Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24.Tunggu aku!(Gavin)
Anandita menatap Gavin yang mendekat kearahnya dengan tersenyum devil.
"Kamu yakin ingin kita mandi berdua,ucap Gavin sambil mulai melepaskan baju atasnya dan mencampakkannya kelantai kamar mandi .
Anandita terbelalak menatap Gavin yang sudah bertelanjang dada didepannya.
"Vin..,apa yang kau lakukan?"tanya Anandita sambil berjalan mundur kebelakang,menghindari Gavin yang semakin mendekat kearahnya.
"Bukankah kau mengajakku untuk menemanimu mandi?!"ucap Gavin sambil mulai melepaskan kancing celana panjang yang dipakainya.
"Vin tapi bukan berarti kau akan telanjang didepanku kan?"Anandita mulai merasa ngeri karena sekarang Gavin sudah melepas celana panjangnya,dan hanya tersisa boxer yang menutupi benda pusakanya.
"Kenapa?,kau malu padaku?"ucap Gavin menatap pada Anandita yang sudah memejamkan matanya,karena tidak ingin melihat tubuh Gavin.
"Vin,cepat pakai bajumu,kau bukan anak kecil jadi jangan telanjang didepanku"ucap Anandita sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.
"Aku memang bukan anak kecil lagi An..,aku suamimu,jadi tidak papa aku begini,tapi kalau hanya aku saja yang tidak memakai baju itu tidak adil,ayo kubantu kau melepaskan bajumu yang sudah basah ini!"ucap Gavin sambil menarik baju yang dipakai Anandita.
Melihat Gavin bermaksud melepas,bajunya Anandita segera memegang erat depan kemeja miliknya yang sudah basah itu.
"Stop!!,jangan Vin, aku belum siap"ucap Anandita tampak ketakutan melihat tangan Gavin yang ingin melepas kemejanya.
"An...,ini sudah lebih dari satu bulan,jadi aku sudah bisa meminta hakku"ucap Gavin.
"Jangan!!,aku tidak mau!,"teriak Anandita sambil mendorong tubuh Gavin menjauh darinya.
"An...!"
"Gavin,Pliss!!"ucap Anandita dengan ekspresi ketakutan melihat kearah Gavin.
Tapi baru saja,Gavin bermaksud menghampiri Anandita yang berdiri dipojokan toilet,untuk menghindar dari Gavin.
Tiba tiba terdengar pintu Ruang Pribadi Gavin diketuk dari luar.
"Tok...tok..!,bos Anda didalam?"tanya suara orang yang mengetuk pintu.
"Gavin dan Anandita saling berpandangan mendengar ada yang memanggil dari luar.
"Iya,sebentar lagi aku keluar!"jawab Gavin sambil mengambil handuk yang ada digantungan toilet.
Sebelum Gavin keluar dari toilet, Gavin mendekat wajahnya kearah Anandita.
"Mandi yang bersih ya,nanti aku akan menagih janjimu ,setelah selesai bekerja"ucap Gavin sambil keluar dari toilet itu.
Anandita hanya menatap Gavin dengan perasaan tidak menentu.
'Bagaimana ini?',pikir Anandita dengan perasaan bingung ,apakah malam ini Gavin benar benar akan meminta haknya,batin Anandita.
Tapi sekarang atau nanti juga tidak ada bedanya,pikirnya.
' Bukankah lebih cepat lebih baik,agar dia tidak merasa punya hutang lagi pada Gavin,toh dia melakukannya dengan suaminya sendiri jadi pasti tidak papa,pikir Anandita.
Mengigat itu Anandita segera mandi dengan bersih seperti yang diminta Gavin tadi,setelah selesai Anandita segera memakai baju ganti.
Untung ada baju yang dibelikan Om Bagas tadi,gumamnya kalau tidak ada Anandita bingung harus ganti dengan apa.
Anandita membuka semua paperbag,yang dibelikan Om Bagas untuknya,dan memilih baju paling nyaman yang akan dipakainya.
Akhirnya pilihannya jatuh pada kemeja hijau dan celana hotpan pendek diatas lutut.
'Siap sudah'gumamnya sambil memasangkan bandana pada rambut panjangnya agar terlihat rapi.
*****
Sementara itu didapur,Beni pelayan juga orang kepercayaan Gavin di Kafe dari tadi selalu melirik kearah Gavin sambil sesekali berdehem,karena melihat Gavin yang keluar dari ruang Pribadinya dengan rambut basah seperti habis mandi.
