SISTEM TERTAMPAN

“Halo, bang!“ Salah satu pengendara sepeda motor yang datang berkelompok tersebut menyapa Alseenio.

Alseenio menoleh ke arah orang tersebut dan melihat seorang pria muda yang berusia sekitar 20 tahun ke atas.

Pria ini membawa sepeda motor berjenis superbike yang modelnya sama dengan satu dari tiga motor sport yang Alseenio punya, yakni R6.

“Halo,” sahut Alseenio dengan ramah juga.

Pria itu menyodorkan kepala tangan kanannya hendak bersalaman kepalan tangan atau Fist Bump, Alseenio tahu maksudnya dan ia mengulurkan tinju kirinya.

Kedua kepalan tangan tersebut bertabrakan pelan tanda mereka telah bersalaman.

“Mau ke mana, bang? Kenapa sendiri?“ tanya Pria muda itu pada Alseenio.

Kesan pertama Alseenio pada pria muda ini ialah sikapnya yang ramah dan mudah berteman, Alseenio tidak merasa terganggu oleh cara pria itu berkenalan dengannya, dan Alseenio merespons dengan seharusnya.

“Mau ke Jakarta Utara, kenapa? Mau ikut?“ Alseenio berkata dengan basa-basi.

“Boleh tuh, bang! Sebentar, saya ajak teman-teman saya terlebih dahulu.“ Pria muda itu terlalu agresif dan langsung menerima ajakan basa-basi Alseenio.

Wajah Alseenio langsung stagnan dan ia membeku.

Awalnya, ia hanya ingin formalitas agar terlihat akrab, ternyata pilihannya salah, pria satu ini menganggapnya serius dan langsung mengajak teman-temannya.

Alseenio memandang pria ini yang sedang berbicara pada teman-temannya dari jarak jauh dengan wajah yang bingung.

Di mana aku? Apa yang terjadi?

“Ayo, bang! Total dua puluh dua sepeda motor dan dua puluh empat orang, ada dua sepeda motor membonceng orang.“

Setelah berbincang dan mengajak teman-temannya, ia mengkonfirmasikan orang yang ikut dengannya untuk pergi bersama Alseenio.

Dari banyaknya sepeda motor yang berkelompok menunggu lampu merah berganti, ada sekitar 85% yang bersedia ikut Alseenio ke Jakarta Utara.

Lumayan banyak, tetapi itu bukan masalah, sudah terlanjur dan tidak enak kalau menolak mereka karena sudah diajak.

Mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur sumsum.

Alseenio menghela napas berat, dan berkata, “Oke, ikuti aku.“

Kedua tangan Alseenio memegang stang sepeda motornya, dan menarik gas.

Motor Alseenio melaju bertepatan dengan lampu lalulintas yang berganti menjadi warna hijau.

Pria muda bersama kawanan komunitas sepeda motornya mengikuti Alseenio di belakang.

Mereka semua melaju secara bersamaan melewati jalan gajah mada dan lurus terus mengikuti jalan yang diarahkan oleh Gugel Meps.

“Bang MV, itu siapa?“ Sebuah suara terdengar oleh telinga Pria yang berbicara dengan Alseenio tersebut.

Pria ini disebut Abang MV, ia adalah seorang Motovlogger yang suka membuat konten video di Yitub mengenai permotoran atau pun video tentang dirinya mengendarai sepeda motor yang memiliki kapasitas mesin yang besar, 150 cc ke atas.

Abang MV memiliki channel Yitub yang sedang ramai untuk tahun ini, banyak orang yang suka menonton videonya yang di Yitub maupun Tiktod.

“Entah, tidak tahu. Tadi asal tanya dan ingin kenalan, tiba-tiba saja diajak ke suatu tempat oleh orang itu.“ Abang MV menjawab melalui interkom.

“Hah, kenapa bisa begitu?“ Teman Abang MV yang sedang mengobrol dengannya pun terheran.

“Enggak usah dipikirkan, ikuti saja dia. Lumayan buat konten, lagi pula kita enggak rugi. Hitung-hitung kita menambah teman dan wawasan.“ Abang MV berkata sambil mengendarai sepeda motornya.

“Benar juga. Oke, kita ikuti orang itu.“ Temannya menyetujui saran Abang MV dan terus mengikuti Alseenio.

Di sisi lain, Alseenio sedang menyetir sembari melihat misi spesial dari Sistem.

Misi Spesial yang datang kali ini berbeda dengan sebelumnya, waktunya lebih singkat dibanding dengan misi biasa yang menjadi artis sosmed.

Namun, di luar itu, hadiah kotak misi spesialnya berbeda dengan yang lain, sebab isi yang ada di dalam kotak misteri spesial itu tergantung pada kinerjanya menyelesaikan misi.

