Alzahro adalah pria miskin dan hanya bekerja serabutan. Awalnya pernikahan itu terjadi karena kecelakaan kecil, ya itu Saat Genisa hendak menikah, tunangan Genisa kabur di hari pernikahannya. kebetulan Alzahro sedang lewat ia pun di tarik oleh Genisa sebagai pengganti pengantin pria.
Selama hidupnya di rumah keluarga Genisa, ia tidak pernah di anggap sebagai keluarga, melainkan seorang pembantu di rumah itu, tapi meskipun Genisa tidak mencintainya, Genisa juga tidak membencinya. Hanya Genisa yang baik padanya di rumah itu.
Berkali-kali Ibu Genisa minta Alzahro bercerai dengan Genisa, tapi Alzahro selalu menolaknya, hingga akhirnya Ibu mertuanya itu pun melakukan sesuatu padanya, memukulnya dengan kayu hingga ia sekarat.
Di saat ia sekarat, ia mendapatkan sebuah berkah, yaitu sistem yang mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
......❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️......
Genisa menatap kedua ibu-ibu merasa aneh. Padahal mereka masih orang bari di sana, tapi kenapa mereka malah berani meminjam uang kepada mereka.
"Maaf Buk, saya tidak punya uang," ucap Genisa sopan.
Ibu-ibu itu menatap Genisa sambil mencibir, tidak percaya dengan ucapan Genisa.
"Coba deh kamu tanya sama suami kamu, ada nggak uang? Masa iya orang kaya tapi nggak punya uang?" ucap salah ibu itu dengan wajah sewot.
Mobil Alzahro mendekat dan berhenti di dekat istrinya itu yang sedang mengobrol dengan dua ibuk tersebut.
"Ada apa sayang?" tanya Alzahro.
"Ini, dua ibuk ini mau minjam uang 10 juta," jawab Genisa dengan wajah masam.
"Eh he, kamu ada nggak uang 10 juta? kami mau minjam, butuh banget hari ini," ucap mereka.
"Nggak ada," jawab Alzahro cepat. "Ya udah Sayang, cepat masuk."
Genisa pun masuk ke dalam mobil, perlahan-lahan mobilnya pun keluar dari pagar rumah mewahnya itu.
pagar rumah itu tertutup secara otomatis, dan langsung terkunci dengan rapat.
"Dih! Katanya orang kaya! Tapi pelitnya minta ampun! Kalo pelit jangan sok kaya dong!" teriak ibu-ibu itu marah sambil melempar sendalnya ke mobil Alzahro, malah sendal ibu itu nyangkut di mobil Alzahro dan terbawa jauh.
"Hey! Sendal ku! Kembalikan sendal ku!" terikat ibuk-ibuk itu mengejar mobil Alzahro, tapi mobil Alzahro sudah melaju cepat.
Genisa melihat ke belakang dan tidak terlihat lagi kedua ibu-ibu itu.
"Jangan sesekali meminjamkan uang kepada orang seperti mereka, apa lagi mereka memakai baju bagus seperti itu, itu tandanya mereka bukan orang susah. Di tambah cara bicara mereka yang kasar," ucap Alzahro kepada istrinya.
"Mau mereka susah atau pun Senang, aku tetap tidak Berani meminjamkan uang tanpa sepengetahuan dari mu," jawab Genisa. Ia bertekad ingin menjadi istri yang penurut dan patuh pada suami.
Alzahro tersenyum melihat ke arah Genisa dan kembali melihat ke arah jalan.
Sesampainya mereka di suatu tempat, Alzahro pun memberhentikan mobilnya di sebuah depan supermarket yang terkenal di kota tersebut.
"Ayo sayang kita turun," ajak Alzahro.
Mereka pun turun bersama dari mobil dan menuju supermarket itu. Alzahro menghampiri salah satu karyawan supermarket yang sedang melihat para pembeli.
"Mbak, bisa saya ketemu dengan manajer supermarketnya?" tanya Alzahro.
