NovelToon NovelToon
Arjuna : A Divine Power, A Fallen Hero

Arjuna : A Divine Power, A Fallen Hero

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri / Penyelamat
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

Arjuna, putra dari Dewa Arka Dewa dan Dewi Laksmi, adalah seorang dewa yang sombong, angkuh, dan merasa tak terkalahkan. Terlahir dari pasangan dewa yang kuat, ia tumbuh dengan keyakinan bahwa tidak ada yang bisa menandinginya. Dengan kekuatan luar biasa, Arjuna sering merendahkan dewa-dewa lainnya dan merasa bahwa dirinya lebih unggul dalam segala hal.

Namun, sikapnya yang arogan membawa konsekuensi besar. Dewa Arka Dewa, ayahnya, yang melihat kebanggaan berlebihan dalam diri putranya, memutuskan untuk memberi pelajaran yang keras. Dalam upaya untuk mendewasakan Arjuna, Dewa Arka Dewa mengasingkan Arjuna ke dunia manusia—tanpa kekuatan, tanpa perlindungan, dan tanpa status sebagai dewa.

Di dunia manusia yang keras dan penuh tantangan, Arjuna harus menghadapi kenyataan bahwa kekuatan fisik dan kesombongannya tidak ada artinya lagi. Terpisah dari segala kemewahan Gunung Meru, Arjuna kini harus bertahan hidup sebagai manusia biasa, menghadapi ancaman yang lebih berbahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Cinta

Di dalam Markas The Vault, ruangan penelitian dipenuhi dengan layar hologram yang menampilkan berbagai data dari seluruh dunia. Liana duduk di depan konsol utama, matanya fokus pada data yang terus diperbarui oleh sistem intelijen mereka.

Di sebelahnya, Dira, agen intelijen terbaik The Vault, berdiri dengan tangan terlipat di dada. Ia memperhatikan layar yang menampilkan citra satelit dan rekaman dari berbagai sumber.

Dira: "Jadi... kau bilang Nakula masih ada di Bumi?"

Liana mengangguk, wajahnya serius.

Liana: "Aku belum menemukan bukti pasti, tapi ada aktivitas energi yang tidak biasa terdeteksi di beberapa lokasi. Terutama di sekitar area bekas pertempuran Arjuna dan Andi Wijaya."

Di sudut ruangan, Lestia, kekasih The Closer, mendengarkan pembicaraan mereka dengan ekspresi penuh perhatian.

Lestia: "Nakula... ini pertama kalinya kita berurusan dengan sosok seperti dia, kan?"

Liana mengangguk pelan.

Liana: "Benar. Sebelumnya kita hanya menangani ancaman dari kelompok kriminal, organisasi teroris, atau individu dengan kekuatan spesial. Tapi ini... berbeda. Nakula bukan manusia biasa. Dia bagian dari sesuatu yang lebih besar."

Dira menatap layar dengan ekspresi penuh pemikiran.

Dira: "Jika Nakula bukan manusia, lalu dia apa?"

Liana menarik napas, mencoba menyusun penjelasannya.

Liana: "Dari data yang kami kumpulkan, Nakula adalah seorang Dewa... atau semacamnya. Tapi, tidak seperti Arjuna yang selama ini berusaha menyesuaikan diri dengan kehidupan manusia, Nakula sepertinya punya agenda tersendiri."

Lestia menyilangkan tangannya.

Lestia: "Jika benar begitu, apa yang dia inginkan?"

Liana mengetik sesuatu di panel kontrol, lalu sebuah gambar muncul di layar besar—citra satelit yang menunjukkan sosok Nakula berbicara dengan seorang pria bertubuh besar dan berkulit gelap.

Liana: "Yang lebih mengkhawatirkan, Nakula terlihat sedang berinteraksi dengan seseorang yang tidak kami kenali. Dan makhluk ini... dia bukan manusia."

Dira menyipitkan matanya, mencoba menganalisis gambar itu.

Dira: "Apa maksudmu? Jika bukan manusia, lalu apa?"

Liana menggeleng pelan.

Liana: "Aku tidak tahu. Ini pertama kalinya kami melihat sesuatu seperti ini. Kami belum punya data atau referensi mengenai makhluk ini. Tapi dari pengamatanku, mereka bukan sekadar manusia dengan kemampuan khusus. Mereka bisa jadi berasal dari dunia lain... atau dari mitologi yang belum pernah kita sentuh sebelumnya."

Suasana ruangan menjadi hening sejenak.

Lestia: "Jadi kita berhadapan dengan sesuatu yang sepenuhnya baru?"

Dira: "Dan kita tidak tahu seberapa kuat mereka?"

Liana menatap mereka berdua dengan ekspresi serius.

Liana: "Ya. Ini pertama kalinya kita menghadapi ancaman dari Dewa dan makhluk lain yang tidak kita kenali. Dan itu berarti... kita tidak tahu seberapa besar bahayanya."

Ketiganya saling bertukar pandang. The Vault selalu menangani ancaman berbahaya, tetapi kali ini, mereka menghadapi sesuatu yang belum pernah mereka temui sebelumnya.

