NovelToon NovelToon
Nona, I Love You!

Nona, I Love You!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Asih Nurfitriani

Arunika seorang novelis khusus romansa terpaksa meninggalkan lelaki yang sudah 7 tahun menjalin cinta dengannya. Robin telah tega berselingkuh dengan temannya semasa kuliah, hal tersebut diketahuinya saat datang ke acara reuni kampus.
Merasa dikhianati, Arunikapun meninggalkan tempat reuni dalam keadaan sakit hati. Sepanjang jalan dia tak henti meratapi nasibnya, dia adalah novelis spesialis percintaan, sudah puluhan novel romantis yang ia tulis, dan semuanya best seller. Sementara itu, kehidupan percintaannya sendiri hancur, berbanding terbalik dengan karya yang ia tulis.
Malam kelabu yang ia jalani menuntunnya ke sebuah taman kota, tak sengaja dia berjumpa dengan remaja tampan yang masih mengenakan seragam sekolah di sana. Perjumpaannya yang tak sengaja, menimbulkan percikan cinta bagi Sandykala, remaja tampan berusia 18 tahun yang sedang mencari kesembuhan atas trauma percintaan masa lalunya. Akankah romansa akan terjalin antara keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asih Nurfitriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SALAM PERPISAHAN

"Fokus sialan! Sedari tadi kamu sibuk dengan ponselmu!" protes Kevin kepada Sandykala. Nampaknya sejak masuk ke dalam aula sekolah, dia tak henti-hentinya memainkan ponselnya.

"Urus saja Viola kalian bertiga, jangan sampai kalian lengah satu sama lain.." jawab Sandy, dia tahu jika ketiganya sedang bersaing untuk mendapatkan Viola.

"Kamu pasti akan membantuku kan? Kita kan sudah berteman sejak SMP.." ucap Steve mencoba merayu Sandy. Sandy hanya tersenyum dan melontarkan kata-kata yang membuat Steve makin sengsara.

"Kamu meminta bantuan kepada lelaki yang disukai wanitamu? Bodoh!" ujar Sandy sambil menepuk kepala Steve.

"Ah, benar-benar bajingan kamu ya, hahahaha!" balas Steve. Mereka bertiga memang mempunyai cara yang unik dalam berteman.

Viola nampak cantik dengan penampilannya hari ini. Raut wajahnya yang kemarin sendu, kini sudah jauh lebih ceria. Rendy, Steve dan Kevin benar-benar tulus mencoba membuatnya bahagia.

"Kita mau makan malam untuk perpisahan kelas kita, di restoran XXX, nanti jam 19.00,jangan lupa datang!" kata Kevin mengingatkan.

"Aku tidak ikut sepertinya. Aku ada acara sendiri.." Jawab Sandykala. Dia berencana untuk makan malam dengan Aruni.

"Lagi-lagi kamu absen, ini kan malam perpisahan kelas kita San.." ucap Rendy.

"Aku tidak menganggapnya perpisahan, setelah ini kita juga bisa jalan atau makan bersama.." kilah Sandy.

"Si brengsek benar juga! Baiklah, aku anggap kali ini kamu benar!" kata Steve,dipukulnya pundak sahabatnya dengan keras, namun bukan Sandykala yang merasa sakit, justru tangan Steve yang terasa nyut-nyutan.

"Ah sialan, keras sekali badan pria ini! Heei, makan apa kamu selama ini? Awww...!" kata Steve menahan sakit.

Rendy dan Kevin hanya tertawa melihat tingkah Steve, badannya saja yang tinggi dan besar tapi tak berdaya jika sudah berhadapan dengan Sandykala.

Sandy masih saja menatap layar ponselnya, dia tidak sadar jika sedari tadi Viola memperhatikannya tanpa berkedip sedikitpun. Sesekali dia nampak tersenyum saat mengetik sesuatu di ponselnya. Dan itu membuat Viola makin kecewa.

Perasaan Sandykala sedang bahagia, raut wajahnya memancarkan aura kebahagiaan. Sebagai sahabat Steve menyadarinya. Itulah kenapa dia tidak ingin memaksanya datang nanti malam.

