NovelToon NovelToon
MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

MENIKAH DENGAN CALON (MENANTU) MERTUA

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:86.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Myatra

Fabian dipaksa untuk menggantikan anaknya yang lari di hari pernikahannya, menikahi seorang gadis muda belia yang bernama Febi.

Bagaimana kehidupan pernikahan mereka selanjutnya?

Bagaimana reaksi Edwin saat mengetahui pacarnya, menikah dengan ayah kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myatra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 7

Setelah sarapan, Febi membereskan meja makan, lalu membawa piring kotor bekas makannya dan Fabian, membawanya ke dapur, dan langsung di cuci. Fabian yang melihat itu, semakin terkesan dengan Febi.

Fabian menuju ruang keluarga dan ikut bergabung dengan keluarga istrinya.

"Kalau boleh tahu, apa pekerjaan nak Fabian?" Tanya pak Sofyan, karena kemarin serba mendadak, pak Sofyan belum mengenal Fabian, hanya jika melihat Fabian yang membawa sebuah mobil, yang meskipun bukan keluaran terbaru, pasti Fabian mempunyai pekerjaan yang mapan.

"Saya meneruskan usaha keluarga, pah. Saya mengelola toko di pusat perbelanjaan di kota tempat saya tinggal."

"Kalau papah boleh tahu, berjualan apa?

"Jual beli perhiasan pah."

"Alhamdulillah, maaf papah menanyakan hal ini."

"Nggak apa-apa pah, saya paham."

Fabian paham kekhawatiran pak Sofyan, karena dulu penyebab perceraiannya dengan Lidya adalah masalah ekonomi.

"Kebetulan orang tua saya tinggal di kota ini juga, hari ini saya berniat ke rumah orang tua saya, tapi maaf saya belum bisa mengajak, Febi ke rumah orang tua saya. Saya harus menjelaskan dahulu perihal penyebab pernikahan saya dan Febi.

"Iya nggak apa-apa nak, kami mengerti."

"Terima kasih, pah. Kalau begitu saya permisi berangkat sekarang."

"Iya silahkan, nak."

Fabian masuk ke kamar dulu mencari Febi, walau bagaimanapun Fabian harus pamit. Saat Fabian masuk, Febi tak ada di kamarnya, Fabian coba cari di dalam kamar mandi pun sama, tak ada Febi di dalamnya.

Fabian keluar lagi, namun tak tahu harus mencari Febi kemana.

"Cari Febi?" Chandra yang melihat Fabian seperti kebingungan mencoba menerka-nerka.

"Iya, Chan." Fabian tak memakai embel-embel abang, karena sejatinya Chandra lebih muda dari dirinya.

"Eh, nggak apa-apa kan, kalau saya cuma manggil nama saja?" Fabian merasa tak enak, takut menyinggung perasaan abang dari istrinya.

"Nggak apa-apa, santai saja bro. Febi lagi di belakang." Chandra menunjuk arah dapur.

"Makasi ya, makasi juga sudah dikasi pinjam bajunya."

"Sama-sama. Udah pakai aja bajunya, buat lo. Belum pernah gue pakai ko bajunya."

"oke, makasi ya. Saya ke belakang dulu kalau gitu."

Fabian memasuki arah dapur, ternyata masih ada lagi pintu, seperti ruangan laundry, tempat setrika yang menyatu dengan tempat cuci baju dan tempat jemuran.

Fabian melihat Febi di sana, di depan mesin cuci.

"Feb..."

Febi terlonjak kaget mendengar seseorang memanggilnya. Febi langsung memutarkan badannya, ternyata Fabian sedang berdiri tak jauh darinya.

"Lagi apa?"

"Lagi nyuci baju Om, yang ada di kamar mandi, tapi jasnya di laundry aja ya, takut rusak kalau aku yang nyuci."

Fabian menatap gadis dihadapannya, gadis manja yang sekarang jadi istrinya ini sepertinya sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah.

"Sekarang, saya mau ke rumah mamahnya Edwin...." Fabian sengaja menjeda ucapannya, ingin melihat reaksi Febi, tapi ternyata Febi biasa saja saat mendengarnya.

