Proposal Cinta Sang Ceo

Setelah ditangani oleh para dokter dan perawat, Jeni dipindahkan ke ruangan VVIP,Elios menyebar beberapa anak buahnya.untuk berjaga-jaga dari para wartawan ,yang mungkin saja mengetahui jika istri Tuan Nathan dirawat di rumah sakit,mengingat siapa Nathan di negaranya. para pencari berita tentu tidak melewatkan hal tersebut.

Nathan duduk di samping ranjang , Jeni sudah tertidur karena efek obat,wajah cantiknya kini digantikan oleh wajah pucat.Nathan mengeram, dia mengepalkan tangannya. sungguh dia merasa sakit dan tidak rela, melihat wanitanya kini terbaring lemah.

“Katakan pada Pak Mul,tidak ada yang boleh meninggalkan rumah!”,,Elios tau akan arti dari perintah Tuannya.

“Baik Tuan Muda!”,,Elios meninggalkan ruang rawat,dia menghubungi Pak Mul sesuai perintah sang Tuan. Elios menghela nafas beratnya.

”Apa yang akan terjadi dirumah malam ini! ” ucap Elios pelan. dia kembali keruang rawat, mendampingi sang Tuan dan Nona Muda yang terbaring lemah,karena kehilangan banyak darah. Dokter mengatakan luka ditangan, mengenai pembuluh darah,dan Jeni menderita Hemofilia. yang mengganggu proses pembekuan darah, karena itu perdarahan berlangsung sedikit lama, saat tubuh mengalami luka.

Nathan tidak menyangka,istrinya akan mengalami hal ini,Nathan hanya diam,pandangannya tidak pernah lepas dari wajah sang istri.

“kita kembali ke rumah,perketat penjagaan!”

Nathan bangun dari duduknya, sebelum dirinya meninggalkan Jeni, dia mengecup keningnya.

”Aku akan segera kembali”,Nathan meninggalkan ruang rawat,yang kini dijaga oleh beberapa anak buah Elios.sedangkan di rumah, Nyonya Agatha, ibu Nathan begitu gelisah mendapat kabar bahwa tidak seorangpun yang di izinkan meninggalkan rumah,Tania hanya duduk di kamarnya, memikirkan keadaan kakak iparnya. bagaimanapun dia sudah menerima dan menyayangi Jeni,entah sejak kapan Tania merasakan nyaman,dan perasaan itu tidak bisa dia ungkapkan dengan kata-kata. tanpa sadar butiran bening mengalir dipipinya.

”Kau harus kuat,dan baik-baik saja kakak ipar, jika terjadi sesuatu padamu, aku tidak akan memafkan mu! ”,ucap Tania dalam isaknya.

Mobil Nathan telah memasuki gerbang, Pak Mul telah menyambutnya,seisi rumah begitu tegang melihat wajah sang Tuan Muda yang tak bersahabat. para pelayan tau apa yang terjadi, namun mereka tidak berani bergunjing,atau sekedar berkomentar.mereka diminta menutup mata, dan telinga mereka.

“panggil mereka keruangan ku!”

Pak Mul mengangguk dan pergi memanggil sang Nyonya dan Tania,sementara pengawal yang selalu mengawasi Jeni juga sudah berdiri tepat dibelakang Elios.mereka bertiga memasuki ruang kerja, sambil menunggu sang ibu dan adiknya.wajah tegang serta keringat dingin mulai keluar, sang pengawal sungguh gelisah.

"Apakah ada kesalahan yang telah aku perbuat, sehingga harus berakhir di ruangan!",ini ucap si pengawal dalam hati.

Sang ibu dan Tania,serta pak Mul memasuki ruangan,wajah tegang serta aura yang menakutkan, menyeruak di setiap ruangan. sang ibu hanya menelan ludahnya,untuk menghilangkan sedikit kegelisahanya.Nathan duduk di sofa, disusul sang ibu dan adiknya.

