Seorang tentara bernama Refendra Wijaya ditugaskan di medan tempur berjuang untuk mempertahankan kedamaian dunia. Rafendra bertugas sebagai pasukan khusus yang memiliki kemampuan diatas semua tentara bahkan jendral tidak bisa memberikan perintah kepada pasukan khusus ini. Pasukan ini disebut pasukan bayangan yang berada langsung dibawah komando presiden.
Pasukan ini diturunkan karena pasukan utama yang menegakan keamanan dan ketentraman di satu negara tetangga kalah dan atas perintah presiden pasukan bayangan ini turun untuk membantu.
Singkat cerita Rafendra dan timnya berhasil dalam perang tersebut, tetapi ketua tim yaitu rafendra mengalami cedera dan harus cuti selama 2 minggu penuh. Dan setelah cuti dari tugas Tim yang di komando ni oleh Rafendra dibubarkan dan dia beserta timnya bekerja untuk perusahaan terbesar. disini lah dimana sorang CEO akan mengubah hidup Rafendra ke depannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khresno Bayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Pagi harinya tepat hari senin sesuai dengan hasil rapat kemarin, Rafendra, Ahmad, Zaki, Fikri dan Sherly sudah bersiap untuk berangkat ke kantor. Mereka diijinkan untuk membawa alat untuk menjaga diri berupa piso komando yang menjadi senjata yang wajib dibawa kemana saja.
Senjata ini disembunyikan celana panjang mereka sehingga tidak bisa di dideteksi oleh siapa saja tanpa pemeriksaan yang ketat.
"Kalian sudah siap?" Ucap Jendral Herman yang melihat mereka berlima sudah berada di ruang tamu. "Kami sudah siap Jendral" Ucap Rafendra sambil memandang teman temannya.
"Baik kalian berangkat diantar oleh Leon dan Siti sekalian mereka berangkat ke kantor mereka" Ucap Jendral Herman yang menyuruh mereka berangkat bersamaan.
"Baik Jendral, kami berangkat sekarang" Sahut Rafendra kepada Jendral Herman. Sebelum berangkat Jendral Herman menahan mereka untuk memberikan informasi tambahan.
"Oh iya tunggu sebentar, nanti setalah pulang kantor kalian akan pulang ke kos mentari yang dekat dengan perusahaan Subroto dan sudah tersedia kendaraan sepeda motor disana" Penjelasan Jendral Herman kepada mereka berlima.
"Karena Kos mentari adalah kos campuran antara pria dan wanita kamu Ahmad harus jaga hawa nafsumu jangan sampai berbuat yang enggak enggak dengan Sherly kalau kamu sampai ketahuan awas saja" Ancam Jendral Herman kepada Ahmad yang sambil menjelaskan kondisi kos mentari ke mereka berlima.
Sherly yang mendengar itu hanya menahan tawa melihat ekspresi wajah Ahmad yang ketakutan. "Ingat Mad Halalkan dulu baru berbuat yang lebih jauh" Tegas Jendral Herman kepada Ahmad.
"B-Baik Jendral saya mengerti" Ucap Ahmad sambil menyembunyikan wajahnya kearah bawah karena wajahnya memerah. Sherly yang melihat itu pun tersenyum bahagia dengan dukungan dari Jendralnya Ahmad.
"Iya udah Jendral kami berangkat dulu untuk masalah Ahmad nanti biar saya saja yang pantau Jendral" Tegas Rafendra sambil melihat ke Arah Ahmad.
"Sher nanti aku main ke kosmu ya, soalnya kos kita deketan jadi aku bisa terus main bersama kamu" Ucap Siti sambil memegang tangan Sherly.
"Iya Siti pintu kos ku selalu terbuka buat kamu, jadi ketika nanti aku libur kerja atau suntuk dikos ada temenya buat ngobrol" Ucap Sherly yang senang karena Siti akan sering main ke kosnya.
