NovelToon NovelToon
MENIKAHI DEWI JUDI

MENIKAHI DEWI JUDI

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Balas Dendam / Romansa-Percintaan bebas
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Neti Jalia

Lensi Deva Gumilang. Seorang anak kandung yang tersisih. Anak pengusaha ternama, namun lebih bahagia hidup di dunia hitam. Siapa sangka pergaulannya di dunia itu, menjadikan dirinya dijuluki sebagai Dewi judi.

Lensi seorang gadis lulusan design. Menjadi seorang model busana muslim. Prkerjaan sampingan yang tidak seorangpun tahu, kecuali sahabat setianya. Perjodohan bisnis yang dilakukan ayahnya membuat dirinya kabur dari rumah, dan mengikuti perjudian kelas kakap. Lensi memenangkan hasil perjudian 300 milyar dan dikejar oleh bandar judi. Hingga dirinya masuk kedalam kawasan terlarang dari dunianya, dan bertemu seseorang yang mampu menggetarkan hatinya.

Akankah Lensi selamat? apakah Lensi mampu menundukkan hati pria pujaannya?


Yuk kepoin kisahnya🙈🙈🙈

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neti Jalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Tidak Mengenali

Lensi berjalan mengekor dibelakang petugas klub bersama Okta. Ketika pintu besar berwarna gold itu terbuka, semua mata tertuju padanya. Hawa dingin yang menerpa dari dinginnya Ac, langsung menyergap tubuh Lensi dan Okta.

"Sialan.Ternyata ruang Vip memang beda. Disini sangat sejuk karena full Ac. Ruanganya berbau harum, tidak bau keringat orang-orang kere," Okta menggerutu dalam hatinya.

"Apa ini? jadi lawan kompetisinya seorang wanita?" bisik-bisik para peserta yang gagal.

Surya menatap. kearah dua gadis yang megekor di belakang petugas klub. Namun dia sama sekali tidak mengenali bahwa gadis yang mengenakan masker itu adalah putrinya sendiri. Lensi hanya melirik sekilas kearah Surya, dan kemudian kembali fokus dengan jalannya. Sementara itu disudut khusus, tampak seorang pria tengah memegang sebuah minuman berwarna merah, dan tampak menatap kearah Lensi.

"Gadis ini. Meski dia tidak membuka maskernya, dia terlihat sekali mempunyai paras yang cantik dari matanya yang bening, dan tulang hidungnya yang mancung. Mataku tak pernah salah dalam menilai seorang wanita," batin Max.

Lensi kemudian diarahkan duduk disebuah meja bundar berwarna kuning. Lensi duduk dengan tenang, menatap sejenak lawannya yang duduk tepat diseberang meja. Lensi menerka bahwa pria dihadapannya itu berusia sekitar 35 an.

Tidak hanya Lensi, pria itu juga menatap kearahnya. Tatapan meremehkan, dan merendahkan. Namun Lensi sama sekali tidak merasa terintimidasi oleh tatapan pria itu.

"Baiklah. Aturan main kali ini tidak jauh berbeda dengan kompetisi yang tadi. Siapapun yang menang, maka akan diberi kesempatan untuk berkompetisi dengan dewa judi dari Austria yang ada dipojok sana," ujar seorang pembawa acara.

Lensi hanya melirik ke arah pria itu dengan ekor matanya.

"Menarik. Gadis ini seolah sama sekali tidak tertarik mengetahui siapa dewa judi. Aku jadi penasaran. Lebih penasaran lagi saat dia berada dibawah kungkunganku," max terkekeh dalam hati.

"Bagikan kartunya," Lensi tiba-tiba memecah keheningan.

Semua orang saling toleh menoleh, saat Lensi mengeluarkan suara.

"Wah...sepertinya nona ini tidak suka berbasa basi. Untuk itu tanpa basa basi lagi, mari bagikan kartunya," ucap pembawa acara.

Pembawa acara itu kemudian menganggukkan kepalanya kearah petugas klub. Letugas itu segera membagikan kartu dengan cepat. Pria di depan Lensi segera meraih kartu di depannya, sementara Lensi melihat pergerakkan tangan pria itu saat sedang memindahkan kartu-kartunya ketempat yang menurut pria itu bagian yang penting.

Lensi menyunggingkan senyumnya dari balik maskernya. Senyum yang sama sekali tidak terlihat oleh siapapun kecuali dewa judi.

