NovelToon NovelToon
Gadis Desa Vs Pewaris Sultan

Gadis Desa Vs Pewaris Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Anak Yatim Piatu / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: I Wayan Adi Sudiatmika

Di sebuah desa kecil yang dikelilingi hutan, hiduplah Kirana, gadis cantik, cerdas, dan mahir bela diri. Suatu hari, ia menemukan seorang pemuda terluka di tepi sungai dan membawanya ke rumah Kakek Sapto, sang guru silat.


Pemuda itu adalah Satria Nugroho, pewaris keluarga pengusaha ternama di Jakarta yang menjadi target kejahatan. Dalam perawatan Kirana, benih cinta mulai tumbuh di antara mereka. Namun, setelah sembuh, Satria kembali ke Jakarta, meninggalkan kenangan di hati Kirana.


Bertahun-tahun kemudian, Kirana merantau ke Jakarta dan tak disangka bertemu kembali dengan Satria yang kini sudah dijodohkan demi bisnis keluarganya. Akankah mereka bisa memperjuangkan cinta mereka, atau justru takdir berkata lain?


Sebuah kisah takdir, perjuangan, dan cinta yang diuji oleh waktu, hadir dalam novel ini! ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I Wayan Adi Sudiatmika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35: Penjemputan

Malam itu suasana di mansion keluarga Nugroho terasa lebih tegang dari biasanya. Cahaya lampu kristal yang biasanya memancarkan kehangatan kini seolah redup tak mampu menghalau bayangan kecemasan yang menyelimuti ruangan. Tuan Nugroho duduk di ruang keluarga bersama istrinya yang terlihat raut sedih dan kecemasan di wajahnya.

Tiba-tiba ponsel di tangannya berdering seperti memecah kesunyian yang mencekam. Tuan Nugroho mengecek layar dan melihat nama "Alex" muncul. Dia segera mengangkat telepon itu dan suaranya tegas namun tetap terdengar waspada. "Alex… ada kabar apa?"

Di seberang sana suara Alex terdengar tenang. "Maaf mengganggu Tuan… Saya baru saja berbicara dengan Tuan Muda Satria. Dia berencana pulang tapi ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan."

Tuan Nugroho mengerutkan kening dan matanya langsung tertuju pada istrinya yang duduk di sampingnya. Istrinya yang mendengar nama Satria disebut, langsung memiringkan tubuhnya mendekat dan mencoba menangkap setiap kata yang keluar dari telepon. "Apa katanya Alex?" tanya Tuan Nugroho sambil menekan tombol speaker agar istrinya bisa mendengar.

Alex melanjutkan dengan suara yang rendah namun jelas. "Tuan Muda Satria meminta kita untuk tidak menarik perhatian. Dia ingin dijemput dengan mobil operasional kantor bukan mobil yang biasa kita pakai. Dia khawatir kalau ada yang mengawasi dan mengenali mobil keluarga kita. Selain itu… dia juga meminta agar kita tidak terlalu mencolok saat menjemputnya. Dia tidak ingin ada yang curiga."

Tuan Nugroho mengangguk pelan meski Alex tidak bisa melihatnya. "Aku mengerti. Dia hanya ingin memastikan semuanya aman. Apa ada hal lain yang perlu kita persiapkan?"

Alex terdiam sejenak seolah memikirkan sesuatu. "Satu lagi Tuan... Tuan Muda Satria bilang dia tidak ingin ada yang tahu kalau dia akan pulang. Dia meminta kita untuk merahasiakan rencana ini bahkan dari pelayan di mansion. Hanya kita yang tahu."

Tuan Nugroho menarik napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Baik…. Aku mengerti. Kita akan mengikuti sarannya. Besok pagi kita akan menjemputnya dengan mobil operasional kantor. Pastikan tidak ada yang curiga."

Alex mengiyakan. "Siap Tuan... Saya akan mengatur semuanya. Kita akan berangkat pagi-pagi sekali sebelum orang-orang mulai beraktivitas."