"Iya udah kalian berangkat keburu siang soalnya perjalan dari sini ke lokasi perusahaan yang ada di bekasi cukup jauh" Ucap Jendral Herman menyuruh mereka bertujuh untuk segera berangkat.
"Baik Jendral kami permisi" Ucap Rafendra dan memberikan salam kepada Jendral Herman. "Hati hati dijalan nanti kalau ada masalah segera hubungi aku dan untuk peralatan kalian akan aku simpan dirumah ini jika nanti ada tugas atau misi kalian bisa ambil disini" Ucap Jendral Herman memberitahu alat alat mereka.
Rafendra yang mendengar itu kemudian mengangguk dan mulai meninggalkan rumah Jendral Herman bersama Leon dan Siti. Selama perjalan mereka saling mengobrol dan melihat kekanan dan kekiri untuk melihat kondisi ibukota ketika pagi hari.
*******
Ditempat lain
Tepat dirumah Kristian, Kristina yang sudah siap berangkat ke kantor cabang segera turun dari kamarnya dan mencari keberadaan papa dan mamanya. Setelah turun dari lantai dua Kristina melihat papa dan mamanya sedang sarapan pagi di ruang makan.
Kristina yang melihat itu langsung menghampiri kedua orang tuanya itu. "Pa kita berangkat jam berapa?" Ucap Kristina yang masih berdiri di samping papanya.
"Duduk dulu nak kita sarapan dulu sebelum kalian berangkat" Sahut Linda yang menyuruh Kristina duduk untuk sarapan pagi. Kristina memang jarang sarapan pagi karena sudah menjadi kebiasaan dia kalau setiap pagi tidak sarapan dan cuma minum susu.
"Iya mah" Ucap Kristina yang segera duduk didepan orang tuanya. "Nak mau sarapan pakai apa mau nasi apa roti?" Tanya Linda kepada anaknya.
"Emmm Kristina roti aja ma" Ucap Kristina yang langsung mengambil roti dan selai yang ada di depannya. Disela sela Kristina menyiapkan rotinya Papanya berkata kepada dirinya.
"Oh iya nak, nanti ada lima pegawai baru yang akan masuk ke perusahaan cabang, dua orang nanti diposisi Tim IT perusahaan, dua orang di posisi Staf Admin Kantor dan satu orang di staf public relations" Penjelasan Subroto yang mengingatkan anaknya.
"Emmm iya pa, tapi mereka sudah di training sebelumnya kan pa?" Tanya Kristina kepada papanya. "Sudah nak, mereka sudah di training di perusahaan pusat sebelum kamu balik dari luar negeri" Sahut Subroto yang menyembunyikan identitas mereka berlima.
"Iya udah pa, Kristina iku saran papa saja" Sahut Kristina yang menyetujui orang orang yang akan masuk ke perusahaannya. "Oh iya nak, nanti orang baru yang bekerja di Publik Relation tolong kamu jelasin sedikit jobnya agar dia bisa terbiasa dengan kerjaan dari kamu" Ucap Subroto memberitahu ke Kristina.
"Iya pa nanti Kristina arahin sesuai dengan permintaan papa" Sahut Kristina yang mengiyakan perintah ayahnya.
"Udah sarapan dulu nanti kalian lanjut lagi ngobrolnya waktu dimobil" Sahut Linda yang mengingatkan mereka berdua.
Subroto dan Kristina pun melanjutkan sarapan paginya dengan tenang. Setelah selesai sarapan Subroto dan Kristina kemudian berpamitan kepada Linda untuk berangkat ke kantor Cabang yang ada di bekasi.
Mereka berdua diantar oleh supir pribadi keluarga Subroto, didalam mobil Kristina dan Subroto kembali mengobrol untuk masalah perusahaan cabang mereka.
"Nak nanti kamu selama kamu berkantor perusahaan cabang, kamu akan menempati rumah dinas yang sudah papa siapkan dan tidak jauh dari kantor" Ucap Subroto yang memberitahukan bahwa Kristina akan menempati rumah dinas.
