Citraleka yang sedang berjuang untuk kesembuhan neneknya dikejutkan dengan sebuah penawaran dari seorang pria kaya yang memintanya untuk melahirkan seorang anak untuk pria itu dengan imbalan biaya untuk perawatan neneknya yang sedang menderita penyakit komplikasi.
"Berikan aku seorang anak, maka aku akan membiayai pengobatan nenekmu. " - Davidson fernandez.
Citra tak habis pikir bagaimana bisa seorang pria beristeri yang memiliki image baik bisa mengucapkan kata-kata itu dengan mudah dan akankah ia menerima tawaran sang pria yang memiliki istri seorang supermodel itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Zergan, aku tidak ingin berpisah dengan mu! " Flora meraung, memeluk pria tinggi itu dengan kencang, seolah tak ingin lepas.
Zergan merasakan pedih di hatinya, perlahan tangannya terangkat untuk membalas pelukan sang wanita, dengan wajah yang nelangsa.
"Tenanglah flo, kita akan mencari jalan keluar untuk masalah ini. "
Flora mendongak, air mata menggenang di sepasang mata indahnya. "Tapi... kak Hans membenci mu, dan pasti setelah ini papa akan ikut membenci mu karena hasutan papa. " wanita itu kembali terisak. "Mereka pasti akan memisahkan kita. "
Zergan tanpa sadar mengepalkan tangannya, selama ini dia telah memendam rasa cinta nya dengan waktu yang terbilang sangat lama. Benar, bukankah tujuh tahun bukanlah waktu yang sebentar?
Tujuh tahun lalu saat dia pertama kali melihat flora, hatinya sudah berdegup kencang, di saat itulah dia menyadari hatinya yang selama ini kosong telah menemukan pemiliknya. Dalam diam, Zergan mencintai Flora, mengamati perkembangannya dan selalu menjadi garda terdepan untuk nya, bahkan saat dia mendengar rencana perjodohan flora dan David, dia justru malah membantu flora mewujudkan pernikahan impiannya bersama David meski pada akhirnya dia mengetahui pernikahan mereka tak pernah ada cinta di dalam nya. Lalu saat David membantu menyadarkan untuk memperjuangkan cintanya ternyata Flora juga mencintai nya. Betapa senengnya Zergan, seolah penantian nya selama ini telah mendapatkan buah yang manis. Tapi ternyata jalan mereka menuju kebahagiaan tidak semulus yang di bayangkan apalagi yang menjadi batu penghalang adalah pihak keluarga flora sendiri.
Zergan membuang napas pelan, menenangkan hati dan pikirannya. Mendengar betapa pilu tangisan flora membuat hatinya seolah tersayat sembilu. Dia semakin mempererat pelukan nya pada wanita nya itu dan membiarkan flora menangis di dadanya.
"Tidak apa- apa sayang, kita akan melewati ini semua. Tidak ada yang bisa memisahkan kita selama kita bersama. "
Zergan lalu sedikit menundukkan wajahnya. "Kau percaya padaku. "
Tak langsung menjawab, flora terdiam cukup lama. Ia ragu sebab tahu seberapa nekat keluarga nya dan kejamnya sang ayah. Sejak kecil dia sudah merasakannya sendiri, rasanya tak tega jika harus melihat zergan yang akan menentang seluruh keluarga nya demi dirinya. Namun dia melihat kekuatan cinta di mata zergan dan betapa tulusnya pria itu. Flora akhirnya menyadari bukan kekayaan ataupun status yang akan membuat nya bahagia tapi laki-laki yang tulus menerima dia apadaya dan cintanya yang lebih besar lah yang akan membawanya pada kebahagiaan yang di harapkan nya itu.
Dalam buaian tatapan zergan yang begitu dalam lembut, Flora pun mengangguk. "Aku percaya. "
Zergan tersenyum, lalu melabuhkan kecupan di keningnya, begitu dalam dan suasana seketika penuh dengan keharuan.
"Jika harus menentang seluruh dunia aku pasti akan melakukan nya. Tapi, restu orang tuamu sangat penting untuk hubungan kita. Aku akan berjuang untuk mendapatkan nya apapun caranya. " Itulah janji yang di berikan zergan pada flora. Dan Flora tahu laki-laki itu akan menepatinya seperti sejak dulu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi harinya, di unit apartemen mewah milik David. Sinar matahari masuk menerobos tirai jendela kamar membawa kehangatan dan udara khas pagi yang sejuk.
