NovelToon NovelToon
Pertemuan Dua Hati Yang Terluka

Pertemuan Dua Hati Yang Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / CEO / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:12.6k
Nilai: 5
Nama Author: Favreaa

Kisah CEO dingin dan galak, memiliki sekretaris yang sedikit barbar, berani dan ceplas-ceplos. Mereka sering terlibat perdebatan. Tapi sama-sama pernah dikecewakan oleh pasangan masing-masing di masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Favreaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12

Arum duduk terhenyak di atas kursi, wajahnya pucat dan tubuhnya lemas. Dia sedang dilema memikirkan nasib putra bungsunya. Jika harus menolong putranya, mungkin dia harus menggadaikan rumah ini untuk bisa dapat uang.

Tapi jika tidak menolong, mana mungkin dia tega kalau Rian harus masuk penjara.

"Pah, bagaimana ini?" Bayu seperti tak mendengar panggilan dari istrinya. Dia malah senyam-senyum sendiri pada ponselnya.

"PAPA!" Arum berteriak kesal.

Lelaki bernama Bayu itu langsung kaget begitu mendengar teriakan istrinya. Hampir saja ponsel di tangannya jatuh.

"Apa sih mama, ngagetin aja!" Ujarnya tanpa merasa berdosa.

"Kamu yang apa? Ngapain aja dari tadi aku ngomong sampai berbusa?" Arum melotot dan terlihat emosi. Dia langsung merebut ponsel suaminya. Tapi belum sempat melihat layar ponsel itu, Bayu sudah kembali merebutnya.

"Mama, jangan asal rebut, tidak sopan!"

"Tidak sopan mana sama kamu yang tidak ikut memikirkan masalah keluarga, hah? Cari jalan keluar, bagaimana supaya anak kita tidak dipenjara? Apa yang sedang kamu lakukan sebenarnya?"

Wajah Bayu nampak pucat seketika. " Maksud mama melakukan apa? Papa Cuma lagi baca-baca berita saja." Jawabnya dengan berbicara hati-hati supaya tidak terdengar gugup.

"Ayo cepat, cari jalan keluar!"

Bayu diam dan diam-diam mematikan ponselnya saat ada getaran notifikasi pesan masuk. Dia khawatir sang istri mengetahuinya.

"Suruh saja Mira dan Adam bertanggung jawab. Bukankah mereka berjanji akan mengurus semuanya, asal Rian mau menikahi Nadia?" jawab Bayu. Untung saja tadi dia sempat mendengar obrolan antara istri dan putranya, sebelum akhirnya asyik berbalas chati dengan seseorang.

"Mereka tidak punya uang pah. Sedangkan dalam semua nota pembayaran, cuma ada tandatangan aku, jadi otomatis aku yang harus bertanggung jawab."

"Pinjam sama kakakmu. dia pasti punya uang. Gajinya kan besar."

"Gak bisa juga, bang Calvin sudah dipecat karena ketahuan selingkuh sama pacar bossnya."

Arum dan Bayu ternganga. Dia bahkan tidak tahu berita ini, karena Calvin tak pernah bilang apa-apa padanya.

"Tapi dia kan pasti punya tabungan." Kata Bayu dan dijawab gelengan Rian.

"Uang tabungan mereka dibawa sama mbak Nila. Mbak Nila pergi bawa Ara setelah mengetahui perselingkuhan bang Calvin."

Arum menarik napas berat, dadanya terasa sesak setelah mendengar cerita tentang anak-anaknya. Tapi juga emosi pada menantu pertamanya.

"Kurang ajar si Nila. Bagaimana bisa dia main hakim sendiri? bawa anak dan bawa kabur duit tabungan. Laporin aja ke polisi." Katanya sewot tanpa melihat, apa kesalahan dari anaknya.

"Ya gak bisa dilaporin mah, orang tabungan itu sudah atas nama mbak Nila kok. Sertifikat rumahnya juga, sudah atas nama mbak Nila. Jadi bang Calvin tidak punya apa-apa. Bahkan kemarin sakit aja, aku yang ngantar dan yang bayarin biayanya."

Arum terpekur, merasa buntu. Tidak tahu lagi harus berbuat apa. Sementara Bayu, di otaknya malah resah memikirkan bagaimana kalau teman chatnya tadi marah karena ponselnya dimatikan tiba-tiba.

"Ian, apa kamu tidak bisa minta tolong pada Elena? Mama yakin dia punya uang, soalnya kan yang tadinya akan menikah kalian."

Rian langsung menggeleng. "Aku sudah melakukannya mah, tapi dia menolak."

