NovelToon NovelToon
Calon TUMBAL

Calon TUMBAL

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Spiritual / Matabatin / Horror Thriller-Horror / Iblis
Popularitas:225k
Nilai: 4.8
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kamu spesial, Jingga.. Kalo ada yang nanya wetonmu, jangan di kasih tau ya, nak."

"Kenapa, uti?"

"Karena mereka bisa menyakitimu, lewat hari lahirmu.
Weton kelahiran itu ibarat senjata mematikan bagi orang jahat yang mau berbuat jahat padamu, maka dari itu jangan beritahukan wetonmu pada sembarang orang!"

Jingga, memiliki nama panjang Radenaruna Jingga. adalah gadis spesial yang menjadi incaran makhluk ghoib. Dia lahir di detik - detik kematian ibunya, dan hal itu menjadikan dia memiliki kemampuan melihat hantu dan berkomunikasi dengan mereka (Indigo).

Sampai suatu hari dia di adopsi oleh majikan mendiang ayahnya saat akan menginjak SMP dan ikut tinggal di Jakarta. Dia mendapati kejanggalan dan keanehan di rumah orang tua angkatnya itu. Banyak Arwah - arwah yang menangis meminta tolong dan ada juga yang selalu mengganggu Jingga!

Apa sebenarnya yang terjadi di rumah itu?? Misteri apa yang tidak di ketahui oleh Jingga??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 29. Jingga sakit perut.

Esok harinya, Jingga Delima dan Raka akhirnya berpamitan untuk pulang, Sari tentu tak mengantar mereka karena kondisinya. Jingga masuk kedalam kamar Sari dan memeluk Sari dengan pelan, takut menyakiti Sari.

"Jingga pamit ya, tante.. Makasih udah nampung Jingga di sini." Ujar Jingga sambil terkekeh.

"Sering - sering main ya, Jingga. Tante pasti kangen kamu." Ujar Sari.

"InsyaAllah, tante." Sahut Jingga.

Setelah berpamitan, Jingga pun bangun dan pergi dari kamar Sari. Ia, Raka dan Delima masuk ke mobil lalu mobil pun melaju pergi dari rumah Sari.

"Akhirnya pergi juga dari rumah itu, bau baget aku nggak nafsu makan di sana." Raka menghela nafas lega.

"Jangan gitu abang.." Delima menegur.

"Tuh Jingga mandi kembang tujuh rupa sono, deket - deket sama tante Sari terus." Ujar Raka melirik Jingga yang duduk di belakang.

"Hah? Emang iya, ma?" Tanya Jingga pada Delima.

"Enggak nak, itu mah abang aja yang parno." Sahut Delima

"Hih!" Raka bergidik sendiri.

Akhirnya mobil melaju ke sekolah, mereka mengantar Jingga dan Raka lebih dulu ke sekolah baru mengantar Delima pulang. Airlangga tidak pulang ke rumah Sari semalam, dia pulang di rumah nya menemani Riki yang pulang dari rumah sakit.

Sesampai nya di sekolah, Raka turun dan berjalan lebih dulu meninggalkan Jingga, Jingga hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat itu. Abang nya tak pernah ada baik - baik nya padanya, di sekolah juga selalu diam saat dirinya di ganggu teman sekelasnya.

"Jingga!" Teriak seseorang, rupanya adalah Putri.

Putri berlarian menuju je arah Jingga tapi Jingga menatap pias pada Putri, karena di belakang tubuh Putri ada asap hitam yang mengikuti Putri.

'Putri..' Batin Jingga.

Sampai sekarang Jingga tidak tahu bagaimana caranya menyelamatkan orang yang di ikuti asap hitam, Seperti Ika.. Jingga bahkan tidak bisa menyelamatkan Ika yang tinggal satu rumah dengan nya.

"Jingga! Malah bengong.." Ujar Putri.

"Eh, Astagfirullah. Maaf Put, sedikit nge lag." Ujar Jingga, lantas terkekeh.

Putri tersenyum cerah, gadis cantik yang kini menjadi teman baik Jingga itu merangkul tangan Jingga dan mereka masuk kedalam gedung sekolah bersama - sama.

"Jingga, abang kamu masuk?" Tanya Putri.

"Masuk, udah nyelonong duluan tadi." Sahut Jingga.

Berpindah ke sisi Delima, Delima sudah sampai di rumah dan dia langsung di sambut pelayan tua.

"Apa semuanya sudah aman, bi?" Tanya Delima.

"Sudah nyonya, semua sudah aman dan baik - baik saja." Sahut pelayan tua.

Delima masuk kedalam tapi tujuan nya langsung masuk ke dalam kamar anak bungsunya, Riki. Riki terlihat sedang tidur di ranjang nya, dan suster yang menjaganya terlihat sedang membereskan kamar Riki.

