NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbalaskan Oleh Takdir

Cinta Yang Terbalaskan Oleh Takdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Karir / Persahabatan / Romansa
Popularitas:377
Nilai: 5
Nama Author: Rumah pena

Ini adalah kisah antara Andrean Pratama putra dan Angel Luiana Crystalia.

kisah romance yang dipadukan dengan perwujudan impian Andrean yang selama ini ia inginkan,

bagaimana kelanjutan kisahnya apakah impian Andrean dan apakah akan ada benis benih cinta yang lahir dari keduanya?

Mari simak ceritanya, dan gas baca, jangan lupa like dan vote ya biar tambah semangat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13: Pilihan yang Tidak Pernah Mudah

Jakarta, Tiga Bulan Setelah Pulang dari Jepang.

Andrean duduk di pojokan kafe langganannya, nulis di laptop tua yang udah nemenin dia dari zaman masih di SMA. Di depannya ada secangkir kopi hitam yang udah mulai dingin, sama rokok yang cuma tinggal abu di asbak.

Tapi jari-jari Andrean nggak berhenti ngetik. Dia lagi serius ngerjain draft novel barunya, Rumah yang Lain, kelanjutan dari novel yang sempet dia tulis di Tokyo. Cerita yang katanya sederhana, tapi buat Andrean, itu perjalanan pulang ke dirinya sendiri.

Di meja seberang, Kayla lagi baca bukunya sendiri. Kadang ngelirik Andrean, kadang ngetik sesuatu di ponselnya. Udah tiga bulan mereka jalan bareng kayak gini. Nggak ada label pacaran, nggak ada drama, cuma dua orang yang nyaman sama kehadiran masing-masing.

"Eh, udah jam lima nih," kata Kayla sambil liat jam tangannya. "Lo mau makan di mana habis ini?"

Andrean nyengir. "Terserah lo. Gue ngikut aja."

Kayla geleng pelan. "Jangan gitu, dong. Lo yang milih."

Andrean mikir bentar, lalu jawab, "Warung soto di belakang kantor lo itu enak. Kita ke sana, yuk."

Kayla cengir. "Fix. Gas."

---

Di jalan pulang, mereka jalan kaki sambil ngobrol ngalor ngidul. Andrean ngerasa nyaman banget. Suasana yang nggak dia dapet waktu bareng Angel dulu. Waktu bareng Angel, semuanya kayak selalu jadi pusat perhatian. Makan harus di restoran mewah, liburan harus keluar negeri. Sementara sama Kayla, dia cukup makan di warung, duduk di trotoar sambil ngopi sachet.

Tapi malam itu, setelah nganter Kayla pulang, Andrean dapet WA dari nomer yang udah lama nggak dia simpen: Angel.

Angel:

"Kamu ada waktu minggu ini? Aku ke Jakarta. Ada yang mau aku omongin langsung."

Andrean diem. Tatapannya kosong ngelihat layar ponsel. Kayla barusan masuk ke rumahnya, nggak tau apa-apa.

Dia nggak langsung bales. Dia nyimpen ponselnya, lalu jalan pelan ke arah halte. Sepanjang perjalanan, pikirannya muter-muter. Ada rasa penasaran, ada rasa takut. Dia takut kebawa lagi ke masa lalu.

---

Tiga Hari Kemudian.

Angel dan Andrean akhirnya ketemu di sebuah kafe rooftop di bilangan SCBD. Tempatnya elegan, sepi, view-nya langsung ke gedung-gedung tinggi Jakarta. Angel masih sama kayak dulu, rambut panjang tergerai, wajah cantiknya nggak banyak berubah, cuma matanya sekarang keliatan lebih capek.

"Terima kasih udah mau ketemu," kata Angel pelan.

Andrean cuma angguk. "Nggak masalah."

Mereka diem bentar, canggung. Sampai akhirnya Angel buka suara, "Gue mau pamit, Dre."

Andrean natap Angel, kaget. "Maksud lo?"

"Gue dapet tawaran buat kerja sama dengan UNICEF. Gue bakal pindah ke Kenya, tinggal di sana minimal dua tahun."

Andrean diem. Angel lanjut, "Gue nggak tau kapan balik. Atau mungkin nggak balik sama sekali."

Andrean narik napas dalam. Dia nggak nyangka Angel bakal sejauh itu ninggalin semuanya. "Kenapa Kenya?"