"Ya kamu harus pinter dong, rayu dia, tunjukkan pesona kamu! Mama yakin, gadis seperti dia, dirayu sedikit aja pasti kelepek-kelepek. Bilang sama dia, kalau kamu akan segera menceraikan Nadia setelah melahirkan. Terus, kamu janjikan saja kalau nanti akan menikahinya."

Rian tetap menggeleng. "Tidak bisa mah, Elena sudah ilfeel sama aku. Dia juga udah gak kerja di perusahaan kami lagi. Dia sudah pindah ke perusahaan tempat bang Calvin dulu bekerja." Jawab Rian lesu. Mata Arum langsung terbelalak mendengar Elena bekerja di perusahaan besar. Ada rasa sesal menggunung di hatinya. Coba saja kalau sekarang Rian menikah dengan Elena dan dulu dia tidak memandang rendah gadis itu, juga tidak selalu menghina-hina dia.

"Tapi mana aku tahu kalau si Elena bakalan jadi sukses begini." Batin Arum.

"Mah, kok diam? Tolong bantuin aku!" rengek Rian.

"Anterin mama, menemui mertua kamu sekarang. Ayo pah!"

Bayu terkejut, karena sedang melamunkan orang lain.

"Apa mah!"

"Kenapa kamu jadi lemot begini? Ayo cepat kita temui besan kita, minta pertanggung jawaban mereka!" kata Arum sambil berlalu ke kamarnya untuk bersiap-siap.

"Mah, aku gak bisa ikut, karena harus kembali ke kantor." Teriak Rian seraya berdiri, lalu berpamitan pada ayahnya.

***

"Bu Arum, pak Bayu, kami minta maaf karena tak bisa menepati janji kami. Jujur saja, kami juga bingung, bagaimana bisa melunasi pembayaran itu. jumlahnya sangat banyak. bagaimana kalau kita bagi 2?"

Mira menatap wajah Arum yang semakin terlihat kesal setelah mendengar penuturannya barusan.

"Kami datang ke sini bukan untuk bernegosiasi, tapi untuk menagih janji kalian! Jika kalian tidak mau menepati janji harus tanggung sendiri akibatnya!" Arum sudah mulai menebar ancaman.

"Apa bu Arum sedang mengancam kami?"

Arum mendengus, lalu memberikan jawaban yang menusuk.

"Tahu kayak gini, mendingan putra saya menikah aja sama Elena. Dia jauh lebih baik dari Nadia." Arum mencibir sinis. Dia lupa kalau dulu sering menghina dan merendahkan Elena.

"Loh, yang dulu selalu menghina Elena siapa? Bahkan bu Arum juga kan yang menyuruh nak Rian memutuskan hubungannya dengan Elena dan menyuruh menikahi Nadia?" balas Mira.

"Ya itu karena Nadia sedang hamil dan kalian janji mau menanggung sisa pembayaran itu. Makanya aku setuju daripada anak yang ada di dalam kandungan Nadia dimusnahkan."

"Astagfirullahaladzim bu, kenapa bu Arum punya pikiran kotor seperti itu? Saya dan suami saya tak akan pernah mengijinkan, kalaupun Nadia punya niat seperti itu. Kenapa ibu seolah-olah menyalahkan hanya pada Nadia? Bukankah nak Rian juga salah?"

Dengan kesal Mira membalas semua ucapan Arum. Dia sangat tidak terima karena wanita si mulut nyinyir ini, selalu menyalahkan putrinya tanpa melihat kesalahan pada anaknya juga.

Sementara itu bibir Arum komat-kamit seperti orang yang sedang baca mantra. Ucapan Mira dianggap angin lalu dan tidak mau disalahkan. Karena menurut pengakuan Rian, Nadia lah yang sengaja nyamper-nyamperin dan menggoda putranya itu, makanya Rian tergoda dan melakukan perbuatan 'ena-ena' itu.

"Sudah mah, jangan membahas hal yang sudah terjadi! Kita datang ke sini kan untuk mencari solusi, agar Rian tidak sampai dipenjara." Bayu melerai dan mengingatkan tujuan mereka. Tapi yang sebenarnya dia sudah ingin segera pulang dan melanjutkan chatting-annya yang tadi terputus.

"Iya, jadi bagaimana bu Mira, pak Adam? Saya tidak mau anak saya sampai dipenjara." Ketus Arum.

"Saya juga tidak punya uang sebanyak itu ." jawab Mira tak kalah ketus.

"Kenapa bu Mira tidak minta bantuan Elena? Katanya sekarang dia sudah bekerja di perusahaan besar. Pasti gajinya juga besar."

