CINTA SENDIRI

Meta POV.

Cuaca hari ini terlihat begitu cerah, saking cerahnya panasnya seakan menusuk kedalam dada. Aku sungguh lelah hari ini, ada kesal dan bimbang berpadu menjadi satu.

Aku mengetuk-ngetuk pulpen keatas meja sembari memijit pelipis dan menghela nafas pertanda aku benar-benar berada dititik lelah.

" bekerja dikampung ternyata gak cukup untuk biaya kehidupan kami."

" apa yang harus aku lakukan?" Aku seolah berbicara pada diriku sendiri

Tadi pagi aku juga mendapat kabar dari Jakarta bahwa lamaranku beberapa waktu yang lalu akhirnya disetujui, Minggu depan aku harus kesana tapi bagaimana dengan ibu dan adikku.

" kenapa kau Ta?"

salah satu rekanku menghampiri ku

" hm, gak apa-apa, aku hanya binggung, tadi aku dapat kabar dari jakarta, aku diterima di perusahaan besar di sana."

" wow, itu peluang yang bagus ta."

"iya aku tau tapi bagaimana dengan ibu dan adikku, lagian kalau disini aku rasa gak cukup untuk biaya sekolah adikku dan biaya hidup kami."

" nah itu kamu tau, sebaiknya diskuskan saja ini dulu dengan keluarga mu atau bawa saja mereka pindah kesana, barang kali ini bisa merubah hidup kalian."

gadis muda itu memberi saran padaku, dia tak bisa berbahasa minang karena bukan berasal dari sini.

" aku binggung." Ucapku

Aku binggung kenapa aku tiba-tiba diterima bekerja disana, bukankah kemaren mereka bilang aku tidak diterima.

POV end

*************

Setelah mendiskusikan dengan ibunya, akhirnya dengan pertimbangan yang matang, mereka setuju untuk pindah di Jakarta sekaligus meta ingin mencari pengobatan untuk ibunya, dijakarta nanti meta berencana untuk kembali membuka usaha online nya yang cukup lama berhenti karena ia memutuskan kembali ke kampung halaman.

' Uda, kami akan pindah ke Jakarta le.'

ibu meta menatap langit malam dibalik jendela kamar, pria itu ia merindukannya.

Ia berharap ini adalah keputusan yang tepat untuk hidup mereka.

Dahulu mereka adalah satu keluarga yang hidup bahagia, tergolong cukup mapan diantara warga sekitar desa mereka tinggal, bahagia sebelum badai besar itu datang menghantam mahligai cinta mereka namun semua kenangan indah tak akan semudah itu untuk dilupakan bagi wanita paruh baya ini.

jika ditelisik kedalam lubuk hati nya, jujur ia masih sangat mencintai pria yang pernah mencintai nya tersebut.

Ia berharap ini akan membantu nya untuk melupakan rasa sakit yang diberikan oleh ayah meta dan istri baru pria itu.

"selama tinggal Uda."

***************

"haruskah kamu pindah dek, bagaimana dengan ku?"

"aku tak punya pilihan lain kak, ini demi keluarga ku."

" bagaimana dengan hubungan kita? bukankah kita baru saja memulainya dan kamu baru saja memberi ku kesempatan."

" aku tau tapi jika kita berjodoh tuhan akan menyatukan cinta kita kembali."

" bagaimana jika ada yang mengambilmu dariku?"

Meta terkekeh kemudian tersenyum manis dan pria itu selalu tersihir dengan raut manis yang ditujukan meta.

" itu pertanda kita tak berjodoh."

" aku sudah menunggu terlalu lama dek, menikahlah denganku, aku akan menjamin hidup keluarga mu, kau hanya perlu tetap di sisiku."

" kak." meta menatap iba pria itu tapi ia tak bisa langsung menyetujui permintaan Ilham karena ia tak ingin menjadi beban bagi Ilham.

" tak bisa seperti ini." Ilham mengacak rambut frustasi

" jangan seperti ini kak, aku mohon, carilah wanita yang lebih baik dariku."

" kau egois, tidak ada yang lebih baik darimu."

Ilham tampak kesal dan frustasi, pria itu lantas berdiri dan pergi begitu saja meninggalkan meta.

" tunggu kak." Meta memberhentikan langkah ilham, pria itu berhenti tanpa menoleh kearah meta

" aku akan pergi besok pagi dan maaf bila aku terlalu banyak menyakiti hati mu." Ucap meta Sendu

usai terdiam dan memberhentikan langkahnya, Ilham kembali melanjutkan langkah tanpa menoleh sedikitpun pada meta, sepertinya pria itu benar-benar marah kali ini.

"maafkan aku kak, aku tak bisa mencintaimu, pria itu benar-benar menguasai hatiku, aku mengerti akan rasa sakitmu karena aku juga berada diposisi mu, sulit melupakannya." lirih meta sembari menatap kepergian Ilham

Meta mengerti perasaan Ilham tapi apa yang bisa ia lakukan dan ia harus membawa ibu nya ikut serta karena jika terus berlama-lama dikampung hanya akan menambah luka sang ibu dan jauh di lubuk hatinya ia juga merindukan wajah kaku Reza.

Meta telah berusaha mendapatkan hati Reza sesuai janjinya pada Bella tapi hati pria itu terlalu keras dan sulit ditembus.

**************

maaf jika banyak typo ya guys, baru belajar soalnya.