NovelToon NovelToon
Bos Jutek Itu Suamiku

Bos Jutek Itu Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / CEO / Berbaikan
Popularitas:20.9k
Nilai: 5
Nama Author: Edelweis Namira

Ayra tak pernah menyangka bahwa hidupnya bisa seabsurd ini. Baru saja ia gagal menikah karena sang tunangan-Bima berselingkuh dengan sepupunya sendiri hingga hamil, kini ia harus menghadapi kenyataan lain yang tak kalah mengejutkan: bos barunya adalah Arsal—lelaki dari masa lalunya.

Arsal bukan hanya sekadar atasan baru di tempatnya bekerja, tetapi juga sosok yang pernah melamarnya dulu, namun ia tolak. Dulu, ia menolak dengan alasan prinsip. Sekarang, prinsip itu entah menguap ke mana ketika Arsal tiba-tiba mengumumkan di hadapan keluarganya bahwa Ayra adalah calon istrinya, tepat saat Ayra kepergok keluar dari kamar apartemen Arsal.

Ayra awalnya mengelak. Hingga ketika ia melihat Bima bermesraan dengan Sarah di depan matanya di lorong apartemen, ia malah memilih untuk masuk ke dalam permainan Arsal. Tapi benarkah ini hanya permainan? Atau ada perasaan lama yang perlahan bangkit kembali?

Lantas bagaimana jika ia harus berhadapan dengan sifat jutek dan dingin Arsal setiap hari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edelweis Namira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CEMBURU

Pintu ruangan Arsal tertutup kembali saat Ayra urung masuk saat melihat dirinya dan Amanda sedang berpelukan. Ah tidak, lebih tepatnya adalah Amanda yang tiba-tiba memeluknya. Sedangkan Arsal tampak terkejut dengan hal itu, apalagi tidak lama kemudian pintu ruangannya terbuka dan Ayra muncul.

Melihat Arsal dan Amanda dalam posisi itu, Ayra pun segera keluar. Sedangkan Arsal segera melepaskan Amanda dari dirinya.

"Kamu tidak seharusnya melakukan hal itu, Manda." kata Arsal dingin, lalu segera beranjak dari sofa.

Amanda menatap Arsal dengan sedih. Matanya tampak berkaca-kaca. Nada bicara Arsal sangat berbeda dari biasanya. Kali ini terdengar begitu dingin, wajahnya juga tidak seramah biasanya. Cara Arsal menatapnya juga seakan ia sehabis melakukan hal yang sangat buruk.

Arsal memejamkan matanya sesaat. Menenangkan pikirannya yang mulai bercampur aduk. Ia takut Ayra salah paham, walaupun ia sendiri sebenarnya ragu Ayra akan merasa dikhianati mengingat perempuan itu juga tidak mencintainya. Namun tetap saja, yang dilakukan Amanda adalah suatu hal yang sulit ia terima.

Bagaimana pun keadaan rumah tangganya, statusnya kini adalah seorang suami. Kewajibannya adalah menjaga kepercayaan istrinya.

"Kenapa menatapku serendah itu, Mas? Aku memelukmu hanya untuk menenangkan diriku. Bukan maksudku membuat istrimu sampai berburuk sangka." Amanda berseru membela diri.

Amanda sudah mengetahui bahws Ayra adalah istrinya. Tentu saja itu dari Kalya.

"Sekarang lebih baik kamu pulang. Jangan datang kesini kalau bukan untuk kepentingan atau bersama Kalya." kata Arsal tegas.

Arsal tahu pengusiran halusnya itu akan membuat Amanda terluka. Bukannya Arsal tidak menyadari bagaimana Amanda berusaha mencari perhatiannya selama ini, namun Arsal hanya menganggap Amanda sebagi adiknya. Walaupun seperti itu, ia sangat menjaga interaksi dan batas kontak fisik dengan Amanda.

"Mas!" seru Amanda tidak terima. "Kamu mengusirku?"

Arsal tidak menjawab. Ia hanya menatap Amanda dengan dingin. Gadis itu salah mengartikan perhatiannya selama ini.

