Ibu Dari Anankku

18+ Istri Gelap #24

Oleh Sept

Siang itu Naga mendapat kejutan yang tak biasa.

"Kau yakin, Moza?" Naga kini sudah berbalik menatap Moza, ia ingin memastikan apa telinganya tak salah dengar. Karena sempat tidak percaya dengan jawaban Moza.

Moza yang ditanya, hanya mengangguk pelan. Seolah sebagai tanda bahwa ia memang mau menikah dengan pria tersebut.

Naga pun mengamati ibu dari anaknya tersebut dengan saksama.

"Baiklah kalau begitu, akan aku siapkan semuanya sekarang. Aku pulang dulu ... dan ... terima kasih karena jawaban itu."

Ibu dari Sendy tersebut nampak kikuk, canggung. Moza hanya kembali mengangguk melepas kepergian Naga.

Sambil mengemudi, Naga menghubungi sekretaris pribadinya. Lewat headset bluetooth, ia bicara pada Rona. Sekretaris yang akan ia percaya mengurus semuanya.

Ketika dihubungi oleh atasannya, Rona nampak terkejut. Ketika harus mempersiapkan waktu, tempat dan orang-orang yang nantinya akan terlibat dengan pernikahan kedua sang atasan.

Rona pikir, Tuan Naga adalah atasan yang setia. Tidak seperti ayahnya, yang sering terlibat skandal dengan banyak wanita. Wanita dua puluh delapan tahun itu hanya bisa menyanyangkan pilihan Tuan Naga untuk menikah lagi.

Sesuai perintah, Rona pun mulai menyiapkan acara untuk besok. Sebuah pernikahan rahasia dari penerus Sanrio Group, perusahaan besar yang menduduki harga saham tertinggi saat ini.

Tidak sulit bagi Rona membooking tempat, lantaran Tuan Naga sudah melakukan reservasi di sebuah kawasan puncak sebelumnya.

Rona menatap aneh pada layar laptop di depannya, "Punya banyak vila, mengapa harus menyewa?" gumam Rona.

Ini adalah pernikahan rahasia, terlalu beresiko bila diadakan di villa mereka. Naga sengaja menyamarkannya. Seolah hanya sedang berakhir pekan di kawasan puncak.

Begitu semua sudah beres, Rona pun melaporkan hasil kerjanya.

Malam hari kediaman utama Sinaga.

Moza terlihat nampak biasa saja, ketika Naga berjalan ke arah ranjang untuk merebahkan tubuhnya.

Setelah apa yang terjadi semalam, Naga pun mencoba menanyakan keadaan istrinya.

"Kata Bibi, seharian kamu tidak keluar kamar. Apa mau aku panggil dokter? Sepertinya kamu kurang sehat."

Naga menatap wajah pucat Sierra.

"Tidak usah, aku hanya ingin tidur!" Sierra langsung menarik selimut, ia membelakangi Naga. Dan menutup matanya rapat-rapat.

Sakit hatinya ketika mengingat kejadian semalam, ingin melupakan lara hatinya yang masih membara. Sierra memilih tidur, siapa tahu ia akan dapat mimpi indah untuk menghapus lukanya.

Melihat Sierra yang seperti masih marah, Naga pun memilih bangkit dari ranjang. Pria itu memilih mencari udara segar, dengan berjalan keluar kamar menuju balkon.

Ditatapnya langit yang gelap dengan berhias bintang-bintang yang menggantung indah, besok ia akan menikahi Moza. Karena melihat Sierra yang kacau dan masih terluka atas sikapnya. Naga tidak ingin Sierra tahu tentang rencananya.

Biarlah pernikahan ini menjadi pernikahan yang rahasia.

Esok harinya.

Naga bangun lebih awal, padahal ia tidur larut malam.

"Ini akhir pekan, Mas mau ke mana?"

Naga hampir terkejut, saat ia berkaca tiba-tiba Sierra muncul di belakangnya.

"Ada pertemuan dengan klien di luar Kota."

"Menginap?"

"Hemm."

