tiba nongol aja, ngagetin orang." Cetus Jimmy sambil menggeplak tangan sepupu nya.

"Ya gue heran aja liatin Lo melongo disini, penasaran lagi liat apa gitu." 

"Noh." Jimmy menunjuk Alisa yang sedang mengelap meja dengan dagu nya.

"Ohh liatin bini ya, pantesan sampe melongo gitu." 

"Cantik ya kan?"

"Idih, baru nyadar Lo? Hello, kemana aja sih selama ini?" Tanya Farhan sambil tergelak. 

"Gak tau, baru keliatan setelah gue tau kepribadian nya gak sebar-bar sikap nya." 

"Gue lupa, kalo mau nyipook bini jangan sampe merah ya. Kasian Alisa nya, dia pasti bingung hilangin nya gimana." Nasehat Farhan membuat Jimmy menoleh.

"Lo liat?"

"Sekilas doang, makanya gue kesedak tadi." 

"Gue colok mata Lo yee, liat-liat bini orang!" 

"Yaelah, dikit doang. Posesif bener Lo, kemaren-kemaren aja judes amat sama Alisa, sekarang cemburuan. Huhh.." 

"Bodo, gue cemburuan sama bini gue sendiri. Lah elo? Jomblo." Ejek Jimmy sambil pergi dari depan sepupu nya tanpa rasa bersalah sama sekali. 

"Sialan, mentang-mentang dah punya gandengan. Ngeledek sama gue yang jomblo abadi ini, hikss hikss.." 

......

🌻🌻🌻🌻