Kelahiran Kembali Kaisar Legenda
Daratan Wuzhou adalah surganya Kultivator karena terdapat banyak sekali Aura yang akan membantu Seorang Kultivator menjadi semakin kuat.
Namun dibalik itu semua, tersimpan banyak sekali bahaya dan resiko yang mengancam sehingga hanya kultivator yang memiliki kultivasi tertentu yang dapat tinggal di Daratan Wuzhou.
Li Yuchen seorang Kaisar yang memerintah di Daratan Wuzhou. Li Yuchen yang memiliki Kekuatan yang hebat diakui sebagai Kaisar terkuat yang melegenda namun tanpa diduga masalah itu pun datang.
Li Yuchen yang sedang melakukan Pelatihan tertutup selama satu minggu di atas Puncak Gunung Ming Hao mendapatkan Hukum Alam karena memiliki kekuatan yang menentang Surga dan Neraka.
Li Yuchen yang harus menerima sambaran Petir sebanyak sembilan kali agar dapat berhasil.
"Ctttaaarrrr!, Ctttaaarrrr!, Ctttaaarrrr!" suara petir yang berasal dari Surga yang menyambar di atas puncak Gunung Minghao.
"Hah! Hah! Hah!" suara hembusan nafas Li Yuchen dengan tubuh yang penuh dengan luka dan keringat yang terus mengalir di sekujur tubuhnya.
"Aku harus bisa bertahan. Aku tidak akan kalah dari Petir ini!" teriak Li Yuchen dengan tekad yang sangat kuat hingga membuat wajahnya berubah semakin serius.
"Geledaaarrrr! Geledaaarrrr! Geledaaarrrr!" suara petir yang menyambar semakin kuat dan besar.
"Aaarrggghh!" teriak Li Yuchen dengan suara yang sangat keras dan berat.
Li Yuchen yang telah menerima enam kali sambaran petir masih berusaha agar dirinya dapat berhasil meskipun dengan satu kaki yang telah tertekuk ke tanah.
Li Yuchen yang tak ingin kalah menggerakkan kakinya untuk dapat berdiri dengan tegap kembali tapi tak disangka sambaran petir ke tujuh datang lebih cepat dan semakin kuat dari sebelumnya.
"Aku, Li Yuchen, Kaisar yang melegenda di Daratan Wuzhou, tak akan semudah itu mengaku kalah!" teriak Li Yuchen dengan tekad yang membara dan emosi yang menggebu-gebu hingga memancarkan kilatan api dari matanya.
"Bleeegggaaarrrr!!!" suara petir ke tujuh menyambar dengan sangat besar dan kuat.
"Aaarrrgghhhh!" teriakan Li Yuchen yang penuh dengan rasa sakit hingga membuat mulut dan matanya terbuka lebar.
Li Yuchen yang tidak sanggup menahan sambaran petir yang ketujuh pun akhirnya terjatuh ke tanah dengan luka yang terlihat di sekujur tubuhnya.
"Bruk!" suara Li Yuchen yang terjatuh ke tanah dengan posisi terlentang dengan tangan yang terbuka lebar dan ekspresi wajah kesakitan.
Li Yuchen yang terjatuh ke tanah tanpa sadar memejamkan matanya dan saat itu juga iblis di dalam hatinya muncul. Satu per satu kenangan-kenangan masa lalu yang menjadi penyesalan Li Yuchen pun muncul.
"Iblis hati! Ternyata sampai detik ini aku masih belum bisa melepaskan diri dari kejadian itu!" gumam Li Yuchen dengan suara rendah dengan ekspresi sedih dan mata yang sayup.
"Maafkan aku!" ucap Li Yuchen dengan nada yang penuh penyesalan dan perasaan yang hancur.
Li Yuchen yang tidak menyangka jika dirinya ternyata gagal dalam terobasannya saat ini merasa jika akhir dari hidupnya telah tiba.
"Sepertinya aku tidak akan bisa bertahan lagi. Petir ke-delapan dan ke-sembilan tak akan mampu aku tahan." ucap Li Yuchen yang bergerak bangun perlahan dengan sisa tenaga yang ada.
Li Yuchen yang memiliki jiwa seorang Petarung menolak kalah meskipun fisiknya sudah tidak bisa bertahan lagi.
"Ini dia datang dua Petir Surga dan Neraka!" gumam Li Yuchen dengan ekspresi wajah yang sulit dibaca.
Li Yuchen yang merasa jika ajalnya telah tiba tidak menyangka benda yang tidak diketahui apa itu ternyata yang menyelemarkan nyawanya.
Benda berbentuk Giok dengan Lambang Naga berwarna Hijau Tua yang disimpan Li Yuchen di dalam tubuhnya tiba-tiba mengeluarkan cahaya hijau yang sangat menyilaukan.
"Ctak!" sinar hijau keluar dan mengelilingi Li Yuchen seperti sebuah pelindung.
