Cahaya, wanita berusia 21 tahun. Sikapnya yang ceria dan periang, kini seketika menjadi diam pada suaminya yang bernama Rian Pamungkas.
Pernikahan yang selama 3 tahun mereka hiasi dengan kebahagiaan, seketika sinar di mata Cahaya.
Air mata terus mengalir saat tak sengaja melihat suaminya bermesraan dengan sahabatnya yang bernama Vina.
Sahabat yang tidak pernah dia sangka akan menjadi duri di dalam rumah tangganya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
"Mas, aku boleh tanya sesuatu, tapi tolong ... jawab pertanyaanku dengan jujur!" ucap Aya serius.
"Katakan, tapi kakiku sakit, sayang!" ucap Rian.
'Aku katakan nanti saja. Kasihan Mas Rian, dia terlihat kesakitan. Aku tidak mau bertengkar dengannya dulu!" batin Aya.
"Sayang, kenapa melamun? katakan, apa yang ingin kamu katakan padaku." ujar Rian membuat Aya tersadar dari lamunannya.
"Eh, tidak jadi, Mas. Sekarang, kamu tunggu dokter datang saja. Dan aku ambilkan kamu minum, ya!"
"Tidak perlu, sayang. Kamu temani aku, saja!" pinta Rian menepuk-nepuk tepi ranjang untuk istrinya duduk.
Dengan ragu, Aya menjatuhkan pantatnya di tepi ranjang. Aya terdiam, dia melihat layar ponselnya, 'Kira-kira apa yang dibicarakan Mas Fajar tadi? Lebih baik, aku pastikan saja!' batin Aya.
Rian menggenggam tangan Aya erat, "Sayang, maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menduakanmu. Tapi, aku janji, aku akan menceraikan Vina. Kamu tetap di sini, berada di sisiku. Aku tidak bisa kehilangan kamu!" ucap Rian.
"Mas, aku izin ke kamar mandi dulu. Kamu di sini dulu!" titah Aya melepas genggaman tangan suaminya.
"Aku ikut, Ay. Aku juga ingin buang air kecil!"
"Tapi, kakimu, Mas! Apa kamu bisa berjalan?" tanya Aya.
"Kamu bantu aku, ya!"
"Bantu? Maksud Mas, aku bantu Mas sampai di dalam kamar mandi?" tanya Aya yang mendapat anggukkan dari Rian.
"Iya, kita suami istri, kita juga pernah mandi bersama. Jadi, tidak ada salahnya, kamu membantuku. Kamu bahkan sudah pernah melihat semuanya!" jawab Rian
'Tapi, waktunya berbeda. Dulu, kita melakukan dengan suka rela. Di iringi oleh cinta, tapi sekarang ... berbeda, Mas. Aku bahkan tidak tahu, masih ada rasa cinta yang begitu besar padamu atau tidak.' batin Aya.
"Sayang, jangan melamun. Ayo, bantu aku!" titah Rian.
"Tapi, Mas. Bagaimana kalau dokter datang? Aku minta tolong satpam saja atau seorang pria untuk membantumu, ya!"
"Aku tidak mau, Ay. Aku mau nya kamu!" jawab Rian tegas, 'Sikapmu benar-benar berubah. Dan aku sangat menyesali semua itu. Andai waktu bisa berputar, aku akan tetap setia padamu. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Kini Vina hamil dan kamu sudah tahu semua pengkhianatanku. Aku benar-benar menyesal, Ay.' batin Rian.
"Aku tidak mau, Mas. Jangan paksa aku, sebentar lagi, dokter akan datang. Kamu bisa tahan sebentar dan meminta dokter untuk menemanimu?" ujar Aya.
Setelah memberi pengertian pada suaminya, terdengar suara ketukan dari luar kamar, membuat Aya berjalan dan membuka pintu kamarnya.
"Maaf, Bu. Dokter Ali sudah datang!" ucap Bi Inah.
