NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3

Deggg..

Dua orang yang sangat dihindarinya kini berdiri serasi di depan mata Kania. Sungguh Kania menyesali kepulangannya saat ini, kenapa tidak besok atau lusa saja, jika tau akan bertemu mereka berdua. Ternyata mereka berdua memang cocok dan berjodoh karena setelah tiga tahun lamanya mereka masih tetap bersama.

"Kania, ini kamu Dek?? Akhirnya kamu pulang juga!!" Dania menghampiri Kania lalu memeluk adiknya dengan erat. Kania merasakan basah di punggungnya, dan itu berarti Dania telah menangisinya.

"Sudah Kak jangan seperti ini!!" Kania melepaskan pelukan sang Kakak.

"Kania maafkan Kakak" Lirih Dania menatap dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Sudahlah Kak jangan bahas ini lagi di depan Ayah dan Bunda!!" Gumam Kania agar orang tuanya tidak mendengar apa yang dia ucapkan. Dania mengangguk pasrah.

"Sudah nangis-nangisnya ayo duduk dulu, nak Alam juga silahkan duduk dulu!!" Perintah Bunda.

"Maaf Bun, kayanya Kania harus pulang sekarang. Karena ada pekerjaan yang harus Kania kerjakan" Kania ingin segera terlepas dari kecanggungan ini.

"Kenapa buru-buru Nak, kita makan malam dulu ya? Kita makan sama-sama. Sudah lama kita tidak kumpul seperti ini!!" Ayah mencegah kepergian putri kecilnya.

"Besok kania datang lagi Yah, Kania masih kenyang" Tolak Kania halus tak ingin menyakiti hati Ayahnya. Sebenarnya pun ia sangat ingin makan malam bersama mereka. Terutama Kania merindukan masakan Bundanya.

"Kenapa harus buru-buru sayang. Bunda masih rindu" Bunda menatap anaknya sendu.

"Besok Kania datang lagi Bunda, kania janji" Kania mengusap lembut kedua tangan Bundanya.

"Terus kamu mau pulang naik apa Kania?" Tanya Dania yang tadi tidak melihat mobil terparkir di depan rumahnya.

"Aku pesan taksi online Kak" Kania sudah sangat jengah apalagi harus menghindari tatapan mematikan dari orang yang sedari tadi hanya diam seperti patung.

"Kalau begitu biar nak Alam yang mengantarmu pulang. Ayah tidak tega melihatmu pulang malam sendirian sayang" Ucap Ayah. Alam yang di sebut juga diam sama sekali tidak keberatan.

"Tidak usah Ayah, Kania bisa pulang sendiri" Tolak Kania cepat.

"Ayah benar sayang, nak Alam juga tidak keberatan kan?" Bunda meminta jawaban dari Alam.

"Tidak Bunda" Jawab Alam tersenyum tipis.

"Kalau begitu Kania tidur di sini saja Bunda. Kamar kania masih bisa ditempati kan? Kania naik dulu Bun" Kania menyambar tasnya lalu pergi meninggalkan tatapan bingung dari kedua orang taunya. Tapi berbeda dengan Alam yang menatap Kania dengan tatapan penuh arti.

"Kalau begitu saya pamit dulu Ayah, Bunda" Alam bersuara setelah terjadi keheningan karena kepergian Kania.

"Loh Nak Alam tidak makan malam dulu?? Bunda sudah masak loh!!"

"Terimakasih Bunda, tapi Alam harus pulang sekarang, takutnya Mama khawatir karena Alam belum kasih kabar kalau mampir kesini" Tolak Alam dengan sopan, karena sebenarnya Alam hanya tidak ingin merasa canggung ditengah keluarga ini setelah kepulangan Kania.

"Ya sudah, salam untuk Mamanya ya" Senyum hangat Bunda menemani kepergian Alam.

***

Tok.. Tok.. Tok..

"Kakak masuk ya Dek?" Suara Dania memecah lamunan Kania.

"Iya" Jawab Kania.

"Apa kabar kamu Dek? Kakak kangen sama kamu" Dania mencoba menepis rasa canggung dengan adik yang dulu pernah disakitinya itu.