Apabila misi spesial ini dikerjakan dengan baik, yaitu memiliki pelanggan yang banyak, kemungkinan besar hadiahnya pun lebih baik lagi.

Sekian lama melihat sesekali misi, Alseenio teringat dengan kelompok sepeda motor bermesin besar di belakang.

Alseenio sadar dengan pria muda tadi, dan ia berpikir di dalam hatinya, “Aku melihat kamera yang terpasang di depan moncong helm pria itu. Apakah dia Motovlogger? Nanti aku akan tanyakan.“

Pada saat Abang MV menyapanya, Alseenio sempat melirik kamera Yopro di helmnya. Kemungkinan besar pria itu adalah seorang Motovlogger.

Jikalau iya itu membuat dirinya mudah untuk menyelesaikan misi secara maksimal.

Vroom …!

Alseenio langsung manarik gas sampai penuh hingga ia mengangkat roda depan sepeda motor tinggi dan Alseenio mengendarai sepeda motor hanya dengan roda belakangnya saja yang menyentuh tanah.

Atraksi ia lakukan selama belasan detik sebelum akhirnya ia kembali mengendarai sepeda motor dengan normal.

Di tikungan yang cukup tajam, Alseenio melakukan cara menikung layaknya pengendara MotoGP, hal itu bisa terjadi karena jalanan tidak begitu ramai dan padat, dan Alseenio menggunakan kesempatan ini untuk menguji keahliannya dalam berkendara sepeda motor.

Kemampuan mengendarai sepeda motor tingkat menengah sangat berguna dan berfungsi dengan baik, semua atraksi yang dilakukan secara spontan tersebut termasuk dalam keahlian kemampuannya.

Alseenio hanya bisa dikatakan bisa melakukan adegan yang bersangkutan dengan sepeda motor, tetapi belum bisa disebut sebagai orang yang sangat mahir dengan dua gerakan tersebut.

Abang MV dan yang lainnya bersorak di jalan raya, mereka tidak menyangka Alseenio dapat melakukan gerakan tersebut.

Pada dasarnya, atraksi atau pun cara mengendarai dengan mengangkat roda depan sepeda motor itu tidak diperbolehkan dan tidak dianjurkan. Pasalnya, selain berbahaya dan berisiko merugikan pengendara lain, komponen-komponen bagian mesin sepeda motor pun bisa rusak.

Tentu hal tersebut sudah diketahui oleh Alseenio, ia hanya menguji saja.

Tak lama kemudian rombongan sepeda motor berhenti di sebuah showroom.

Alseenio yang membawa sepeda motor Zx10RR berhenti di dekat sebuah mobil berwarna merah dan di sebelahnya terdapat pria berjanggut tampak seperti orang yang memiliki penghasilan tinggi.

Abang MV dan yang lainnya juga berhenti di belakang sepeda motor Alseenio.

Mematikan mesin sepeda motor dan mencabut kuncinya, kemudian ia membuka helmnya dan membuka masker kepala helm.

Visual ketampanan wajah Alseenio terlihat jelas tanpa ada yang menghalangi, pancaran sinar ilahi tampak keluar dari wajahnya ketika masker helm itu dibuka.

Alseenio turun dari sepeda motornya dan menghampiri Pria berjanggut tersebut.

Di belakangnya, Abang MV dan kawan-kawan tercengang, terlebih terdapat pengendara sepeda motor wanita yang ikut bersama kumpulan pesepeda motor ini, wanita tersebut ternganga melihat Alseenio.

“Halo! Apakah Anda Yudi Salam?“

Alseenio berdiri di depan pria tersebut dan bertanya.

“Eh, benar dengan saya sendiri.“ Yudi Salam tersenyum ramah begitu melihat Alseenio.

Karena tinggi Alseenio yang melampaui tinggi tubuhnya, Yudi Salam harus agak sedikit mendongak untuk melihat sepasang mata indah Alseenio.

Begitu melihat keseluruhan wajah Alseenio, rasa bingung dan heran muncul di dalam hati Yudi, dan ia bergumam di dalam hatinya, “Pemuda ini siapa? Kenapa tampan sekali seperti seorang artis papan atas? Tetapi anehnya aku tidak mengetahui tentang pemuda di depan ini sedikit pun.“

Yudi Salam masih tersenyum melihat Alseenio meskipun di dalam hatinya masih bertanya-tanya mengenai Alseenio.

“Saya di sini untuk mengambil sebuah mobil, mobil itu Ferari 812 Superfast,” kata Alseenio dengan sopan.