"Suruh masuk saja, Bi! Aku dan Mas Rian sudah menunggu!" jawab Aya.
"Baik, Bu!" ucap Bi Inah berjalan menuruni tangga memanggil dokter Ali.
Tak berselang lama, Bi Inah datang dengan dokter Ali. Mereka masuk ke dalam kamar Rian dan Aya.
"Dok, tolong cek Mas Rian. Di jatuh dari tangga!" ucap Aya mempersilahkan dokter Ali memeriksa suaminya.
dokter Ali meletakkan tas dan mengambil alat yang di perlukan mengecek pasiennya.
Perlahan tangannya mulai memegang kaki Rian, "Dok, sa-sakit! Jangan di tekan!" ringis Rian saat dokter Ali menekan pergelangan kaki Rian.
"Kaki anda hanya terkilir saja, biar saya berikan resep, atau jika berkenan. Pasien di pijat saja?" titah dokter Ali.
"Coba dokter periksa lagi. Jangan asal-asalan, aku rasa kakiku patah! Bukan terkilir. Kita cek saja di rumah sakit!" kesal Rian membuat Aya memutar matanya malas.
"Mas, seharusnya, kamu senang, kakimu hanya terkilir," kesal Aya.
"Aku senang sayang, tapi aku juga takut dokter ini asal-asalan memeriksaku!" jawab Rian, 'Dasar dokter tidak peka. Aku sudah berakting sebaik mungkin, agar Aya cemas dan tidak jadi pergi dari rumah ini. Tapi aktingku di kacaukan olehnya. Awas saja, aku akan pecat dia menjadi dokter pribadi keluarga ini!' batin Rian kesal.
"Jika anda ingin mendapatkan penanganan lebih lanjut, anda bisa memeriksakan ke rumah sakit. Tapi, menurut saya, anda hanya terkilir saja! Tidak ada tulang yang patah!" ucap dokter Ali.
Rian memberi kode melalui matanya. Seakan mengerti kode dari pasiennya. Dokter Ali menatap sekilas Aya yang sudah rapi.
"Aw ... sakit, aku butuh minum, sayang. Minumnya habis. Tolong ambilkan di dapur!" pinta Rian membuat Aya berjalan menuju dapur untuk mengambil minum suaminya.
Setelah melihat kepergian istrinya, Rian merubah posisi tidurnya menjadi duduk, "Ikuti dramaku saja. Atau, aku pecat kamu sebagai dokter pribadi di keluarga ini," ketus Rian.
"Tapi untuk apa? Untuk menarik perhatian istrimu?" sindir dokter Ali.
"Diamlah. Kau tidak perlu tahu, untuk apa! Tugasmu di sini, hanya mengecek ku dan bilang pada Aya, jika kakiku patah atau apalah!"
"Tapi, sebagai dokter yang profesional, aku tidak bisa berbohong. Aku harus mengatakan yang sejujurnya kondisi pasienku!" ucap dokter Ali yang lagi dan lagi membuat Rian kesal.
"Kau! Aku pe--"
"Mas, ini minumnya!" ucap Aya masuk ke dalam kamarnya dan memberikan segelas air putih pada suaminya.
Rian menerima gelas berisi air putih itu, "Sayang, kakiku sakit. Dokter Ali bilang, kalau dia salah memeriksa dan ternyata kakiku patah. Tapi, dia akan melakukan tindakan selanjutnya seperti kakiku di perban. Dan aku tidak bisa kemana-mana. Kamu di sini saja, ya! Jangan tinggalkan aku. Aku mohon, jika kamu tidak percaya, kamu bisa bicara dengan dokter Ali!" rengek Rian.
"Mas, jangan seperti anak kecil. Minumlah dulu," titah Aya.
Ali yang melihat drama di depan matanya pun berdecak sebal. Dia beranjak dari tepi ranjang dan melepaskan stetoskopnya, "Aku pulang!"