"Ada perlu apa ya Pak?" tanya Karyawan supermarket tersebut sambil menekuk alisnya. Karena managernya itu buka sembarang orang yang ingin bertemu dengannya.
"Saya adalah pemilik supermarket yang baru," jawab Alzahro sambil tersenyum.
Mendengar ucapan Alzahro, karyawan itu terlihat gugup dan mundur kebelakang satu langkah dan memberi hormat. "Baik Pak, akan segera saya panggilkan manajernya," ucap karyawan tersebut Lalu buru-buru pergi ke belakang.
"Mas, ini supermarket punya kamu?" tanya genisa tak percaya.
"He-he-he iya, ini yang mau ku tunjukkan padamu," ucap Alzahro tersenyum.
Mata Genisa terbelalak saat melihat sekeliling supermarket tersebut, ia benar-benar tidak menyangka kalau suaminya itu beneran orang kaya, apalagi supermarket itu adalah supermarket terkenal di kota mereka, dia benar-benar tidak tahu jika selama ini suaminya lah pemiliknya, sementara ia sering berbelanja di sini.
Tak lama kemudian manajer itu pun datang langsung bersama karyawannya.
"Selamat pagi Tuan," sapa manajer itu sambil memberi hormat.
"Selamat pagi," jawab Azzahra mengangguk sambil tersenyum.
"Apa benar Anda adalah pemilik supermarket ini?" tanya Manager itu.
"Iya," jawabnya singkat.
"Baiklah kalau gitu, mari ikut saya untuk mengkonfirmasinya, mari silakan," ucap Manager itu sopan dan ramah.
Alzahro memegang tangan Genisa dan membawa mengikuti Manager itu ke ruangannya.
"Mari silakan Tuan dan Nyonya," ucap manager itu mempersiapkan Alzahro dan Genisa duduk.
Manager itu duduk di kursinya. "Perkenalkan nama saya Ida, panggil saja Ida, saya memang ditugaskan untuk mengkonfirmasi pemilik supermarket baru. Apa benar nama Anda Tuan Alzahro?" tanya manager itu.
"Iya." angguk Alzahro.
"Kalau begitu, tolong konfirmasi sidak jari Anda. Jika memang Anda benar pemiliknya, maka sidik jari ini adalah bukti," ucap manager tersebut.
Alzahro meletakkan sidik jarinya di sebuah alat.
Tin!
[Identitas terkonfirmasi]
"Baiklah, silakan tanda tangan berkas ini, untuk membalikkan nama menjadi nama Anda," ucap Manager tersebut.
Alzahro segera menandatangani surat tersebut. Dan kini, supermarket telah menjadi miliknya.
"Ruangan ini akan menjadi ruangan Anda dan saya ada di ruangan sebelah. Silakan Tuan, surat ini Anda miliki," ucap Manager itu memberikan berkas surat bangunan itu kepada Alzahro.
"Mari Tuan dan Nyonya, saya antar kalian berkeliling supermarket ini," ucap Manager itu mempersilakan.
"Ah tidak perlu, saya dan istri saya saja yang berkeliling, Anda mungkin ada pekerjaan yang Anda lakukan," ucap Alzahro.
"Ah baik Tuan, terima kasih."
Alzahro dan Genisa keluar dari ruangan tersebut untuk berkeliling sebentar.
"Kamu mau Makana apa sayang, tinggal ambil saja," ucap Alzahro mengambil sebuah keripik singkong.
"Aku mau ambil yang mana ya?" tanya Genisa melihat-lihat rak serba keripik itu.
"Lho? Kamu bukannya..." tiba-tiba seseorang berdiri di depan Alzahro sambil mengingat-ingat.
Alzahro terdiam sejenak melihat pria tersebut, ia ingat jika pria itu adalah teman SMP nya dulu, yang sering mengejeknya tukang semir sepatu.
"Oh, aku ingat, kamu si tukang semir sepatu itu kan?" tanya pria itu tersenyum mengingat masa lalu mereka.
Jangan lupa like vote komen subscribe dan hadiah ya gaes
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...