"Saya sudah coba tapi Elena menolak dan saya tidak mau memaksanya." Jawaban Mira tak kalah ketus.

"Halah, dia kan keponakan bu Mira, ingatkan saja tentang balas budi, bukankah dia selama bertahun-tahun numpang hidup di sini?"

"Hati bu Arum terbuat dari apa sih? Posisi Elena adalah orang yang dikhianati putra-putri kita. Bagaimana mungkin saya memaksa dia? Maaf, saya tidak bisa melakukan itu. Kalau bu Arum mau, ayo kita cari uang bersama-sama, saling membantu."

"Tidak bisa, saya tidak punya uang sebanyak itu. Bu Mira dan pak Adam kan sudah janji, akan menanggung sisanya, ya sudah kalian harus cari sisanya. Kalau tidak..."

"Kalau tidak kenapa?"

"Kalau tidak, saya akan meminta Rian untuk meninggalkan Nadia."

Mira terdiam. Kalau Nadia sampai mendengar ucapan itu, dia pasti akan marah dan menangis sejadi-jadinya. Tapi dia juga kesal pada sikap Arum yang tak mau ikut bertanggung jawab.

"Baiklah, kami akan mencari sedapatnya. Kalau sampai hari yang sudah ditentukan kami belum mendapatkan uangnya, ya maaf saja. Kalau bu Arum mau menyuruh nak Rian untuk meninggalkan Nadia, terserah saja. Tapi yang akan kena karmanya keluarga kalian juga!"

Akhirnya Mira pun menjawab seenaknya,. Dia kesal dengan sikap arogan Arum yang ingin berlaku semena-mena.

"Terus anak saya dipenjara, gitu?" Arum sewot dengan membulatkan matanya. Tapi Mira hanya mengedikkan bahunya.

"Bu Mira gadaikan saja rumah ini!"

"Rumah ini bukan rumah kami, tapi rumah warisan orangtua papanya Nadia. Sertifikatnya juga tidak ada pada kami."

Arum semakin pusing dan geram dengan jawaban-jawaban Mira. Tadinya dia ingin mengintimidasi, malah dia yang sekarang terintimidasi.

Akhirnya dengan hati mendongkol karena tak menemui kesepakatan yang menguntungkan, Arum pun berdiri dari duduknya. Lalu dengan ketus, berpamitan pada tuan rumah yang juga dibalas sikap ketus oleh Mira. Sementara Adam dan Bayu hanya bisa menarik napas lelah karena kelakuan istri-istri mereka.

***

Dua minggu sudah Elena menjadi sekretaris Alvaro, si CEO dingin dan galak. Berbagai masalah dan perdebatan, menjadi makanan sehari-hari di kantor. Tapi hari ini, kali pertama Alvaro mengajaknya untuk menemani dia menemui klien di luar kantor.

"Elena, siapkan semua dokumen yang diperlukan untuk presentasi. Pastikan semua data akurat dan mudah dipahami," instruksi Alvaro terdengar dingin, seperti biasa.

Elena mengangguk, "Siap, Pak."

Elena segera melaksanakan apa yang dititahkan Alvaro. Hari ini sebisa mungkin tak boleh melakukan kesalahan kalau tak ingin boss galaknya marah besar.

Dia memeriksa kembali semua dokumen, memastikan semua data akurat dan tersusun rapi. Dia juga menyiapkan beberapa slide tambahan yang menurutnya akan membantu presentasi Alvaro lebih menarik dan mudah dipahami oleh klien internasional yang akan mereka temui.

Di tengah kesibukannya, Elena memperhatikan Alvaro yang terlihat gugup dan cemas. "Ada apa, Pak?" tanyanya.

Alvaro menghela napas, "Klien yang akan kita temui sekarang sangat penting. Saya harus memastikan semuanya berjalan lancar. Perusahaannya juga sangat besar, dan saya ingin mendapatkan kontrak ini."

Elena tersenyum. "Tenang saja, Pak. Saya akan membantu Anda."

Alvaro meliriknya sekilas, seakan menyepelekan apa yang barusan gadis itu ucapkan. Tapi Elena tidak perduli, dia kemudian menawarkan beberapa tips untuk presentasi, berdasarkan pengalamannya saat membantu atasan sebelumnya. Dia tahu bagaimana cara menyusun presentasi yang menarik dan efektif, terutama untuk klien internasional. Alvaro awalnya terlihat ragu, namun akhirnya mau mendengarkan.