"Bos kalau bos repot,sebaiknya tidak usah kembali kedapur semuanya serahkan saja pada Mas Heru,"bisik Beni ditelinga Gavin.
Tapi Gavin cuek tidak menanggapi apa yang diucapkan oleh Beni.
"Bos kasihan istri bos ditinggal sendiri,disana nanti kalau digigit nyamuk bagaimana?"bisik Beni lagi yang membuat Gavin akhirnya menengok kearah Beni.
"Ben!, sepertinya kau sedang nganggur,bagaimana kalau kau bantu Arman cuci piring sana!"ucap Gavin pada Beni.
"Bos saya akan kedepan melihat apakah,ada tamu yang mau tambah pesanan"ucap Beni langsung ngacir pergi mendengar apa yang dikatakan Gavin.
Dasar,dengus Gavin dengan sebal, tadi saja waktu dia sedang asik menggoda Anandita malah diganggu ,sekarang dia sedang sibuk berani beraninya Beni mengganggunya,gerutu Gavin.
Sambil menyiapkan menu pesanan pelanggan Kafe,Gavin jadi berpikir apa yang dilakukan istrinya itu sekarang,apakah dia masih ketakutan mendengar apa yang diucapkannya tadi,pikir Gavin sambil membayangkan wajah Anandita yang sedang berada dibawah pancuran air shower.
Tapi bukannya wajah Anandita yang terbayang tapi malah tubuh basah Anandita dengan baju yang menempel ditubuhnya itu,membuat sesuatu dibawah sana tiba tiba berdenyut,Gavin ingat bagaimana tubuh Anandita tercetak jelas dibalik bajunya itu dengan dua bukit yang tercetak sempurna dibalik kemejanya meskipun masih memakai penutup.
Gavin jadi ingat bagaimana saat dia menghisap dua bukit indah milik istrinya itu,membuatnya jadi senyum senyum sendiri.
"Bos anda tidak papa?"tegur Heru koki Kafe Gavin itu,karena melihat Gavin yang senyum senyum sendiri sambil mengaduk saos.
"Hah,apa Mas Heru?"tanya Gavin,karena tidak mendengar apa yang diucapkan oleh kokinya itu.
"Tidak ada,tapi malam ini apa bos mau lembur lagi di Kafe?"
"Nggak tau Mas,tapi kalian pulang aja dulu malam ini,aku masih ada yang harus dilakukan sebelum pulang"jawab Gavin.
"Ya,kebetulan hari ini istri saya minta saya jangan lembur lagi"ucap Heru.
"Kenapa Mas?"tanya Gavin dengan heran.
Bukannya menjawab Heru malah senyum senyum malu pada Gavin.
"Sudah kangen minta dimanja katanya istriku ,Vin"jawab Heru.
"Bukannya setiap hari kalian ketemu"ucap Gavin.
"Iya,tapi tidak setiap hari kami bisa main kuda kudaan Vin,maklum anakku masih kecil jadi susah untuk ditinggal kalau kami mau itu,ucap Heru sambil menyatukan tangannya membentuk patuk ayam saling bertemu.
Gavin hanya memandang terpaku melihat Heru melakukan gerakan itu,ingatannya kembali kepada sang istri yang kini sedang menunggunya diruang pribadinya.
Apa yang sedang dilakukan Anandita sekarang,rasanya Gavin sudah tidak sabar untuk menemui sang istri kalau tidak ingat masih ada pekerjaan yang belum selesai diKafe.
Lamunan Gavin terhenti saat Heru kembali mengajaknya bicara.
"Sekarang mumpung anakku sedang nginap dirumah neneknya jadi istriku minta aku jangan lembur malam ini,Sorry ya Vin aku nggak bisa nemani kamu belajar masak malam ini"ucap Heru.
"iya,nggak papa Mas,kebetulan aku memang sedang tidak ingin lembur karena besok pagi harus ke sekolah"jawab Gavin,memberi alasan pada Heru.
"Syukurlah kalau begitu,padahal aku tadi sudah tidak enak kalau harus bilang ijin sama kamu,karena aku tau lomba yang mau kamu ikuti itukan sebentar lagi"
"Tidak papa Mas, karena selain pekerjaan ada keluarga juga yang harus kita perhatikan"ucap Gavin pada Heru.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