Maksud hati merayakan bridal shower sebagai pelepasan masa lajang bersama teman-temannya menjelang hari pernikahan, Aruni justru terjebak dalam jurang petaka.
Cita-citanya untuk menjalani mahligai impian bersama pria mapan dan dewasa yang telah dipilihkan kedua orang tuanya musnah pasca melewati malam panjang bersama Rajendra, calon adik ipar sekaligus presiden mahasiswa yang tak lebih dari sampah di matanya.
.
.
"Kamu boleh meminta apapun, kecuali perceraian, Aruni." ~ Rajendra Baihaqi
Follow Ig : desh_puspita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 - Tertangkap (Basah)
"Tidak, tidak kenapa-kenapa."
Begitu tegas jawabannya, tapi Rajendra sungguh meragukan pengakuan Aruni yang berlagak seolah tidak ada masalah.
"Yakin?" Sembari menatap curiga Aruni, Rajendra memastikan sekali.
"Ck, kenapa sih pakai ditanya balik begitu? Ragu kah sama jawabanku?" Rajendra hanya butuh jawaban iya atau tidak, tapi yang keluar dari bibir Aruni lebih rumit dari itu.
Sebagai pria yang sebenarnya memiliki jam terbang cukup tinggi dalam menghadapi kaum Hawa, Rajendra bisa menarik kesimpulan tentang apa yang dirasakan istrinya.
Jika benar tidak ada masalah, harusnya Aruni santai saja. "Aku cuma tanya, tinggal jawab iya atau tidak saja, Aruni."
Senyum tipis Rajendra terlukis di wajah tampannya, seolah tengah menertawakan Aruni yang tengah salah tingkah.
"Kamu kenapa senyum-senyum gitu? Ada yang lucu?"
"Hem," jawabnya singkat, super padat dan sama sekali tidak bisa dimengerti maksudnya.
Tentang apa yang sebenarnya lucu di mata Rajendra, Aruni tidak tahu juga. Yang jelas, sikap pria itu membuatnya kian kesal, terlebih lagi tatkala Rajendra berlalu ke kamar mandi dan meninggalkannya begitu saja.
Dengan mata tajam bak kilatan petir, Aruni menoleh ke arah pintu kamar mandi yang kini sudah tertutup. "Sok ganteng banget jadi cowok."
Aruni mencebikkan bibir, dia merogoh ponselnya kasar dan mulai menyibukkan diri demi mengurangi kadar kekesalan dalam dirinya.
Masih dengan wajah cemberutnya, Aruni mulai menjelajahi laman sosial media dan dengan kesadaran penuh dia berkunjung ke akun pribadi ketiga mantan Rajendra.
Sudah ada unggahan terbaru dan ketiganya kompak bersedih, terutama Kadita yang terkesan paling cinta.
"Ih, memangnya dikasih apa sih sampai segitunya ... lebay banget jadi cewek," gumam Aruni tak habis pikir dengan ungkapan hati Kadita di unggahan terbarunya.
Dear, Venus ... aku kehilangan dia, sosok yang membuat hidupku merasa sempurna, juga indah. Apapun itu, jika memang tidak bersamaku adalah pilihanmu dan kamu bahagia dengan itu, aku tidak mengapa. Namun, jika nanti kamu berubah pikiran dan bahagia itu tak kamu temukan selain bersamaku, cari aku kembali dan aku akan selalu ada untukmu.
~ With love, Kadita
Mata Aruni sampai tak berkedip manakala membaca isi hati Kadita untuk Rajendra.
Dari tulisan itu tampak jelas sebesar apa cinta Kadita untuk Rajendra. Entah cinta macam apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka, cinta sungguhan atau sekadar cari perhatian demi mempertahankan kepopuleran, Aruni tidak tahu.
Tidak peduli juga sebenarnya. Namun, satu hal yang pasti, Aruni mendadak mual kali ini.
