hai ini karya baruku guys. aku pemula
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon upilBTS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hukuman.
maximilian memasuki petenhous.
lukas berdiri di belakangnya, diamkarna ia tahu ini bukan waktu yang tepat untuk berbicara.
"Keluar"
satu kata itu cukup untuk membuat lukas membungkuk sebelum keluar pintu tertutup hanya menyisakan mereka berdua saja.
Ahzel tetap santai"omg max kau pulang?."
maximilian tidak menjawab langkah sepatunya menggema memenuhi ruangan ketika ia mendekat. hanya butuh beberapa detik ia sudah berada di hadapan ahzel
"bangun"suaranya rendah tapi mengandung kata yang tak terbantahkan.
Ahzel akhirnya beranjak, ia menatap pria itu dengan senyum kecil. seolah tidak melakukan sesuatu yang salah.
"ada apa max"dalam sekejap pergelangan tanganya ditarik dengan kasar, jemarinya mencengkram dagu ahzel memaksanya menatp lurus ke dalam mata kelam pria itu" kau pikir aku tak tahu".
"apa maksudmu".ahzel tetap berusaha melawan
maximilian tertawa kecil tawa dingin tanpa emosi"kau ingin aku tidur dengan wanita lain hmm".
Ahzel mengangkat bahunya tak perduli"seharusnya kau menikmatinya, bukanya pria sepertimu biasa melakukanya".
mata maximilian semakin gelap, ia mendorong ahzel ke dinding menekan tubuhnya.
"aku buka pria lain cara mia"bisiknya dekat sekali dengan telinga ahzel membuat bulu kuduknya merameng"aku tak selera dengan barang asing yang menimbulkan penyakit dan aku tak akan membiarkan istriku lolos setelah mempermainkanku.
" kau naif cara mia kau pikir aku cukup bodoh untuk jatuh dalam jebakan murahan seperti itu."
belum sempat ahzel melawan maximilian mengendongnya dalam bridal steyle, seolah ia adalah pengantin baru yang hendak dibawa ke ranjang, tetapi ekspresinya jauh dari kata suami yang sedang jatuh cinta.
mata itu berbahaya, dingin. dan gelap.
"Max_"
"shut up"desisnya nadanya berat penuh ancaman.
dengan langkah panjang maximilian membawa ahzel ke kamar mereka dengan menaiki lift.
begitu sampai ia menendang pintu hingga terbuka lalu mengunci pintu dan meletakan ahzel di lantai dan ia duduk di sofa.
" kau akan menanggung akibat dari permainan bodohmu malam ini".maximilian merobek pakayan ahzel .
" apa kau gila"ujar ahzel
"menurut atau sahabatmu ku bunuh".timpal max penuh ancamanm max
.
max mengambil cerutu dan menghidupkanya asap mulai mengelilinginya ia membuka kancing kemejanya dengan sat
saat ahzel mendongak dan matanya bertemu dengan maximilian yang masih mengawasi
"max kumohon"
"mohon apa" ujar max dengan tatapan mengejek.
max terlihat menahan sesuatu dengan sangat berat wajahnya bahkan memerah.
"kau baji-ngan....
" kau tahu aku menghukummu? "ucap max
hening tak sepatah katapun ahzel menjawab.
" jawab"perintah max.
"karena aku mencoba menjebakmu".
" lepaskan celanaku"perintah max
ahzel memebelalak melihat adik kecil max sudah sangat tegang.
ia melepaskan resleting celana max lalu membuka celana dalamnya.
sehingga max pun sama seperti ahzel. max tak mampu menahan dirinya lagi max mendorong ahzel hingga ia terbaring di sofa.
"max sialan" ahzel menjambak rambut maximiln
gairah max semakin naik .
max mengambil borgol dari laci dan membogrol tangan ahzel.
"mark..... uh.
" yas cara mia".
max mencoba membobol gawang sialnya beberapa kali gagal hingga akhirnya ia berhasil membobol gawang ahzel. darah panas terasa mengalir.
"perawan? ".
" oh shit max".ahzel langsung memeluk max dan mencangkar punggunya membuat max mengerang rendah merasakan sensasi itu.
nafas ahzel begitu terengah-engah tapi max langsung menciumnya dengan sangat dalam max sengaja ingin membuatnya tak bisa bernafas ahzel bahkan memeluknya lebih erat.
"dasar pria sinting".
max semakin keras membuat ahzel menjerit.
"masih ingin menjebak priamu hmm"
"aku tak akan mengulangnya_arghh max.
" kalau kau benar benar merasa bersalah kau harus menerima calon anak kita like a good gril di milikmu yang kecil".
ahzel menjerit yang terdengar merdu di telinga max"no jangan max aku tak mau dengan benihmu"
max tetap diam.
wajahnya mendekat dan melumat bibit ahzel rakus.
"max diluar"
"kalau aku tidak mau" ujar max mengejek.
"arghhh ..... arghh! " erangnya sambil memeluk erat tubuh ramping ahzel, max bisa merasakan calon anaknya tertembak ke dalam dengan sempurna.
bahkan itu baru permulaan karna ia melakukanya sampai pagi dan membuat ahzel pingsan dibawahnya.
hi gyus,💋.ini beberapa kali kena pelanggaraan sedih, thanksbuat pembaca setia love banyak banyak.