Li Yuchen adalah seorang kaisar yang memiliki kekuatan yang kuat hingga melegenda di Daratan Wuzhou namun tanpa disadari Hukum Dunia datang yang mengakibatkan dirinya gagal dalam melakukan terobosan yang lebih tinggi lagi.
Bagaikan orang yang terjatuh lalu tertimpa tangga, Li Yuchen dikhianati dan dibunuh oleh selir dan musuhnya hanya demi sebuah Harta.
Li Yuchen yang mengira ini adalah akhir dari hidupnya tidak menyangka ternyata dirinya mendapatkan kesempatan kedua dan dapat terlahir kembali.
Li Yuchen yang tidak ingin mengalami hal yang serupa di masa lalu pun mencoba mengubah takdirnya.
Apakah Li Yuchen dapat berhasil dalam mewujudkan keinginannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syila hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24. Intuisi
"Saya memang ingin menjual tanaman obat. Tanaman obat apa yang kau butuhkan?" tanya Li Yuchen mencoba melakukan transaksi tanpa memberitaukan jenis tanaman obat yang dimilikinya.
"Saya membutuhkan tanaman obat ini. Jika anda memilikinya, apakah anda mau menjualnya pada Nona saya? Saya yakin akan memberikan jumlah uang yang sesuai dengan harga obat tersebut." ucap Sui'er mencoba melakukan transaksi dengan ekspresi wajah yang cemas.
Li Yuchen yang penasaran pun mengambil kertas tersebut dan melihat isi yang tertulis di dalamnya tapi tiba-tiba Li Yuchen merasakan sesuatu yang aneh.
"Tulisan ini seperti aku pernah melihatnya disuatu tempat!" ucap Li Yuchen dalam hati dengan ekspresi wajah yang serius sambil terus mengamati ukiran tulisan tersebut dengan seksama.
"Ah, aku ingat. Tulisan ini sama dengan tulisan yang ditinggalkan oleh gadis muda yang menolongku saat aku pertama kali bereinkarnasi!" ucap Li Yuchen dengan ekspresi wajah yang terkejut dan bahagia di saat yang bersamaan.
Li Yuchen yang yakin akan intuisinya pun memutuskan untuk bertemu dengan gadis yang ingin membeli tanaman obat miliknya.
"Semua tanaman obat ini aku memilikinya dan aku bersedia menjualnya bahkan dengan harga yang murah tapi aku punya satu syarat." ucap Li Yuchen dengan senyum penuh misteri dan sorot mata yang tajam serta penuh dengan percaya diri.
"Tuan bisa katakan syaratnya." ucap Sui'er dengan ekspresi wajah yang cerah dengan nada suara yang terdengar sangat bahagia.
"Aku ingin bertemu langsung dan berdiskusi tentang transaksi ini langsung dengan Nonamu. Jika Nonamu tidak bersedia melakukannya maka anggap saja kita tidak pernah bertemu." ucap Li Yuchen dengan nada bicara yang mendominasi dan bersikap acuh tak acuh bahkan bersiap untuk pergi meninggalkan Sui'er.
"A-apa?" tanya Sui'er dengan ekspresi wajah yang bingung dan nada bicara yang gagap.
"Aku hanya ingin bertanya tujuan pembelian tanaman obat ini karena dari kertas yang aku baca. Nonamu menginginkan Tanaman Obat yang cukup langka." ucap Li Yuchen sambil mencari alasan untuk membuat Sui'er menyetujui syaratnya.
"Ta-tapi aku tidak bisa menjawabnya sekarang. Aku harus bertanya pada Nonaku terlebih dahulu." ucap Sui'er dengan ragu-ragu dan wajah yang tidak yakin dengan kata-katanya sendiri.
"Tidak perlu terburu-buru. Aku tidak akan menjual tanaman obat ini pada yang lain. Aku akan menunggu kedatangan Nonamu di kedai itu." ucap Li Yuchen sambil menunjuk ke sebuah kedai makan yang terlihat sederhana.