"Lohhh kenapa enggak dirumah aja pa, biar Kristina tidak jauh dari papa dan mama" Sahut Kristina yang sedikit keberatan dengan ucapan papanya.
"Tidak nak, kalau kamu terus bersama papa dan mama kapan kamu akan mandiri, ditambah lagi nanti kamu akan menikah juga jadi mulai dari sekarang kamu harus belajar mandiri" Sahut Subroto yang tidak menerima penolakan anaknya itu.
"Tapi pa itu kan masih lama" Sahut Kristina yang tampak sedih jika harus berjauhan lagi dengan papa dan mamanya.
"Justru itu nak kamu harus mulai belajar dari sekarang, padahal waktu kuliah dulu kamu juga betah betah saja kan jauh dari papa dan mama" Sahut Subroto yang kembali menekankan kepada Kristina.
"Iya iya pa, tapi aku masih boleh kan sekali kali nengok rumah?" Ucap Kristina yang agak sedikit sedih. "Boleh lah nak, papa dan mama pasti selalu menyambutmu dirumah" Ucap Subroto kepada Kristina.
"Oh iya nanti kendaraanmu ada di kantor jadi nanti setelah selesai bekerja kamu bisa pakai kendaraan itu dan kuncinya papa taruh di atas meja kerjamu" Penjelasan Subroto kepada anaknya.
"Iya pa terimakasih, oh iya Pa untuk sekretaris Kristina bagaimana pa apakah Meilynda boleh jadi Sekretarisku" Ucap Kristina kepada papanya.
"Untuk itu Meilynda sudah papa Terima berkasnya dan sudah papa Terima dan ditempatkan di perusahaan cabang bersama kamu agar kamu tidak bosan" Sahut Subroto memeberi penjelasan ke anaknya.
Kristina yang mendengar itu sangat bersemangat kerena dia akan mendapatkan sekertaris yang sesuai permintaannya dan merupakan sahabatnya sendiri jadi Kristina bisa sambil curhat perihal pekerjaan ke sahabatnya itu.
Setelah perjalan cukup lama sekitar satu jam mereka akhirnya sampai di kantor Cabang Perusahaab Subroto. Subroto dan Kristina turun didepan lobi sedangkan supirnya memikirkan mobil nya di parkiran khusus CEO perusahaan.
Kristina yang memakai blazer Hitam dalaman Putih dipadukan dengan Rok pendek sukses membuat seluruh pria yang berada di loby kantor memandangi dia, dipadukan dengan tubuh molek Kristina ditambah rambut yang lurus panjang sepundak dan bibir tipis yang membuat wajah Kristina semakin cantik dan memikat untuk semua pria.
Tapi sontak tatapan semua orang menunduk karena melihat Subroto orang tua Kristina yang merupakan CEOc perusahaan pusat yang data bersama anaknya itu membuat seluruh karyawan memberi hormat kepada Kristina dan Subroto.
"Selamat siang Pak Subroto dan Ibu Kristina" Ucap Resepsionis perusahaan sambil tersenyum dengan kehadiran mereka berdua. Kristina dan Subroto hanya mengangguk dan senyum kearah resepsionis itu sambil berjalan ke arah lift menju lantai paling atas.
Perusahaan Cabang Subroto memiliki tinggi lima lantai yang dimana dibagi menjadi beberapa bagian perusahaan yang mengurusi masing masing job yang menunjang perusahaan mereka.
Setelah keluar dari lift Subroto dan Kristina langsung menuju ruang CEO, semua orang yang berada di satu lantai dengan ruang CEO dibuat terperangkap dengan kecantikan Kristina tapi mereka tidak berani memandanginya terlalu lama karena Kristina adalah CEO perusahaan mereka.
Setelah masuk keruangan kerjanya Kristina bisa melihat seluruh karyawan bagaian public Relations bekerja tapi dari luar karyawan tidak bisa melihat aktifitas dari dalam ruangan CEO itu.