"Aku senang melihatmu sekarang!" ucap Steve tiba-tiba.

"Oh ya, kenapa tiba-tiba?" tanya Sandy sedikit heran.

"Entahlah, sepertinya kamu punya tujuan hidup sekarang! Dulu kamu tidak pernah menolak ajakanku dan yang lainnya, karena kamu tidak punya hal lain kecuali dengan kami. Tapi sekarang,kamu bahkan bisa menolak dengan tegas..!" ucap Steve lagi.

"Yah, kamu benar, dia merubah duniaku!" jawab Sandy singkat. Sandy menarik nafas panjang, jika mengingat kejadian beberapa tahun lalu, yang cukup membuatnya ingin meninggalkan dunia ini. Tapi sekarang, dia merasa setiap detik yang dijalaninya adalah hal yang sangat berharga.

"Kami bertiga sedang berusaha meraih hati Viola, walaupun sebenarnya terlihat percuma, karena yang dilihatnya hanya kamu semata.." ucap Steve, sebernarnya mau sekeras apapun usaha mereka, Viola tetap tidak akan berpaling dari Sandykala.

"Jangan menyerah sebelum berperang, lakukanlah yang terbaik sebisamu. Kalau memang dia mau membuka hati untuk orang lain, pasti salah satu dari kalian akan mendapatkannya..!" kata Sandy menyemangati Steve. Steve nampak puas dengan kata-kata yang baru saja Sandy ucapkan.

"Kenapa sekarang omonganmu terlihat bijaksana bajingan? Seperti bapak-bapak saja!" ledek Steve.

"Sialan, ini adalah tips mujarab dari pria yang sudah punya pasangan!" kilah Sandy. Dan hal tersebut membuat mereka tertawa, sehingga menimbulkan sedikit keributan kecil.Hingga guru BK pun mendekati mereka.

"Kalian berdua ini, bukannya menyimak pidato Bapak Kepala Sekolah, malah ngobrol tidak jelas, sudah lulus pun masih saja bikin masalah!" omel Guru BK sembari menjewer telinga keduanya.

"Pak, ampun bukan saya, tapi Steve yang mengajak saya bicara. Cepat bilang kalau kamu yang mulai sialan!" kata Sandy membela diri.

"Enak saja, dia juga menanggapi ajakan saya Pak, salahkan saja dia!" kata Kevin tak mau kalah.

"Sudah diam, Bapak tandai kalian berdua ya, Sandykala dan Steve!" Ancam guru BK. Setelah melepaskan jewerannya, Guru tersebut pun pergi meninggalkan Sandy dan Steve yang masih merasakan panas di telinga masing-masing.

"Gara-gara kamu sialan!" umpat Steve. Sandy hanya tersenyum dan kembali fokus dengan ponselnya. Sementara Steve berusaha untuk mendengarkan pidato perpisahan dari Kepala Sekolah yang membosankan.

...*****...

Setelah semua acara kelulusan selesai, semua murid diperkenankan untuk melakukan sesi foto bersama keluarga dan teman-teman. Karena sudah mengetahui lokasi Aruni berada, Sandy pun menuju kafetaria sekolah.

"Haiii, maaf ya jadinya menunggu lama!" sapa Sandy begitu bertemu. Wajahnya sedikit merah karena hawa panas dari luar.

"Haii, tidak lama kok! Selamat atas kelulusan kamu ya Sandy!" ucapku memberikan selamat, dan dengan sukacita dia meminta pelukan sebagai hadiahnya.

"Ayo peluk! Aku sudah lulus dengan nilai terbaik tahun ini!" katanya sembari melebarkan tangannya. Aku yang melihat tingkahnya pun tidak bisa menolak keinginannya.

"Baik-baik,kemarilah akan aku peluk selama yang kamu mau! Kamu sudah melakukan yang terbaik, kerja bagus sayang!" ujarku sambil memeluknya, pelukan hangat yang menenangkan jiwa. Diapun mengelus kepalaku mesra, dan memberikan kecupan manis di keningku.

