Melani seorang wanita yang hidup sederhana padahal sebenarnya dia adalah anak orang kaya. Melani selalu menerima hinaan dan cacian dari sang ibu mertua.
Melani harus menerima kenyataan pahit dari sang suami Raka, yang menikah secara diam diam dengan cinta masa kecil nya.
Dan disaat Raka dan keluarga nya tahu jika melani orang kaya, justru harta kekayaan melani yang mereka perebutkan.
Mampukah Melani menghadapi keluarga mantan suami nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhewy R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana busuk Raka
Taksi online yang membawa Nina sudah sampai di alamat yang di tuju. Nampak Nina turun dari mobil dan pak sopir menurunkan koper Nina.
Pak Ahmad sudah di beritahu melani jika akan ada tamu adik ipar melani. Pak ahmad sudah membukakan pintu gerbang untuk Nina dan mempersilahkan nina masuk.
" Masuk Non, Bu Melani sudah menunggu di dalam rumah " ucap pak ahmad saat membukakan pintu gerbang.
"Terimakasih pak" Jawab Nina .
Nina berjalan menuju rumah, dan sampaailah Nina di depan pintu rumah Melani.
Tok Tok Tok
Ceklek
"Non Nina ya?" Tanya bu minah saat membukakan pintu.
" Iya bi, maaf saya malam - malam merepotkan " ucap nina sungkan.
"Sudah tidak apa apa, ayuk masuk gak bagus lama lama di luar, sudah malam" Ajak bu mina dengan ramah.
"Iya bi" Jawab nina.
Bu mina membantu Nina membawakan koper, dan menyuruh nina duduk di ruang ke luarga.
"Kamu sudah sampai Nin, Maaf tadi mbak masih ada sedikit kerjaan" Ucap Melani saat menghampiri Nina.
Nina berhampur dan bersimpuh di kaki Melani, nina meminta maaf dan menyesali semua perbuatan nya.
"Mbak maaf kan aku, aku banyak salah sama mbak. Tolong maaf kan aku mbak" Nina bicara sambil terisak.
"Nina, jangan seperti ini ayuk berdiri mbak gak mau kamu seperti ini" Ucap Melani sambil mengangkat bahu nina untuk berdiri.
"Bu tolong bawa barang barang Nina ke kamar ya bik!" Seru Melani kepada bu mina.
Bu mina hanya mengangguk, setelah kepergian bu mina Melani bicara kembali dengan Nina.
"Cerita sama mbak Nin, ada apa? Dan untuk permintaan maaf bu, mbak sudah memaafkan mu. Dan mbak harap kamu bisa berubah lebih baik lagi" Seru Melani.
"Terimakasih mbak" Ucap Nina.
Akhirnya Nina menceritakan semua nya kepada Melani, Melani yang mendengar cerita Nina pun sangat geram. Keluarga Raka benar benar tamak. Sampai rela mengusir adik nya sendiri.
"Sekarang kamu tidak perlu takut, kamu boleh tinggal sama mbak disini" Seru melani.
"Terimakasih mbak" Jawab Nina singkat.
"Ya sudah sekarang kamu istirahat, ayuk mbak antar ke kamar kamu" Ajak Melani .
Setelah mengantar Nina ke kamar nya, Melani ke kamar pribadi nya untuk beristirahat.
"Sepertinya aku harus hati hati dengan keluarga mas Raka, dari cerita Nina tadi aku bisa menyimpulkan mereka akan melakukan cara apa pun untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan!" Gumam melani pada dirinya sendiri.
"Semoga Nina bisa berubah lebih baik" Ucap melani sebelum dia membaringkan tubuh nya di kasur.
Sementara itu di rumah Raka, Ibu lasmini sedang menangisi kepergian Nina. Dia meminta Raka untuk mencari keberadaan adik nya.
"Raka, tolong kamu cari Nina ini sudah tengah malam Raka. Ibu takut terjadi apa apa dengan Nina" Seru ibu lasmini sambil terisak.
"Mau cari kemana bu? No hanphone nya tidak bisa di hubungi. Aku juga takut dia kenapa kenapa" Ucap Raka mencemaskan Nina.
"Helehh biarkan saja dia itu pilihan dia sendiri karena sudah berani sama kita. Mungkin dia juga menginap di rumah teman nya, atau di kontrakan bapak. Nina pasti sudah menemukan rumah kontrakan bapak makanya dia berani keluar dari rumah ini" Seru Vera yang baru saja datang dari arah dapur.
"Apa yang dikatakan Vera ada benar nya juga bu, pasti Nina sebelum nya memang sudah tahu dimana rumah kontrakan bapak makanya dia nekat pergi dari rumah ini" Ucap Raka.
"Iya Raka semoga saja memang begitu" Jawab ibu lasmini.
Akhirnya ketiga manusia itu beranggapan Nina pergi kerumah kontrakan bapak nya. Sehingga mereka tak perlu menghawatirkan nya lagi.
*****
Sudah tiga hari Nina tinggal dengan Melani, selama tiga hari ini juga Nina banyak menolong pekerjaan rumah. Nina menolong Bu mina menyiapkan makanan dan menyirami tanaman bunga di kebun belakang rumah.