"Apa gadis ini sedang tersenyum dibalik maskernya? aku jadi penasaran seperti apa wajahnya. Jika dia menang, maka syarat yang akan aku ajukan aku ingin dia membuka maskernya itu," batin Max.

Tidak jauh dengan Max. Hirano juga ternyata memperhatikan Lensi sejak tadi. Mata Hirano dan Max terbelalak, saat Lensi dengan berani mengajak pria dihadapannya bertaruh uang diluar kompetisi.

"Mau bertarung denganku? jadi kita berkompetisi sembari bertarung juga. Anda dari kelas Vip, pasti tidak kekurangan uang bukan?" tanya Lensi.

"Tentu saja. Kalah ratusan jutapun tidak masalah buatku." Jawab pria itu.

"100 juta. Aku ingin kita bertaruh sebanyak 100 juta," ujar Lensi.

Pria itu mengangguk kearah asistennya, yang kemudian mendekat kearahnya dengan membawa sebuah amplop coklak berukuran besar. Ternyata pria itu memang berencana berjudi, setelah kompetisi selesai. Pria itu ternyata memang penggila judi, dan sangat jarang kalah saat dirinya berjudi. Judi seperti makanan baginya, yang tidak bisa lepas dari hidupnya.

"Di dalam sini ada 100 juta. Ambilah dariku kalau bisa," ujar pria itu penuh percaya diri.

Lensi meraih kartunya, namun hanya melihat kartu bagian depan.

Tap

Lensi yang tidak pernah memulai permainan lebih dulu, kini bereaksi di depan. Pria itu membalas dengan cepat. Lensi kemudian memancing pria itu dengan mengeluarkan kartu kembali. Pria itu langsung menimpali.

Tap

Lensi menggebrak meja dengan meletakkan kartu. Gebrakkan yang membuat pria itu terjengkit kaget karena gerakkan Lensi yang tiba-tiba. Tidak hanya pria itu, bahkan orang yang berada dibelakang Lensi terjengkit kaget.

Lawan Lensi kemudian membalas kartu itu. dengan sedikit emosi.

"Keluarkan saja kartu terakhir kita, karena sejak tadi kita tidak mengambil kartu yang lain. Itu artinya kita sama-sama percaya diri dengan kartu yang kita punya," ucap Lensi.

Pria itu menelan air ludahnya sendiri, karena ini babak terakhir dari kompetisi sesama peserta.

"Kenapa memerintahku? kenapa tidak kamu saja yang duluan," ucap pria itu.

Pakkkk

Lensi melempar kartu terakhirnya, yang membuat tangan pria itu gemetar dan semua kartunya terlerai keatas meja. Petugas klub membantu menyusun kartu pria itu kembali, dan bisa dilihat bahwa Lensi menang telak.

"Dan pemenangnya adalah si nona L," ucap pembawa acara melalui microfonnya.

Lensi memang tidak mendaftar sesuai nama aslinya, dia hanya menggunakan nama inisialnya saat mendaftar membeli tiket. Lensi tanpa malu-malu meraih uang dalam amplop, dan menyodorkannya kearah Okta.

"Sesuai harapanku, aku akan bertanding dengan gadis ini. Aku akan menawarkannya beberapa ratus juta, saat dia kalah nanti. Namun syaratnya tentu saja dia harus tidur denganku," batin Max.

"Maaf tuan. Karena anda kalah, silahkan anda menyingkir. Acara selanjutnya pemenang berhak memiliki kesempatan untuk berkompetisi dengan dewa judi," ujar pembawa acara.

Pria dihadapan Lensi berdiri dengan lesu. Rasa malu tiba-tiba menyeruak, saat pria itu mendengar bisik-bisik dari peserta gagal lainnya.

Dewa judi perlahan mendekat kearah meja dan perlahan duduk dihadapan Lensi.

"Apa bisa langsung dimulai?" tanya Max.

"Tunggu!" kali ini Lensi tiba-tiba tidak ingin terburu-buru. Yang membuat semua orang bingung.

Lensi yang biasa tidak ingin membuang waktu, kini terlihat menahan perintah Max.

"Ada apa?" tanya Max.

Lensi terlihat melirik kearah atas, untuk menghitung jumlah Cctv di tempat itu. Termasuk Cctv yang menyorot ke arah kartunya yang terlihat nantinya.