"Maaf,, tapi saya harus tahu apa yang terjadi dengan Edwin, walau bagaimanapun Edwin putra saya. Sekalian nanti saya mau ke rumah orang tua saya, mereka tinggal di kota ini juga. Tapi maaf saya belum bisa membawa kamu bertemu dengan orang tua saya."

"Iya nggak apa-apa, Om."

"Kalau gitu, saya pergi dulu. Assalamualaikum."

Fabian mengulurkan tangannya ke arah Febi. Febi ragu, tapi kemudian menyambut uluran tangan Fabian, dan mencium punggung tangannya Fabian.

"Waalaikum salam." Lirih Febi menjawab salam Fabian, dan terus melihat sampai Fabian menghilang berbelok memasuki dapur.

¤¤FH¤¤

Fabian sudah sampai di depan pagar rumah mantan istrinya, sejak tadi Fabian sudah membunyikan bel rumah, tapi ditunggu lama, belum ada seorangpun yang keluar dari rumah besar itu.

Fabian memandang sekeliling, rumah-rumah terdekat terlihat sepi juga, tak ada juga orang yang lewat, akhirnya Fabian masuk ke dalam mobilnya, dan langsung melajukannya.

Fabian menghentikan mobilnya di depan pos satpam, keluar sebentar untuk menemui penjaga di sana, siapa tahu mereka tahu sesuatu tentang rumahnya Lidya yang kosong.

Menurut informasi dari penjaga komplek, mereka pernah melihat mobil Lidya meninggalkan komplek sekitar empat hari yang lalu, tapi setelah itu mereka belum melihat mobil Lidya kembali lagi.

Karena masih penasaran, Fabian mendatangi rumah mantan mertuanya. Hanya ada mantan ibu mertuanya di rumah, tak heran, ayahnya Lidya seorang workacholic, meskipun usianya sudah sepuh, masih aktif bekerja.

Fabian disambut hangat oleh mantan ibu mertuanya, karena dulu hanya ibunya Lidya yang merestui pernikahannya dengan Lidya. Bahkan ketika pernikahannya berakhir dengan perceraian, bu Sari tetap bersikap baik terhadap Fabian.

Fabian menceritakan maksud kedatangannya, mantan ibu mertuanya kaget, karena tak pernah diberitahu perihal ini, tentang rencana pernikahan Edwin dan keberadaan Lidya dan Edwin saat ini dimana.

Bu Sari, mamahnya Lidya mencoba menelepon Lidya, dan Edwin, namun nomor keduanya tak dapat dihubungi, bu Sari menelepon suaminya Lidya, dan terhubung. Tino mengatakan, jika saat ini dia sedang ada kerjaan di luar negri, dan mengatakan tak tahu keberadaan Lidya dan Edwin.

Oleh bu Sari, panggilan sengaja di loudspeaker, sehingga Fabian bisa mendengar percakapan mantan mertuanya dengan suami Lidya. Fabian merasa ada kebohongan yang Tino sembunyikan, karena suara Tino tiba-tiba terdengar gugup saat ditanyakan perihal Lidya dan Edwin.

Fabian pamit pulang, bu Sari berjanji akan mengabari jika mendapat kabar tentang Lidya dan Edwin. Fabian menarik kesimpulan, jika benar saat ini, suami Lidya berada di luar negeri, berarti Edwin sengaja lari dari pernikahannya dan melarikan diri ke luar negeri.

Sekarang tujuan Fabian ke rumah orang tuanya, masalah Edwin biar nanti Fabian cari tahu lagi keberadaannya. Sesalah apapun Edwin tetap putra kandungnya, meskipun tak tumbuh dalam asuhannya, selama ini Fabian selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya.

¤¤FH¤¤

Rumah keluarga Fabian masih berada di pusat kota, meskipun bukan tinggal di perumahan elit tapi rumahnya sangat besar. Keluarga Fabian memiliki beberapa cabang toko Emas, yang berpusat di mall terbesar d kota ini.

Ayah dan ibunya sudah sepuh, dan menyerahkan pengelolan usaha mereka pada anak-anak mereka. Seperti Fabian yang dipercaya mengelola dua toko di kota sebelah.