"Nin, apa kamu tidak masuk kuliah? sudah tiga hari loh kamu gak kuliah?" Tanya Melani saat sarapan.
" Nina sepertinya mau berhenti kuliah saja mbak, pasti mas Raka sudah tidak mau membiayai kuliah Nina" Jawab Nina .
" Kamu harus selesaikan kuliah mu Nin, mbak yang akan biayai kuliah kamu" Ucap melani.
"Tidak mbak, nina tidak mau merepotkan mbak lagi. Nina di perbolehkan tinggal disini saja Nina sudah berterimakasih, mungkin Nina mau cari kerja saja mbak" Nina menolak tawaran melani.
"Tidak !! Kamu harus selesaikan kuliah kamu, tidak ada penolakan. Setidak nya kamu bisa bikin bangga bapak Nin" Jawab melani tegas.
" Tapi mbak, aku sudah cari bapak kemana-mana tidak ketemu juga, apa mungkin bapak pindah ke kota lain" Ucap Nina dengan mata berkaca kaca.
"Kamu tenang saja,yang penting selesaikan kuliah kamu. Soal bapak nanti kalau sudah saatnya pasti kamu bisa menemui nya" ucap melani.
Melani sengaja tidak memberitahukan keberadaan Bapak minto kepada Nina. Karena Melani ingin melihat keseriusan Nina terlebih dahulu.
Di tempat lain Pak Hadi sang pengacara keluarga Raka datang ke rumah Raka. Pak Hadi bermaksut mengundurkan diri jadi pengacara Raka, dan akan menuntut balik keluarga Raka jika masih mempermasalahkan harta Melani.
"Begini bu Lasmini dan pak Raka, kedatangan saya kemarini ingin mengundurkan diri jadi pengacara keluarga pak Raka" Ucap tegas pak hadi.
"Apa??" Sentak Raka dan ibu nya terkejut.
"Tidak bisa begitu dong pak, bapak sudah menerima uang muka 20 juta dari kami. Atau uang nya kurang, sebut saja kurang berapa nanti kami berikan" Seru ibu lasmini tidak terima dengan pengunduran pak hadi.
"Iya pak, anda sendiri sudah menyanggupi jadi pengacara kami. Kenapa bisa tiba tiba berubah seperti ini?" Tanya Raka tak terima.
"Maaf, berapapun bayaran nya saya tetap tidak bisa! Lebih baik kalian sudahi semua nya, karena saya yakin siapa pun pengacara yang membantu kalian tidak akan bisa memenangkan perkara ini" Ucap pak hadi menjelaskan.
"Apa maksud anda?" Tanya ibu Lasmini ketus.
"Karena harta yang di miliki mantan istri pak Raka adalah harta warisan dari orang tua mantan istri pak raka, bahkan surat surat aset nya pun masih atas nama Ayah mantan istri pak Raka" Seru pak hadi sedikit berbohong karena sebenarnya semua aset sudah atas nama Melani.
" Jadi Pak Raka tidak ada hak sedikit pun untuk meminta harta yang dimiliki mantan istri pak Raka, terkecuali mantan istri pak Raka memberikan secara sukarela, itu pun kalau mantan istri pak Raka mau memberikan nya"Jelas pak hadi.
"Bohong.. anda pasti berbohong, aset aset melani itu sudah atas nama melani. Bilang saja anda tidak sanggup menangani perkara ini. Ngakunya pengacar handal, kasus seperti ini saja tidak sanggup" Bu lasmini berbicara dengan ketus.
"Terserah kalian, saya peringatkan kepada anda lebih baik anda berhenti mengganggu Melani, berhenti meneruskan perkara ini kalau kalian tetap menuntut soal pembagian harta, Kalian akan berhadapan dengan ku" Ancam pak hadi.
"Oh.. Ternyata anda berpihak kepada Melani, di bayar berapa anda sama Melani. " Tanya Raka.
" Sepertinya tidak ada lagi yang harus dibahas , saya permisi" Seru pak hadi sembari bangkit dari tempat duduk nya.
"Dasar pengacara gila" Seru ibu lasmini dengan lantang.
"Raka bagaimana ini, pengacara itu sudah tidak mau menolong kita lagi. Sewa pengacara yang lain pun pasti percuma" Seru ibu lasmini sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Sepertinya kita harus gunakan cara lain bu" Seru Raka sambil tersenyum licik.
Raka mengambil handphone di kantong celana nya dan menghubungi seseorang. Raka bicara dengan orang di seberang sana, Raka merencanakan sesuatu untuk Melani.
*****
Kira kira Raka merencanakan apa ya untuk Melani?
ga usah ngejar² Fadil lg,terima suamimu dan syukuri semua a yg telah ada..
tggu aja harta yg kamu kpulkan dan tak pernah kamu beri sedikitpun utk istrimu akan hbs diembat sama Vera..
permainan yg sangat cantik Mel 🤣
siap² aja jamu sesak nafas dan terkena serangan jantung 🤣🤣🤣