"Sebelum bermain aku ingin mengajukan dua persyaratan. Aku akan bersedia, kalau kedua permintaanku dipenuhi," ujar Lensi.

Max mengerutkan dahinya, karena gadis di depannya seolah tidak perduli sedang berhadapan dengan siapa. Padahal banyak orang yang ingin bemain dengannya sang dewa judi.

Max melirik kearah Hirano. Dan diangguki oleh pria itu.

"Sebutkan permintaanmu," ujar Max.

"Pertama. Untuk mencegah kecurangan, aku ingin semua cctv di ruangan ini di non aktifkan," ucap Lensi yang menghentikan ucapannya dan menoleh kearah Hirano.

Hirano tampak berpikir menimbang baik buruknya, dan kemudian menganggukkan kepalanya.

"Kedua. Untuk menghargai dewa judi, aku ingin bermain sebanyak 3 set. Setiap satu set saat aku memang, aku ingin uang sebanyak 100 milyar di transfer langsung ke rekeningku. Dan begitu sebaliknya, uang itu akan langsung masuk ke rekekening dewa judi," ucap Lensi.

"Kenapa harus tiga set? kenapa tidak satu kali saja? kan lebih cepat, lebih baik. Kan bisa cepat pula dapat uang 300 milyarnya?" tanya Max.

"Aku ingin bermain dengan dewa judi yang terkenal lebih lama." Jawab Lensi yang sengaja menyanjung Max. Pria itu jadi tersenyum bangga.

Hirano yang hilang kesabaran jadi membuka suara. Dia tidak ingin kehilangan banyak uang, terlebih lagi kehilangan muka di depan para penjudi di ruangan itu sebagai penipu.

"Gadis ini cerdas juga. Apa aku harus menyetujui syaratnya itu? tapi dia seorang gadis, tidak bisa apa-apa saat orang-orangku menghadang saat dia menang nanti," batin Hirano.

"100 milyar bukan uang sedikit. Rencananya kami akan memberikanya secara cash. Karena takut limit ATM mu tidak cukup," ujar Hirano.

Pakkk

Lensi memgeluarkan kartu berwarna gold dari saku jaketnya. Tanpa diberitahupun orang-orang elit juga tahu kartu itu bisa menampung limit uang milyaran.

"Max tidak pernah kalah selama ini. Aku yakin dia tidak akan mengecewakan aku, dan menghabisi uangku," batin Hirano.

Hirano terlihat merenung. Dan Lensi hanya tersenyum licik dari balik maskernya.

1
Lilo Stitch
*menyaksikan
Lilo Stitch
hahaha setuju
Lilo Stitch
*sempat
Lilo Stitch
baru ingat aisyah yg pernah di tolong lensi kan waktu mobil mrk di keroyok preman trs lengan lensi terluka
Lilo Stitch
menantang
Indah Permatasari
Gila gilaa gilaa ga tau lagi mau ngucapin apa sama novel ini, keren dan banyak pembelajaran (walaupun aku nonis, tp aku juga paham dikit² ilmu islam). Nyesel baru ketemu novel ini kemarin hari senin/selasa. The best banget sih thor novel ini.
Anonymous
j
Siti S
Luar biasa
Dian Dian
/Facepalm//Facepalm/
Khoerun Nisa
knp GK bilng aja suami istri knp harus muter2 oon kmu
Khoerun Nisa
ko bisa ya GK jeda klu wanita kn klu udh keluar di gempur lagi akan sakit lh GK BS trus2an
Khoerun Nisa
serasa buang air besar klu bilng hajat
Khoerun Nisa
hkik aku bahkan tak hapal surat Al rahman klh SMA novel
Khoerun Nisa
bukn merebut kembali tp mmbelinya klu gtu oon bgt ku kira bkl ambil tnpa mengeluarkan uang
Khoerun Nisa
kebnyakn dendammerebut perusahaan hrus dgn bngkrut dulu lalu di bayar tp menurutku merebut tnpa mengeluarkan nilai dn dlm keadaan utuh itu baru kern itu bukn merebut hak milik klu gtu tp membeli
Khoerun Nisa
knp harus bgtu tingkah mu lansia knp GK jujur mlh mmbuat rumit klu bnr2 GK siap nikah
anis suranti
Luar biasa
Anonymous
n
Nurhayati Lubis
kabar org tua lensi apa cerita
Anisa Fitriani
bra itu BKN nya buat perempuan yaa🤭🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!