NovelToon NovelToon
Bersabar Dalam Luka (Perjodohan)

Bersabar Dalam Luka (Perjodohan)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan / Nikahmuda / Romansa Modern
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.4
Nama Author: Three Ono

FOLLOW IG AUTHOR 👉@author Three ono

Yang gak kuat skip aja!! Bukan novel tentang poligami ya, tenang saja.

Pernikahan sejatinya terjadi antara dua insan yang saling mencinta. Lalu bagaimana jika pernikahan karena dijodohkan, apa mereka juga saling mencintai. Bertemu saja belum pernah apalagi saling mencintai.

Bagaimana nasib pernikahan karena sebuah perjodohan berakhir?

Mahira yang biasa disapa Rara, terpaksa menerima perjodohan yang direncanakan almarhum kakeknya bersama temannya semasa muda.

Menerima takdir yang sang pencipta berikan untuknya adalah pilihan yang ia ambil. Meski menikah dengan lelaki yang tidak ia kenal bahkan belum pernah bertemu sebelumnya.

Namun, Rara ikhlas dengan garis hidup yang sudah ditentukan untuknya. Berharap pernikahan itu membawanya dalam kebahagiaan tidak kalah seperti pernikahan yang didasari saling mencintai.

Bagaimana dengan Revano, apa dia juga menerima perjodohan itu dan menjadi suami yang baik untuk Rara atau justru sebaliknya.

Tidak sa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Ono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24. Kesabaran yang Tak Terkikis Waktu

°°°

^^^~Kak revan^^^

^^^Aku tunggu di parkiran.^^^

Sebuah pesan singkat yang biasa Rara terima dari suaminya jika sudah waktunya pulang.

"Siapa Ra? kak Revan?" tanya Lia yang sudah bersiap untuk pulang.

"Mmmm... iya." Diiringi anggukkan kecil.

"Kalau begitu aku duluan ya, assalamualaikum daahh..."

Lia melambaikan tangannya dan pergi lebih dulu. Gadis itu selalu tergesa-gesa saat pulang.

"Hati-ha... cepat sekali gadis itu menghilang," ujar Rara pada temannya yang ternyata sudah tidak terlihat, selain cerewet Lia juga sangat gesit.

Tidak membuang waktu lagi Rara segera keluar dari kelasnya dan menuju ke parkiran, dimana suaminya sudah menunggu.

Namun, Rara harus menelan pil pahit lagi kali ini. Belum juga luka yang tadi pagi menutup sekarang kembali menganga. Ternyata Febby sudah ada di mobil dan duduk di samping suaminya. Dengan langkah yang berat Rara pun membuka pintu belakang dan duduk di sana.

Revan yang sedang melamun pun tersentak saat mendengar suara pintu mobilnya tertutup. Ia menoleh ke belakang, melihat istrinya yang sudah duduk di sana. Ada rasa bersalah menyeruak dalam hatinya saat melihat tatapan mata sang istri memancarkan luka.

"Kau sudah datang," tanya Revan pada sang istri.

"Iya." Rara menjawab dengan singkat kemudian memalingkan wajahnya keluar jendela.

"Sayang, ayo pulang." Berbeda dengan Rara, hari ini Febby merasa senang sekali bisa satu mobil lagi dengan Revan dan ia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk membuat gadis dibelakangnya cemburu.

Di jalan, Febby terus berusaha menempel pada Revan yang sedang menyetir sampai membuat lelaki itu sedikit menggeram kesal.

"Tolong, duduklah yang benar di tempatmu feb. Aku sedang menyetir akan sangat berbahaya jika terus di ganggu seperti ini." Itu hanya alasan, Revan sebenarnya lebih takut akan menyakiti hati istrinya.

"Maaf, aku hanya terlalu senang karena akhirnya kamu mau ke rumah untuk membujuk mamah."

Febby sedikit kesal karena Revan terus menghindar darinya, tapi melihat wajah wanita yang berstatus sebagai istrinya nampak terluka saat ini, ia merasa cukup puas.

Rara sama sekali tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan di depan, ia sudah cukup lelah hari ini untuk menangisi keadaan. Dia sudah berusaha menjadi istri yang baik dan selalu menjalankan kewajibannya dengan baik, dia kira suaminya itu sudah bisa membuka hatinya tapi nyatanya Revan hanya menanamkan luka lagi dan lagi.