Tuan Nugroho menghela napas lagi sebelum menutup telepon. Dia memandang istrinya yang masih duduk di sampingnya dan wajahnya dipenuhi campuran harapan dan kecemasan. "Mama dengar itu? Satria akan pulang tapi kita harus berhati-hati."

Istrinya mengangguk pelan dan matanya berkaca-kaca. "Mama... mama hanya ingin dia pulang dengan selamat. Mama tidak tahan lagi menunggu."

Tuan Nugroho meraih tangan istrinya dan mencoba memberikan ketenangan. "Kita semua ingin dia pulang dengan selamat. Tapi kita harus mengikuti sarannya. Dia tahu apa yang terbaik untuk situasi ini."

Istrinya menghela napas panjang dan mencoba menahan air mata yang terus menggenang di matanya. "Mama mengerti. Tapi tolong... berhati-hatilah. Mama tidak bisa kehilangan kalian."

Tuan Nugroho tersenyum lembut sambil memegang erat tangan istrinya. "Kami akan berhati-hati. Alex akan menemani papa dan kita akan membawa Satria pulang dengan selamat."

Namun sebelum Tuan Nugroho selesai berbicara, istrinya sudah bangkit dari duduknya. Matanya berkaca-kaca dan suaranya gemetar saat dia berkata, "Mama harus ikut. Mama tidak bisa tinggal diam di sini sementara anak kita... anak kita..."

Tuan Nugroho segera berdiri dan memegang bahu istrinya dengan lembut tapi tegas. "Mama harus tetap di sini. Kalau kita semua pergi… itu justru akan membuat orang curiga. Kita tidak tahu siapa yang mengawasi kita atau apa yang mereka rencanakan. Mama harus bersikap seperti biasa seperti yang sudah kamu lakukan seminggu ini."

Istrinya mengangguk lagi meski hatinya masih dipenuhi kecemasan. "Baiklah... tapi tolong… beri tahu Satria kalau mama sangat merindukannya."

Tuan Nugroho mengangguk dengan penuh keyakinan. "Papa akan sampaikan. Sekarang… mari kita persiapkan semuanya untuk besok. Kita tidak bisa mengambil risiko apa pun."

Mereka duduk kembali dalam keheningan, masing-masing memendam perasaan yang sulit diungkapkan. Malam itu mansion yang megah itu terasa lebih sunyi dari biasanya namun di balik kesunyian itu ada ketegangan dan kecemasan sekaligus juga kelegaan karena Satria mau kembali ke rumah. 

------

Keesokan paginya… udara di sekitar mansion keluarga Nugroho terasa segar namun sarat dengan ketegangan yang tak terucapkan. Tuan Nugroho dan Alex sudah berdiri di depan mansion dan siap untuk memulai perjalanan yang mereka tahu tidak akan mudah. Mobil operasional kantor yang biasa itu terparkir dengan rapi dan tidak mencolok sama sekali seolah sengaja dipilih untuk tidak menarik perhatian. Keduanya tidak mengenakan jas seperti biasanya. Sebagai gantinya mereka memakai pakaian santai… kemeja lengan pendek dan celana chino agar tidak ada yang curiga akan kepergian mereka. 

Tuan Nugroho memeriksa sekeliling sekali lagi dan matanya menyapu setiap sudut halaman mansion. Dia ingin memastikan tidak ada yang mengawasi, tidak ada yang mencurigai langkah mereka pagi ini. "Kita harus berhati-hati," bisiknya pada Alex yang sudah duduk di kursi pengemudi. Suaranya rendah namun tegas seperti seseorang yang tahu betul risiko yang mereka hadapi. "Satu kesalahan kecil bisa membahayakan Satria."

Alex mengangguk serius dan tangannya memegang kemudi dengan erat. "Saya mengerti Tuan... Kita akan mengambil jalan memutar dan memastikan tidak ada yang mengikuti. Saya sudah memetakan rute yang aman."