"Riki sudah makan?" Tanya Delima pada pengasuh Riki.

"Sudah bu, den Riki baru saja tidur." Sahut pengasuh.

Delima duduk di sebelah ranjang Riki dan menatap anak bungsunya yang memiliki kelainan, ia tak sama sekali mengusap Riki hanya memandanginya saja lalu kembali bangun dan pergi.

Sore harinya..

Jingga pulang sekolah, tapi ia mengeluh sakit perut pada Putri. Rasa nya perutnya seperti di remas jadi dia tidak se aktif biasanya.

"Ke UKS aja yuk, aku anter." Ujar Putri.

"Nggak deh, aku nunggu abang aja di sini." Sahut Jingga sambil memeluk perutnya.

"Aku temani, ya?" Putri menawarkan diri.

Jingga sungguh tidak tega melihat Putri, Jingga yakin asap itu adalah pertanda kematian, karena saat dia melihati itu maka kematian terjadi pada orang yang di ikuti oleh asap hitam itu.

"Jingga, kamu kenapa sih? Dari pagi natap aku kayak gitu banget. Ada yang aneh sama aku?" Tanya Putri. Jingga tersenyum canggung dan menggeleng.

"Nggak ada, cuma penasaran kamu yang cantik ini bercita - cita jadi apa." Ujar Jingga.

"Astagfirullah.. Jadi kamu cuma pengen tahu cita - cita aku doang?" Ujar Putri sambil terkekeh, Jingga pun mengangguk sambil menggaruk kepalanya.

"Aku bercita - cita jadi atlet renang sebenernya, tapi kayak nya nggak mungkin.. soalnya mama sama papa aku gak bakal ngijinin." Ujar Putri.

"Semoga bisa tercapai ya, Putri. Kamu kan emang jago renang.." Ujar Jingga.

"Ammiinn..." Sahut Putri.

Tak lama Raka lewat, Raka menatap aneh pada Jingga yang duduk memegangi perut nya, ia pun menghampiri Jingga.

"Kenapa lu!? nahan berak?" Ujar Raka spontan.

Putri yang melihat Raka langsung malu - malu, wajahnya merona dan menjadi salah tingkah. Agaknya Putri ini menyukai Raka diam - diam, padahal Raka adalah cowok tempramental.

"Nggak, tapi sakit banget perut nya." Sahut Jingga.

"Makan apa si tadi?" Tanya Raka, sembari ia mengeluarkan telepon nya menghubungi seseorang.

"Cuma makan ramen tadi." Sahut Jingga.

"Pak Tono, kita udah di lobby." Ujar Raka, rupanya dia menghubungi supir rumah nya.

"Jingga, udah ada abang kamu, aku pulang duluan ya?" Pamit Putri.

"Iya Put, makasih ya udah nemenin." Ujar Jingga, putri mengangguk.Putri pun pergi, tapi Jingga masih bisa melihat asap hitam itu mengikuti Putri.

Tak lama supir Raka datang dan akhirnya Jingga dan Raka pun pergi dari sekolah, bahkan di dalam mobil pun Jingga merasakan sakit perut yang luar biasa sampai melilit rasanya.

Setelah sampai di rumah, Jingga langsung naik ke atas dan masuk ke kamarnya lalu merebahkan diri di ranjang nya sambil memeluk perut nya. Raka yang melihat itu pun percaya bahwa Jingga benar - benar kesakitan sekarang.

"Lu biasa minum obat apa? Gue bilang mama ntar." Ujar Raka, Jingga membuka mata dan pias melihat Raka.

"Astagfirullah!!" Jingga langsung kembali menutup matanya.

Jingga melihat bayangan hitam besar dan tinggi di belakang Raka, tidak terlihat wajah dari bayangan hitam itu, hanya mata nya saja yang merah.

"Kenapa lu? Di tanyain juga!" Ujar Raka, Jingga perlahan membuka matanya dan mengintip tapi bayangan hitam itu tidak terlihat lagi, ia menghela nafas lega setelah nya.

"Aku nggak pernah sakit perut kayak gini, bang." Sahut Jingga.

"Bentar gue panggil bibi." Ujar Raka, ia lantas keluar dari kamar.

Tampaknya Raka sudah mulai memiliki rasa peduli pada Jingga, dia tempramental tapi kadang sisi baiknya muncul.

Jingga berguling kesana kemari karena rasa sakit di perut nya yang teramat sangat. Dan sebelum Raka datang dengan pelayan tua, Jingga sudah lebih dulu tidur karena sakit di perut nya.

Raka dan pelayan tua masuk ke kamar dan melihat Jingga yang sudah tidur sembari meringkuk, pelayan tua mengecek suhu tubuh Jingga, tapi normal.