Fabian memarkirkan mobilnya di halaman luas depan rumahnya. Pintu dibuka oleh bik Sumi, Art yang sudah ikut dengan keluarga Fabian sejak Fabian kecil.

"Assalamualaikum, bik. Sehat?"

"Waalaikum salam.. Alhamdulillah sehat, den. Tumben den Fabian pulang nggak ngasi kabar, bibi jadi nggak masak makanan kesukaan Aden."

"Nggak apa-apa, bik. Ayah sama ibu ada?"

"Ada, den di dalam."

"Saya ke dalam dulu ya, bik."

"Iya, den. Silahkan!"

Fabian memasuki bagian dalam rumahnya, Terlihat ayahnya sedang membaca buku.

"Assalamualaikum.."

"Waalaikum salam, Bian tumben jam segini sudah kemari. Toko nggak buka?"

"Buka dong, yah. Ada Rifki dan Meli yang jaga. Ibu kemana, yah?"

"Ada, mungkin lagi di kamar."

"Bian panggil ibu dulu, ya. Ada sesuatu yang mau Bian bicarakan."

Pak Rasyid, ayahnya Fabian hanya menganggukkan kepalanya.

Fabian mengetuk pintu kamar ibunya, terdengar dari dalam jawaban yang menyuruhnya untuk masuk. Ibunya sedang membereskan baju-baju. Setelah mengucapkan salam, Fabian mendekati ibunya.

"Ibu sedang apa? Kenapa nggak minta bik Sumi yang bereskan? Nanti ibu kecapean."

"Kecapean apa, cuma bereskan baju aja. Lagian ini baju suami ibu, ayah kamu, masak bik Sumi yang urus."

Fabian hanya menganggukan kepalanya menanggapi ucapan ibunya.

"Bu, ke depan sebentar yu, ada yang mau Bian bicarakan sama ibu dan ayah."

Ibu menunda dulu pekerjaannya karena sepertinya, yang akan anaknya sampaikan sangat penting, sampai anaknya meninggalkan pekerjaannya.

Ibu duduk di sebelah pak Rasyid, sedang Fabian memilih duduk di kursi single di depan ayah ibunya.

"Ayah.. Ibu.. Kedatangan Fabian kemari, ingin memberitahukan, jika Fabian sudah menikah."

BERSAMBUNG

1
Muldiah Diah
Luar biasa
🌿×ìąօണҽì հąղҽҽղ🦋🕊🤍🐬
susah jantuh cinta kt lidya tp kang cingkuh... Hran sama org2 ky gni, playing victim asem....
Khoerun Nisa
novel mu kebnyakn yg gantung tor udh beberapa taun aku nunggu kirain udh lanjut eh masih gntung juga sprti novel lain nya
Erina Munir
yaah abiiss...ngegantuung
Erina Munir
sebab ibu sdh hamil....semogaa
Sarah Yuniani
wakakakkakk
Sarah Yuniani
aku yang 9 taun juga masih malu thor ... 😅
Sarah Yuniani
kaya udah happy ending nggak sih !!
Sarah Yuniani
udah episode berapa masih aja om ..
Sarah Yuniani
pake mulut 😂
Sarah Yuniani
sejauh ini bacanya enjoy ..
penasaran terus
Sarah Yuniani
kenapa gak mas aja thor ..
Sarah Yuniani
mbacanya gimana ini 😅
Sarah Yuniani
sialan kau thor .. kenapa juga namanya Mayang 😂
Sarah Yuniani
jangan pake saya lagi dong thor ..
gak enak banget dibaca
Sarah Yuniani
Alhamdulillah...
semoga bian dan Febi bahagia selalu
Sarah Yuniani
itu ibu tiri Fabian yaa ??
kan katanya sejak kecil Fabian kurang kasih sayang mama
Sarah Yuniani
dunia novel yang sempit mungkin .. hehew
Sarah Yuniani
/Facepalm//Facepalm/
RossyNara
aduh om jangan keras² suaranya karna perempuan itu sensitif perasaannya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!