NovelToon NovelToon
Kerajaan Danemor : Diktator Bermahkota

Kerajaan Danemor : Diktator Bermahkota

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Perperangan / Barat
Popularitas:953
Nilai: 5
Nama Author: Sergey

Kerajaan Danemor menjadi sebuah kerajaan yang kuat setelah Raja Adolf I telah naik takhta menggantikan raja sebelumnya, namun dibalik kuatnya kerajaan itu, menyimpan sisi kelam yang sangat mengerikan, Raja yang sangat keji terhadap musuh dan rakyatnya sendiri, pertumpahan darah sangat lumrah terjadi di kerajaan Danemor.

Kelahiran seorang anak laki laki menjadi harapan untuk semua orang untuk menggulingkan takhta Raja Adolf I, mampukah anak harapan itu mampu melakukannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sergey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Eva

Adolf berserta lainnya menikmati makanan, setelah habis, Adolf membayar makanan itu dan meninggalkan restoran itu, malam hari ini Pan menuntun Adolf untuk pergi ke penginapan terdekat di kota Sula, hingga akhirnya sampailah di penginapan itu, Adolf dan yang lainnya memasuki penginapan, dan ia langsung memesan kamar untuk dirinya, Eva dan pengawalnya, Adolf kemudian mengucapkan selamat malam pada Eva kemudian ia pergi ke kamar nya sendiri.

Pagi hari telah tiba, Adolf terbangun, dia kemudian membangunkan pengawalnya dan Eva, ia memberitahu semua orang untuk bersiap meninggalkan kota Sula meski matahari belum terbit, semua bersiap siap, setelah itu mereka meninggalkan kota Sula.

Meski jalanan masih begitu gelap, tak menghentikan mereka untuk terus berjalan, beruntung nya mereka tidak mengalami kejadian yang buruk seperti bandit, ataupun perampok, perjalanan mereka lancar tanpa ada halangan yang berarti.

Matahari sudah terbit, kini mereka telah sampai di desa Yats, Adolf menyuruh pengawalnya untuk membeli makanan sebagai bekal perjalanan, Adolf dan Eva pun menunggu mereka datang sambil makan sisa bekal mereka di kota Sula, Eva pun menyuapi Adolf, mereka selalu begitu setiap makan bersama, ini menjadikan mereka sebagai sepasang kekasih yang sangat mesra, hingga orang yang melihat aksi mereka, tentu saja merasa sangat iri.

Pengawal telah tiba dengan membawa bekal makanan, langsung saja Adolf bergegas menaiki kuda dengan Eva, diikuti dengan pengawalnya itu, adegan romantis kembali lagi, dengan memperlihatkan Eva sedang memeluk punggung Adolf, merasa senang mendapat pelukan dari belakang, Adolf pun memacu kuda dengan cepat, Eva tentu saja merasa takut dengan kecepatan kuda ini, ia semakin mengeratkan pelukannya itu.

Matahari telah berada di puncak, tibalah mereka di istana kerajaan, Jhon menyambut kedatangan Adolf, Jhon yang melihat seseorang belakang Adolf pun sadar bahwa gadis itu calon permaisuri nya, ia menyapa hangat gadis itu, Eva pun turun dari kuda dan membuka kan jubah nya, terlihat paras menawan dari Eva, Jhon memandang sejenak kemudian dia batuk kecil membuat dirinya fokus kembali, ia pun bergumam pelan.

"Seperti nya raja memiliki mata yang sangat baik." gumam Jhon sambil tersenyum.

Ia kemudian menyuruh pelayan untuk melayani Eva, dan Adolf kini kembali ke ruang kamar nya dan ia pun membersihkan diri nya sendiri dengan mandi di kolam pribadi nya itu.

Kegiatan memanjakan diri selesai, kini tampak langit sudah berwarna orange, Adolf kemudian menemui Arthanas untuk memperkenalkan Eva dengan ayahnya itu, setelah bertemu Adolf berbincang sejenak, kemudian ia memegang tangan ayahnya itu dan menuntun ke arah taman, tak lupa ia menyuruh pelayan untuk memanggil Eva ke taman.

Sesampainya di Taman, Adolf melihat Eva sedang duduk dan menikmati bunga dan langit, penampilan Eva kini berubah menjadi sangat cantik, lebih cantik dari sebelumnya, ia sekarang mengenakan gaun putih dan mahkota bunga, Adolf pun melamun, ia menjadi lupa bahwa ayahnya itu masih disamping nya, kemudian Arthanas menepuk punggung Adolf untuk menyadarkan lamunannya itu.

"Nak aku tau bahwa dia itu sangat cantik, tapi jangan lupakan ayah mu ini, haish mentang mentang sudah memiliki cinta jadi lupa diri." tegur Arthanas sambil menghela napas.