"Non Jingga nggak kenapa - kenapa, den. Kecapekan mungkin.." Ujar pelayan tua.

"Dari di sekolah dia ngeluh sakit perut." Ujar Raka.

"Mungkin salah makan sesuatu." Sahut pelayan tua.

"Ya udah lah bi, tinggal aja." Ujar Raka, pelayan tua itu pun mengangguk dan pamit pergi.

Sebelum pelayan tua itu keluar, ia kembali menatap Jingga dengan tatapan tidak bisa di artikan, barulah dia keluar. Sementara Raka, dia masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Jingga tampak mengerutkan kening nya, ia bermimpi sangat aneh sekarang.

Dalam mimpi Jingga, dia berdiri di tengah - tengah rumah Delima, tepatnya di ruang keluarga di lantai satu. Tapi suasana di sana sangat suram, berkabut bahkan terkesan mengerikan. Jingga berdiri di sana sendirian tapi banyak terdengar suara tangisan, rintihan bahkan ada yang meminta tolong.

"Huhuhuhu.."

"Hiks..hiks..hiks.."

"Tolong.. Hiks.. Hiks.."

Jingga kebingungan, ia tak bisa melihat jarak jauh saking berkabutnya. Ia hanya mendengar suara - suara itu tanpa tahu dimana orang yang menangis.

"Ya Allah, kenapa rumah mama jadi gelap gini." Gumam Jingga dalam mimpi.

"Hiks.. Hiks.." Jingga mendengar suara yang dia kenali, suara Ika.

"Mba Ika.." Panggil Jingga, Jingga tak ingat Ika telah meninggal.

Jingga meraba - raba sekelilingnya dan berjalan ke arah dapur, di bagian sana semakin gelap dan berkabut, bahkan nafas Jingga saja sesak di sana.

"Tolong.. hiks..hiks.." Jingga yakin itu suara Ika, ia semakin maju dan akhirnya terlihat sosok perempuan sedang duduk memeluk kedua kakinya.

"Mba Ika?" Panggil Jingga.

Sosok itu terdiam dari tangisnya, tapi tiba - tiba kepalanya memutar kebelakang dan berlari kearah Jingga, Jingga pun spontan mundur dan berlari sekencang - kencangnya karena wajah perempuan itu sangat mengerikan.

"Makan!!! Makan!!!" Teriak perempuan itu.

"AAAA!!!! ALLAH HU AKBAR!!" Jingga berlari sambil berteriak.

"UTI!!!" Yang Jingga teriakkan adalah Uti nya, dan tiba - tiba ia tersandung sesuatu lalu bangun daei mimpinya..

"ASTAGFIRULLAH!!" Jingga beristigfar saat ia bangun dari tidur nya.

BERSAMBUNG..

1
🥰Siti Hindun
duhhh... ngeri😣
🥰Siti Hindun
apa yg bu Delima lakukan terhadap Raka ya?
🥰Siti Hindun
sebenar'y itu suara siapa ya?🤔
🥰Siti Hindun
😭😭😭😭
Elyaumi Narty
bagus
Muchamad Ikbal
good, lanjutkan...
Muchamad Ikbal
Kecewa
Ass Yfa
Raka memilih mengakhiri hidupnya, tragis
Ass Yfa
Luar biasa
Ass Yfa
ibunya disetubuhi anaknya tapi itu genderuwo... kena tulah
Kasmal 72
Saya suka cerita horor..
Ratna Jumillah: Selamat membaca, kak.. 😊 Semoga suka ceritanya.
total 1 replies
Ass Yfa
mampir kak
Ratna Jumillah: Makasih banyakk... 🫰🏻🫰🏻😁
total 1 replies
Hasnah Siti
kasian sekali sama jingga 🥺
Hasnah Siti
ufttttt hampir ajahhhh🥶
Hasnah Siti
oh tuhan Gini woiiiii....jujur yah aku lg bersendirian nih waktu baca...takut ..tp rasa penasaran yg tinggi selalu membuncah..😟
Ratna Jumillah: Tenang kak, paling yang di sebelah kakak ikutan baca, 😁 Nggak deng, canda.. 😄
total 1 replies
FiaNasa
gak usah nangis jg jingga,,raka.udah pergi,,andai kan kau bisa segera datang menolongnya mungkin Raka masih bisa diselamatkan
FiaNasa
ini alasannya kenapa jingga disuruh sekamar sama Raka.
Yati Darmaniar Yati
cerita nya bagus Skali,mksh kak athor
Yusuf Saputra
Luar biasa
Ratna Jumillah: Terimakasih banyak.. 🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖
nah kalo gini keliatan akak😁
makasih udah diulang infonya
Ratna Jumillah: /Smirk/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!