"Kamu tidak bisa melakukan itu padak, Mas."guman Amanda. Ia berjalan mendekat pada Arsal. "Selama ini aku yang membantumu merawat Kalya. Aku juga yang selalu ada untuk Kalya disaat kamu tidak bisa berada di dekatnya. Apa itu semua tidak cukup untuk kamu percaya bahwa aku juga bisa menjadi ibunya Kalya?!"

Arsal masih setenang dan sedingin tadi. Sebenarnya sedari awal kedatangan Amanda yang tanpa adanya Kalya sudah membuat Arsal bingung. Namun ia tetap segera kembali ke ruangannya, mengabaikan panggilan Ayra di luar ruang acara untuk segera menemui Amanda.

Arsal masih begitu takut hal buruk pada Kalya tempo hari terjadi lagi.

Namun begitu Arsal kembali ke ruangan, Amanda tiba-tiba menyatakan perasaannya pada Arsal. Awalnya Arsal hanya mendengarkan dan menyimak, hingga saat gadis itu ditolak secara halus oleh Arsal, Amanda langsung memeluknya.

Belum sempat Arsal melepaskan pelukan itu, Ayra tiba-tiba masuk ke ruangannya. Hal itu membuat Arsal tiba-tiba cemas kalau Ayra akan berpikir aneh padanya.

"Kamu semakin bicara aneh, Manda. Lebih baik kamu pulang sekarang. Saya juga masih ada pekerjaan." kata Arsal.

Amanda tersenyum sinis. "Mengejar istrimu itu?"

"Itu bukan urusanmu." jawab Arsal ketus.

"Kenapa harus dia, Mas? Kamu bisa bilang apa kurangnya aku dibandingkan dia."

Arsal berjalan menuju pintu. Memilih mengabaikan pertanyaan Amanda yang semakin aneh, akhirnya Arsal membukakan pintu ruangannya.

"Keluar dari sini, Manda. Sebelum saya benar-benar marah."

Amanda menatap Arsal tak percaya. Sedangkan di luar tampak lelaki yang ia ketahui sekretaris Arsal menatap mereka dengan bingung.

Sedangkan Arsal menatap gadis itu dengan jengah. Semakin lama Amanda berada disini, semakin lama pula kesempatannya menemui Ayra dan menjelaskan semua ini.

"Keluar, Amanda." kata Arsal dengan begitu tegas.

Akhirnya Amanda melangkah keluar. Namun sebelum keluar ia menatap Arsal dengan sangat tajam. Begitu kontras dengan wajahnya yang terbiasa teduh dan lembut.

"Tantenya Kalya kenapa, Bos?" tanya Satria dengan wajah bingung.

"Kamu disini aja. Saya masih ada urusan." Bukannya menjawab pertanyaan Satria, Arsal justru pergi. Ia juga tidak mengindahkan Satria yang menatapnya dengan bingung.

Tujuannya satu yaitu mencari Ayra. Entah mengapa ia ingin menjelaskan kesalahpahaman tersebut pada perempuan itu.

Arsal berjalan menyusuri area kantor. Mencari Ayra dari mulai ke ruangannya, ruang meeting hingga akhirnya di kantin.

Seketika tangannya mengepal, wajahnya masih sedatar tapi namun sorot matanya menatap tajam pada satu titik. Disaat ia mengkhawatirkan Ayra karena melihatnya dipeluk Amanda, kenyataannya ternyata Ayra masih bisa tertawa santai bersama Haikal. Perempuan itu bahkan tidak terlihat sedih seperti istri yang memergoki suaminya bersama perempuan lain pada umumnya.

Nyatanya disini dirinya lah yang terlalu berharap banyak pada Ayra. Berharap dirinya dicintai layaknya seorang istri kepada suaminya dan berharap dirinya bisa diterima baik oleh istrinya. Namun pikirannya tak seindah kenyataan. Itu hanyalah harapan dan kembali ia ditampar kenyataan menyakitkan.

...****************...

Perjalanan pulang mereka begitu sunyi, yang terdengar hanyalah suara klakson beradu dengan suara sumbang beberapa pengamen jalanan. Langit malam memayungi kepulangan Arsal dan Ayra yang masih setia dalam kebisuan.

