Bagaimana perasaanmu jika istri yang sangat kamu cintai malah menjodohkan mu dengan seorang wanita dengan alasan menginginkan seorang anak.
Ya inilah yang dirasakan Bima. Dena, sang istri telah menyiapkan sebuah pernikahan untuknya dengan seorang gadis yang bernama Lily, tanpa sepengetahuan dirinya.
Bima sakit hati, bagaimanapun juga dia sangat mencintai istrinya, meskipun ia tahu sang istri tidak bisa memberikannya keturunan.
Bisakah Lily berharap Bima akan mencintainya? Meskipun Bima sangat dingin padanya, tapi Lily telah berjanji satu hal pada Dena. Sanggupkah Lily menepati janjinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trias wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Bima Satria.
Bodoh sekali aku ini. Harusnya aku bisa lebih cepat menyadari keadaan Lily! Harusnya aku menyadari kalau tatapan si br*ngs*k itu menatap Lily seperti bongkahan daging menggiurkan yang jadi santapannya.
Aaarggh!!
Kulihat tatapan Lily kosong. Tubuhnya sudah merosot ke lantai. Tas tangan yang di bawanya jatuh di depan pintu toilet wanita. Jika saja aku tidak melihatnya tentu aku tidak akan sadar kalau Lily dalam bahaya!
Aku mendekat ke arah Lily berada dan berjongkok untuk melihat keadaannya. Kacau! Pandangan Lily mengarah ke depan, tapi apa yang di lihatnya? Tidak ada. Raga Lily berada di hadapanku tapi jiwanya entah dimana. Lily tak ubahnya seperti patung berbalut kulit manusia sekarang. Tangannya dingin saat ku sentuh, air matanya terus lolos dari mata indahnya. Lily yang malang!
"Lily?" panggilku. Tidak ada reaksi.
"Lily, come back to me. please!"
Masih tak ada jawaban. Lily masih diam mematung dengan tubuh yang bergetar.
"B*jing*n kau!" umpatku seraya melayangkan satu tinjuan ke rahangnya saat dia akan bangun. Si brengsek itu kembali terhuyung ke belakang, menimpa pecahan vas bunga besar yang tadi pecah saat aku meninjunya pertama kali. Aku tidak peduli lagi tatapan orang-orang yang menatap kami tajam dan takut. Termasuk dua kolega ku yang berdiri tak jauh dari sana dengan kedua tangan di masukan ke dalam saku celananya, dan seorang lagi yang hanya menggelengkan kepalanya, entah dengan pemikiran apa. Aku tidak peduli.
Ku angkat tubuh Lily yang masih bergetar dan menggendongnya ala Bridal, lalu membawanya keluar dari restoran, di belakangku seorang pelayan mengikuti dengan membawakan tas milik Lily dan setelah sampai di depan mobilku pelayan itu membantu membukakan pintu.
Ku baringkan Lily dengan perlahan di kursi depan dan memasangkan seatbelt agar dia aman, lalu merendahkan sandaran kursinya agar Lily bisa lebih nyaman bersandar.
Sepanjang keluar dari restoran tadi Lily sama sekali tidak berkedip. Matanya tersirat kesedihan yang luar biasa. Ah ya ampun andai saja aku tidak membawa Lily kemari tentu hal ini tidak akan terjadi!
"Lily? Jawab aku Ly!" teriakku frustasi saat melihat mata Lily terpejam. Dia tidak bereaksi sama sekali. Badannya semakin menggigil. Ku putuskan untuk memutar kemudiku dengan cepat. Rumah sakit! Ya rumah sakit. Lily harus aku bawa ke rumah sakit!
"Bertahan Ly, aku akan bawa kamu ke rumah sakit!" ucapku tegang.
****!! Kenapa aku tegang begini! Aku tidak bisa berfikir jernih sekarang!
"Aku gak mau ke rumah sakit!" lirih Lily. "Bawa aku ke hotel!" suara Lily bergetar. Untunglah aku kira Lily pingsan karena tadi tidak menjawabku.
"Oke. Segera sampai. Kamu baik kan Ly?"
Tidak menjawab hanya isakan yang ku dengar dari bibir Lily. Ah ya ampun, aku tidak bisa melihat atau mendengar wanita menangis!
Sampai di hotel. Aku membuka pintu untuk Lily. Lily turun dari mobil, tapi langkahnya terseok dan hampir terjatuh. Refleks aku tangkap tubuh mungilnya. Kembali aku gendong Lily di depanku. Lily melingkarkan kedua tangannya di leherku dengan erat hingga bisa kurasakan jika hidungnya menempel tepat di leherku. Dia kembali terisak kali ini bisa ku rasakan air matanya sudah membasahi bajuku.
Ku baringkan Lily di atas kasurnya dan ku selimuti tubuhnya yang masih bergetar. Aku berjalan bolak-balik di dalam kamar. Bagaimana ini kalau aku tinggal Lily sendirian apa dia akan baik-baik saja?
Semangat thor 💪💪