NovelToon NovelToon
Pernikahan Terpaksa

Pernikahan Terpaksa

Status: tamat
Genre:Tamat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:36.1k
Nilai: 5
Nama Author: Elok Oren

Yura adalah gadis kecil yang terlahir dari keluarga berada. Bapak Yura bernama Alwi merupakan Kepala Polisi Angkatan Darat yang bertugas di Tanjung Batu-Kepulauan Riau. Dan Ibunya bernama Lili hanya bekerja sebagai IRT. Yura kecil hidup dalam keluarga yang harmonis dan bahagia. Tetapi setelah dewasa, kehidupannya berubah 180° tak seindah masa kecil nya. Semua bermula saat Bapak nya menjodohkannya dengan lelaki pilihan Bapak nya, yang sama sekali tidak ia cintai. Hingga mengakibatkan Yura hidup dalam penderitaan setelah ia menikah. Yura membesarkan keempat anaknya seorang diri dan hidup dalam kesederhanaan, sebab suami pilihan Bapaknya telah berani mengkhianatinya. Kini Yura hanya pasrah kepada takdir yang sudah Tuhan tetapkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elok Oren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Isi Hati Yura

POV Yura

Semenjak kejadian suamiku membawa wanita lain kerumah kami, aku meminta pindah dari rumah kami yang di Padang ke rumah orangtua ku di Bukittinggi. 

Bohong jika aku tak sakit hati. Wanita mana pun yang berada di posisi ku, pasti akan merasakan sakit hati meskipun kami menikah tidak berlandaskan cinta. 

Awal pernikahan saja, aku sudah menerima kenyataan pahit bahwa suami ku sudah memiliki dua istri. Aku yang tidak mau menjadi istri ketiga, meminta suami ku untuk menceraikan istri-istrinya.

Aku sebenarnya ingin meminta cerai pada suamiku, tapi lagi-lagi aku kalah dengan besarnya rasa cintaku pada orangtuaku, aku tak mampu menyakiti hati mereka. Hingga aku harus menerima semua ini dengan ikhlas. "Mungkin seperti ini skenario terbaik yang Allah berikan kepadaku," pikirku.

Waktu berjalan begitu cepat, hingga akhirnya sekarang aku sudah mengandung anak keempat.

Mungkin banyak netizen yang bilang "Gak cinta tapi kok buat anak terus." Rasanya aku ingin berteriak saat mendengar ucapan mereka yang begitu menyayat hati.

Tapi semua itu aku tahan, sebab aku ingat petuah Bapak ku, "Walaupun harimau di hati, tetap yang kita tampakkan adalah kambing." Artinya, walau ada amarah didalam hati kita, tetap kebaikan lah yang kita perlihatkan. Petuah itu yang selalu ku pegang teguh dalam hidupku.

Bapak, sebenarnya adalah ayah yang sangat baik terhadap anak-anaknya, apalagi denganku. Bapak selalu menuruti keinginan ku, dan memenuhi segala kebutuhan ku. 

Aku akui, kesalahan Bapak cuma satu, yaitu salah dalam hal memilihkan aku jodoh yang dianggapnya baik, ternyata tidak baik. Tetapi aku sebagai seorang anak, tidak bisa membencinya. Karena tidak mungkin hanya gara-gara satu kesalahan Bapak, lantas aku melupakan segala kebaikannya selama ini.

Makanya aku lebih baik menerima takdir ku, dan mencoba menjalani semuanya dengan lapang dada.

Bapak ku sebenarnya juga tertipu oleh tampang suamiku yang begitu sholeh menurutnya. Memang benar, suamiku adalah orang yang taat dalam urusan agama, suka menolong ku membersihkan rumah, pandai memasak, dan bisa dikatakan sebenarnya dia suami yang ideal.

Tapi sayangnya, dia terlalu patuh dengan ibunya yang matrealistis. Ibunya selalu menjualnya dengan wanita-wanita kaya, agar dia bisa meminta uang yang lebih kepada anak lelakinya tersebut.