Tuan Nugroho menghela napas dalam-dalam sebelum akhirnya masuk ke mobil. Hatinya berdebar-debar seperti campuran antara harapan dan kecemasan yang sulit diungkapkan. Dia tahu ini adalah langkah yang harus diambil tapi dia juga tidak bisa menepis perasaan khawatir yang terus menggerogoti pikirannya. "Aku hanya ingin dia pulang dengan selamat," gumamnya dalam hati sambil menatap jalan di depan.

Sementara itu di dalam mansion… Nyonya Nugroho dan Devinta yang sudah diberitahu sebelumnya tentang keberadaan Satria, berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke halaman. Mata mereka mengikuti mobil yang perlahan menjauh yang membawa Tuan Nugroho dan Alex menuju desa tempat Satria berada. Tangan Nyonya Nugroho mengepal erat dan mencoba menahan segala emosi yang bergolak di dalam hatinya. "Tolong... bawalah dia pulang dengan selamat," bisiknya pelan seolah berdoa pada langit yang cerah di pagi itu. Air matanya hampir menetes tapi dia berusaha menahannya. Dia tahu dia harus kuat… setidaknya untuk saat ini.

Perjalanan menuju desa tempat Satria berada terasa panjang dan menegangkan. Setiap tikungan dan setiap kendaraan yang melintas semuanya diawasi dengan cermat oleh Tuan Nugroho dan Alex. Mereka tahu ini bukan sekadar perjalanan biasa. Ini adalah misi untuk membawa pulang seseorang yang sangat mereka cintai dan seseorang yang nyaris hilang dari kehidupan mereka. Tuan Nugroho sesekali melirik ke spion dan memastikan tidak ada mobil mencurigakan yang mengikuti mereka. "Alex… pastikan kita tidak terlihat," ujarnya lagi dengan suara tegas namun tetap tenang.

Alex mengangguk dan tangannya mantap memegang kemudi. "Tenang Tuan... Saya sudah memilih rute yang aman. Kita akan sampai di sana tanpa masalah."

Di tengah ketegangan itu… satu harapan terus menguat di hati Tuan Nugroho. Harapan bahwa mereka akan segera bersatu kembali sebagai keluarga. Dia membayangkan wajah Satria, anaknya yang selama ini menjadi pusat perhatian dan kekhawatiran mereka. "Aku janji Nak... kita akan membawamu pulang," bisiknya dalam hati.

Sementara itu… di pondok tempat Satria dirawat, suasana pagi itu terasa tenang namun dipenuhi oleh kecemasan yang sama. Satria duduk di tepi tempat tidur dan matanya menatap keluar jendela. Pikirannya dipenuhi oleh rasa was-was dan harap. Dia tahu papanya akan datang tapi dia juga tidak bisa melupakan bayangan orang-orang yang ingin mencelakainya. "Semoga semuanya berjalan lancar," gumamnya pelan dan mencoba menenangkan diri. Tangannya gemetar saat dia mengusap wajahnya dan mencoba menghilangkan bayangan buruk yang terus menghantuinya.

1
Abu Abdullah
hahahaha kenapa di episode ini endingnya konyol.
bukankah SDH ajarkan beladiri bertahun2 kenapa kok Thor abaikan tentang kecerdasan si cewek.
Abu Abdullah
aku baca serius banget
cuma kok pingsannya sampai 3 hari ?
gimana pelajaran beladiri yg bertahun tahun apa guna
Atik R@hma
Alhamdulillah, semangat Kirana 💪🤣
Sitidesydesy Desy
lakutaannya kpn ini ka
Adi Sudiatmika: Sabar Kak... sedang proses...
total 1 replies
Atik R@hma
semoga penghianatbya bkn alex🤔🤔
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin ya
total 1 replies
Atik R@hma
pertemuan pertama, 😚😚
Atik R@hma
ok ka,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!