"Dok, tunggu dulu. Kata Mas Rian, dokter mau perban kaki Mas Rian? Kenapa tidak jadi?" tanya Aya membuat Rian melototkan matanya pada dokter pribadinya.
"Dok!" pekik Rian.
dokter Ali menghembuskan napasnya kasar, dia meletakkan tas kerjanya lagi, "Baiklah. Saya, perban dulu kakinya!" ucap dokter Ali mengambil perban dan melilitkannya di kaki Rian.
"Dok, sa-sakit!" ringis Rian. "Sayang, sakit, Ay! Sakit, Ay!" ringis Rian.
"Kamu yang sabar, Mas." jawab Aya.
'Sialan, kenapa perban nya sangat kencang. Apa dia sengaja!' batin Rian.
"Aw ... sakit, dok!" ringis Rian.
"Anda yang sabar, ya, memang rasanya sedikit sakit!" ucap dokter Ali melilitkan lebih kencang lagi. 'Rasakan ini,' batin dokter Ali tersenyum puas.
"Sudah, dok! Jangan teruskan lagi. Sudah cukup!" pinta Rian memohon. 'Siaalan, dokter ini benar-benar membuatku kesakitan!' batin Rian.
"Sayang, sakit!" rengek Rian.
"Dok, sudah, kasihan Mas Rian!" ucap Aya.
"Biar cepat sembuh, maka saya akan melilitkan perban ini sekencang mungkin. Agar tulang yang patah tidak geser!" ucap dokter Ali, 'Rasakan ini, hahahaha!' batinnya lagi
sering di bicarakan
tetapi
gak jadi cerai
ada dinprovinsi jawa bar** yg penyanyi kafe di angkat derajatnya sama penyanyi,penuois lagubtenar yg suaminya pimpinan band Dew* didukung jd anggota dewan. padahal jelas pelakor kejam.
ada hadisnya pelakor perusak rumah tangga tdk akan masuk surga.jgnkan masuk baunya aja engga dapat. tidak diaku sbg umat dan golongan pengikut Rasullah. ibarat pelakor tobat sholat sehari seribu rakaat puasa tiap hari,sedekah 1 milyar tiap hari. sdh tdk dianggap. krn menghancurkan pernikahan sepasang manusia itu perbuatan DAJJAL
mantan narapidaba tdk terima di mana2 klu karyawan tdk ada perusahaan yg nerima, klu punya usaha tdk ada seorabgounnyg mau kerja sama dgn mantan napi.
1. perzinahan kuhp 284 pidana 9 bln penjara suami dan wanitanya ada saksi dan bukti bisa gugat cerai.
2.pernikahan diam diam tanoa izin dari istri pertama dan sah kuhp 279 ayat 1 pidana 9 bln penjara suami dan wanitanya. ada saks dan bukti bisa gugat cerai.
terus klu rian melakukan kedua pasal tsb double penjaranya.
dan starus rian pd saat nikahbdgn vina apa!!
1.lajang
2.kawin
3.duda cerai mati
4.duda cerai hidup.
semua ada dokumennya. ngaku lajang hrs buat surat pernyataan bahwa dia blom nikah ttd diatas materai saksi orang tua, RT,RW,kelurahan sampai kecamatan.
klu sdh kawin hrs ada surat izin menikah lg dr istri pertama..
klu ngaku duda cerai hidup,ada surat cerai dr pengadilan agama.
klu duda cerai mati,hrs ada surat kematian istri dr pihak RT,RW,kelurahan dan ducapil.walau nikah siri juga ada surat selembaryg dibuat penghulu. utk keperluan ngontrak rumah,sewa rumah dll bahwa mereka suami istri. klu nikah sah negara ada buku nikah.
rian kena 3 pasal, yg ketiga adalah pemalsuan data.
Bilangnya sakit hati tapi kok mudah luluh. Ga asyik nih...