"Geleeegggaaaarrrr!!!" suara petir ke-delapan yang menyambar yang membuat bukit-bukit kecil yang ada di sekitar Gunung Minghao menjadi dataran lembah yang luas.
"Geleeegggaaaarrrr!!!" suara sambaran petir ke-sembilan yang menyambar mengenai sinar di sekeliling tubuh Li Yuchen.
Petir Ke-sembilan yang mengandung kekuatan Surga dan Neraka yang terkuat menghancurkan Cahaya Pelindung Li Yuchen.
Li Yuchen yang melihat perlahan-lahan sinar hijau yang melindunginya akan segera hancur dibawah tekanan sambaran petir ke sembilan pun menyiapkan dirinya sendiri.
Li Yuchen pun mengeluarkan sisa tenaga yang ada di dalam dirinya lalu mengumpulkan seluruh Aura yang ada di Gunung Minghao dan menggunakannya untuk bertahan dari sambaran petir ke Sembilan.
Dalam hitungan detik cahaya itu pun retak dan dalam sekejap hancur berkeping-keping. Li Yuchen yang telah bersiap pun mengerahkan seluruh kemampuannya untuk bertahan dari Hukum Alam.
"Ctak! Ctak! Kraaaakkkkk!!!" suara cahaya yang pecah berubah menjadi butiran debu.
"Lonceng Bel Pelindung Langit!" teriak Li Yuchen sambil mengangkar tangannya ke atas dengan mata dan mulut yang terbuka lebar dan seketika itu juga sebuah bel besar terbentuk dari kekutan yang Li Yuchen ciptakan.
"Aaarrggghhhh!" teriak Li Yuchen dengan sangat keras dengan keringat yang terus mengalir di seluruh tubuhnya.
Li Yuchen yang menolak menyerah mengambil semua Aura yang ada di Gunung Minghao hingga akhirnya Li Yuchen berhasil selamat dari Hukum Alam Petir ke-Sembilan.
Li Yuchen yang kehilangan kekuatannya pun tak sanggup mempertahankan berat tubuhnya sehingga perlahan Kekuatan yang dilepaskan Li Yuchen pun menghilang.
Dikarenakan, Kekuatan Petir ke-sembilan yang memiliki kekuatan surga dan neraka membuat Pemandangan Gunung Minghao yang terkenal sebagai Gunung yang sangat kaya dan cocok untuk meningkatkan kultivasi.
Akhirnya berubah menjadi hamparan jurang yang sangat tinggi, terjal, curam dan gelap yang tak terlihat ujungnya.
"Akhirnya aku selamat!" ucap Li Yuchen dengan nafas lega dan ekspresi wajah yang getir.
Li Yuchen yang tidak memiliki tenaga apapun lagi hanya bisa terbaring di atas tanah di samping Jurang.
"Sepertinya aku akan tetap berada di sini sampai beberapa hari ke depan atau sampai ada seseorang yang datang menyelamatkanku!" gumam Li Yuchen dengan ekspresi wajah yang pasrah dan tanpa tenaga dengan luka yang ada di seluruh tubuh dan wajahnya.
"Kenapa di saat seperti ini aku selalu mengingat kejadian itu?" ucap Li Yuchen dalam hati sambil memejamkan matanya karena sangat kelelahan.
Namun saat Li Yuchen hampir kehilangan kesadarannya, Li Yuchen mendengar suara dari seorang wanita yang sangat familiar baginya.
"Yang Mulia!" teriak seorang wanita dengan nada yang samar-samar tak terdengar dengan jelas.
Suara itu terus memanggil namanya berulang-ulang kali hingga membuat Li Yuchen merasakan sedikit kehangatan di dalam hatinya.
"Yuchen! Yuchen! Yuchen!" teriakan yang menanggil nama Li Yuchen dari seorang wanita muda.
Li Yuchen yang memejamkan matanya pun membuka matanya kembali dan berusaha sekuat tenaga untuk dapat berdiri tegap meskipun rasa sakit itu terasa hingga ke tulang-tulangnya.
"Aaarrrggghhhh!" teriak Li Yuchen dengan sangat keras saat mencoba berdiri.
Li Yuchen yang tak bisa bertahan dari rasa sakit itu pun merasa dirinya akan segera terjatuh ke tanah tapi siapa disangka ada seseorang yang menangkap tubuhnya.
"Aroma ini! Sentuhan ini!" ucap Li Yuchen dalam hati saat dirinya berdekatan dengan seseorang yang menangkap tubuhnya yang akan terjatuh.
"Yang Mulia! Yuchen! Apa kau baik-baik saja?" tanya seorang wanita dengan wajah yang sangat cantik dan nada bicara yang lembut meski terdengar sedikit kekhawatiran di setiap katanya.
#Bersambung#
Jangan lupa Like, Komen dan tekan Love ya..
Terima kasih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 435 Episodes
Comments
anofri yusben
good
2023-12-20
1
sam juned arema
lanjùt
2023-10-13
0
Bintang Pratama
nise
2023-09-27
1