Arsal menggenggam kemudi dengan begitu erat. Wajahnya bahkan lebih dingin dari tadi siang, ia berusaha menahan dirinya untuk tidak melirik Ayra yang kini menatap area luar dari kaca mobil. Arsal merasa Ayra lebih tertarik menatap pemandanga di luar daripada mengajaknya bicara. Sedangkan Kalya yang lebih dulu mereka jemput kini tertidur di kursi tengah.

"Kamu sedekat itu dengan tantenya Kalya, ya?" tanya Ayra tiba-tiba.

Masih berusaha fokus menatap jalanan di depan, Arsal tersenyum sinis.

"Mengapa menanyakan itu tiba-tiba?" tanya Arsal balik. Sengaja memancing tanggapan Ayra mengenai hal itu.

Terdengar Ayra menghela napasnya. "Aku tidak tahu kalau ternyata kalian punya hubungan lebih dari sekedar saudara ipar."

"Maksud kamu?" tanya Arsal lagi, dengan nada tidak sedatar tadi.

"Kamu dan Amanda, punya hubungan khusus, kan?" tanya Ayra pelan. "Maksudku kalau kalian sampai berpelukan seperti tadi bukankah itu artinya kalian mempunyai hubungan lebih dari sekedar ipar?"

"Jangan menyimpulkan dengan asal seperti itu. Lagipula saya rasa kamu bukan orang yang mudah penasaran dengan urusan orang lain." jawab Arsal masih dengan begitu sinis.

Kepalanya penuh dengan bayangan kedekatan Ayra dengan Haikal. Terlalu bodoh untuk Arsal jika ia tidak bisa menangkap cara Haikal menatap Ayra. Ia lelaki, tentunya ia bisa mengenali bahwa Haikal menatap Ayra berbeda dengan cara Haikal dengan perempuan lain.

"Maaf, jika itu menyinggungmu. Tapi seharusnya kamu tidak menikahiku jika orang yang kamu cintai adalah tantenya Kalya. Aku merasa seperti penghalang untuk kalian berdua."

Arsal menggenggam kemudinya semakin erat. Ia sangat tidak menyukai kesimpulan yang Ayra tangkap dari kejadian tadi siang. Nada bicara Ayra bahkan tidak seperti orang yang sedang cemburu.

"Seharusnya kamu menikahi tantenya Kalya, bukan aku. Kamu juga bisa hidup bahagia dengannya." lanjut Ayra tenang.

"Berhenti bicara omong kosong, Ayra." kata Arsal tajam. "Kalau kamu memang ingin bersama Haikal, bukan seperti ini caranya." Arsal masih dipenuhi dengan rasa cemburunya pada Haikal.

"Haikal? Mas Haikal?"

Sial, Arsal terdiam. Ia keceplosan menyebutkan nama Haikal di pembicaraan mereka malam ini. Bahkan nada bicaranya tadi terdengar seperti orang yang sedang cemburu. Bodohnya Arsal karena ia tidak bisa menutupi itu. Ia tidak ingin Ayra mengetahui itu, karena Ayra akan besar kepala jika tahu Arsal cemburu dengan kedekatannya dengan Haikal.

"Kamu tidak cemburu dengan Mas Haikal, kan?"

1
Alfatihah
up donk kak ...
Alfatihah
semangat Arsal
💞Aulia Adriani💕
recommended
Edelweis Namira: makasih ya
total 1 replies
Taris
Luar biasa
Jeng Ining
Btari nya lg disuruh bedrest Ka, kok malah nyempil disini ✌😂😂
Edelweis Namira: Hahaha. Ya ampun. Terima kasih banyak sudah spill typonya. Maapkeun yaah
total 1 replies
Kesatria Tangguh
menunggu up kak author bagaikan menunggu pesan doi ...
berdebar dan selalu ternanti
Siti Sukaenah: akhirnya up juga
total 1 replies
Siti Sukaenah
ko btari?
Edelweis Namira: Ah maaf. Btari nama tokoh di novel ku yg lain. Maaf kak.
total 1 replies
Siti Sukaenah
makin seru
Kesatria Tangguh
🔥❤️
Siti Septianai
up nya lebih sering dong ka
Siti Sukaenah
bagus
Edelweis Namira: makasih banyak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!