Nestapa Istri Pertama CEO Terkenal

Di dalam kamar terjadi keheningan,Malika yang masih sakit hati tidak mau menatap Dewangga .Malika bergeser ke tepi tempat tidur agar Dewangga tidak lagi memeluk nya.

Dewangga sama sekali tidak marah atas sikap Malika barusan,dia terus menatap wajah Malika mengikis jarak di antara mereka.tangan nya terulur membelai rambut Malika dengan lembut.Malika sama sekali tidak bereaksi bahkan sengaja membuang pandangan ke arah lain.

" Malika,Kamu masih marah dengan ku?" tanya Dewangga dengan lembut,dia terus menatap Malika dengan tatapan mata bersalah.niat nya menutupi pernikahan kedua nya membuat Malika kecewa.semesta tidak berpihak kepada nya dan membiarkan Malika mengetahui rahasia ini dalam waktu yang cepat.

" Maaf atas luka yang sudah Aku ukir di hati Kamu."ucap Dewangga dengan pelan dan penuh penyesalan.

" Aku tidak akan memaksa kan Kamu untuk segera memaafkan ku,Kamu berhak marah dan kecewa atas apa yang sudah Aku lakukan.tapi Aku mohon berikan Aku kesempatan lagi untuk memperbaiki semua ini demi cinta kita berdua." kata Dewangga lagi sambil memperhatikan Malika yang tidak beraksi.

Malika mendengar semua yang Dewangga katakan kepada nya,namun dia tidak tahu harus memberi respon seperti apa.hati nya masih terluka,dunia nya masih gelap karena pernikahan kedua yang di lakukan suami nya tanpa izin dari dia yang merupakan istri pertama.

Dewangga memeluk tubuh Malika,dia kecup lama-lama pucuk kepala Malika yang sangat wangi.

Dewangga benar-benar merindukan momen seperti ini,satu hari terpisah tanpa berkomunikasi membuat Dewangga merasa hampa.jika sedang berada di rumah Elsa pun Dewangga berusaha mencuri waktu untuk menghubungi sang istri.Malika berusaha keluar dari dekapan suami nya,tetapi kekuatan Dewangga tidak sebanding dengan kekuatan yang dia miliki,belum lagi perut nya terasa mual dan kepala berdenyut nyeri.

" Awww..." rintih Malika menekan perut nya.

" Perut Kamu sakit?" tanya Dewangga masih di abaikan oleh Malika.

" Lepaskan Aku brengsek." umpat Malika tidak Sudi berlama-lama berada di situasi seperti ini.

" Kamu boleh pukul Aku sesuka hati mu sayang,Aku minta maaf atas semua yang sudah Aku lakukan."Dewangga semakin memeluk erat tubuh istri nya.

Salah satu tangan nya ikut mengelus perut Malika, Dewangga tahu pasti asam lambung istri nya kambuh karena telat makan dan banyak pikiran.dan penyebab sakit itu adalah dia yang tidak bisa tegas menjadi seorang pria.

" Kamu tidak boleh telat makan,asam lambung mu kambuh karena semalam tidak makan kan?" tanya Dewangga lembut semakin merasa bersalah.

" Semua ini gara-gara Kamu." teriak Malika sambil menampar wajah Dewangga.kedua pipi Dewangga sudah merah terkena tamparan Malika.

Tamparan itu tidak terasa sakit oleh Dewangga,tangisan dan kata perpisahan yang keluar dari mulut Malika jauh lebih sakit ketimbang tamparan yang baru saja di dapatkan nya.

" Maaf sayang..." Malika semakin mual mendengar kata sayang yang keluar dari mulut suami nya.sungguh sangat pengecut pria ini dan Malika tidak percaya bisa jatuh ke pelukan pria seperti Dewangga.

" Sana urus saja istri kedua mu itu,Aku tidak butuh Kamu berada di sini." gerutu Malika hanya bisa pasrah berada di dekapan Dewangga.

Lelaki ini sama sekali tidak tersinggung mendengar ucapan istri nya, alih-alih melakukan apa yang di minta oleh istri nya,Dewangga menelpon bibi agar segera membawa obat milik Malika ke kamar atas ,obat itu memang selalu tersedia di kotak obat untuk memudahkan Malika jika asam lambung nya kambuh seperti sekarang.

Hiks...Hiks...Malika menangis menahan sakit hati dan juga sakit perut.

Dewangga sama sekali tidak beranjak dari tempat tidur ini,ia sangat khawatir dengan kondisi istri nya sekarang.semoga saja setelah meminum obat nanti sakit di perut Malika segera menghilang.

Tok..Tok..

Sepuluh menit kemudian,Bibi datang mengetuk pintu sambil membawa nampan berisi makan untuk Malika.beruntung tadi setelah menerima telpon dari sang tuan ,ada penjual bubur ayam yang melintas di depan rumah.tidak biasa nya penjual bubur ayam bisa masuk ke komplek ini,Bibi tidak mau memikirkan hal itu,Bibi segera memanggil penjual bubur ayam lalu membeli semangkok bubur ayam untuk sang nyonya.jika sakit perut seperti ini Malika pasti selalu menginginkan bubur ayam.kalau harus memasak lagi pasti akan lama kasihan nyonya nya,tuan Dewangga pasti akan marah jika Bibi telat naik ke lantai atas.nasi goreng yang ada di meja makan kembali tidak tersentuh oleh Nyonya muda.

