Bercerita tentang kehidupan manusia yang terusik dengan keberadaan iblis, sehingga terbentuk suatu kelompok pembasmi iblis.
Diawal cerita pemimpin kelompok pembasmi iblis berhasil membunuh raja iblis yang sangat kuat tetapi harus mengorbankan nyawanya.
Perseteruan antara iblis dan manusia tidak sampai disitu, terus berlanjut pada keturunan berikutnya. Keturunan inilah yang menjadi akhir dari perseteruan antara iblis dan manusia.
Tokoh utama : 2 anak kembar anak dari pimpinan kelompok pembasmi iblis awal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifki Arifandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#12
“Benar, saat bertempur aku menemani Wing. Kekuatan raja iblis itu sungguh hebat, jika tidak ada tombak emas, kami mungkin sudah mati sebelum bertemu dengan Dev sang raja iblis. Tombak itu seperti kekuatan suci dari langit, yang diciptakan hanya untuk membunuh raja iblis.”
“Dimana tombak itu sekarang?” tanya Max.
“Setelah mengalahkan Dev, tombak itu hancur menjadi 5 bagian, terbang entah kemana,” jawab Fly.
“Ternyata benar seperti dugaanku, tombak itu sebenarnya bisa disatukan kembali menjadi tombak yang utuh. Sayangnya kita harus menemukan 5 bagian itu.
Setelah kematian Dev, iblis sudah memiliki calon raja baru. Anak dari Dev. Anak itu masih belum bisa diketahui keberadaannya, kita harus bersiap-siap menghancurkan raja yang baru,” ucap Paman Max, tatapannya sangat serius.
“Wing memiliki anak kembar, 2 anak Wing sepertinya mewarisi kekuatan ayahnya. Aku berkelana sebenarnya untuk mempersiapkan semuanya, tapi saat diperjalanan banyak sekali gangguan, ditambah aku yang sekarang manusia biasa yang sudah tidak memiliki kekuatan,” jawab Fly.
“Bawa anak Wing kesini, akan ku latih kedua anak itu menjadi pembasmi iblis super kuat. Tadi kamu bilang ingin mempersiapkan melawan iblis dengan berkelana, apa yang kamu cari sampai harus berkelana?” tanya Paman Max.
“Aku ingin mengumpulkan pembasmi iblis yang kuat. Anak Wing sedang aku titipkan dengan sahabatku, perlu satu minggu untuk pulang.”
Paman Max berseru, “Lebih baik kamu berlatih di sini sampai kekuatanmu kembali!”
“Baik, Paman.”
Sejak saat itu Fly dilatih sangat keras oleh Paman Max, tapi kekuatannya tak kunjung kembali. Paman Max baru sadar ternyata kekuatan Fly bukan hilang, tapi ada iblis kuat di dalam tubuh Fly yang menyegel kekutan itu.
Akibatkan Fly tidak bisa menggunakan kekuatan tersebut. Jalan satu-satunya agar Fly bisa menggunakan kekuatannya lagi adalah meminum ramuan pengusir iblis.
Ramuan ini hanya ada 1, diturunkan oleh nenek moyang suku Paman Max. Sampai sekarang masih ada karena terlalu beresiko jika meminum ramuan ini dan sebelumnya belum ada kasus seperti Fly. Saat seseorang meminum ramuan ini, badannya akan mati rasa, kesadarannya hilang.
Memang benar iblis yang ada dalam tubuh langsung keluar, tapi tubuh yang tidak kuat akan mengakibatkan nyawa peminumnya melayang (meninggal). Paman Max menjelaskan semua konsekuensi yang harus diterima jika meminum ramuan kepada Fly.
Setelah mendengar semuanya, Fly terlihat bingung, berjalan ke tepi sungai untuk menenangkan diri. Tak lama kemudian ia kembali ke tempat Paman Max.
“Aku akan meminum ramuan itu. Tapi, aku memiliki pesan seandainya aku mati. Rawat dengan baik anak Wing,” ucap Fly.
“Tunjukkan lokasi keberadaan anak Wing.”
Fly menjelaskan dengan detail rumah Emil. Setelah itu Paman Max masuk ke dalam rumah, keluar membawa ramuan yang dimaksud. Saat iblis dalam tubuh Fly keluar, mau tidak mau Paman Max harus bertarung, dengan kemampuannya sekarang, Paman Max yakin kalau bisa mengalahkan iblis yang berada di tubuh Fly.
“Apakah kamu sudah siap?” tanya Paman Max, wajahnya terlihat tegang.
“Siap,” jawab Fly.
“Berbaringlah, kemudian minum ramuan ini sekali teguk.”
Di tangan Paman Max sudah ada sepasang pedang, pedang ini akan digunakan untuk bertarung melawan iblis. Tanpa basa-basi, Fly langsung menenggak ramuan itu.