"Nahh ini adalah ruanganmu dan disebelah sana adalah ruangan sekretaris mu" Tunjuk Subroto sambil menjelaskan kepada Kristina. Kristina hanya mengangguk dan memindai seluruh ruang kerjanya itu yang sangat nyaman untuk bekerja.
"Oh iya pa, untuk karyawan baru itu datang jam berapa ini sudah hampir jam delapan" Tanya Kristina kepada papanya.
"Mungkin sebentar lagi nak, toh sekretarismu juga belum datang, kemarin papa jadwalkan mereka datang pukul delapan pagi, nanti HRD perusahaan ini akan memberitahukan ke kamu nak" Penjelasan Subroto kepada Kristina.
******
Ditempat yang sama
Rafendra dan ke empat temannya sudah sampai didepan Cabang Perusahaan Subroto mereka pun langsung turun dari mobilnya Leon dan berjalan ke arah lobi dan langsung bertanya ke resepsionis untuk bertemu dengan HRD perusahaan.
"Permisi mba" Ucap Rafendra kepada dua resepsionis didepannya itu dan keempat temannya duduk di bangku lobi perusahaan.
"Iya mas, ada yang bisa kami bantu?" Sahut resepsionis perusahaan. "Emmm mba maaf saya Rafendra kemarin sudah ada janji dengan Pak Subroto untuk penempatan kerja di perusahaan cabang" Sahut Rafendra kepada dua resepsionis itu.
"Oh iya mas, silahkan ditunggu dulu kami informasikan ke ruangan Pak Subroto dulu" Sahut resepsionis sambil mempersilahkan Rafendra untuk menunggu.
"Gimana Fen, Pak Subrotonya ada?" Tanya Zaki yang melihat Rafendra kembali dari resepsionis. "Ada tapi kita disuruh nunggu dulu baru dikonfirmasi ke dalam" Sahut Rafendra menjelaskan kepada Zaki dan teman temannya.
Rafendra dan teman temannya memakai seragam putih hitam yang sering digunakan untuk seragam pertama kali bekerja sesuai dengan intruksi dari Pak Subroto kemarin.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya HRD Perusahaan menghampiri mereka berlima. "Maaf benar dengan Mas Rafendra, Zaki, Ahmad, Fikri dan Mba Sherly?" Ucap Bu Halimah selalu HRD perushaan.
"Oh iya bu itu kami" Sahut Rafendra mewakili keempat temannya itu. "Baiklah silahkan ikuti saya Pak Subroto sudah menunggu di ruangan" Ajak Bu Halimah sambil berjalan menuju ke lift.
Rafendra dan teman temannya kemudian mengikuti Bu Halimah dari belakang. Sesampainya di lantai atas mereka langsung menuju ruangan CEO perusahaan yang dimana sudah ada Subroto, Kristina dan Meilynda.
"Tokkk tokkk tokkk" Bu Halimah mengetuk pintu dari luar. "Silahkan masuk bu" Ucap Kristina dari dalam ruangannya. Bu Halimah, Rafendra dan keempat temannya masuk keruangan CEO setelah mendapatkan ijin.
Setelah di didalam ruangan Rafendra dibuat terkejut dan kagum dengan penampilan Kristina yang sangat cantik tapi dia menyembunyikan rasa kagumnya untuk menjaga harga dirinya agar tidak dimarahi oleh CEO mereka itu.
"Permisi Pak bu ini ada Mas Rafendra dan teman temannya yang kemarin sudah membuat janji dengan bapak" Ucap Bu Halimah kepada Subroto.
Kristen yang melihat Rafendra memiliki perasaan familiar kepada Rafendra seperi pernah bertemu dimana tapi dia tidak mengingatnya.
"Baik bu Halimah terimakasih ibu bisa menunggu di luar ruangan dulu saya mau brifing mereka berlima" Sahut Subroto dan memerintahkan Bu Halimah untuk menunggu diluar ruangan CEO.