"Aku akan mengantarkanmu dulu, baru aku akan mengantarkan Febby setelahnya," ujar Revan yang sebenarnya ditujukan untuk istrinya tapi Rara sama sekali tidak menghiraukannya.

"Hmm...," Aku tidak peduli sungguh.

Revan terus memandangi istrinya dari kaca spion, walaupun tidak bisa melihat wajahnya yang berpaling tapi lelaki itu yakin jika saat ini istrinya itu sedang tidak baik-baik saja.

Sementara Febby tertawa dalam hatinya, rencana mamahnya benar-benar brilian.

Kau tidak akan bisa lepas dariku sayang, aku yang seharusnya jadi istrimu bukan wanita dari desa itu.

,,,

Rara segera keluar dari mobil suaminya saat sudah berhenti tepat di depan rumah.

"Tunggu Ra," ujar Revan saat Rara sudah memegang handle pintu.

"Ada apa Kak?" jawab Rara dengan malas.

"Bisakah aku minta sesuatu, tolong jangan katakan pada Kakek kalau aku..."

"Aku tau kak, aku bukan tukang mengadu jadi tenang saja." Rara memotong ucapan suaminya seakan tau kalimat apa yang akan Revan ucapkan.

"Bukan itu maksudku, aku hanya..." Lagi-lagi ucapannya terpotong.

"Kakak tidak perlu khawatir, aku masuk dulu." Rara tidak ingin mendengarkan alasan apapun saat ini karena apapun alasannya, berhubungan dengan wanita lain saat seorang lelaki sudah mempunyai istri itu salah, tidak ada pembenaran dengan alasan demi kebaikan atau apalah.

Revan tidak berkutik saat Rara sudah pergi dari hadapannya, sekarang ia baru menyesal karena terjebak dalam situasi yang rumit ini. Awalnya dia tidak mengira jika wanita pilihan kakek adalah seorang wanita seperti Rara yang bisa membuatnya kagum dengan kepribadiannya.

"Kurang ajar sekali dia, pergi begitu saja saat suaminya sedang bicara. Apa seperti itu wanita yang kakek pilihkan untuk kamu Van," Cecar Febby mengatai sikap Rara.

Salah jika dia berpikir seperti itu, apa dia ingin membangunkan singa yang sedang tertidur dengan mengata-ngatai Rara seperti itu.

"Kamu tidak tau apa-apa tentang Rara, dia adalah wanita yang baik dan juga istri yang baik." Revan menekankan kalimatnya dengan sangat jelas.

"Tapi Van..."

"Apa kamu masih ingin aku menemui mamahmu?" ancam Revan tidak main-main.

Febby mengendus kesal, dalam hatinya ia bersumpah akan menyingkirkan wanita yang bernama Rara dari hadapan kekasihnya. Tentu saja ia tidak terima baru beberapa hari bersama saja sudah bisa membuat Revan membelanya, sedangkan dulu ia sampai bertahun-tahun baru bisa dekat dengan lelaki itu.

,,,

Di dalam sebuah kamar yang hampir dua minggu ini ditempati sepasang suami istri yang menikah tanpa cinta bahkan tidak mengenal satu sama lain. Terdapat seorang wanita yang sedang terduduk di bibir ranjang king size nya. Memandang foto yang ada di atas nakas dengan tatapan nanar, foto yang diambil di hari pernikahan saat akad berlangsung.

Memang tidak ada cinta pada saat itu tapi banyak doa dan harapan yang menyertai pernikahan mereka. Rara teringat Abi dan Umi nya yang berharap ia bahagia dengan pernikahan ini.

"Umi, Abi doakan putri kalian ini agar kesabaranku tidak habis terkikis waktu."

Rara mencoba memikirkan hal yang positif, pernikahan mereka baru seumur jagung, ini hanya salah satu ujian yang Allah berikan agar ikatan mereka semakin erat nantinya. Ia harus kuat serta tetap bersabar dan bertakwa kepada-Nya agar Allah memberikan jalan keluar yang terbaik untuk masalah yang sedang ia hadapi.

