Zira adalah gadis yang mandiri, dia mempunyai butik yang bernama Zira Boutique. Pada suatu hari ada keluarga konglomerat memesan hasil rancangannya yang harus di selesaikan dalam waktu satu hari.
Apakah Zira bisa menyelesaikan hasil rancangannya tepat waktu, atau tidak?
Dan konsekuensi apa yang akan diterimanya jika tidak selesai.
Karya di terbitkan atas izin Noveltoon dan isi konten hanya pandangan dari penulis, tidak mewakili dari Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anita Rachman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 23
Tuan muda Ziko merenung dengan ucapan Kevin.
"Ah rupanya kalian berdua di sini." Zira mengangetkan kedua pria itu.
"Kamu sudah selesai makan?" ucap Ziko.
"Sudah." Ucap Zira sambil menganggukkan kepalanya.
"Tuan aku permisi mau pulang, terima kasih atas makanannya." Zira berjalan meninggalkan dua pria itu.
"Aku juga mau keluar, ikut mobilku."
Cih sok perhatian.
"Enggak usah tuan muda yang terhormat aku biasa naik taxi." Ucap Zira menolak secara halus.
"Kamu mau membantahku?" Ucap Ziko dengan intonasi tinggi.
Ziko berjalan mendekati Zira, dan
pergelangan tangan wanita itu di pegangnya. Sambil berjalan menuju lift. Zira sedikit berlari mengikuti langkah Ziko, mereka bertiga memasuki lift khusus presiden direktur.
Ketika Zira hendak memasuki lift, tumit heelsnya nyangkut, sehingga dia tidak bisa bergerak. Zira menarik-narik heelnya dengan kakinya tetapi heels tidak bergerak sedikit pun.
Tiba-tiba Ziko mengakat salah satu kaki Zira, dan Kevin langsung mengambil heels yang nyangkut dengan cepat. Kemudian pintu lift tertutup.
"Tuan lepaskan kakiku, tuan terpesona dengan kakiku ya." Ejek Zira.
"Cih." Ziko langsung mencampakkan kaki Zira.
"Kalau ada yang bilang dari mata turun ke hati, kalau ini dari kaki naik ke hati, hahaha." Zira tertawa.
"Buahahhaha." Kevin ikut tertawa.
Ziko langsung membulatkan matanya melihat ke arah asistennya. Kevin langsung menutup mulutnya rapat-rapat ketika mendapatkan tatapan tajam dari bosnya.
"Eh tuan kenapa tadi kamu mengangkat kakiku." Tanya Zira santai.
"Ah kamu ini, pintu lift akan tertutup kalau aku tidak mengangkat kakimu, kaki itu akan putus. Apa kamu mau!" bentak Ziko.
"Ih serem." Zira menggoyangkan kedua bahunya.
Di dalam lift Ziko berdiri di tengah kevin di kiri dan Zira berada di sebelah kanan.
"Nona Zira saya hanya bisa menyelamatkan ini." Ucap Kevin sambil memberikan heels yang sudah lepas dari tempatnya.
"Owh gak apa-apa."
Zira memegang sepatunya dengan kedua tangannya.
"Pakai sepatumu." Perintah Ziko.
"Bagaimana aku pake, satu gak ada tumit yang satu ada, kan lucu kalau saya jalan seperti ini." Ucap Zira sambil memperagakan cara berjalannya yang jomplang.
"Buahahaha." Kevin tertawa melihat cara berjalan Zira.
"Kevin!" bentak Ziko.
"Siap tuan." Kevin langsung diam menutup mulutnya lagi.
Ziko mengambil sepatu Zira dan melepaskan kedua tumit sepatu wanita itu.
"Pakai ini." Perintah Ziko.
"Enggak usah tuan, aku bisa kok jalan gak pake sepatu."
"Nanti kakimu sakit, pakai cepat." Bentak Ziko lagi.
"Iya iya, enggak usah bentak kenapa." Gerutu Zira.
Zira memakai sepatu heelsnya yang telah berubah jadi flat shoes. Zira berdiri di samping kanan pria itu, dia mengukur tinggi badannya yang hanya sebahu dari Ziko.
"Aku seperti berdiri dengan para raksasa." Nyeletuk Zira.
Ziko hanya melirik, Kevin tersenyum menahan tawanya.
"Tuan muda kamu tinggi sekali sepertinya waktu hamil Nyonya Amel pasti makan sesuatu." Zira menggantung bicaranya.
"Apa itu?" ucap Ziko.
"Tiang listrik." Jawab Zira polos.
"Buahahaha." Kevin kembali tertawa
"Kevin!" Ziko menekan intonasinya, sambil melirik ke arah asistennya.
Kevin Kembali menutup mulutnya walaupun masih ada gelak tawa yang terdengar tapi dia berusaha untuk menutup mulutnya.
"Hey kamu nona Zira, sekali lagi kamu bicara awas kamu." Ancam Ziko.
"Iya saya akan menutup mulut janji." Ucap Zira cepat sambil menunjukkan jari tengah dan jari telunjuk seperti orang yang berjanji.
Mereka semua diam tidak ada yang berkata sama sekali. Suasana di dalam lift itu jadi hening.
"Buahahaha." Zira tertawa kembali.
Ziko dan Kevin melirik ke arah wanita itu.
"Kenapa kamu tertawa? Apa yang lucu?" Ucap Ziko lagi.
"Buahahaha, tuan kalau saya perhatikan kita seperti trio kwek-kwek."
Kevin tertawa terbahak bahak.
"Kamu!" Ziko menudingkan jari telunjuknya kewajah Zira.
Pintu lift pun terbuka, Zira langsung keluar kabur.
"Hello readers ini adalah novel pertama author mohon maaf jika ada typo atau pun kesalahan lain nya, like episode favorit kalian dukungan kalian sangat berarti bagi author terimakasih."