Setelah mendengar ucapan Alseenio, mata Yudi membelalak terkejut dan ia segera menstabilkan tampilannya, dan ia berpikir di dalam hati, “Tinggi, tampan, suka bermain sepeda motor, dan kaya, hanya satu syarat lagi agar pemuda di depanku ini bisa dipastikan sebagai orang yang menyimpan dan pemilik dari sebuah mobil Ferari ini.“

Mata Yudi diam-diam melirik pakaian Alseenio dan juga sepeda motor Alseenio, pancaran wewangian kekayaan dapat dirasakan dari tubuh Alseenio sehingga Yudi bisa mengkonfirmasikan bahwa Alseenio adalah orang kaya.

“Maaf, apakah saya boleh bertanya mengenai nama Anda?“ Yudi berkata dengan etiket yang baik.

“Ya, tentu saja. Nama saya Alseenio Asep.“ Alseenio menjawab dengan jujur.

Senyum lebar makin jelas ditampilkan oleh Yudi dan sikap Yudi meningkat menjadi orang yang lebih sopan dan berwibawa ketika menghadap Alseenio.

“Selamat datang, Pak Alseenio,” ucap Yudi dengan sopan dan rendah hati.

“Mobil yang dicari ada di depan Anda. Kami sudah mempersiapkan kehadiran Anda sejak pagi.“

Yudi berjalan mengitari sebuah mobil yang ramping nan mewah berwarna hitam, jelas sekali terdapat logo kuda di bagian depan mobil dan sisi mobil.

Abang MV dan kawan-kawan turun dari sepeda motornya masing-masing dan melihat mobil Ferrari hitam dari jarak jauh.

“Benar kataku, pria ini pasti holang kaya, lihat saja dari sepeda motornya, Zx10RR unit yang terbatas, terlebih varian warna ini sangat langka,” ujar Teman Abang MV yang berdiri di sebelah Abang MV.

“Benar, A.I.R. Rider, aku juga tidak menyangka kita berkenalan dengan sultan secara tidak sengaja.“ Abang MV menjawab dengan raut wajah yang masih tak percaya.

Orang yang tidak sengaja dan secara acak bertemu dan berkenalan ternyata adalah seorang pemuda yang kaya, terlebih pemuda ini sangat tampan.

Jujur saja, dirinya merasa iri dengan ketampanan Alseenio, tetapi mau bagaimana lagi, ia hanya bisa bersyukur dengan dirinya sendiri, mengingat dirinya sudah menjadi lebih baik di tahun ini.

“Beruntung kita tidak langsung pulang ke rumah setelah dari Cency, lumayan untuk dijadikan sebuah konten, hehe.“ A.I.R. Rider tersenyum sambil mengarahkan kamera Yopro ke arah Alseenio.

Mereka semua habis pergi dari tempat yang bernama Cency atau kepanjangannya Cenayan City. Di sana terdapat tempat untuk memarkirkan sepeda motor khusus motor sport yang bermesin besar, banyak sekali orang-orang yang tampil dan datang ke tempat itu, dan mereka termasuk orang-orang tersebut.

“Benar sekali, bang!“ Abang MV mengangguk setuju dan ia fokus memvideokan Alseenio dan dirinya sendiri.

Di depan Abang MV dan temannya yang lain, Alseenio sedang dijelaskan oleh Yudi mengenai spesifikasi mobilnya.

Ferari model ini memiliki mesin F140 GA V12 berkapasitas 6.496 cc yang dapat menghasilkan daya keluar 800 ps sehingga mobil ini mampu berakselerasi dari 0-100 km/jam hanya dalam waktu 2,9 detik

“Plat nomor dan yang lainnya semuanya sudah siap, Anda sudah bisa memakai mobil ini tanpa ada masalah.“

“Bagaimana kalau kita ke dalam, pak? Agar lebih enak berbicara dan Anda bisa melihat surat kelengkapan mobil ini dengan nyaman di dalam.“

Yudi berkata kepada Alseenio dan menyarankan untuk mereka berdua pindah ke dalam.

Mendengar kata-kata itu, Alseenio tidak langsung menjawabnya dan ia menoleh ke belakang kepada Abang MV dan kawan-kawannya.

Ia tidak enak jika meninggalkan mereka ke dalam sendirian. Jadi, ia memutuskan untuk membacanya di sini, lagi pula dia harus menyiapkan untuk memulai dirinya membuat konten motovlog, pasalnya misi sistem sudah dimulai sejak misi tersebut muncul.

“Apakah bisa di sini saja? Saya ingin melihat-lihat sejenak dokumennya di sini, soalnya saya masih ada keperluan,” tanya Alseenio pada Yudi.

“Oh, baiklah. Tunggu sebentar, pak. Saya akan mengambil dokumennya.“

Setelah mengatakan itu, Yudi berjalan ke dalam Showroom miliknya untuk mengambil dokumen surat-surat mobil Alseenio.

