My Hot Daddy Is A Vampire

Anna tentu tak kuasa menolak ciuman Victor. Keduanya lantas saling bergulat lidah dengan intens.

Anna sempat terbuai. Namun itu tak berlangsung lama ketika dia mengingat status hubungannya dengan Victor.

"Dad! Bukankah ini terasa salah?" imbuh Anna dengan nada pelan.

Victor tersenyum miring. Perlahan dia mendekatkan mulut ke telinga Anna. "Menurutmu? Yang terpenting bagiku kita tidak sedarah bukan?" desisnya.

Tanpa diduga, Victor mengecup leher Anna. Sentuhan itu seketika membuat darah disekujur badan Anna berdesir hebat. Kedua tangan gadis itu meremas gaunnya. Ia bahkan reflek mendongak dan memejamkan mata.

Selagi mulutnya asyik mencumbu leher, tangan Victor mulai menjelajah lekuk tubuh Anna. Salah satu tangannya menyentuh pelan pangkal paha Anna yang mulus dan putih. Tangan Victor menyusup masuk ke balik gaun selutut gadis itu.

Anna lagi-lagi terbuai. Akan tetapi dia tersadar lagi saat melihat seorang pelayan yang melihat dari meja kasir. Buru-buru Anna mendorong daddy nya menjauh.

"Aku rasa sebaiknya kita pulang sekarang," cetus Anna yang langsung memasang tas.

Victor mengangguk. Dia dan Anna lantas beranjak dari restoran. Kini mereka sudah berada di dalam mobil. Victor menjalankan mobilnya melaju di jalanan.

"Aku pikir kau menyukaiku," celetuk Victor.

"Kenapa kau berpikir begitu?" balas Anna.

"Aku bisa menyimpulkannya dari sikapmu. Tapi sepertinya kesimpulanku salah," ungkap Victor.

Anna menggigit bibir bawahnya. "Kalau misalnya aku benar-benar menyukaimu bagaimana?" tanyanya sembari melirik ke arah Victor dengan hati-hati.

"Ya kita jalani saja hubungan kita seperti pasangan yang saling mencintai pada umumnya," sahut Victor santai.

"Apa itu tak masalah?" Anna memastikan.

"Jadi kau itu suka padaku atau tidak?" timpal Victor.

Anna memejamkan matanya rapat-rapat. Lalu menjawab, "Aku sangat menyukaimu, Dad. Aku tidak tahu kenapa itu terjadi padaku. Dan aku menyukaimu sejak umur 12 tahun. Aku rasa aku ini sudah gila!"

Mendengar itu, Victor tergelak. Tangannya lalu mengusap puncak kepala Anna.

"Kalau kau gila, maka aku juga gila. Karena aku juga menyukaimu," ucap Victor.

Mata Anna membulat mendengar pengakuan itu. Dia tak menyangka ternyata sang daddy membalas cintanya.

"Daddy tidak bercanda kan? Usia kita sangat jauh. Kau tahu itu kan? Semua orang tahu kalau kita ini adalah ayah dan anak," kata Anna.

"Aku sama sekali tidak peduli dengan pandangan semua orang," ungkap Victor.

Anna terdiam. Sejak tadi jantungnya tidak berhenti berdetak dengan cepat. Pembicaraannya dan Victor berakhir di situ. Mereka terus diam sampai akhirnya tiba di rumah.

Anna menjadi orang pertama yang turun. Dia ingin cepat-cepat ke kamar karena hubungannya dan Victor sekarang terasa begitu canggung.

Namun tiba-tiba Anna merasakan kakinya terangkat dari tanah. Ternyata itu adalah ulah Victor. Daddy nya itu menggendong Anna dari belakang.

Dengan mudahnya Victor membalikkan Anna menghadapnya saat masih dalam gendongan. Lelaki dewasa itu mendudukkan Anna ke atas kap mobil. Di sana Victor memberikan serangan ciuman yang ganas. Lebih liar saat di restoran tadi.

"Eummph!" Anna yang merasakannya, otomatis merasa bergairah.

Terdengar suara decapan lidah yang memadu kasih memecah kesunyian di dalam garasi.

Satu per satu pakaian dilepaskan oleh Victor. Sehingga badannya yang atletis itu terpampang nyata.

Maka semakin bergairah lah Anna. Ia membiarkan sang daddy melucuti gaunnya. Sampai gunung kembar Anna terekspos di depan mata. Dengan cepat Victor mencumbu dada anak angkatnya tersebut.