"Wah, kenapa hanya kening saja yang dicium?" tanyaku sedikit menggodanya. Dia sepertinya paham dengan gelagatku yang sedang mengerjainya.

"Kalau kamu memaksa, aku bisa apa..!" balasnya sembari mendekatkan wajahnya ke hadapanku, namun aku segera sadar jika ini tempat umum, segera aku hentikan aksi nakalnya tersebut.

"Hentikan, kamu mesum ya!" kataku. Dia hanya tertawa kecil dan kembali memelukku dengan eratnya.

...******...

Kami pun segera keluar dari kafetaria dan menuju ke tempat parkir. Di sana nampak terlihat Steve, Rendy dan juga Kevin beserta keluarga mereka. Aku juga kembali lagi berjumpa dengan Viola dan keluarganya.

"Hei, ayo kita foto bersama, sebelum kita pulang!" ajak Rendy, diapun segera menggandeng lengan Sandykala. Seperti meminta persetujuanku, diapun meihatku terlebih dahulu.

"Sana berfoto dulu untuk kenang-kenangan, aku tunggu di sini!" kataku, diapun mengangguk perlahan dan berjalan mengikuti Rendy.

Mereka berfoto bersama-sama, dengan berbagai macam gaya dan ekspresi lucu. Sampai di mana Viola ingin berfoto berdua dengan Sandy, namun Sandy menolaknya dengan sopan.

"Maaf sepertinya kita sudah foto bersama banyak sekali, aku harus pergi dulu!" ucap Sandy, seolah paham akan penolakan Sandy. Viola pun meminta waktu sebentar untuk berbicara dengan Sandy.

"Bisa bicara sebentar?" tanya Viola kepada Sandy saat Sandy hendak meninggalkan tempat mereka berada.

Sandy yang mendengar permintaan Viola, tiba-tiba menatapku lagi dari kejauhan. Aku seperti paham jika dia meminta ijinku untuk berbicara dengan Viola. Aku pun mengangguk tanpa ragu. Dia sedikit lega karena aku tidak keberatan.

"Bicaralah di sini Vi, waktuku juga tidak banyak.." kata Sandy lagi.

"Terima kasih sudah meluangkan waktu, aku cuman ingin bilang maaf karena sudah membebani kamu selama ini. Aku harap kamu tidak membenciku, dan masih mau berteman denganku.." Viola tak mampu membendung air matanya. Dia sedikit terisak.

"Jangan khawatir Vi. Selamanya kamu adalah temanku, sama seperti Kevin, Steve dan Rendy. Kamu tidak perlu berkata seperti itu. Ini adalah terakhir kali kita bertemu sebagai teman SMA, tapi setelahnya kita tetap berteman seperti dulu. Sekarang kita juga akan sibuk dengan urusan masing-masing kan? Mari kita jalani masa depan dengan penuh semangat!" ucap Sandy, seraya mengulurkan tangan.

Viola sedikit ragu untuk menyambut tangan Sandy.

"Ini salam perpisahanku, aku harap kamu akan bahagia selalu. Dan akan berjumpa dengan seseorang yang bisa menemanimu sepanjang waktu. Maaf karena sudah membuatmu sedih di momen bahagia seperti ini. Aku pamit dulu!" kata-kata Sandy membuat Viola menerima uluran tangan Sandy. Dia menggenggam erat tangan lelaki yang selama ini dicintainya, lalu perlahan melepaskan dengan senyuman di wajah cantiknya.

"Terima kasih Sandy, selamat untuk juara yang kamu raih tahun ini. Aku akan hidup lebih baik lagi ke depannya. Sudah ada 3 pria yang menungguku.." kata Viola sembari menatap Steve, Rendy dan Kevin.

"Yah, mereka tidak terlalu buruk, kamu jangan terburu-buru untuk memutuskan akan memilih siapa, biar mereka berusaha mati-matian untuk membuktikannya..!" Ucap Sandy, dia pun lalu melangkah pergi meninggalkan Viola dan kawan-kawan, dan berjalan menuju ke arahku. Dengan wajah tampannya yang penuh senyuman.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!