brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Setelah urusan dengan laki-laki yang berstatus sebagai mantan kekasih kakaknya itu selesai, Asmirandah memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Karena Wanita itu, telah selesai dengan kegiatannya hari ini. ia sudah merasa tidak sabar untuk menonton DVD itu.
"malu sekali aku."ucap wanita itu masih mengingat situasi yang terjadi beberapa saat yang lalu itu.
Tak lama berselang, wanita itu berhenti tepat di sebuah minimarket yang tidak jauh dari rumahnya. karena perasaan malu dan gugupnya itu akibat dikerjai oleh Zidane, wanita itu sampai tidak membeli apapun selain membeli DVD. dan pada akhirnya, Asmirandah memutuskan untuk mampir sebentar di minimarket itu untuk membeli makanan ringan dan minuman.
"Semuanya berapa mbak?"tanya Asmirandah setelah berada di meja kasir Seraya menerima belanjaan yang telah di scan menggunakan alat itu.
"semuanya telah dibayar oleh kekasih Mbak."jawab penjaga kasir itu dengan senyuman ramahnya.
Mendengar hal itu, kening Asmirandah seketika mengerut. tampak sekali, wajah kebingungan dari wanita itu.
"hah, pacar? tapi saya tidak punya pacar Mbak."ucap Asmirandah mencoba untuk menjelaskan pada wanita yang ada di hadapannya saat ini.
"tapi itu di belakang Mbak,"ucap Mbak kasir itu Seraya menunjuk ke arah belakang tubuh Asmirandah.
degh
Jantung Asmirandah seakan ingin lepas dari tempatnya. karena Asmirandah berpikir, bahwa yang dimaksud dengan kekasihnya itu adalah Yudha. kalau benar itu terjadi, maka dirinya akan langsung mengembalikan barang-barang itu kepada tempatnya dan tidak jadi membeli barang-barang itu.
Secara perlahan-lahan, kepala dan tubuh wanita itu menoleh ke belakang. helaan nafas lega, seketika tampak jelas dari raut wajah wanita itu. saat yang berada di belakangnya saat ini, bukanlah Yudha melainkan Zidane. Namun, perasaan lega itu tidak berlangsung lama. Karena Wanita itu, berubah menjadi gugup. dan juga salah tingkah.
Tanpa menunggu lama lagi, Asmirandah segera keluar dari minimarket itu dengan membawa belanjaan yang sudah berada di tangannya. wanita itu dengan cepat berjalan tanpa menggubris ucapan dari laki-laki yang berada di belakangnya saat ini.
"tunggu."ucap Zidane Seraya menarik lengan dari Asmirandah. membuat wanita itu, seketika menoleh dan membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Zidane.
"a..ada apa?"tanya Asmirandah dengan raut wajah gugup.
Sementara Zidane yang mendengar itu, hanya terdiam. namun tak berselang lama, kedua sudut bibir laki-laki itu seketika terangkat membentuk sebuah senyuman yang sangat lembut. dan entah mengapa, Hal itu membuat tubuh Asmirandah sedikit meremang.
"tidak apa-apa. masuk ke mobilmu sekarang."perintah laki-laki itu dengan masih menggunakan nada yang sangat lembut. dan entah mengapa, Hal itu membuat Asmirandah langsung menuruti ucapan dari laki-laki itu.
***
"Bunda Papa aku pulang!"seru wanita cantik itu Seraya merebahkan tubuhnya di sofa ruang keluarga. dan tak berselang lama, mulai memejamkan mata.
"sayang, kamu sudah pulang?"tanya Chelsea Seraya duduk di samping putrinya yang terlihat sangat kelelahan itu.
"kenapa kelihatannya lelah sekali? ada apa?"tanya Aaron yang juga ikut duduk di samping wanita itu.
Asmirandah yang mendengar penuturan dari kedua orang tuanya itu, seketika menegakkan punggungnya.
"o...oh aku tidak apa-apa. kalian kenapa?"tanya Asmirandah saat mendapati, raut wajah serius dan juga sedikit tegang dari kedua orang tuanya itu.
