Yang Qing Xia di bunuh secara kejam oleh ibu tiri dan kakak tirinya. Belum puas melihat kematian adiknya, sang kakak melempar tubuh Qing Xia ke sebuah hutan yang terkenal sebagai sarang serigala.
Sebuah jiwa dari alam lain tiba-tiba terbawa dan masuk ke dalam tubuh Qing Xia. Jiwa itu menyadari keberadaannya di dalam hutan dan saat ini dia di kelilingi oleh kawanan serigala yang sedang kelaparan.
"Haruskah ku bunuh kalian semua?"
"Wanita yang benar-benar menarik!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Win, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 29. Pengorbanan
"Akhhh!"
Qing Xia terbangun, dia langsung mengigit lidah Han Ze Xin yang berada di dalam mulutnya.
"Kau ini anjing ya?" tanya Han Ze Xin dengan wajah kesakitan. Lidah Han Ze Xin sedikit berdarah, dia merasakan aroma darah memenuhi rongga mulutnya.
Qing Xia menatap kesal, dengan nada datar dia berkata kepada Han Ze Xin. "Urusanmu sudah selesai kan? Keluar sana!"
Han Ze Xin tersenyum, dia lalu menjawab, "Belum, masih ada sesuatu yang harus aku lakukan." Dia lalu mendekati Qing Xia dan langsung menciumnya lagi, membuat darah di dalam mulutnya berpindah ke mulut Qing Xia.
"Jangan melawan atau aku akan langsung menelanmu!" ancam Han Ze Xin ketika Qing Xia meronta dan mendorongnya.
Qing Xia mengeluarkan belati, dalam hati dia berkata, "Kalian semua, memang laki-laki brengsek dan bajingan yang pantas mati!"
Qing Xia menusuk punggung Han Ze Xin, tapi laki-laki itu tidak menghindar. Dia menerima tusukan dari belati yang dipegang oleh Qing Xia. Han Ze Xin masih sibuk mencium bibir Qing Xia tanpa melepasnya, meskipun punggungnya kini sudah mengeluarkan banyak darah.
Melihat Han Ze Xin yang masih sibuk melecehkannya, Qing Xia kembali menusuk punggung Han Ze Xin. Lebih dalam dan di arahkan ke tulang sayapnya.
Han Ze Xin sempat merintih, mengeluarkan suara kesakitan ketika belati itu menembus kulit hingga ke tulangnya. Namun dia masih tetap memeluk dan menikmati bibir merah Qing Xia.
"Dia memang tidak waras!" benak Qing Xia.
Qing Xia mengangkat satu lengannya, hendak menusuk lagi di bagian lain. Han Ze Xin melepaskan ciumannya lalu berkata kepada Qing Xia. "Jika sekali lagi kau melukai tubuhku, aku akan membuatmu menyesalinya."
Tangan Qing Xia berhenti bergerak, dia lalu menatap mata Han Ze Xin. "Aneh, kenapa aku merasa akrab dengan mata ini. Mata yang dingin, tapi hanya menatap ke arahku saja. Dia selalu memperhatikan aku sejak pertama kali kami bertemu. Siapa dia sebenarnya? Aku ingin melepaskan topeng di wajahnya."
Melihat wajah serius Qing Xia, Han Ze Xin tersenyum lalu berbisik di telinganya. "Kau menyukainya?"
"Apa?" tanya Qing Xia dengan nada ketus.
"Mataku!" jawab Han Ze Xin sambil tersenyum lagi.
"Dasar gila!" ucap Qing Xia.
"Kau terus menatapku sejak tadi. Mengakulah jika kau memang menyukai mataku." goda Han Ze Xin.
"Ya, aku menyukainya. Aku akan mencongkel kedua bola matamu lalu memajangnya di kamarku." Qing Xia mengangkat belatinya, dia mengarahkan belati itu ke mata kanan Han Ze Xin.
"Sudah ku bilang, jika kau berani menyakitiku lagi, aku akan membuatmu menyesal." ucap Han Ze Xin sembari menahan belati dengan telapak tangannya.
Darah segar mengalir dari luka di telapak tangan Han Ze Xin, namun tampaknya dia tidak peduli. Han Ze Xin melumpuhkan Qing Xia dengan jarum akupuntur. Dia membuat tenaga Qing Xia lenyap tanpa bersisa.
Qing Xia hampir terjatuh, Han Ze Xin segera menopang tubuhnya. Laki-laki itu tersenyum, dia lalu berbisik di telinga Qing Xia. "Ini hukuman untukmu!"
Han Ze Xin mengangkat tubuh Qing Xia, dia melepaskan semua pakaian di tubuh wanita itu. Qing Xia mengira jika kejadian yang sama akan terulang lagi, dia memejamkan mata dan pasrah dengan ketidak-berdayaannya.
Han Ze Xin mengeluarkan ribuan jarum akupuntur dari dalam sebuah kotak. Dia mulai menusukkan jarum ke tubuh Qing Xia, di mulai dari kaki hingga ke kepala.
