Dewa adalah seroang Tentara Bayaran yang sangat disegani oleh musuh-musuhnya didunia hitam, dia tergabung dalam pasukan ibils neraka bersama empat temannya.
setelah merasa pekerjaannya terlalu berbahaya dia kemudian memilih pensiun setelah terakhir kali mereka menyelamatkan seorang Dokter yang Cantik.
Setelah menajalani masa pensiunnya ternyata Dewa masih terlibat dengan berbagai masalah yang datang dari masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon black urang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tewasnya pimpinan teroris
.....
Salah satu teroris terantuk batu dan terjatuh ketanah, mungkin karena dia kurang fokus sehingga teroris tersebut terjatuh. Karena temannya jatuh teroris yang ada dibelakangnya langsung meloncot kearah temannya itu. "Kenapa Dul....?" Tanya temannya sambil membantu menarik tangan teman berdiri. "Batu sialan itu kenapa ada disana?, saya jatuh gara-garau terantuk dibatu itu...." Jawab teroris yang jatuh tadi. Temannya hanya tersenyum sambil mengeleng kepala. "Kamu ini ada-ada saja masa batu sebesar itu tidak kelihatan?'....kata temannya sambil berjalan kembali menuju kearah markas mereka.
Dewa yang bersembunyi dibalik sebuah pohon besar memegang sepucuk pistol yang dilengakapi sebuah peredam tetap tak bergerak dari tempatnya, dia menunggu dua orang teroris tersebut menjauh dari tempat dia bersembunyi. Setelah tidak lagi terdengar suara dari dua orang tadi diam-diam dewa mulai mendongakkan kepalanya untuk melihat sekeliling dan menoleh kearah pergianya dua orang tadi. Situasi sudah mulai aman terkendali Dewa segera keluar dari tempat persembunyiaanya menuju bukit untuk mulai pemantauan kearah markas para teroris. Dengan banyak usaha dan selalu berhati-hati akhirnya dewa sampai dibukit yang dia tuju, dia kemudian berlindung dibelakang sebuah batu sambil merayap Dewa mengeluarkan sebuah teropong kecil dari dalam tasnya.
Dewa mengarahkan teropong kearah markas teroris melihat situasinya dan mengamati jumlah penjaga yang berjaga disekitar markas teroris. Lalu dewa mebuka tasnya mulai merakit sebuah senjata khas milik penembak jitu. Dewa mulai memasang bagian-bagian dari senjata tersebut dan akhirnya senjata yang panjang sekitar tujuh puluh lima cm tersebut terpasang tidak lupa dewa memasang alat peredam suara dimoncong senjata tersebut.
Rencananya Dewa akan menembak penjaga yang berada didekat sebuah pohon besar yang ada didepannya karena dia akan menyusup kedalam markas tersebut melewati arah utara dari markas teroris. Dewa melihat sekeliling penjaga tersebut sebelum menembak melalui teropong yang terpasang di senjata tadi. Lalu dewa mengarahkan senjata tersebut kearah timur markas teroris untuk melihat posisi tempat agen pemerintah yang ditahan. Kemudian dia mengarahkan teropong kesebuah bangunan yang agak besar ditengah markas tersebut, dia ingin memastikan pimpinan teroris ada disana. Setelah memastikan semuanya dewa kembali mengarahkan senjata snipernya kearah penjaga tadi lalu menarik pelatuk senjata iti...."blesss..." Suara senjata diikuti sebuah suara gedebuk dari arah utara. Seorang penjaga langsung terjatuh setelah kena timah panas dikepalanya dari moncong senjata milik dewa.