"Hmmm, baiklah kalau begitu aku akan pulang dan bertanya lalu segera kembali." ucap Sui'er dengan ekspresi wajah yang menujukkan tekad yang kuat.
"Baiklah." balas Li Yuchen dengan nada yang malas sambil berjalan menjauh menuju ke Kedai Makanan.
"Semoga intuisiku benar. Aku dapat bertemu dengannya lebih awal." ucap Li Yuchen dengan ekspresi wajah yang terlihat penuh harap.
Sementara itu, Sui'er pun bergegas kembali menemui Seo Xiqin dengan terburu-buru dan menceritakan semuanya tanpa terkecuali.
"Nona! Nona! Nona!" teriak Sui'er dengan suara yang keras dan dengan keringat yang terus mengalir dari dahi ke pipinya serta dengan nafas yang tidak beraturan.
"Apa yang kau lakukan? Apa kau tidak bisa jika tidak teriak-teriak? Gendang telinga Nona bisa rusak karena suaramu yang cempreng itu." ucap Luo'er dengan ekspresi wajah yang marah sambil meletakkan dua tangan di pinggang.
Sui'er yang tidak punya waktu untuk melayani Luo'er yang mengajaknya bertengkar pun terus berjalan dan tidak menghiraukan panggilan penuh amarah Luo'er padanya.
"Mau kemana kau Sui'er? Hei! Berhenti kau disana!" teriak Luo'er dengan ekspresi wajah yang kesal sambil berjalan menyusul Sui'er yang telah mendahuluinya.
Seo Xiqin yang sedang duduk menikmati buah-buahan pun mulai merasa terganggu.
"Apa yang terjadi? Kenapa berisik sekali di luar? Apa yang dilakukan Luo'er dan Sui'er dengan ekspresi wajah yang kesal dengan kerutan yang terlihat jelas di dahinya.
Tak lama setelah itu, Sui'er pun berdiri di hadapan Seo Xiqin dan berencana mengatakan tujuannya tapi dicoba hentikan oleh Luo'er yang berujung pertengkaran.
"Nona! Aku menemukan orang yang anda cari dan..." ucap Sui'er dengan terburu-buru yang dihentikan oleh Luo'er.
"Apa kau tuli? Apa kau tidak mendengar aku memanggilmu? Hah!" teriak Luo'er dengan ekspresi wajah yang penuh dengan amarahmu.
"Apa-apaan kau ini? Menyingkirlah! Dasar pengganggu!" teriak Sui'er yang telah habis kesabarannya dengan ekspresi wajah yang marah.
"Apa kau bilang? Penganggu! Kau itu yang pengganggu! Selama tidak ada kau disini terasa sangat damai dan setelah kau datang suasana berubah menjadi penuh emosi!" teriak Luo'er dengan kata-kata yang kasar yang tidak terima dihina oleh Sui'er.
"Kau!" teriak Sui'er dengan nada yang sangat keras sambil mengancungkan jari telunjuknya ke arah Luo'er dengan mata yang melotot tajam.
"Hentikan! Apa kalian tidak bisa jika tidak bertengkar saat berdekatan satu sama lain?" tanya Seo Xiqin yang merasa sangat lelah karena tenaganya telah terkuras habis melihat pertengkaran kedua pelayan setianya.
"Luo'er apa kau bisa tenang sebentar? Aku ingin mendengar apa yang ingin disampaikan Sui'er? Lagipula bukankah kau sangat merindukannya karena kau tidak bisa bertemu denganya seharian? Kau terus meminta izin padaku untuk menyusul Sui'er ke Paviliun Huanfu!" ucap Seo Xiqin dengan ekspresi wajah yang jahil sambil meletakkan kedua tangannya bersilang di dadanya.