Qing Xia merasakan sakit yang luar biasa, dia hendak menjerit, namun suaranya tidak keluar karena Han Ze Xin membuatnya lumpuh total. Setelah menusukkan ribuan jarum ke tubuh Qing Xia, Han Ze Xin mengeluarkan sebotol ramuan yang beraroma bunga.
"Tahanlah sedikit!" ucap Han Ze Xin sebelum menyiram ramuan itu ke atas tubuh Qing Xia.
Perih, gatal, rasa terbakar dan rasa sakit yang menusuk hingga ke tulang. Qing Xia memejamkan mata, menahan semua penyiksaan di tubuhnya.
"Apa yang dilakukan oleh bajingan ini? Tulangku terasa remuk dan hancur. Rasanya sangat sakit hingga air mataku keluar dengan sendirinya." benak Qing Xia.
Setelah beberapa menit menahan rasa sakit itu, Qing Xia membuka mata. Dia melihat keringat yang membanjiri wajah dan pakaian di tubuh Han Ze Xin.
"Ada apa dengannya? Dia terlihat lebih kesakitan dari pada aku." benak Qing Xia.
Qing Xia menatap langit-langit, dia merasa penglihatannya sangat jernih. Dia bahkan bisa melihat bulan yang berada di atas awan dengan sangat jelas.
"Bukankah bulan itu seharusnya tidak terlihat? Kenapa mataku bisa melihat tembus melewati atap genteng?" tanya Qing Xia dalam hati.
Qing Xia melihat ke samping, dia menatap wajah Han Ze Xin yang masih ditutupi oleh topeng perak.
"Han Ze Xin, dia adalah laki-laki itu! Ternyata mereka adalah orang yang sama." benak Qing Xia.
Mata Qing Xia yang terluka kini sudah kembali normal, bukan hanya sekedar normal, tapi penglihatannya menjadi tembus pandang. Dia merasa dirinya sedang bermimpi, tapi tidak mungkin mimpi bisa membuatnya merasakan rasa sakit yang begitu menusuk.
"Mataku bisa melihat dengan sangat jelas. Bahkan menembus benda padat dan ..." Qing Xia mengarahkan tatapannya ke langit. "Jauh hingga ke angkasa."
Qing Xia menatap wajah Han Ze Xin yang berubah pucat, dia sedikit khawatir dan cemas melihat keadaannya yang semakin memburuk.
Beberapa kali laki-laki itu menyeka keringat di keningnya, dia juga terlihat sangat lelah, seakan-akan dirinya sedang mengalirkan tenaganya kepada seseorang.
Benar saja, Han Ze Xin saat ini sedang menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan penglihatan Qing Xia. Kekuatan suci yang di wariskan dari ibunya.
Setelah selesai melakukan ritualnya, Han Ze Xin menatap wajah Qing Xia. Sambil tersenyum, dia membelai wajah wanita itu.
"Hanya ini yang bisa ku lakukan, untuk menebus kesalahanku kepadamu." ucap Han Ze Xin.
Han Ze Xin mengeluarkan ribuan jarum yang menusuk di tubuh Qing Xia, dia lalu pergi begitu saja dengan luka di punggung yang masih menganga.
"Apa maksudnya? Kesalahan? Kesalahan karena telah melecehkan aku?" tanya Qing Xia dalam hati.
Beberapa menit kemudian, Qing Xia merasa tenaganya mulai pulih. Dia mencoba bergerak, berdiri dan berjalan. Rasanya nyaman dan ringan, dia belum pernah merasa senyaman ini sejak memasuki tubuh dari Yang Qing Xia.
"Apakah ini semua berkat jarum-jarum tadi?" Qing Xia jadi bertanya-tanya, apa sebenarnya yang telah dilakukan oleh Han Ze Xin? Dia merasa lebih sehat dan matanya bahkan memiliki keajaiban yang bisa melihat secara tembus pandang.
"Manusia aneh! Apakah lukanya baik-baik saja?" ucap Qing Xia.
Muncul perasaan bersalah di hati Qing Xia, dia tidak menyangka jika Tabib mesum itu ternyata samaran dan nama lain dari Han Ze Xin.
Sementara itu, Han Ze Xin sedang dalam perjalanan. Darah mengalir dari luka di punggungnya, membuat laki-laki itu merasa pusing dan lelah. Han Ze Xin berjalan masuk ke dalam hutan, dia duduk di bawah sebuah pohon besar yang rindang.
Han Ze Xin tersenyum, dia lalu berkata kepada dirinya sendiri. "Ini, adalah pertama kalinya aku melakukan hal bodoh dalam hidupku. Tapi entah mengapa, hatiku terasa bahagia."
Berselang beberapa waktu, seorang wanita menemukan tubuh Han Ze Xin di dalam hutan.
"Akhirnya, kau akan menjadi milikku!" ucap wanita itu sambil tersenyum sinis.
^^^BERSAMBUNG...^^^