Dewa langsung bergerak kearah penjaga tadi dia menarik tubuh penjaga kebelakang pohon besar itu lau melucuti semua pakaian penjaga itu. Dewa menganti pakaian mengunakan pakaian penjaga serta sebuah kain hitam yang sebagai penutup mukanya. Dia lalu keluar dari balik pohon berjalan kearah markas menuju ketimur mendekati tempat dimana para agen ditahan. Disana berdiri dua orang penjaga dengan senjata AK-47 ditangan mereka. Dewa berhenti mengamati sekitarnya, mata dewa yang sensitif melihat kepinggang penjaga dia melihat ada kunci gembok yang tergantung dipinggang salah satu penjaga itu. Dewa memikirkan cara bagaimana mendekati penjaga tersebut. Muncul ide dibenaknya lalu dia merogoh saku celananya mengeluarkan sebungkus rokok, dia mendekati dua penjaga sambil memegang bungkusan rokok di tangannya. "Ada korek....?" tanya dewa dengan satu tangan menyerahkan rokok kearah penjaga tadi. "Hey bro....apa kamu tidak takut kalau bos lihat sedang merokok?"....tanya salah satu teroris itu sambil memegang senjata dengan kedua tangan melihat kearah dewa. "Saya mengantuk nanti saya rokok di belakang saja tapi saya lupa bawa korek tadi, saya pinjam korek saja"....kata dewa sambil mengambik pisau komando dibalik punggungnya dengan cepat dewa melempar pisau tersebut kearah leher penjaga yang memegang senjata...."blesss....pisau menancap dileher penjaga tadi, sementara penjaga yang merogoh saku celananya untuk mengambil korek terkejut melihat temannya jatuh bersimbah darah disampingya. Belum sempat dia beraksi dengan cepat dewa sudah berada dibelakangnya memiting leher penjaga itu. Penjaga yang belum siap untuk beraksi tersebut hanya bisa meronta dengan kakinya yang menendang udara"..kreekkk..." Bunyi dari leher penjaga tadi, naas leher penjaga itu patah tanpa bisa melawan. Dewa mengambil kunci yang ada dipinggang penjaga yang terkena lemparan pisau tadi dia lalu mencabut pisau tersebut. Dewa mendekati sel tempat para agen ditahan. Dia membuka gembok lalu menarik pintu sel tersebut, dewa masuk kedalam melihat 3 orang yang sedang terbaring disana. "Bangun....jangan bersuara, Harimau Kuning kode 76214 mengirim saya kemari menjemput kalian"...bisik dewa kepada para agen tersebut. "Siap..".jawab ketiganya serempak sambil berbisik. "Baiklah...apakah semuanya bisa bergerak...?, tanya dewa. "Bisa...hanya satu orang yang terluka ditangannya, selebihnya aman" jawab seorang agen yang terlihat pelipis dan dagunya lebam. "Ambil senjata dan seret kedua penjaga didepan sel kedalam sel, kalian bertiga segera bergerak keutara gunakan pakaiaan penjaga ini hindari lampu dari menara, terus bergerak kearah bukit disana ada senjata gunakan itu untuk menembak penjaga dimenara dan lampu dimenara ketika terdebgar bunyi tembakan"....jelas Dewa sambil menyerah sebuah senjata kepada salah satu agen yang terluka tadi."kamu tidak keluar bersama kami?" Tanya agen Dani yang merupakan komdan agen yang ditangkap ini. "Saya akan keluar setelah memastikan black lion tewas" jawab Dewa sambil berjalan keluar dari sel. "Tetaplah hidup...." Kata agen Dani. Dewa hanya mengangguk tanpa menoleh.
Ketiga agen itu segera keluar dari sel lalu mulai berjalan sambil melihat kesekeliling mereka. Mereka berjalan memutar menghindari penjaga dan lampu sorot yang terus berputar disekitar markas teroris itu. Sebelum mereka mencapai pohon besar dibagian utara tiba-tiba mereka dicegat oleh dua orang teroris yang sedang berkeliling. Agen dani yang memimpin jalan segera berbalik dan mendekati teroris itu kemudian dengan cepat dia menghabisi kedua orang itu dengan tangan kosong. Cepat-cepat kedua agen yang lain menarik teroris tersebut kebelakang pohon dimana disana mereka melihat sosok mayat tanpa pakaian. Mereka terus bergerak kearah bukit lalu melihat sebuah batu mereka mendekat lalu merayap dibelakang batu. Agen Steven yang melihat sebuah senapan runduk segera mengambil senjata tersebut, dia membidik kearah penjaga yang ada dimenara. Sudah hampir dua puluh menit mereka bersembunyi dibelakang batu terdengar teriakan dan kekacauan dari arah markas teroris. Agen Dani tetap fokus untuk mendengar tanda yang disampaikan oleh penyelamat mereka tadi. Sementara di markas para teroris huru hara karena tahanan mereka sudah kabur...."cari mereka sampai ketemu"...kata tangan kanan dari pimpinan teroris. Berita kaburnya para tahanan segera menyebar dimarkas teroris.
....
Dewa yang melihat kekacauan itu segera bergerak kearah tengah markas tempat pimpinan teroris itu berada. Sementara black lion yang ada dibangunan tempat tinggalnya langsung bangkit berdiri lalu mengebrak meja yang ada didepannya. "Brakkk.....sialan cari mereka sampai ketemu, jangan biarkan penyusup yang membebaskan mereka kabur"....pastikan mereka tertangkap hidup atau mati.....sambung black lion sang pimpinan teroris....
(BERSAMBUNG)