Mereka harus bersiap.

Hujan akhirnya mereda. Udara malam masih terasa dingin, dan gemericik air yang menetes dari atap terdengar samar di luar jendela. Arjuna masih terbaring di tempat tidur, tubuhnya terasa lemah akibat pertarungan sebelumnya. Di sampingnya, Kirana duduk di kursi kecil, sesekali merapikan selimut yang menutupi tubuh Arjuna.

Kirana menatap wajah Arjuna yang terlihat lelah. Ada sesuatu dalam pikirannya yang membuatnya penasaran.

> Kirana: "Arjuna... boleh aku bertanya sesuatu?"

Arjuna membuka matanya perlahan, menatap Kirana dengan sedikit bingung.

> Arjuna: "Hmm...? Apa itu?"

Kirana menggigit bibirnya sejenak, lalu berkata,

> Kirana: "Aku sering membaca buku tentang mitologi dari berbagai negara. Dewa-dewa dari Yunani, Nordik, Mesir, Jepang... Mereka semua memiliki kisah-kisah yang luar biasa. Aku penasaran... apakah kau mengenal mereka?"

Arjuna terdiam sejenak, lalu menarik napas panjang.

> Arjuna: "Aku tahu tentang mereka... Beberapa di antara mereka bahkan pernah aku dengar secara langsung. Tapi, Kirana, mitologi yang kau baca di buku tidak selalu sepenuhnya benar. Ada banyak hal yang tidak diceritakan kepada manusia."

Kirana membelalakkan matanya, semakin tertarik dengan jawaban Arjuna.

> Kirana: "Jadi... mereka benar-benar ada?"

Arjuna mengangguk pelan.

> Arjuna: "Dewa-dewa dari berbagai kepercayaan dan mitologi memang ada. Mereka memiliki dunia mereka sendiri, peradaban mereka, dan aturan yang mereka jalani. Tidak semua dari mereka bersahabat satu sama lain... Beberapa memiliki sejarah panjang tentang perang dan persaingan."

Kirana semakin penasaran.

> Kirana: "Lalu... apakah mereka pernah berinteraksi dengan dunia manusia seperti yang kau lakukan sekarang?"

Arjuna menatap langit-langit, mengenang sesuatu.

> Arjuna: "Dulu, mungkin ya. Ada masa di mana para Dewa lebih sering turun ke dunia manusia, memberikan pengaruh dan membentuk peradaban. Tapi sekarang, mereka lebih banyak mengasingkan diri... kecuali beberapa yang masih memiliki urusan di dunia ini."

Kirana termenung, mencoba mencerna semua yang dikatakan Arjuna.

> Kirana: "Jadi, kalau ada pertemuan antar Dewa seperti yang terjadi hari ini... apakah itu hal yang biasa?"

Arjuna tersenyum samar.

> Arjuna: "Tidak, Kirana. Pertemuan seperti itu sangat jarang terjadi. Jika para Dewa dari berbagai mitologi berkumpul dalam satu tempat... itu berarti ada sesuatu yang besar sedang terjadi."

Hati Kirana berdebar. Ia merasa bahwa semua ini bukan kebetulan.

> Kirana: "Apakah itu... kabar baik atau buruk?"

Arjuna menutup matanya sejenak, lalu berkata dengan suara pelan,

> Arjuna: "Aku tidak tahu... Tapi aku punya firasat, ini bukan hal yang sederhana."

Kirana menggenggam tangan Arjuna dengan lembut, menyadari bahwa kekuatan yang dimiliki Arjuna bukan sekadar anugerah, tetapi juga beban besar yang harus ia tanggung.

Revisi – "Jejak Para Dewa"

Arjuna menarik napas panjang sebelum kembali berbicara. Pandangannya menerawang, seolah sedang mengingat sesuatu yang telah lama tersimpan dalam ingatannya. Kirana tetap duduk di sampingnya, menunggu dengan penuh rasa ingin tahu.

Arjuna: "Dulu, waktu aku masih kecil… Ayah sering mengajakku berkunjung ke tempat para Dewa lain. Kadang, mereka juga datang ke Gunung Meru. Aku masih ingat beberapa dari mereka dengan jelas…"

Kirana mencondongkan tubuhnya ke depan, semakin tertarik dengan cerita Arjuna.

Kirana: "Siapa saja yang pernah kau temui?"

Arjuna tersenyum kecil, mengingat sosok-sosok luar biasa yang pernah dilihatnya.

Arjuna: "Salah satu yang paling kuingat adalah Dewa Shiva. Dia adalah sosok yang sangat kuat dan penuh wibawa. Aku masih kecil saat pertama kali melihatnya, tapi aura yang dia pancarkan begitu dahsyat."

Kirana mengerutkan kening.

Kirana: "Dewa Shiva… salah satu dewa utama dalam mitologi Hindu, bukan?"

Arjuna mengangguk.

Arjuna: "Benar. Dia bukan hanya Dewa Kehancuran, tetapi juga pelindung keseimbangan alam. Saat itu, aku ingat Ayah membawaku ke tempat pertemuan para Dewa di suatu dimensi lain. Shiva datang bersama Parvati dan anaknya, Kartikeya. Aku masih kecil, tapi aku bisa merasakan betapa besarnya energi yang mereka miliki."