Menurut Sistem mobil hitam ini sudah dibayar dan tidak perlu membayar lagi, Alseenio cukup membawanya saja dan menjadi pemilik mobil ini.

Hanya beberapa detik ketika Alseenio memandang eksterior mobil ini, Yudi datang dengan dokumen di tangannya.

“Ini dokumennya dan kunci mobilnya, pak.“

Yudi menyerahkan dokumen tersebut dan kunci mobil berlogo kuda dengan sopan dan tidak lupa dengan senyum yang selalu ada di wajahnya.

“Saya boleh duduk di dalam?“ tanya Alseenio.

“Tentu saja, ini sudah resmi menjadi mobil Anda, pak.“ Yudi sedikit terkejut dengan pertanyaan Alseenio dan ia menjawab sambil mengangguk.

Mobil di depannya sudah resmi menjadi mobil milik Alseenio, tetapi Alseenio meminta izin kepadanya terlebih dahulu untuk masuk ke dalamnya.

“Orang kaya ini sangat sopan, berbeda dengan orang kaya yang kebanyakan aku temui. Namun, aku penasaran dengan orang ini, sepertinya aku harus berselancar di internet untuk menemukan identitasnya,” kata Yudi di dalam hati.

Tidak ada informasi mengenai pembeli dari perusahaan pabrikan berbagai mobil mewah, hal ini membuatnya merasa penasaran. Ia baru tahu ada orang kaya yang tidak dikenal olehnya.

Terlebih lagi, orang ini sangat muda, ia menebak umur pemuda ini masih di angka 20 tahun ke atas, juga ketampanan wajah ini sangatlah tinggi, ia rasa penyanyi terkenal Jastin Bibir tidak ada apa-apanya ketampanannya ketimbang pemuda di depannya.

Alseenio membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya, butuh beberapa menit dirinya membaca dokumen ini, tidak ada yang salah dengan surat-surat ini, semuanya sudah lengkap ia hanya perlu menandatangani.

BPKB dan STNK dibuat secara otomatis oleh sistem, di sana sudah ada BPKB sepertinya Sistemnya yang mengisi, sekarang Alseenio tidak perlu membuatnya lagi.

Sehabis memeriksa dokumen dan tidak ada kesalahan, ia segera memeriksa interior mobil dan juga fitur-fitur mobilnya.

Alseenio juga mengetes mobilnya sekali putaran di jalan sekitar Showroom.

“Bagaimana, pak? Semuanya lengkap dan mobil aman?“ Yudi menghampiri Alseenio yang keluar dari mobil dan bertanya.

“Bagus, semuanya lengkap, terima kasih.“ Alseenio puas dengan mobilnya dan kemampuan mengendarai mobil aktif secara otomatis.

“Haha, baiklah. Ini kartu nama saya. Senang berbisnis dengan Anda!“

“Oke, senang berbisnis dengan Anda juga!“

Keduanya berjabat tangan menandakan sebuah kesepakatan.

Setelah mengobrol beberapa saat dengan Yudi Salam pemilik Showroom, Alseenio mengendarai mobil ke depan Abang MV yang sejak tadi diam merekam Alseenio dan mobilnya.

“Halo, bang! Woah, mobil baru?“ Abang MV yang melihat kedatangan Alseenio langsung bertanya dengan akrab.

“Ya, begitulah.“ Alseenio berkata canggung. “Oh, iya. Bisa minta bantuan untuk membawa motor saya?“

Alseenio ingat ia membawa sepeda motor untuk datang ke sini.

“Bisa-bisa, bang! Saya bisa membawanya,” jawab Abang MV penuh semangat dan matanya yang berbinar.

“Lalu sepeda motormu?“

“Sepeda motor saya dibawa sama teman yang lain nantinya.“

“Oke. Ambil kunci ini.“ Alseenio memberikan kunci sepeda motornya ke tangan Abang MV.

“Ikuti saya, ya.“ Alseenio menambahkan.

“Siap, bang!“

Abang MV mengangguk.

“Yo, gaes! Hari ini spesial karena saya dipinjamkan oleh seseorang untuk mencoba sepeda motornya ….“

“Jar! bawa sepeda motor saya.“

“Siap, bang MV!“

Benar dengan dugaannya, pria ini adalah seorang Motovlogger, tampaknya ia harus meminta cara membuat konten motovlog yang benar.

Melihat langit masih terang, masih ada waktu untuk mengobrol dengan mereka.

Alseenio dengan mobil Ferrarinya melesat keluar dari blok Showroom dan diikuti kumpulan sepeda motor dari belakang.