"Aku baik, Alhamdulillah. Kakak sendiri bagaimana?" Kania membalas basa basi yang di lakukan Dania.

"Kakak baik juga" Dania diam sejenak.

"Kenapa kamu memutus komunikasi kita selama tiga tahun ini dek? Bahkan kita tidak bisa menemukan keberadaan mu, apa kamu semarah itu sama Kakak?" Dania menatap adiknya sendu.

"Aku sama sekali tidak marah sama kalian, aku hanya mencoba melupakan sesuatu yang harus dilupakan Kak" Jawab Kania dengan senyuman manis yang telah lama Dania rindukan.

"Kakak tau Kakak salah, Kakak minta maaf sama kamu. Kakak tidak menyangka hal bodoh yang Kakak lakukan malah membuat semua orang terluka" Dania mulai mengeluarkan air mata penyesalannya lagi.

"Aku sudah memaafkan kalian semua, Kakak tidak udah pikirkan masa lalu itu lagi. Lagipula sekarang kita sudah bahagia dengan jalan kita masing-masing" Kania tidak mau terlihat lemah di depan Dania.

"Tidak Dek, sama sekali tidak. Kakak senang jika kamu sudah bahagia. Tapi Kakak tidak, Kakak selalu dihantui rasa bersalah dan penyesalan. Selama ini Alam juga..."

"Nak ayo kita makan malam dulu. Bunda sudah siapkan di bawah!" Kedatangan Bunda membuat Dania menghentikan ucapannya.

"Iya Bunda" Kania menghampiri sang Bunda meninggalkan Dania yang menatap kecewa.

***

Kania melangkah dengan percaya diri memasuki gedung kantornya. Senyuman ramah selalu ia tunjukkan kepada siapapun yang berpapasan dengannya. Kania percaya bahwa mengawali harinya dengan senyuman maka hari penuh kebaikan akan mengiringinya. Tapi anggapan itu salah saat Kania harus bertemu Alam di paginya yang cerah ini.

Alam mulai mendekat ke arah Kania yang sedang menunggu lift bersama karyawan lainnya. Kania mencoba bersikap biasa saja tanpa mempedulikan Alam yang kini sudah tiba tepat di sebelahnya. Di jarak yang sedekat ini Kania bisa mencium wangi dari parfum Alam. Parfum yang masih sama sejak tiga tahun yang lalu. Kania kira kemarin indra penciumannya bermasalah karena masih terbawa euforia mantan tunangannya itu. Dan yang lebih parahnya lagi, parfum itu adalah pilihan Kania untuk Alam.

Terjebak dalam satu lift meski tidak hanya mereka berdua tapi mampu membuat Kania tak berkutik. Telapak tangannya terasa dingin karena menahan kegugupan. Dari hal itu saja membuat Kania tidak yakin jika dia benar-benar sudah melupakan Alam dalam hidupnya.

Kania keluar dari dalam lift meninggalkan Alam yang terus saja diam memperhatikan Kania. Sesungguhnya Kania sudah mulai risih dengan tatapan tajam dari Alam.

-

Semua berjalan lancar sesuai harapan Kania di hari ke duanya bekerja. Tanpa terasa waktu berjalan dengan cepat hingga tiba waktu makan siang. Kania sudah di lobi dan bingung antara makan di kantin atau di luar. Dari jauh Kania melihat sosok Alam berjalan ke arahnya.

"Kania!!" Suara berat itu terdengar juga di telinga Kania saat ia berusaha melarikan diri. Terpaksa Kania menghentikan langkahnya.

"Kaniaaaa!!" Suara lantang yang lainnya memanggil nama Kania dari kejauhan.

"Hay Farel!!" Kania sedikit berlari menghampiri Farel, laki-laki yang memanggilnya tadi. Farel sungguh penyelamatnya hari ini.

"Kita cari makam yuk!!" Kania menarik Farel menjauh, menjauh dari Alam lebih tepatnya.