Setelah bu Halimah keluar Subroto menjelaskan tugas tugas mereka dan dibagian mana mereka akan ditempatkan. Setelah mendapatkan penjelasan Zaki, Fikri, Ahmad dan Sherly dipersilahkan untuk ikut bu Halimah menuju keruangan mereka.
Sedangkan untuk Rafendra masih diruangan CEO. "Oke untuk kamu Rafendra kamu nanti akan bekerja di lantai ini dan dibilik meja kerja yang ada dipojok dekat jendela" Ucap Subroto kepada Rafendra sambil menunjukan ke arah tempat kerja Rafendra.
"Dan untuk job kamu nanti kamu akan berhubungan langsung dengan anak saya selaku CEO perusahaan ini" Ucap Subroto melanjutkan penjelasannya sambil berjalan ke samping Rafendra.
"Dan ingat tolong jangan anakku ya Crow" Bisik Subroto kepada Rafendra. "Baik Pak saya laksanakan sesuai dengan intruksi dari bapak" Sahut Rafendra menjawab intruksi dari Subroto.
"Bagus saya suka dengan kinerjamu Fen" Ucap Subroto sambil tersenyum kepada Rafendra. Dari tempat duduk CEO Kristina tidak bisa melepaskan pandangannya dari Rafendra karena di penasaran kenapa dia sampai memiliki perasaan familiar kepada Rafendra padahal mereka baru bertemu kali ini.
"Kenapa aku sepertinya kenal dengan dia tapi dimana ya, tapi kalau dilihat lihat postur tubuh dan bentu tubuhnya persis seperti tentara waktu itu, tapi tidak mungkin kan kalau dia si tentara itu" Ucap Kristina dari dalam hatinya sambil melihat ke arah Rafendra.
"Silahkan kamu bisa langsung bekerja di tempatmu Rafendra" Perintah Subroto kepada Rafendra. "Baik Pak kalau begitu saya permisi dulu untuk bekerja Pak dan ibu CEO" Ucap Rafendra sambil berjalan ke arah luar ruangan CEO.
Meilynda yang melihat Kristina tidak berkedip sama sekali ketika melihat Rafendra mempunyai pemikiran untuk menggoda sahabatnya itu.
"Emmmm kalau dilihat lihat si Rafendra itu ganteng dan maco ya" Ucap Meilynda kepada Kristina. "Iya dia ganteng dan maco seperti Pak tentara waktu itu" Sahut Kristina tanpa dia sadari.
Meilynda yang mendengar itu pun kaget dengan ucapan sahabatnya itu, "hahhh lo tadi bilang apa Na" Sahut Meilynda yang kaget. "Ehhh memang gua tadi bilang apa sih?" Sahut Kristina yang berlagak lupa dengan ucapannya.
"Wahhhh lo ini lupa atau berlaga lupa sih" Ucap Meilynda kepada Kristina. "Hehehehe maaf maaf dia mirip dengan Pak tentara yang waktu itu menolong gua" Sahut kristina.
Subroto yang mendengar ucapan anaknya itu hanya tersenyum karena rencananya mungkin agar segera terwujud. "Nak papa kembali ke perusahaan pusat dulu untuk perusahaan ini papa serahkan ke kalian berdua dan bimbing Rafendra supaya bisa bekerja dengan baik" Ucap Subroto kepada Kristina dan Meilynda.
"Iya pa, nanti kalau ada apa apa Tina hubungi papa" Sahut Kristina kelasa papanya. Setelah mendengar ucapan Kristina Subroto kemudian meninggalkan ruangan CEO dan berjalan menuju lift untuk pergi ke perusahaan pusatnya.
Rafendra dan keempat sahabatnya mulai bekerja di perusahaan Subroto sesuai dengan bidang mereka masing masing. Sedangkan Rafendra memiliki tugas tambahan yang mungkin akan merubah nasipnya untuk dekat dengan Kristina.