seorang gadis yang terbangun dari tidur dan mendapatkan dirinya berada di tubuh wanita lain.
Geishana Deborah, tujuh belas tahun terkejut ketika bangun dan mendapatkan dirinya di tempat yang asing. Sosok gadis bar-bar hidup sebagai ratu yang dikucilkan karena kebodohannya. Terlebih ia sudah memiliki suami yang tidak mencintainya.
Geisha yang pintar, cekatan dan jago bela diri merubah tubuh kurus dan lemah. Hingga ia sadar jika sang ratu ternyata terlalu baik hati, makanya dimanfaatkan orang banyak.
"Aku bukan ratu kalian yang dulu. Bersiaplah!" gumamnya menyeringai dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PESTA KEMENANGAN
Kemenangan besar karena berhasil menaklukkan kerjaan Harley. Membuat seluruh negeri gegap-gempita, para rakyat bersorak. Semua mengelu-elukan sang Kaisar.
"Hidup Kaisar! Hidup Kaisar!"
Seluruh kerajaan yang bergabung pun menyambut kemenangan kaisar mereka dengan mengadakan pesta besar-besaran. Terlebih bangunan rel kereta sudah sampai depan gerbang utama kekaisaran.
"Kita juga membangun stasiun kereta api itu di dekat istana kerajaan kita!" ujar Raja Darly.
"Tentu saja, semua kerajaan harus membangun sendiri haltenya untuk mempermudah Kaisar menarik jalur keretanya. Kita ada di empat wilayah berbeda. Skema jalur sudah digambarkan sedemikian rupa berputar dan kembali ke jalur sebelumnya," ujar Raja Jones.
Mereka mengangguk setuju, keempat raja itu memang sering berkumpul di salah satu taman wisata milik Raja Namont.
Dari semua kerajaan. Hanya Raja Namont yang paling luas dan paling besar wilayahnya, maka ia akan membangun tiga stasiun kereta api. Wilayah Namont juga paling kaya dibanding kerajaan lainnya.
"Ayo kita mendatangi Kaisar dan mengucap selamat untuknya!" ajak Raja Raymon.
Lalu mereka menaiki mobil masing-masing. Berkat kedatangan para raja dari dunia, membuat mereka menjadi lebih terbuka dengan kemajuan jaman. Mereka juga membangun jaringan untuk jalur telekomunikasi yakni telepon.
Hanya butuh sepuluh menit mereka sampai, jauh lebih cepat dibanding dengan kuda.
"Yang Mulia Raja Jones, Raja Darly, Raja Raymon dan Raja Namont tiba!" pekik Kasim.
Keempat pria tampan itu menekuk kaki ke lantai ketika berhadapan dengan Kaisarnya. Pembangunan wilayah Horton begitu pesat. Ratu Raisa duduk di singgasana kecil di sebelah suaminya.
Istana itu sudah memakai kipas angin untuk membuat suasana jadi lebih nyaman.
"Bangkitlah Yang Mulia!" sahut Henry.
Semua raja menegakkan tubuh mereka. Lalu Henry memerintahkan untuk semua duduk di sisi-sisi jalur.
"Kami kesini untuk mengucap selamat atas kemenangan Kaisar dengan ditaklukkannya kerajaan Harley!" ujar keempatnya sebelum duduk.
"Terima kasih!" sahut Kaisar Henry.
"Yang Mulia Kaisar, semua rakyat membuat pesta kemenangan. Apa Yang Mulia tak mengetahuinya?" tanya Raja Jones.
"Tentu aku tau. Mereka sudah mulai menghias semua jalan dengan berbagai ornamen indah. Di kerajaan Harley juga mengadakan pesta kebebasan mereka pada penguasa lalim terdahulu," jawab Kaisar Henry.
Lalu berbagai kudapan dan minuman tersaji, Kaisar Henry menjamu tamunya dengan buah-buahan terbaik yang ia beli dari kerajaan Harley.
Kaisar Henry membeli pada para petani buah. Padahal mereka dengan suka rela memberikannya secara gratis.
"Silahkan nikmati hidangannya Yang Mulia!" suruh kaisar Henry mempersilahkan tamu-tamu mulianya menikmati makanan yang tersaji.
"Buah ini segar sekali!" puji Raja Raymon ketika menggigit buah pear.
"Tentu saja, buah-buahan itu baru dipetik dari kebunnya langsung dan langsung dikirimkan ke mari melalui jalur kereta api. Tak butuh berhari-hari untuk sampai," jelas juru bicara kekaisaran.
"Sir Anthony, suruh bagian gudang membagikan secara merata buah-buahan itu pada para Raja!" titah Henry pada ajudan istana.
"Baik Yang Mulia Kaisar!" sahut Sir Anthony.
Lalu pria itu pun pergi melaksanakan perintah Kaisarnya. Hal itu membuat empat raja berdiri melakukan salut pada Kaisar. Pria paling berkuasa itu mengangguk dan meminta tamunya untuk kembali menikmati buah-buahan.