Alam mengepalkan tangannya kuat, lagi-lagi Kania menghindarinya. Alam bahkan tak pernah punya kesempatan untuk bicara berdua dengan Kania. Dan Alam lebih terkejut lagi saat Kania bersama dengan Farel, anak dari Pak Jonatan. Pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

***

"Kok nggak di makan? Katanya tadi ngajak makan?" Farel melihat Kania hanya mengaduk-aduk makanan di depannya.

"Nggak tau Rel, tiba-tiba kenyang rasanya" Kania meletakan sendoknya.

"Kamu ada masalah?" Tanya Farel.

"Nggak ada, cuma sedikit ngga enak badan aja" Ucap Kania.

"Kamu sakit? Mau ke dokter?" Farel terlihat khawatir. Farel adalah pria yang Kania kenal sejak 2 tahun yang lalu saat di Canada. Mereka tidak sengaja bertemu di sebuah acara amal yang di adakan oleh kampus Kania. Waktu itu Farel menjadi salah satu donatur di acara itu. Dan karena sama-sama dari indonesia, lambat laun mereka menjadi lebih akrab. Bahkan Farel sudah berulang kali menyatakan cintanya lada Kania. Namun gadis berambut panjang itu selalu menghindar dengan alasan yang tak pasti.

"Enggak ah, cuma meriang biasa!!"

"Yasudah, nanti pulangnya bareng aku ya?" Farel menatap Kania memohon.

"Kan deket Farel, jalan kaki juga nyampe" Bukanya Kania menolak niat baik Farel. Tapi memang jarak apartemen dan kantornya itu terlalu dekat.

"Ya udah deh, aku antar kamu jalan kaki juga" Ucap Farel serius dengan ucapannya.

" Ngga usah bercanda deh, aku bisa pulang sendiri!!" Tegas Kania.

***

Tak disangka Farel benar-benar membuktikan ucapannya. Pemuda kaya raya itu sudah menunggu Kania di lobi.

"Hay cantik, abang antar pulang yuk?" Farel mengedipkan satu matanya kepada Kania.

"Suara buaya banget tuh!!" Sindir Kania.

"Namanya juga usaha" Kania hanya menggelengkan kepalanya saja melihat kegigihan Farel.

Mereka berdua berjalan keluar dari area kantor. Kedekatan Kania dan Farel menyita perhatian semua karyawan kantor. Bagaimana tidak? Semua orang di perusahaan mengenal Farel sebagai anak bos mereka, terlebih dekat dengan Kania yang notabennya karyawan baru, tentu saja itu mengundang orang untuk membicarakannya.

"Kania? Kapan sih kamu mau buka hati buat aku?" Farel berjalan sejajar di sebelah Kania.

Pandangan Kania justru tertuju pada mobil yang baru saja melewatinya. Kania bahkan masih hafal betul nomor plat mobil itu. Mobil yang dulu baru saja di beli oleh Alam sebelum hubungan mereka hancur.

Kini Kania sadar jika sekuat apa dia berusaha menghindar dan mengubur jauh-jauh kenangannya bersama mantan tunangannya itu, hanyalah sia-sia saja jika takdir sudah menggariskan mereka untuk bertemu kembali.

Entah mereka di pertemukan masih dalam perasaan atau getaran yang sama atau sudah berubah seiring berjalannya waktu. Tentu saja jawabannya hanya mereka berdua yang tau.

1
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
Soritua Silalahi
ga usah terlalu sering interaksi antara Dania dan alam. Krn akan menyebabkan salah paham apalagi Dania belum move on
Soritua Silalahi
biarkan qalqm membayar jesalahannyaa dgn mencintai kania dgn tulus seumur hidupnya
Soritua Silalahi
bukan sia sia Kania..klu dulu alam terpaksa klu skrg dgn penuh cinta
Soritua Silalahi
sedih banget jadi Kanianya
Siti Masitah
dah mati aj..kok egois x
Siti Masitah
bagus di cintai dri pd mencintai sendirian..
Siti Masitah
mokondo
Atun Ismiyatun
ibunya kania dipasangkan saja sama ayah kandung dania/pk jonatan kak...terus nanti kalau ardan dah ketemu sama kkrganya dijodohkan sama bu yesi ibunya alam..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!