Fabrizio Argantara seorang CEO Diamon Group terpaksa harus menikahi Putri dari orang yang ia tabrak hingga meninggal.
Fabrizio menikahi Jihana Almayra hanya demi sebuah tanggung jawab semata, hingga suatu hari salah satu diantara mereka memiki perasaan mencintai.
Mampukah Fabrizio dan Jihan mempertahankan pernikahan mereka saat badai rumah tangga mereka hadir disaat mereka sudah saling yakin untuk mencintai satu sama lain ?
Yuk simak selengkapnya novel "Istri Siri CEO" karya Dewi KD.
Jangan lupa untuk dukung author dalam bentuk Like & Comment 😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERHATIAN YANG BERBEDA
"Apa maksud Mama seperti itu kepada Jihan !" Zio bertanya langsung kepada Mamanya sedangkan Mamanya tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Zio.
"Apa maksudmu Zio ?"
"Ma, jangan pura-pura tidak tahu. Mama membelikan dia barang-barang seperti itu bahkan perhatian Mama. Sesuatu yang tak.pernah Mama lakukan pada Cindy" protes Zio.
Mama Sonia menyunggingkan senyuman saat ia tahu kalau dirinya dianggap oleh Zio kurang memberikan perhatian pada Cindy. Bukan ia tak mau bersikap demikian pada Cindy dan merasa jijik pada calon menantunya itu.
Namun nasi sudah menjadi bubur publik sudah mengetahui hubungan Zio dan Cindy. Bahkan mereka telah merencanakan pernikahan, Sonia baik Anggara membiarkannya saja. Karena mereka ingin anaknya tahu dengan sendirinya seperti apa calon istrinya itu.
"Dia bisa mendapatkannya darimu Zio" ucap Sonia datar.
"Ma.." Zio menatap nanar pada Mamanya yang selalu dingin jika membicarakan Cindy. "Apa salah Cindy dimata Mama, sampai Mama tidak menyukai Cindy. Cindy itu wanita yang baik-baik Ma" Zio melakukan pembelaan pada Cindy agar Mamanya menerima Cindy.
Sonia tersenyum remeh saat mendengar kata-kata bahwa Cindy wanita baik-baik. Jika Zio tahu siapa Cindy sebenarnya pasti Zio akan menyesal atas apa yang ia ucapkan.
"Sudahlah Zio, ini sudah masuk waktu makan malam ayo kita makan malam saja. Ajak Jihan turun kita makan bersama" Sonia mencoba mengalihkan pembicaraan lain dan menghindar ia tak mau terus-terusan membahas Cindy.
Zio mengusap kasar wajahnya ini yang tak ia sukai dari Mamanya, seakan Cindy tak penting padahal sebentar lagi mereka akan menikah. Bahkan untuk urusan pernikahan mereka pun kedua orang tuanya seakan tak peduli, seharusnya seperti kebanyakan orang tua lainnya mereka akan senang jika anaknya akan menikah dan sama-sama akan sibuk mengurus apa saja yang perlu disiapkan nantinya.
Bahkan pada saat makan malam Zio menatap nanar kedua orang tuanya begitu menyayangi Jihan. Padahal beberapa waktu lalu Zio pernah membawa Cindy ke rumah ini untuk makan malam bersama. Namun sikap kedua orang tuanya biasa-biasa saja bahkan mereka seakan bersikap cuek pada Cindy.
"Jadi kapan kau akan mendaftarkan kuliahmu, Nak ?" tanya Anggara pada Jihan yang sedang mengunyah makanannya.
"Minggu depan Pa" ucap Jihan pelan
"Kau lihat Zio, istrimu ini mendapat beasiswa kedokteran di universitas ternama dan favorit. Selain cantik dia juga pintar, benar-benar menantu idaman Mama" Sonia terus memuji Jihan, dan itu membuat Jihan merasa malu. Sedangkan Zio merasa tidak suka jika Mamanya memuji wanita lain selain Cindy.
"Mama dengar kau pintar memasak, sayang. Bagaimana kalau besok kita ke supermarket kita belanja kita masak bersama ?" tawar Sonia dengan penuh antusias.
"Tidak sepintar koki dirumah ini Ma" lirih Jihan semakin malu kala Sonia terus memuji dirinya.
"Ah..tapi kan belum Mama coba, besok kita belanja ya sayang ?"
Jihan yang tak enak hati jika menolak, ia pun menyetujuinya tanpa menghiraukan tatapan tajam Zio yang semakin tak suka dengan sikap Mamanya. Bahkan Cindy tak pernah sekalipun berjalan-jalan dengan Mamanya walau pernah Zio membujuk Mamanya untuk dekat dengan Cindy, Sonia selalu menolak dengan berbagai alasan.
Zio berdiri dari duduknya semua menatap dirinya. "Aku sudah selesai, selamat malam" Zio meninggalkan kedua orang tuanya dan Jihan. Sedangkan Jihan hanya tertunduk ia merasa Zio tak suka pada dirinya jika ia dekat dengan kedua orang tuanya.
Jihan masuk ke dalam kamar ia menutup pintu secara perlahan takut jika mengganggu Zio. Namun saat ia berbalik setelah mengunci pintu, ia terkejut kala Zio sudah berada tepat dihadapannya dengan tatapan tajam dan membuat Jihan merasa takut.
"Apa kau suka tinggal disini !" Zio berbicara dengan penuh penekanan karena emosi.
"Tu..tuan.."
keren bgt thor👍👍
bwt zio kurang ganteng thor
aku jg lama gk punya2 ank.
3 thn pernikahan br punya ank.
sedihnya tuh sm mulut2 gk berprikemanusiaan..jahara pedes rawit tenan.
kenaa kau