Fly mulai tidak sadarkan diri. Tak lama kemudian, badannya kejang, mulutnya menganga. Tiba-tiba api biru keluar dari mulut Fly. Saat api biru itu sudah keluar, tubuh Fly terbujur lemas masih tidak sadarkan diri.
Seketika api biru itu berubah menjadi iblis, tubuhnya seperti kuda, tapi wajahnya seperti manusia, di keningnya ada 2 buah tanduk panjang.
Paman Max langsung melancarkan serangan, menebaskan pedangnya ke arah badan iblis. Serangan itu ditepis dengan tanduk. Iblis membalas, menendang Paman Max dengan kakinya, Paman Max terpental dan mengeluarkan darah dari mulutnya.
“Iblis sialan! Lumayan juga kekuatanmu haha.” Paman Max malah tertawa.
Paman Max mulai serius bertarung, menggenggam pedangnya dengan sangat erat, matanya terpejam, fokus mengumpulkan energi. Saat mata Paman Max terbuka, matanya bercahaya.
Bergerak secepat kilat, tak terlihat tiba-tiba sudah menebas kedua tanduk iblis itu. Iblis merintih kesakitan, darah bewarna hijau menetes.
“Beraninya kau memotong kedua tandukku!” Suara iblis terdengar memantul, saking kuatnya iblis berteriak.
Paman Max hanya tersenyum, pertarungan semakin sengit saat iblis tersebut mengerahkan semua kekuatannya. Meraka saling jual beli pukulan.
Tapi benar yang dikatakan Paman Max, iblis itu masih bisa dihadapi dengan kekuatannya. Tak lama kemudian Iblis tersungkur tak berdaya, tubuhnya mulai terbakar dan menjadi abu. Paman Max pun kelelahan, kehilangan banyak sekali tenaga.
Serangan terakhirnya sangat kuat, sampai-sampai tubuh iblis terbelah. Berjalan pelan menuju Fly yang sedang tak sadarkan diri, memeriksa, nafas Fly ternyata masih ada.
Paman Max dengan kekuatan tersisa nya, mengangkat tubuh Fly ke tempat yang lebih aman. Ternyata Paman Max memiliki tempat persembunyian khusus yang berada di atas pohon. Sekarang Fly aman, hanya tinggal menunggu tubuhnya bisa bertahan atau meninggal.
“Jika kamu tetap tidak sadarkan kan diri dalam waktu satu minggu, tandanya aku harus menjemput anak Wing sendirian. Batas waktu ramuan itu adalah satu minggu, lewat dari satu minggu sudah dipastikan kamu mati,” ucap Paman Max di hadapan Fly.
Waktu terus berlalu, Fly sudah 3 hari tidak sadarkan diri. Paman Max selalu ada di samping Fly, menjaga, dan merawatnya. Sari pati makanan setiap hari masuk ke dalam tubuh Fly.
Paman Max mulai ketar-ketir waktu begitu cepat berlalu sudah 6 hari Fly tidak sadarkan diri, hari mulai gelap Paman Max menggali tanah untuk pemakaman Fly. Besok pagi jika Fly belum terbangun, sudah dipastikan Fly akan mati.
Tengah malam Paman Max masih menunggu di sebelah Fly, mengelus kepala Fly sambil berkata, “Mungkin ini akhir dari hidupmu, sisanya serahkan semuanya kepadaku.”
“BOS….” Fly duduk, teriakannya mengagetkan Paman Max.
Paman Max sangat terkejut sampai terjatuh ke belakang, perlahan mendekati Fly, melihat matanya, Fly selamat. Paman Max sangat bahagia, tertawa dengan meneteskan air mata. Cahaya bulan menyinari mereka berdua.
“Paman dimana bosku?” tanya Fly, tatapannya masih kosong.
“Sadar! Bosmu sudah tidak ada lagi. Aku senang kamu tidak menyusul bosmu.” Paman Max tersenyum.
“Aku bermimpi bertemu dengan bos, ia berkata aku harus kembali pulang dan melindungi anaknya,” ucap Fly, dengan derai air mata.
Paman Max memeluk Fly sambil berkata, “Bangunlah dari mimpimu, benar kata Wing, lanjutkan perjuangannya dan lindungi kedua anak Wing.”
Fly melepaskan pelukan Paman Max, dengan nada yang mengejutkan berkata, “Paman!”
“Ada apa?” Mata Paman Max menatap serius.
“Aku sangat lapar!” Fly tersenyum.
“Dasar kau! Mengejutkanku saja!” bentak Paman Max.
“Hahaha….” Fly tertawa terpingkal-pingkal.
“Aku punya banyak makanan di bawah, ayo kita turun kemudian makan sepuas mu. Setelah staminamu pulih tunjukkan kekuatanmu kepadaku.”