"Ti-tidak! Aku tidak pernah mengatakan itu, Nona!" teriak Luo'er dengan suara yang gagap dan ekspresi wajah yang malu-malu.
Luo'er yang tidak ingin ketahuan Sui'er pun berlari masuk ke dalam meninggalkan Sui'er dan Seo Xiqin berdua saja.
"Hah! Akhirnya tenang juga. Sekarang katakan apa yang ingin kau sampaikan dengan datang terburu-buru?" tanya Seo Xiqin dengan wajah tanpa ekspresi sambil bergerak kembali ke posisinya semula.
"Hmmm, saya telah menemukan orang yang anda minta saya untuk beli tanaman obat itu, Nona tapi..." ucap Seo Xiqin yang terhenti tiba-tiba karena merasa ragu mengatakan kebenarannya.
"Katakan saja ada apa? Apakah uang yang aku berikan telah dicuri orang lain?" tanya Seo Xiqin dengan ekspresi wajah yang cuek.
"Jika uang yang aku berikan itu dicuri orang lain. Aku tidak akan marah asalkan Sui'er dapat kembali dengan selamat itu jauh lebih baik." ucap Seo Xiqin dalam hati sambil menatap wajah Sui'er dengan ekspresi wajah yang bingung.
"Ti-tidak Nona. Uangnya tidak dicuri. Uangnya masih utuh padaku." ucap Sui'er dengan terburu-buru menyangkal dengan suara yang gagap.
"Lalu kataka apa yang terjadi?" desak Seo Xiqin dengan ekspresi wajah yang serius dan tatapan mata yang tajam.
"Tuan itu ingin bertemu langsung dengan Nona. Katanya, dia ingin bicara langsung dengan Nona tentang transaksi ini karena tanaman obat yang Nona inginkan termasuk tanama obat yang jarang dan sulit ditemukan!" ucap Sui'er dengan terburu-buru tanpa ada jeda di setiap katanya.
"Apa dia mengatakan sesuatu yang lain lagi?" tanya Seo Xiqin dengan ekspresi wajah yang serius dengan posisi yang telah berubah menjadi duduk.
"Tuan itu bilang dia akan menunggu kedatangan Nona di Kedai Makan di pinggir Kota dan berjanji tidak akan menjual tanaman obat itu kepada orang lain sampai Nona datang menemuinya hingga sore ini." ucap Sui'er dengan ekspresi wajah yang gugup.
"Maafkan aku Nona yang menambah sedikit bumbu kebohongan karena intuisiku berkata Nona harus menemui Tuan itu." ucap Sui'er dalam hati dengan perasaan sedikit bersalah karena telah berbohong.
#Bersambung#
Jangan lupa Like, Komen dan tekan Love ya..
Terima kasih
membacanya cukup sampai disini....
(memang begitu😛)
justeru alur jadi bajing luncatt...😅😜👌
sendu = sikap yg terbawa dalam kesedihan.
senduh = ?????!
belum lagi bbrp kata yg tidak tepat sesuai kebutuhan kalimat dan ....
+ langkah = gerakan kaki saat berjalan.
+ langka = sesuatu yg jarang/sulit dicari.
+ kesiann mantan guru bahasanya......!!
sadarkah anda sudah mempermalukan guru bhs indonesia dari SD, SMP, SMA....? 9 thn itu dipelajari lho...!!🧐🤔🙈
yakinlah pembaca yg normal anda buat jijik....!
silakan thor.... silakan siram toiletnya bersih² lalu cebokan nanti setelah bersih barulah anda bab...😅😜
+ makan dulu baru mulai memasak.
+siram toilet dulu baru buang air
+ tulis berita dulu baru ke tkp
😂😴😂😴😂😴😂😴😂😴😜😜🙊🙈😇😇😅😇😅😅😅😅😇
takutnya penulis ini bila buang air, toilet disiram dulu baru buang air..😜🙊🙈😂😂😂