David masih tertidur pulas di king size miliknya dengan hanya menggunakan celana panjang nya sementara badan kekarnya polos tanpa busana.
Ia tidur dengan posisi tertulungkup, lalu tak berapa lama kemudian samar- samar matanya terbuka kala sinar mentari menerpa wajahnya.
David sedikit menggeliat lalu meraba ranjang di samping nya, kosong. Yang membuat matanya seketika terbuka.
David lantas terduduk, ia sudah terbangun sepenuhnya alarm tanda peringatan nya berbunyi kala menyadari jika citra sudah tak berada di kamar ini. Bekas- bekas percintaan mereka semalam pun sudah bersih dan ranjang rapi seperti semula. Nihil, tak ada citra di kamar ini.
David seketika di serang kepanikan. "Di mana dia?" serunya dengan geram tertahan, ia mengira jika citra kabur lagi dan pergi meninggalkan nya. Padahal baru semalam gadis itu meminta agar dia tidak meninggalkan nya, tapi apa sekarang dia yg lagi- lagi di tinggalkan.
David berdecih. "Citra, beraninya kau kabur membawa benih ku! "
Pria bertubuh atletis itu kemudian bangkit dengan masih membiarkan roti sobeknya terekspos jelas. Namun saat ia melewati pantry, David mencium aroma masakin yang khas dan saat dia menoleh, sosok mungil itu ternyata sedang berada di meja dapur.
Kelegaan segera menyelimuti hati David. Wajahmu yang semula tegang dengan perlahan mengendur, dengan tatapan yang berubah lebih manis.
David yang masih berada di sana lantas memutuskan untuk berdiam diri mengamati citra yang sedang mondar- mandir mengambil bahan masakan.
Sampai akhirnya citra pun menyadari keberadaan David, gadis itu tersentak saat melihat sang pria berdiri dengan menyandarkan bahu ke tembok dan bersilang tangan di atas perut, yang semakin membuat nya grogi adalah tatapan David yang begitu dalam untuk nya.
"Tuan... maaf, jika aku membangunkan mu. "
"Sedang apa? "
"Memasak."
David memutuskan untuk menghampiri, matanya tak pernah lepas dari citra seolah gadis itu adalah pusat dari seluruh dunia nya. Seumur hidup nya tak pernah ia merasakan segilla ini karena seorang gadis, terlebih gadis itu bukanlah dari kalangan nya. Tapi hanya kepada citra David dapat merasakan apa itu kebahagiaan yang sesungguhnya.
Semakin mendekat membuat David menyadari jika citra memakai baju kemeja yang terlihat kebesaran di tubuh mungil gadis itu, tapi di mata David itu malah menjadi point plus keimutan nya.
"Memakai baju ku? pantas aku mencari nya sejak tadi tak ketemu. "
Dalam hati David tertawa, melihat wajah kepanikan citra yang menurutnya begitu menggemaskan. Sedikit menjahili istri kecilnya ini tidak apa- apa kan? "
"Maaf, b- bajuku tak bisa di pakai karena kekecilan dan aku tidak memiliki baju ganti, jadi aku terpaksa memakai baju mu dulu. "
Kini jaraknya dengan David hanya tinggal beberapa centi. Dan citra semakin gugup karena mengingat kenangan mereka semalam.
"Tidak apa- apa tak usah memakainya lagi, aku memang membenci baju siallan itu. Baju itu yang membuat tubuh indah mu terekspos jelas dan membuat laki-laki breng* sek seperti Hans tergoda. "
Geraham David bergemeretak. Mendengar nya membuat citra menengadah, apakah pria itu masih marah soal di club semalam?
David kemudian semakin mendekat, menarik tengkuk citra dan kembali mempertemukan bibir mereka. Seolah David tak pernah puas dengan hanya permainan semalam, dia selalu ingin lebih dan lebih, segalanya tentang citra membuat nya candu.
"Tuan, ini sudah pagi, " kata citra memperingati setelah ci*uman mereka terlepas.
"Ya, aku tahu. " David mengelus pipi citra dengan jemarinya yang kokoh. Melihat hasil karyanya di leher gadis itu membuat seringai di wajahnya terbit.
"Citra kau hanya milikku. Hanya milik seorang Davidson fernandez. "
*****
cepat hamil...
lanjut thor