" Masuk saja Bi." perintah Dewangga dari dalam kamar.

Dengan susah payah Bibi membuka kan pintu ini,Bibi tersenyum ramah menyapa pemilik kamar.sudah terbiasa bagi Bibi ketika tidak mendapatkan respon apapun dari tuan nya.sangat berbeda sekali dengan sang nyonya.

"Taruh saja di meja samping." titah Dewangga menunjukkan meja yang ada di samping nya menggunakan dagu

Bibi mengangguk patuh, dengan sangat hati-hati berjalan ke samping Dewangga.jangan sampai bubur ini jatuh ke lantai.maka tamat lah riwayat bibi detik ini juga.

" Sebelum minum obat,jangan lupa makan bubur ayam nya dulu nyonya." ucap Bibi mengingatkan majikan nya.

" Hm..." balas Dewangga judes.

" Terimakasih Bi." Malika ingin protes dengan cara Dewangga menjawab ucapan Bibi,tapi karena malas berdebat dengan pria ini,Malika langsung saja memberi contoh cara menjawab ucapan seseorang dengan baik.

Di atas tempat tidur,Malika sengaja menutup wajah menggunakan kedua tangan karena tidak ingin di lihat oleh Bibi jika wajah nya sembab kebanyakan menangis.

" Sama-sama Nyonya,Bibi turun dulu ya,kalau butuh apa-apa telpon saja ke lantai bawah." Bibi pergi dari sana dan tidak lupa juga menutup pintu kamar.

Malika makan bubur ayam tanpa bantuan dari suami nya,Malika sengaja pindah ke sofa agar bisa menjauh dari suami nya itu.

Malika menolak semua tawaran Dewangga yang ingin memerhatikan nya.selagi masih bisa di kerjakan sendiri maka akan Malika lakukan,mulai sekarang Malika tidak akan mau lagi bermanja-manja dan bergantung kepada pria yang jelas-jelas sudah menduakan cinta nya.

Malika termenung memikirkan nasib pernikahan nya,sudah satu tahun lebih pernikahan ini berjalan.ada saja cobaan yang datang,apalagi sampai sekarang Malika belum juga di karuniai buah hati padahal sudah sejak lama Malika mendambakan kehadiran bayi mungil di tengah keluarga kecil nya.

" Sekarang Aku tidak lagi mengharapkan kehamilan setelah mengetahui pernikahan ini penuh kebohongan.apa yang kita inginkan ternyata belum tentu terbaik untuk hidup ini." kata Malika dalam benak nya.

" Dia sudah memiliki anak dari perempuan kaya, keluarga nya pasti bahagia sekali mendapatkan cucu dari menantu kaya raya dan terpandang.sedangkan Aku..." Malika tidak sanggup lagi melanjutkan ucapannya sendiri.

Sofa tiba-tiba aja bergetar, Dewangga ikut duduk di samping nya setelah selesai menerima telpon yang bisa Malika tebak dari istri kedua suami nya.

Malika yang malas dan tidak mau dekat-dekat dengan suami nya,memilih pindah ke tempat tidur.mata nya terasa berat setelah meminum obat dan menghabiskan setengah mangkok bubur ayam.

" Apa Kamu butuh sesuatu lagi sayang?" tanya Dewangga setelah Malika merebahkan tubuh di atas tempat tidur.

Satu menit,dua menit...sampai setengah jam kemudian tidak ada jawaban apapun yang keluar dari mulut Malika, Dewangga tidak akan menyerah untuk meyakinkan dan mendapatkan maaf dari istri nya,supaya otak nya tidak kalut, Dewangga memilih masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan mengganti pakaian yang lebih bersih juga Santai.

Malika butuh istirahat, nanti setelah Malika bangun maka Dewangga akan mencoba lagi membujuk istri nya itu.

" Aku mandi dulu ya." pamit Dewangga sambil mengelus rambut Malika.

Bukan nya tersentuh oleh perlakuan manis dari suami nya,yang ada Malika malah semakin muak melihat wajah Dewangga.Malika perlahan memejamkan mata nya,lelah sekali rasa nya menghadapi kenyataan ini.belum apa-apa tetapi tenaga nya sudah terkuras habis.Malika butuh istirahat untuk menghadapi kejutan selanjutnya dari Dewangga.

"Apa salah ku sampai mereka tega meminta suami ku untuk mendua?"...

" Tuhan...Bantu Aku untuk semakin membenci dia.." Malika tidak ingin menyerah dengan rasa cinta yang di miliki nya terhadap Dewangga.cinta tidak boleh membuat nya luluh dalam sejuta kebohongan.

Bersambung...