Setelah anaknya menikahi wanita kaya, dan wanita kaya tidak pernah lagi memberikannya uang. Tidak segan-segan ibu mertuaku menyuruh anaknya menikah lagi dengan wanita yang lebih kaya, tanpa memperdulikan perasaan menantu-menantunya. 

Sebagai seorang anak, aku akui suamiku layak mendapatkan penghargaan 'Anak Teladan'. Tapi sebagai seorang suami, tidak ada penghargaan yang layak ia terima.

Hingga pada akhirnya, di usia pernikahan kami yang ke-7 tahun, aku sudah mulai mendengar desas-desus mengenai suamiku yang berselingkuh. Tetapi, aku tidak mempercayai berita burung tersebut sebelum aku melihat dengan mata kepalaku sendiri. 

Semenjak hamil anak ke-4, telinga ku terasa semakin panas, sebab setiap harinya aku selalu mendengar para tetanggaku mengghibahin rumah tanggaku. 

Akhir-akhir ini, suamiku jarang sekali pulang kerumah, bahkan kalau pulang pun itu hanya sebentar bermain dengan anak-anak lalu pergi kembali. Dan hal itu membuat kecurigaan para tetanggaku semakin kuat, bahwa suamiku telah berselingkuh.

Aku pernah protes kepada suamiku yang jarang pulang. Tapi yang ku dengar masih alasan klasik yaitu 'sibuk'.

Ntahlah, apakah dia di luaran sana benar sibuk bekerja atau sibuk dengan yang lain.

"Atau jangan-jangan apa yang dikatakan orang-orang selama ini benar, jika suami ku berselingkuh." Pikirku dalam hati.

Astaghfirullah, aku cepat-cepat mengembalikan otak waras ku, dan tidak ingin bernegatif thinking. "Bukankah Allah sesuai dengan prasangka hambaNya?" Aku coba menyemangati diriku sendiri, kalau aku harus selalu berfikiran positif.

Suatu ketika, aku hendak pergi ke pasar. Dari kejauhan, aku lihat ada tiga orang ibu-ibu biang kepo, yang sepertinya sedang membicarakan ku.

Bukannya aku ke-PD-an, tapi dari cara mereka menatap ku sambil mulutnya komat-kamit, aku sudah bisa menebak 100% bahwa mereka memang sedang membicarakan ku.

Awalnya aku cuek bebek saat hendak melewati mereka. Tapi tidak bisa dipungkiri, saat itu jiwa kepo ku naik level, sehingga aku memelankan langkahku, dan menajamkan pendengaranku, agar aku tau apa yang sedang mereka bicarakan. 

"Jeng, dengar-dengar si Rio itu nikah lagi loh." Ucap salah satu  ibu-ibu biang kepo.

Baru dengar di awal saja, aku sudah dikejutkan dengan berita pernikahan suamiku. "Apa benar suamiku sudah menikah?" Aku masih bertanya-tanya dalam hati.

"Masak iya sih jeng, padahal Yura kan lagi mengandung." Celetuk ibu berbaju merah tidak percaya sambil melirik ku. Dan aku pura-pura tidak melihatnya.

"Iya, saya pernah lihat sendiri saat Rio pergi berdua bermesraan dengan istri barunya di Mall" Kompor ibu Sari sang biang kepo. 

"Apa??? ke mall? Boro-boro diajak main ke mall, dibawa jalan ke pasar aja aku jarang. Hebat sekali wanita itu bisa bawa suamiku jalan-jalan ke mall." Batinku.

"Dengar-dengar ya jeng, istri baru gorio-rio itu dokter rumah sakit ternama di Bukittinggi." Sewot Bu Sari. 

"Wahhh.... Bagus dong kalau gitu gorio-rio naik derajat dapat istri dokter, daripada sama si Yura pengangguran, tau nya cetak anak banyak-banyak aja." Mulut lemes Bu Nita akhirnya keluar juga. 