“Katakan padaku secara terperinci,apa yang Nona Muda mu,lakukan hari ini. tanpa kau lebihkan dan kau kurangi! ",,ucap Nathan, yang mengarahkan pandangannya pada sang pengawal.meski Nathan telah menerima laporan,namun dirinya ingin mendengar langsung dari mulut anak buahnya. yang ditatap menundukkan kepala, dan menceritakan semuanya.dari kejadian di toko roti,pergi ke pinggiran kota,ke bengkel,ke rumah orang tua dan terakhir di sirkuit.semua kejadian yang di alami Nona Muda, dia ceritakan sampai perlakuan sang keluarga, yang membuat Nona Mudanya pergi ke sirkuit untuk balapan.dengan rahang yang mengeras, dan menahan emosi Nathan mendengarkan secara seksama setiap laporan pengawalnya. sementara Tania, dia sudah terisak mendengar apa yang di alami kakak iparnya itu.

“Kau boleh pergi dan teruskan pekerjaanmu”,,sang pengawal bernafas lega,dia menundukkan kepala dan meninggalkan ruangan yang penuh ketegangan itu. kini pandangan Nathan beralih menatap adiknya Tania.

"Ceritakan apa yang terjadi pada kakak iparmu,kau tau bukan konsekuensinya jika berani berbohong pada kakakmu!"

Tania menatap Nathan, dan mengangguk,dia tidak melirik sang ibu lagi. yang ada di kepalanya sekarang, adalah menceritakan semua yang di alami sang kakak ipar selama ini.

Tania menceritakan semua yang dia dengar,dan dia lihat dengan mata kepalanya sendiri,sampai pertengkaran ibu dan Jeni. yang berujung pada luka yang diderita kakak iparnya sekarang,Nathan menutup matanya menetralkan nafasnya, yang serasa sesak. ternyata selama enam bulan perjalanan pernikahan mereka, istrinya telah melewati banyak hal.meski Pak Mul selalu memberi informasi mengenai keadaan rumah, tapi dia tidak menyangka istri kecilnya akan semenderita itu.

“Kembalilah ke kamar mu dan terimakasih sudah menerima dan menyayangi kakak ipar mu!”

Tania hanya mengangguk dan meninggalkan sang kakak dan ibunya,kini hanya tersisa sang ibu dan Nathan.tatapan penuh kemarahan,kekecewaan terpancar jelas dimata Nathan. dia tidak menyangka, ibu yang sangat dia hormati akan melakukan hal sejauh ini.bahkan dia pernah berharap,lambat laun sang ibu akan menerima istrinya, seperti dirinya yang mencoba menjalani pernikahannya.

“Ada yang ingin ibu jelaskan”,,Nathan menatap sang ibu ,tidak ada tatapan hormat dan sayang lagi dimata itu yang dirasakan sang ibu.

”Ibu minta maaf Nathan,sungguh ibu tidak bermaksud demikian!",,Nathan tetap pada pandangannya,yang begitu menusuk hati.

“Apakah ibu sadar dengan perbuatan, dan kata-kata ibu yang begitu melukai istriku?,dia gadis yang baik,dan ibu menghinanya dengan mambawa nama almarhum ibunya!"

Deg,sang ibu terkejut mendengar ucapan putranya, dia baru sadar akan kesalahan yang teramat sangat itu. dia menyesali semua perkataannya.sang ibu meneteskan air matanya.

"Maafkan ibu Nathan,ibu tidak memikirkan hal itu,dan tentang ibu jeni ,ibu hanya mendengar cerita tentang masa lalunya!”

“Jangan mudah percaya pada cerita orang,apalagi orang yang tidak ibu kenal,ibu Jeni wanita yang baik,lembut,sabar dan penyayang.dia hanya membuat satu kesalahan,yaitu mencintai pria yang tidak pernah menganggapnya ada,dan itulah yang dialami istriku selama ini!"

"Dia tidak di anggap di rumah itu, bahkan ayahnya menyerahkan Jeni padaku,sebagai jaminan penebus hutang.mana ada seorang ayah, yang menjual putrinya seperti yang dilakukan Tuan Sanjaya!"

Sang ibu masih terisak mendengar ucapan putranya.