Kirana terdiam sejenak sebelum bertanya kembali.

Kirana: "Jadi… di dunia para Dewa, mereka memang sering mengadakan pertemuan seperti itu?"

Arjuna menatap langit-langit, mengingat-ingat kembali kejadian di masa lalunya.

Arjuna: "Tidak sering. Hanya jika ada sesuatu yang penting. Biasanya jika ada ancaman besar yang bisa mengganggu keseimbangan dunia."

Kirana berpikir sejenak, lalu bertanya dengan nada penasaran.

Kirana: "Lalu… apakah sekarang juga akan ada pertemuan seperti itu?"

Arjuna menghela napas.

Arjuna: "Aku tidak tahu. Tapi jika memang terjadi, itu berarti ada sesuatu yang sangat besar sedang terjadi di dunia para Dewa."

Kirana hanya mengangguk pelan, menyadari bahwa apa yang baru saja diceritakan Arjuna mungkin ada hubungannya dengan perubahan yang sedang terjadi di dunia ini. Tanpa mereka sadari, badai yang lebih besar mungkin sedang mendekat.

Lanjutan – "Bayangan Masa Lalu dan Perasaan Baru"

Kirana menatap Arjuna yang masih terbaring, tubuhnya masih terasa hangat akibat demam. Dalam hening yang nyaman itu, Kirana akhirnya memberanikan diri untuk bertanya sesuatu yang sudah lama mengganjal di pikirannya.

Kirana: "Arjuna… dulu kau pernah bercerita tentang seseorang… tentang cinta pertamamu, Kumala. Kau bilang dia adalah Asvara generasi kedua, kan?"

Arjuna yang awalnya hampir tertidur, perlahan membuka matanya. Ada sedikit kilatan kesedihan dalam tatapannya, namun ia tetap tersenyum tipis.

Arjuna: "Ya… Kumala. Dia adalah cahaya di masaku yang lalu. Dia bukan hanya cinta pertamaku, tapi juga seseorang yang memahami siapa aku, bahkan sebelum aku menyadari siapa diriku sebenarnya."

Kirana menggigit bibirnya pelan, lalu menunduk, memainkan ujung selimut yang menutupi tubuh Arjuna.

Kirana: "Tapi… itu sudah lama sekali, bukan? Dia bagian dari masa lalu, dari kehidupan yang sudah berakhir di zaman kerajaan kuno Nusantara. Sekarang, Asvara yang baru adalah Dinata."

Arjuna mengangguk pelan, matanya menerawang ke langit-langit.

Arjuna: "Benar, Dinata adalah Asvara sekarang. Tapi dia berbeda. Kumala dan Dinata adalah dua individu yang berbeda, dengan takdir dan beban yang berbeda pula."

Kirana menghela napas pelan sebelum akhirnya berkata dengan nada yang lebih lirih.

Kirana: "Kau… kau masih belum bisa move on dari Kumala, ya?"

Arjuna terdiam. Hanya suara rintik hujan yang masih terdengar samar-samar di luar rumah. Ia akhirnya menoleh ke arah Kirana, menatapnya dalam-dalam.

Arjuna: "Aku tidak tahu… Aku hanya merasa ada bagian dari diriku yang akan selalu mengingatnya. Tapi aku juga tahu… aku tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang masa lalu."

Kirana menelan ludah, perasaannya terasa campur aduk. Sejak tinggal bersama Arjuna, ia mulai merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya. Awalnya, ia hanya menganggap Arjuna sebagai pria menyebalkan yang penuh teka-teki. Namun, semakin lama ia mengenalnya, semakin ia menyadari bahwa ada sesuatu dalam diri Arjuna yang membuatnya tertarik—sesuatu yang membuatnya ingin selalu berada di dekatnya.

Kirana: "Lalu… apakah kau pernah berpikir untuk… membuka hatimu lagi?"

Arjuna menatap Kirana, sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. Namun, sebelum ia sempat menjawab, suara petir menggelegar di kejauhan, memecah keheningan di antara mereka. Kirana cepat-cepat mengalihkan pandangannya, merasa pipinya mulai memanas.

Kirana: "Lupakan saja, aku hanya bertanya."

Arjuna tersenyum kecil, tapi ia tidak mengatakan apa pun. Dalam pikirannya, ia mulai menyadari sesuatu—bahwa mungkin, meski perlahan, ia harus mulai menatap masa depan… dan seseorang yang baru.

1
Andau
ya ampun, ini sambungan bab ke berapa?.
NBU NOVEL: bab 21 kak
total 1 replies
Andau
Semoga cerita mu kelak akan benar-benar menjadi kenyataan di bawah langit Nusantara.
NBU NOVEL: Terimakasih Support nya kak
total 1 replies
breks nets
Mantap Thor walaupun mungkin ceritanya setengah dongeng tapi bagus alurnya ... lanjutkan hingga akhir cerita
NBU NOVEL: terimakasih bang, tetap support terus ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!