Chelsea dan juga Aaron yang mendengar itu, sejenak saling pandang. kemudian laki-laki paruh baya yang berstatus sebagai ayah dari Asmirandah itu, mulai menghirup udara sebanyak mungkin. dan setelah itu, menghembuskannya secara perlahan.
"sore nanti, kami akan berangkat. apakah kamu tidak masalah jika tinggal di rumah ini?"tanya Aaron mencoba untuk berbicara dengan suasana tenang.
Alis Asmirandah seketika bertaut saat mendengar penuturan dari Ayahnya itu."bukankah memang sudah seperti ini sejak beberapa tahun yang lalu? lalu kenapa harus bertanya?"tanya Asmirandah tidak mengerti.
"masalahnya di dalam rumah saat ini, ada kakakmu dan juga suaminya."ucap Chelsea dengan perlahan.
degh
Jantung Asmirandah, seakan ingin lepas dari tempatnya. saat wanita paruh baya itu, mengatakan kalimat itu.
"a...apa? Bukankah mereka memiliki rumah sendiri? kenapa masih berada di sini?"tanya Asmirandah dengan raut wajah gugup dan sangat was-was.
"kami juga tidak tahu apa alasannya. yang jelas Naomi berkata, bahwa dirinya ingin tinggal di rumah ini untuk beberapa hari ke depan. dan setelah puas tinggal di rumah ini, mereka baru akan menempati rumah baru mereka itu." jelas Aaron.
Asmirandah yang mendengar itu, seketika menghela nafas panjang."huh, itu artinya aku harus ekstra hati-hati."gumam wanita itu tanpa menimbulkan suara.
"Papa sama Bunda kapan berangkat?"tanya Asmirandah menatap ke arah kedua orang tuanya itu secara bergantian.
"kalau tidak mundur, sore ini kita akan berangkat. kamu tidak apa-apa kan, di rumah sendirian?"tanya Chelsea dengan perlahan.
Asmirandah yang mendengar pertanyaan dari ibunya itu, menganggukkan kepala dengan senyuman tipis. tiba-tiba saja, atensi semua orang teralihkan. saat mendengar ketukan di pintu utama rumah itu.
Tak lama berselang, seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah asisten rumah tangga di rumah itu, datang menghampiri mereka.
"Itu Tuan, Nyonya, di depan ada Tuan muda Zidane. Dia berkata, mau bertemu dengan Nona muda Asmirandah."ucap wanita paruh baya itu Seraya menatap ke arah Asmirandah.
Seketika itu pula, wajah wanita muda itu menjadi pias dan juga khawatir. wanita cantik itu, berusaha untuk lari dari tempat itu.
"aku mau ke kamar dulu."ucap Asmirandah Seraya melangkahkan kakinya untuk segera melarikan diri dari laki-laki itu.
Namun Baru beberapa langkah Asmirandah mengayunkan kakinya, wanita itu seketika terdiam saat mendengar suara seseorang di belakang sana.
"selamat siang Tante, Om,"sapa laki-laki yang tak lain adalah Zidane. tak lama berselang, kedua mata sepasang anak Adam itu bertemu untuk beberapa saat. sebelum akhirnya, Asmirandah memutus kontak mata diantara mereka terlebih dahulu.
"eh nak Zidane, ada apa?"tanya Aaron dengan raut wajah bingung.
Zidane seketika menggelengkan kepalanya."tidak ada apa-apa Tante, Om. saya kemari, hanya ingin mengunjungi kalian berdua."ucapnya masih sesekali menatap ke arah Asmirandah.
Suasana untuk beberapa saat kemudian, menjadi tampak hening. hingga tak lama berselang, laki-laki itu memutuskan untuk berbicara.
"apa boleh kalau aku menjaga Asmirandah?"tanya sidang secara tiba-tiba. dan hal itu, sukses membuat semua yang ada di sana seketika menganga lebar karena merasa tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh laki-laki itu.
"Ma.. maksudnya bagaimana?"tanya Aaron sedikit tergagap. Zidane yang mendengar itu, hendak menjawab pertanyaan dari laki-laki paruh baya itu. namun semuanya kacau, saat Asmirandah pamit pada mereka untuk ke kamarnya.
"maaf semuanya, aku mau ke kamar dulu." ucap wanita itu dengan berlari untuk segera menuju ke kamarnya