"Maaf ayah, aku tertegun dengan kecantikannya, mari sini menghampiri nya." ajak Adolf.

Setelah itu mereka berdua menghampiri Eva, dia yang melihat kedatangan Adolf dan pria tua, kemudian Eva membungkuk ke arah pria tua itu, Arthanas yang melihat tindakan Eva itu, ia tersenyum kemudian dia berkata.

"Siapa nama mu gadis cantik?." ucap Arthanas sambil tersenyum

"Nama saya adalah Eva tuan, saya berasal dari desa Yats." ucap Eva dengan penuh keanggunan.

"Angkatlah badan mu Eva, aku adalah Arthanas, ayah dari Adolf, sekaligus raja kerajaan ini sebelumnya, kamu tidak perlu memanggil ku tuan, panggil saja aku ayah, karena kalian akan segera menikah bulan depan." ucap Arthanas.

"Baik tu- eee ayah, aku akan membiasakan diri di lingkungan istana dan berperilaku baik disini, saya yakin tidak akan membuat masalah, ayah." ucap Eva dengan percaya diri.

"Aku tau kamu adalah gadis yang baik Eva, kamu sudah tahu kan mengenai ujian mu menjadi calon permaisuri?." ucap Arthanas.

"Aku sudah mengetahui nya ayah, para pelayan memberitahuku apa saja ujian ku untuk menjadi permaisuri, tentu aku tidak akan menyerah begitu saja." ucap Eva.

"Aku percaya dengan kemampuan mu Eva, biasakan dirimu di lingkungan istana, nikmati waktu kalian berdua, ayah mau istirahat." ucap Arthanas.

"Baik ayah." ucap Eva.

Arthanas mengangguk senyum kemudian ia pergi meninggalkan Adolf dan Eva, Adolf yang melihat tingkah ayah nya hanya menggeleng kepala nya, Eva yang penasaran dengan ekspresi Adolf ia bertanya.

"Ada apa tuan? Kenapa ekspresi anda begitu?."

"Aku hanya merasa khawatir tentang ujian mu Eva, aku takut jika kamu gagal dalam menyelesaikan ujian mu, tentu posisi mu bukanlah sebagai permaisuri ku, tetapi kamu hanya menjadi selir ku, dan anak kita kedepan tidak bisa mewarisi tahta ku ini." Adolf berkata dengan nada yang lemas.

"Tuan, jangan khawatir kan aku, ujian ini hanya akan mengajarkan ku untuk menjadi permaisuri yang baik untuk mu? Tidak masalah jika aku gagal dalam ujiannya tuan, aku siap hanya menjadi selir untukmu." ucap Eva berusaha menenangkan Adolf.

"Aku berharap kamu mampu Eva, sialan dengan para bangsawan itu, mereka berkata seolah olah untuk mendukung ku, namun yang sebenarnya terjadi mereka berusaha untuk mengendalikan ku, tunggu saja sampai aku mampu memusnahkan para bangsawan itu." ucap Adolf penuh emosi.

Eva yang mendengarkan itu ia hanya bisa memeluk Adolf untuk meredakan emosi nya.

Malam hari telah tiba, semua anggota istana melakukan rutinitas nya, Eva memperhatikan cara makan Arthanas dan Adolf di meja makan, dengan sekali lihat, Eva paham dengan etika di meja makan, kemudian ia mempraktekkan cara makan bangsawan, Adolf melihat cara makan Eva pun kaget, cara makan Eva sangat elegan seperti wanita bangsawan yang belajar sejak kecil, ia merasa bahwa dirinya tak pernah mengajarkan Eva untuk makan sesuai etika bangsawan, tentu dia kemudian menggeleng kepala nya untuk mengubur pertanyaan itu semua.

Saat makan malam selesai, mereka semua kembali ke kamar masing masing untuk beristirahat, Adolf merenung bagaimana caranya agar dia dapat memusnahkan para bangsawan itu, Adolf merasa bahwa dirinya tidak bisa bebas begitu saja karena aturan yang dibuat buat oleh bangsawan terdahulu, tentu dia berpikir bahwa hampir semua bangsawan itu munafik dan manusia yang tidak berguna, kehidupan mereka hanya untuk bersenang senang dan menghabiskan uang yang tidak menghasilkan, memikirkan itu semua berlarut larut, hingga akhirnya dirinya mengantuk dan tertidur....

1
Muhammad anam
cerita nya seru
Safrul bay
keren sangat menginspirasi
Protocetus
El Adolf /Sweat/
Hiroki524
dahsyat ttg cerita ini, semoga terus sukses author!
thalexy
Dialog keren.
Daina :)
Terinspirasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!