"Elena, apa kamu yakin? Kamu kan biasanya cuma cari masalah dengan saya." tanya Alvaro, masih sedikit tak percaya dengan ide-ide yang diberikan sekretarisnya. Masalahnya, Kiara saja yang sudah lama menjadi sekretarisnya, tak pernah memberikan ide seperti itu.

"Ya, Pak. Saya yakin ini akan membantu," jawab Elena yakin.

"Lagian yang selalu cari masalah kan dia sendiri, bukan gue!" lanjut gadis itu, tapi hanya dalam hati.

"Ya sudah, awas saja ya, kalau kamu mengacaukan semuanya!" ancam Alvaro sambil berjalan ke luar ruangan mendahului Elena. Gadis itu mencebikkan bibir dan membuat gerakan menonjok di belakan punggung bossnya.

***

Saat pertemuan dengan klien dimulai, Elena duduk di belakang Alvaro, siap membantu jika dibutuhkan. Dia memperhatikan dengan seksama, mencatat poin-poin penting yang disampaikan Alvaro dan klien. Dia juga memperhatikan bahasa tubuh klien, mencatat reaksi mereka terhadap presentasi Alvaro. Ketika Alvaro sedikit terbata dalam menjelaskan satu poin, Elena dengan sigap memberikan data pendukung yang telah disiapkannya.

Alvaro terkesan, tapi dia tak ingin memperlihatkannya. Dia hanya melirik Elena dengan ujung matanya dan mengucapkan terimakasih. Tapi tentu saja mengucapkan kata itu hanya di dalam hatinya saja.

Bukan merasa ge-er, tapi Elena tahu bahwa dia telah berhasil membuat Alvaro kagum. Bukan hanya karena kemampuannya dalam mengatur dokumen dan data, tetapi juga karena sikapnya yang profesional dan penuh dedikasi. Dia bahkan mampu memahami kebutuhan dan keinginan klien internasional, yang membuat Alvaro semakin yakin dengan kemampuannya. Tapi sayangnya si manusia dingin ini, gengsi mengakui secara terang-terangan di depan Elena.

"Aku hebat tidak?" tanya Elena setelah pertemuan selesai.

"Lumayan."

Elena langsung mencibir. Sudah dia duga, Alvaro tak akan mengakui kehebatannya secara terang-terangan.

"Padahal saya kan sudah sangat membantu. Saya juga memahami kebutuhan klien internasional dengan baik." Gumamnya, setengah menggerutu. Tapi Alvaro tetap bungkam dan terus berjalan, keluar dari gedung pertemuan. Meski dalam hati dia mengakui semua yang dikatakan sekretarisnya. Dan diapun menyunggingkan senyum puas. Tentu tanpa sepengetahuan Elena.

"Terimakasih kembali pak, senang bisa membantu anda." Sindir Elena ketus.

1
Rasshke Cndv
aku suka banget,ceritanya ngak membosankan.
Rasshke Cndv
sangat suka ceritanya...up terus ya...
Adyava
sukaa banget sama ceritanya/Kiss/
diselingkuhi sama tunangannya gak bikin FL nya nangis sampe mewek² tapi malah tetep tegar/Kiss/
A F I S ❀
upp
Sri Buwana Yuliati
bacanya lumayan
Yong Chel
cerita yang sangat menarik🥰
HjRosdiana Arsyam
Luar biasa
Dewi Andayani
Nice, please... up thor
A F I S ❀
lanjutt
Bunda HB
gaya lah semampunya, klo gubuk reot knpa gk diperbaiki rmh nya biar jdi istana. angel" org miskin gaya org KAYA SULTAN...
Denna
biarin aja si cassandra ketimpa sama buldoser biar sekalian end aja/Grin//Chuckle/
Denna
kan kan si cassandra kejebak sama mucikari/Tongue/
Queen
seorang elena mau dilawan? ya jelas kalah lah si ulet bulu cassandra itu
Queen
al, gak mau to the point aja gitu sama mamamu alasan kalian putus?? daripada mantanmu makin ngarang ceritanya ke mamamu.
Queen
bau bau cassandra bakal dijual sama dika
Queen
elenaa badas, suka banget sama sikap tegasnyaa/Drool//Drool/
Queen
cassandra masuk jebakan batman wkwk/Chuckle//Chuckle/
Queen
ulet bulu seharusnya dikasi garam biar dia kapok /Facepalm//Facepalm/
Queen
keluargany rian gaada yang bener, ibunya suka menghina orang lain, bapaknya selingkuh, anak2nya pun gak ada yang benar.
calvin selingkuh sama pacar bos nya hanya karena nafsu, si rian juga sama selingkuh dan hamilin sepupunya elena.
Queen
rian mau ambil kesempatan juga nih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!