"Kata orang akan ada pelangi setelah hujan. Aku akan mencoba bertahan hingga pelangi datang mewarnai hidupku."

Tanpa terasa Rara tertidur pulas hingga menjelang petang, setelah hatinya terlalu lelah memikirkan nasib pernikahan yang ia jalani. Tubuhnya menggeliat pelan mencari posisi yang nyaman, tapi kemudian ia sadar jika saat ini kepalanya masih menggunakan kerudung padahal biasanya ia melepaskannya saat tidur.

"Astaghfirullah... aku ketiduran, sudah jam berapa ini."

Rara langsung bangun saat melihat jam yang menunjukkan hampir pukul lima sore dan dia belum melaksanakan sholat ashar. Segera ia masuk ke kamar mandi untuk berwudhu.

"Sudah hampir malam, apa kak Revan belum pulang?" risau nya yang masih memakai mukena dan melihat tidak ada tanda-tanda jika suaminya sudah pulang ke rumah.

Rara mengambil ponselnya yang masih ada di dalam tas yang ia pakai kuliah tadi, berharap sang suami memberinya kabar. Ternyata benar, Revan mengirimkan beberapa pesan ke ponselnya.

^^^~Kak Revan.^^^

^^^Tunggu aku pulang, aku akan menjelaskannya padamu.^^^

^^^Maaf.^^^

Rara menarik nafasnya dalam-dalam lalu kembali ia meletakkan ponselnya. Namun, pesan baru kembali masuk dari sang suami.

^^^~Kak Revan.^^^

^^^Apa kau marah, kenapa tidak membalas pesanku.^^^

^^^Aku akan pulang sebelum waktu makan malam.^^^

~Mahira

Iya kak, maaf aku ketiduran tadi dan baru melihat pesan darimu.

Setelah membalas pesan suaminya Rara keluar dari kamar, menuju ke dapur karena ini sudah waktunya ia masak untuk makan malam.

Ia tidak ingin terus-terusan memikirkan hal yang akan melukai hatinya. Lihat saja nanti apa benar suaminya akan pulang tepat waktu.

to be continue...

°°°

...Yuk tinggalkan jejak. Jangan lupa favoritkan juga. Komenin author apa saja yang kalian mau....

...Salam goyang jempol dari author halu yang hobinya rebahan....

...Like, komen, bintang lima jangan lupa yaa.....

...Sehat selalu pembacaku tersayang....

1
Sella Darwin
Luar biasa
lovina
panjang critanya tp crita bodoh..sgt tdk rasional...
Hadi Broto Broto
👌👌👌🙏🙏🙏💯
Hadi Broto Broto
bikin penasaran
Rswt Slv
Biasa
Murti Kasih
knp rara ga dpt hukuman ya... panggilan yg slh
Murti Kasih
lanjut thor....
Murti Kasih
aaaaachhh....kecewaaa... 🤔
Murti Kasih
rasain lu...febby
Murti Kasih
lia jodohnya sakka...
Murti Kasih
puaas...jd sakit beneran febby
Murti Kasih
gemeezz bnget sm revan... mau aja dibohongi...
Murti Kasih
rara terlalu polos... hehee
Murti Kasih
makin seruu...makin penasaran...
Murti Kasih
Rara sosok wanita yg hebat.... menerima perjodohan dengan ikhlas karena Allah... walau sampai sekian lama dia tidak mendapatkan hak sebagai istri tapi sangat sabar dan ikhlas... semoga dia mendapat kebahagiaan yang hakiki..
Suherni Erni
Orang tua tolol yg ngga bisa jada anaknya tuh.malahborang lain ygvngorbanin diri buat anaknya.dasar ibu edan
Suherni Erni
Katanya pernikahannya mau diumumkan kok smpe skrng masih ditutupin.kesannya hina bgt pernikahannya,tambah lagi perempuan yg ditolong revan ada dikantor bisa jadi pelalakor rendaham dah.
Suherni Erni
Munafik ternyata rara..katanya perempuan paham agama..buat ngejalanin kewajiban aja ngga mau,,padahal sm suami sendiri bukan suami orang.
Suherni Erni
Terlalu rendah diri jga ngga bagus..malah jadi rendahan.jadinya munafik,
Murni Syahfutri
Jala...*g ternyata si mak lampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!