Khawatir nantinya jadi muntah, Aruni segera meletakkan ponselnya. Kelakuan mantan Rajendra yang ternyata bucin abis itu berhasil membuatnya bergidik ngeri.
"Ewh ... amit-amit deh," ucapnya pelan dan berlalu keluar kamar segera.
Seketika dia sangat butuh sesuatu yang bisa memperbaiki suasana hati, juga mentralkan matanya.
Menyaksikan ungkapan-ungkapan dan keluhan mereka membuat mata Aruni merasa ternoda, sungguh tak berkelas sekali, pikirnya.
Tiba di dapur, Aruni membuka lemari es dan mengambil beberapa cemilan yang akan dia bawa ke kamar seperti biasa.
Kehadiran Rajendra agaknya tidak membuat Aruni terganggu. Dia masih tetap melakukan kegiatan seperti biasa, menonton drama favoritnya di kamar sebagai cara menyenangkan diri sendiri.
Cukup banyak yang dia bawa, sengaja agar tidak perlu bolak-balik. Tak hanya cemilan, tapi juga membawa minuman yang gelasnya hampir menyerupai gayung.
"Dibanding ngurusin Kadita, mending aku nonton lah ... lebih berfaedah," ucapnya lebih kepada diri sendiri.
Aruni melanjutkan langkah dan sejenak melupakan perkara yang baru dia sadari tak begitu penting untuk dia ketahui.
Senyumnya kembali, setelah sempat kusut dan semua serba salah. Dan, beberapa saat setelahnya, tepat saat dia membuka pintu kamar, senyuman Aruni mendadak sirna.
Tergantikan dengan mata yang kini membulat sempurna dan mulut menganga.
"Rajendra!!" teriaknya spontan sembari mempercepat langkah.
Dia marah, cemilan dan gelas berisi minuman itu belum dia lepaskan, tapi matanya tak tinggal diam.
"Kamu ngapain periksa handphone aku?" tanya Aruni dengan jantung yang sebenarnya berdegup tak karu-karuan.
Fakta bahwa dia belum benar-benar mengunci ponselnya membuat Aruni malu.
Ditambah lagi, dengan kehadiran Rajendra yang kini memainkan ponselnya. Jelas saja dia panik sepanik-paniknya.
"Ini?" Rajendra balik bertanya, dan senyum tak terbaca kembali terlihat jelas.
"Taro lagi ke tempatnya," titah Aruni tak terbantahkan, dan Rajendra juga tidak bermaksud membuat masalahnya kian panjang.
Dengan wajah tenang dan gerakan pelan, Rajendra kembali meletakkan ponsel Aruni ke atas meja, tepat di mana dia mengambilnya tadi.
"Done ... tadi posisinya begini ya." Rajendra berucap pelan, cukup santai sebelum kemudian menepuk bahu Aruni pelan-pelan. "Kalau mau kepo, minimal pakai akun asli," tambahnya kemudian.
Setelah mengatakan hal itu, Rajendra keluar kamar. Menyisakan Aruni yang kini terduduk memerah dan merasa seperti tengah menggali kuburannya sendiri.
Keinginan untuk menyenangkan diri sendiri dengan menonton drama favoritnya sudah musnah, Aruni segera meletakkan cemilan dan minumannya segera.
Beralih meraih ponsel, dan, begitu dia mengetuk layar ponselnya ternyata yang terpampang jelas di sana masih menampilkan unggahan di akun Kadita.
"Ya, Tuhan bagaimana ini? Apa yang akan dia pikirkan tentangku nanti?"
.
.
- To Be Continued -
uda gk sabar nunggu bucin.
tp aq penasaran dr awal sinopsisnya ada kata kamu boleh meminta apapun kecuali perceraian Aruni,itu kpn ya?🤔
untung kepooo jadinya tetep buka akunnya 🤭🤭
bab 39 ,40 ,41 keeh