"Ini air apa?" pekik Raja Darly ketika meminum minumannya.
"Itu adalah perasaan air dari buah jeruk Yang Mulia!" jawab Sir Arnold kini.
"Apa?" tanya mereka tak percaya.
"Yang Mulia Ratu yang membuatnya sendiri, Yang Mulia!' sahut Sir Arnold.
"Sebuah kehormatan kami meminum hasil buatan tangan anda Yang Mulia Ratu!" pekik keempatnya.
Raisa hanya tersenyum, sari buah-buahan kini bisa dibuat minuman di tangan wanita itu. Kaisar Henry sendiri sedikit terkejut melihat air hasil olahan buah yang diperas.
Bahkan sang ratu bisa membuat makanan dari buah-buahan itu. Ampas buah bisa digunakan untuk kecantikan kulit dan bahan campuran sabun.
Raisa mendirikan pabrik kecantikan dan bahan-bahan ia ambil dari alam. Sedang bahan lainnya diimpor dari negara lain.
"Yang Mulia tolong ajari permaisuri kami agar sepintar Yang Mulia Ratu!" pinta para raja.
"Bersekolah lah!" sahut Raisa.
Wanita itu memang banyak diam. Raisa menahan diri jika ingin mengemukakan idenya. Ia malah memancing kecerdasan kaisarnya. Ternyata Kaisar Henry mampu berkembang pesat karena koran yang ia baca.
Jiwa Geisha sudah menyatu pada tubuh Raisa, kini jiwa itu tidak lagi membedakan diri. Ia adalah Raisa bukan Geisha.
Usai menikmati kudapan yang disajikan. Keempat raja mengundurkan diri pamit. Mereka mundur empat langkah sebelum berbalik badan.
Kaisar Henry mengamit tangan istrinya.
Ia juga keluar, pria itu memanggil kudanya hanya dengan bersiul. Kuda hitam itu berlari dan menghadap tuannya. Kaisar Henry menaikan tubuh istrinya lebih dulu.
"Yang Mulia, kenapa tidak pakai mobil?" tanya wanita itu bingung.
"Aku tak suka bermesraan jika ada orang lain Ratuku!" jawab Kaisar Henry lalu naik di belakang tubuh istrinya.
Tangannya kekar menggenggam tali kekang dengan kuat. Raisa mengelus lengan berotot itu. Ia menyandarkan tubuhnya di dada lebar sang suami.
Jubah Kaisar Henry yang lebar menutupi tubuh mungil sang ratu. Beberapa pengawal mengikuti kaisar mereka. Sedang Marquez Albert menunggui istana ia akan menjadi pemimpin sementara jika Kaisarnya tiba-tiba hilang begini bersama sang ratu.
"Sepertinya aku harus menikah juga!" keluhnya ketika melihat singgasana kosong.
Sementara Kaisar Henry memacu pelan Thunder. Bibirnya menaut bibir sang istri hingga bengkak. Raisa selalu nyaman jika dalam pelukan sang kaisar.
"Hidup Yang Mulia!' pekik para rakyat langsung menyembah ketika kaisar mereka lewat.
Para pengawal memberi hadiah dengan memberikan koin perak pada rakyat.
"Panjang umur Yang Mulia Kaisar!' pekik rakyat ketika diberi tiga koin bernilai itu.
Kuda Kaisar Henry naik ke atas bukit. Para pengawal berhenti ketika jarak mereka hanya dua meter.
"Sayang lihat!" tunjuk Kaisar Henry.
Mereka berdua ada dipuncak bukit paling tinggi. Raisa menatap siluet senja memerah di ujung cakrawala. Ia langsung membuka mulut karena takjub.
"Indah sekali Kaisar!" pujinya terbaru.
"Kau tau, aku menemukan bukit ini ketika ingin mencari lokasi pertambangan," jawab pria itu.
"Lalu aku menemukan bukit ini tepat ketika matahari tenggelam seperti ini," jelas pria itu.
"Kau adalah orang pertama yang kuajak ke tempat indah ini sayang!"
Raisa terharu, ia mencium pipi suaminya dan mengucap terima kasih. Dua bibir saling bertautan. Henry ingin membangun kastil sederhana di bukit ini. Ia ingin menghabiskan waktu tua bersama istrinya di tempat ini.
Hari pun beranjak malam udara makin dingin. Raisa memeluk erat suaminya. Kaisar Henry memacu kudanya cepat. Ia ingin segera sampai di peraduan hangatnya.
Ketika sampai, ia pun turun dan membantu istrinya. Kaisar Henry yang tak sabaran langsung menggendong sang istri ala pengantin ke kamar mereka. Ia tak mempedulikan wajah panglimanya yang protes.
"Sayang, aku ingin anak banyak darimu!" pintanya ketika memulai kegiatan ranjang dengan sang istri.
bersambung.
next?