"Apa ibu masih ingat dengan wanita,yang memelukku di rumah sakit.saat ibu dan aku kehilangan ayah?"

Nathan menatap sang ibu, yang kini sudah berderai air mata itu.

"Ibu yang hanya menangisi ayah, dan tidak menghiraukan ku, yang butuh pelukan.saat itulah wanita itu ada, meski dia tidak mengenalku, dia menenangkan ku, meski sebenarnya,ada putrinya yang harus dia jaga karena sakit!”

Sang ibu begitu tidak percaya akan ucapan putranya,dia mencerna semua ucapan sang putra, dan mengingat kembali kenangan dulu. dia ingat waktu itu,hari dimana dunianya hancur karena kepergian sang suami,dia melihat Nathan menangis di pelukan seorang wanita,jadi wanita itu adalah ibu Jeni.

“Ibu pasti tidak akan percaya,aku juga sama. awalnya aku tidak percaya ,saat aku melihat foto istriku yang dia pajang di meja riasnya. saat itu dia masih berumur sekitar 10 tahunan.dia duduk bersama seorang wanita cantik,yang saat aku tanya wanita itu adalah ibunya!”

Nathan menghampiri sang ibu, dia berjongkok dan menggenggam tangan sang ibu.

”Jadi Nathan mohon padamu Bu,ini permohonan putramu,sayangi dia,terimalah dia sebagai menantu mu.dia gadis yang baik, jika ibu mengenalnya ibu akan menyadarinya seperti halnya Tania sekarang!"

"Tania bahkan lebih dekat dengan Jeni dibanding diriku,yang kakak kandungnya!"

Sang ibu menatap putranya,benar yang dikatakan Nathan,putrinya kini sedikit berubah dari gadis manja menjadi gadis yang sedikit mandiri.sang ibu menganggukkan kepalanya,Nathan memeluk sang ibu,meski amarah masih menyelimuti hatinya, dia tidak bisa melampiaskannya kepada sang ibu.

"Maafkan ibu nak!",,sesal sang ibu yang terisak di pelukkan putranya.Setelah beberapa drama terlewati,Nathan dan Elios masih berada diruang kerja. entah apa yang dipikirkan oleh sang Tuan Muda,Elios dengan setia berdiri mendampinginya.

“Mulai sekarang putuskan kerja sama kita dengan sanjaya Group,dana yang pernah kita alokasikan pada mereka minta secara bertahap.jika perlu tarik dananya tiap bulannya,dan putuskan hubungan meraka dengan Jeni. jika mereka ingin menemui Jeni,mereka harus minta persetujuanku terlebih dulu!"

Nathan memberikan keputusan mutlaknya, yang sudah tidak bisa dirubah lagi meskipun itu Elios.

Mungkin ini yang terbaik untuk kehidupanmu Nona ucap Elios dalam hati.

Malam itu setelah menyelesaikan semua urusannya,Nathan dan Elios kembali ke rumah sakit.tidak lupa dia berpesan kepada Pak Mul, untuk menyiapkan makanan bergizi untuk Nona Muda mereka.saat memasuki kamar Nathan masih mendapati sang istri yang tertidur pulas. sementara Elios menunggu di ruangan lain yang menjadi satu dengan kamar Nona mereka.

Nathan mendekat dan duduk disebelah Jeni, mengusap lembut kepala Jeni,Nathan kini merasakan ada sesuatu yang aneh dalam dirinya, dia tidak terima istrinya menderita,bukan karena perasaan simpati atau lainnya,dia pun belum bisa mengartikan perasaannya.dia akan tersenyum dan bahagia bisa menggoda ataupun membuat Jeni kesal ,suatu kebahagiaan tersendiri bagi dirinya.

“Aku tidak akan membiarkanmu menderita, dan tidak akan membiarkan mereka yang menghinamu, bisa mengangkat kepala mereka lagi,akan aku hapus lukamu dengan kebahagiann mu!"

Nathan mengecup kening Jeni,menyalurkan kehangatan dan cinta yang sedikit demi sedikit dia rasakan,Nathan merebahkan tubuhnya sambil memeluk erat istri kecilnya.