Sierra tak bertanya lagi, ia berbalik dengan membawa tatapan mata tajam. "Aku tidak akan melepaskan kalian!" janjinya dalam hati.

Wanita itu seakan sudah mencium gelagat aneh suaminya. Saat Naga pergi meninggalkan rumah, selang beberapa menit, Sierra pun bergegas. Ia membawa koper kecil dan masukkannya ke dalam mobil.

Di tempat yang lain, terlihat Moza sedang duduk di meja rias. Wanita itu jarang memakai riasan sebelumnya. Karena hari ini ia akan menikah, Moza pun mulai memoles wajahnya.

Cantik, pesona Moza tak pernah luntur. Pantas Naga selalu tertarik, seolah ia memiliki magnet khusus terhadap mahluk Adam tersebut.

"Mama kita mau ke mana? Kenapa Kita pakai baju bagus?" tanya Sendy.

Moza menatap beberapa paper bag di atas ranjang. Beberapa saat lalu, Rona yang mengaku sebagai sekretaris Naga datang mengantar langsung barang-barang itu ke rumah.

Dress cantik untuk Sendy warna pink yang manis, serta bandana dengan tanduk seperti kuda pony. Itu adalah kesukaan Sendy. Bibir Moza pun tersenyum tipis menatap sang putri. Naga bisa membuat putrinya itu terlihat senang dengan perhatian dan barang-barang kesukaan anak kecil tersebut.

"Kita akan jalan-jalan, Sendy keluar dulu ya. Mama mau ganti baju!"

Anak kecil itu pun berjalan dengan langkah kecilnya.

Di luar kamar, ternyata Naga sudah tiba.

"Sendy, Mama mana?"

Anak kecil itu menatap ke arah pintu kamar mamanya. Seakan menunjuk, mamanya sedang ada di dalam sana.

Naga melirik sekilas, kemudian mengajak Sendy ke ruang tamu. Bercanda seperti biasanya.

Beberapa saat kemudian. Ketika pintu kamar terbuka, Naga spontan menoleh ke belakang. Meski pernikahan ini terkesan mendadak, Naga benar-benar menyiapkan semua dengan sempurna. Tentunya dengan bantuan banyak kaki tangannya. Ia harus berterima kasih pada Rona. Kebaya modern yang direkomendasikan oleh Rona, terlihat begitu pas saat dikenakan Moza.

Lihat! Pria itu kini sedang terpana ketika menatap Moza yang melangkah perlahan ke arahnya. Wanita itu berjalan pelan bukan karena kemayu alias sok kecantikan. Itu karena kain jarik yang membuat Moza sudah melangkah.

"Kita berangkat kapan?"

Naga langsung bersikap biasa kembali. "Kalau sudah siap, sekarang." ucapnya.

Moza pun menundukkan wajah, ia tidak nyaman karena Naga terus menatapnya.

Mereka pun masuk ke dalam mobil yang sama. Bila pergi ke mana-mana sering diikuti bodyguard, kali ini Naga sengaja pergi hanya bertiga dan sopir pribadinya. Tanpa pengawal, ia sengaja agar tidak menarik perhatian.

Sepanjang perjalanan, terlihat raut tegang di wajah calon pengantin. Sementara Sendy, anak kecil itu nampak ceria. Menyanyi-nyanyi seperti biasa.

Tidak terasa, mobil mereka akhirnya sampai di tujuan. Sebuah vila bernuansa modern, namun nampak asri.

Naga yang semula duduk di depan, ia turun terlebih dahulu. Kemudian membuka pintu untuk Sendy dan membantu Moza turun. Pakaian yang dikenakan Moza, sepertinya membuat wanita itu sulit untuk melangkah.

Aneh, ketika Naga membawanya masuk ke dalam vila itu dan saat memasuki tempat yang sudah disiapkan sebelumnya. Kini jantung Moza terasa deg-degan.

Cinta belum hadir, tapi jantung Moza mulai berdesir. Apa karena ini adalah pernikahan pertamanya? Bersambung.

Yang belum kenal penulis Istri Gelap, yuk kenalan. Instagram : Sept_September2020

Terima kasih.