Angel senyum tipis. "Gue cuma pengen nolong anak-anak yang butuh pendidikan. Di sini udah banyak yang peduli, di sana... nggak banyak."

Andrean ngerti. Angel nggak pernah setengah-setengah kalau soal bantu orang lain. Itu salah satu alasan dia dulu jatuh cinta sama Angel.

Angel tatap Andrean lama. "Gue nggak akan minta lo nungguin gue, Dre. Gue cuma pengen lo tau... rasa itu masih ada."

Andrean nggak jawab. Dia ngerasa dada sesek, kayak ada sesuatu yang nutup jalan napasnya.

Angel lanjut, "Gue udah liat lo sama Kayla. Dia baik. Dia orang yang tepat buat lo."

Andrean masih diem.

Angel senyum, walau matanya berkaca-kaca. "Gue cuma mau lo bahagia."

---

Malam itu, Andrean jalan kaki sendirian pulang ke apartemennya. Di sepanjang trotoar Sudirman yang udah mulai sepi, dia ngerasa asing sama semua yang dia lewati. Jakarta malam itu dingin, atau mungkin cuma perasaannya aja.

Sampai di apartemen, dia nyalain laptop. Dia nulis beberapa paragraf di draft novel barunya, tapi pikirannya buyar. Dia ngeluarin foto lama dia sama Angel dari folder backup yang udah bertahun-tahun nggak dia buka.

Dia liat foto itu lama.

Tapi akhirnya dia tutup folder itu, hapus fotonya, dan nutup laptopnya.

---

Keesokan Harinya.

Andrean ketemu Kayla di taman kota, kayak biasa. Kayla bawa dua gelas kopi plastik, kasih satu ke Andrean.

"Muka lo kenapa lecek banget?" tanya Kayla sambil ketawa kecil.

Andrean nyengir. "Begadang nulis."

Kayla duduk di samping Andrean, minum kopinya pelan. "Lo ketemu Angel, ya?"

Andrean diem.

Kayla nggak nanya lagi. Dia cuma tatap Andrean lama, lalu bilang, "Gue nggak minta banyak, Dre. Tapi gue pengen tau lo masih di sini... sama gue."

Andrean narik napas dalam. "Gue di sini, Kay."

Kayla senyum. "Bagus."

Mereka duduk lama, nggak banyak ngomong. Cuma saling ada. Itu cukup buat Andrean saat ini.

---

Dua Minggu Kemudian.

Angel kirim WA terakhir sebelum dia berangkat ke Kenya.

Angel:

"Selamat tinggal, Dre. Jaga diri baik-baik."

Andrean bales pelan.

"Selamat jalan, Angel. Semoga kamu nemuin yang kamu cari."

---

Enam Bulan Kemudian.

Andrean akhirnya nikahin Kayla. Pernikahan sederhana di sebuah taman kecil, cuma dihadiri keluarga dan sahabat dekat. Nggak ada pesta mewah, nggak ada fotografer mahal. Tapi Andrean bahagia.

Waktu dia liat Kayla jalan ke arahnya di altar sederhana itu, dia sadar. Dia nggak pernah benar-benar kehilangan rumah. Dia cuma butuh waktu buat nemuin jalannya pulang.

Angel kirim video ucapan selamat dari Kenya. Dia pake baju adat lokal, senyumnya tetap sama kayak dulu.

"Selamat, Andrean. Lo pantas dapet kebahagiaan itu."

Andrean nonton video itu bareng Kayla. Mereka saling pandang, lalu senyum.

---

Jakarta, Setahun Setelah Pernikahan.

Andrean dan Kayla udah punya satu anak laki-laki, namanya Reyhan. Andrean nulis buku anak-anak buat Reyhan, ceritanya tentang petualangan seorang anak nyari rumahnya sendiri.

Di halaman terakhir buku itu, ada tulisan tangan Andrean:

"Kadang rumah nggak selalu tempat, tapi orang yang ada di sampingmu."

---

Sementara Itu, di Kenya.

Angel berdiri di depan sekolah yang dia dirikan. Anak-anak lari-lari di halaman, tertawa. Dia liat ke langit, lalu senyum.

Dia tau, rumahnya ada di mana sekarang.

---

BERSAMBUNG...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!