"Seenak jidat mereka ngatain aku kerjanya cetak anak, dikiranya anak-anak ku adonan kue apem." Kesal ku, tapi aku masih diam saja.

"Tapi kasihan Yura, udah setia-setia dirumah, jaga anak banyak, ehhh tau nya ditinggal nikah sama suaminya." Iba Bu Asih salah satu personel ibu-ibu kepo. 

Akhirnya, ada juga yang membela ku. Terimakasih Bu Asih. Menyala Bu Asih 🔥

"Halaaahhh... Itu sih salah Yura, mungkin dia kurang kasih jatah suaminya kali." Tuduh Bu Sari.

"Hello... Yang ada suamiku yang kurang kasih jatah bulanan untuk belanja kebutuhan rumah." Ucap ku dalam hati tak terima. 

"Kalau kurang kasih jatah, mana mungkin anaknya sampai mau empat gitu." Pikir Bu Nita yang berhasil membuat teman-teman nya tertawa puas. 

Waahhh... Makin ngawur ni pembicaraan mereka. Anak itu kan anugerah dan rezeki dari Allah. Bukan kemauan ku juga punya anak banyak. Asal mereka tau, dengan adanya anak-anak ku, itulah yang menjadi penyemangat ku menjalani kehidupan yang pelik ini dan melupakan semua keburukan yang diperbuat suamiku kepada ku.

"Hahahaha..... Iya kamu bener jeng." Ucap Bu Asih membenarkan ucapan Bu Nita. 

Aku yang sudah merasa tidak tahan dengan ocehan ibu-ibu biang kepo, aku pun memberanikan diri untuk bertanya apa maksud mereka membicarakan ku dan mengurusi rumah tangga ku.

"Ibu-ibu, ada masalah apa sama saya? Apa saya pernah mengusik rumah tangga ibu? Ingat Bu dosa ghibah itu ibaratkan kita memakai bangkai saudara kita sendiri." Ucap ku dengan tegas dan mengingatkan kepada ibu-ibu kepo tentang dosa ghibah.

"Siapa yang ghibah? Kami berbicara fakta kok." Ucap Bu Sari yang tidak terima dengan nasehat ku. 

Beginilah susahnya ngomong sama Ibu-ibu yang kesehariannya suka ghibahin orang. Di nasehati, malah gak terima.

"Kamu itu yang sudah dibutakan oleh cinta, sehingga tidak bisa melihat suami mu sudah beristrikan lagi." Ucap Bu Nita nyolot.

"Jika ku lihat sebenarnya mereka juga merasa kasihan dengan ku dan mencoba menyadarkan ku agar tidak dibutakan oleh cinta. Tapi bukan begini caranya ibu-ibu. Kalian tidak tau permasalahannya apa, dan jangan menghakimi orang yang kalian sendiri tidak tau kebenarannya seperti apa." Batinku.

Padahal asal mereka tau, aku sama sekali tidak mencintai suamiku. Tapi aku mencoba diam saja dan tidak memberitahu mereka. Lagian apa untungnya buat mereka, jika tau perasaan ku sebenarnya. 

"Yura, lebih baik kamu selidiki aja suami kamu. Untit dia saat pergi dari rumah, kemana sebenarnya dia pergi." Usul Bu Asih kepadaku, kemudian di angguki oleh ibu-ibu biang kepo bersamaan.

"Bukannya aku tidak mau menguntit suamiku, tapi saat ini aku sedang mengandung. Yang bisa ku lakukan sekarang adalah memohon pada Allah untuk menunjukkan yang sebenarnya terjadi. Jika suamiku memang berselingkuh, lambat laun Allah pasti menunjukkannya." Yakin ku dalam hati.

"Kami sebenarnya kasihan melihat kamu Yura, tidak ada niat kami yang lain-lain." Jujur Bu Sari yang sudah mulai melembutkan intonasi suaranya saat berbicara kepadaku, tidak ngegas seperti tadi.

"Iya benar Yura, kalau sigori-rio itu suami saya, sudah saya potong habis pisang tanduknya." Geram Bu Nita melihat Rio berselingkuh.

Aku yang mendengar ucapan Bu Nita, nyaris tertawa. Sebab mereka mengatai suamiku seperti jajanan kesukaan anak-anak 'gorio-rio', dan apa? Mereka menyebut kemaluan suamiku dengan pisang tanduk. Andai itu pisang tanduk beneran, pasti sudah ku goreng dan ku makan bersama anak-anak ku. 

"Aduhh jeng... Habis dong." Ngilu Bu Sari yang pastinya sedang membayangkan pisang tanduk suaminya yang di potong habis. 

"Biar aja habis, biar tau rasa. Itu akibatnya kalau berani celup sana celup sini." Sewot Bu Nita. 

"Maaf ya Yura kalau mulut kami agak lemes dikit." Ucap Bu Asih meminta maaf kepada ku.

"Itu bukan sedikit namanya Bu, tapi banyak." Gerutu ku dalam hati. 

Karena aku tidak mau memperpanjang masalah, aku pun pamit hendak pergi ke pasar. Sebab, kalau aku ladeni omongan mereka, pasti gak akan ada habis-habisnya. Biasalah wanita dalam satu hari mampu mengeluarkan 20.000 kata.

Sebelum pergi, tak lupa aku mengingatkan ketiga ibu-ibu biang kepo agar menyudahi ghibahannya.

"Kalau gitu, saya lanjut pergi ke pasar ya ibu-ibu. Lain kali jangan suka ghibahin orang." 

Sesampai di pasar, aku dikejutkan dengan pemandangan yang membuat hatiku sehancur-hancurnya. "Jadi benar?"

...Quotes ...

..."Jika Ini Jalan Yang Harus Ku Lalui, Maka Aku Akan Mencoba Bersabar Sampai Diri Ini Lelah Dan Menyerah" ...

...~Yura~...

1
Atha Diyuta
betul dari pada ngmong gak didengerin mending cubit
Atha Diyuta
jangan disingkat ka wr wbnya
Elok Oren 🤎: makasih kak, udah saya revisi 🥰
total 1 replies
Atha Diyuta
hmmm
Atha Diyuta
amiin.smngt yura
Elok Oren 🤎
hahaha iya, aku baru nyadar 🙈
Atha Diyuta
Kya artis aja namanya😂😂😂
Atha Diyuta
harusnya emang lngsung melayang
Elok Oren 🤎: waduhhhh jangan dong, sadis bener
total 1 replies
Atha Diyuta
semoga jadi lumpuh
Elok Oren 🤎: Aamiin 😇
total 1 replies
Elok Oren 🤎
Alhamdulillah
Mama Mia
akhirnya finish juga aku bc
5🌹buatmu Thor.
semoga bersinar di karya berikutnya
Elok Oren 🤎: Alhamdulillah, terimakasih kakak 🥰😘
total 1 replies
Mama Mia
istrinya sadis amat. suami sendiri di racun
Elok Oren 🤎: itu anaknya kak yang ngasih racun 🙈
total 1 replies
Mama Mia
iya ayah. ayah yg GK pernah tanggung jawab
Mama Mia
Alhamdulillah selamat
Mama Mia
ya udah, buruan kabur. nunggu apa lagi
Elok Oren 🤎
umur 5 tahun kak
Elok Oren 🤎
Hahahhaa hutang lunas, cuan juga banyak
Mama Mia
4🐠🐠🐠🐠buatmu
Elok Oren 🤎: makasih banyak kak🥰🥰🥰
total 1 replies
Mama Mia
wah , kalo aku punya anak yg kek gitu bisa auto lunas hutang
Mama Mia
umur berapa sih, sort emak lupa
emang bisa layani pembeli?
Mama Mia
dalam satu kalimat seperti ini jangan di spasi thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!