Persahabatan antara Celine dan Damian harus ternoda karena kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Mereka harus memulai "hubungan" baru tanpa direncanakan dan tanpa rasa cinta.
Cerita ini hanya hayalan author aja yaa,dan karya pertama dari author receh ini.
Mohon dukungannya, saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichapurie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Damian mengangkat tubuh Celine, dan di dudukan di meja rias.
"Dam, ini aneh memang apa boleh seperti ini."
"Tentu boleh sayang."
Bagaimana tidak aneh sekarang posisi Celine duduk di meja rias dengan kaki yang terbuka dan Damian berdiri diantara kedua kaki Celine, posisi absurd menurut Celine, dan apa tadi apakah Celine tak salah dengar, Damian memanggilnya "Sayang".
Damian dan Celine saling menatap, Damian menunduk menyentuh bagian menggoda di wajah Celine, menyentuh dengan lembut dan kemudian menuntut, Celine pun membalas.
Kemudian Damian menggendong tubuh Celine seperti koala tanpa melepas "kegiatan" mereka, direbahkan tubuh Celine diatas ranjang.
Damian mulai menyentuh tubuh Celine kulit putih langsat tanpa cela, sungguh Celine tidak bisa berpikir, rasanya seperti melayang,apalagi ketika sesuatu yang diinginkan itu tercipta. Celine merasakan lemas seperti jelly.
Damian tersenyum ketika melihat sang istri menikmati semua yang dia berikan.
"Sekarang giliran aku sayang."
"Hah apa itu, tegak tapi bukan keadilan." Celine resah dalam diam, karena waktu pertama kali mereka melakukan Celine tidak memperhatikan dan kondisi kamar pun gelap.
Damian yang melihat gelagat Celine, mengerti pasti Celine merasa takut.
Damian pun menyentuh kembali bagian ranum diwajah Celine, cukup lama, merasa Celine sudah rileks kembali, Damian pun memulai semuanya, memasuki jalan sempit itu, Damian tidak ingin egois dia mendahulukan Celine, ketika Celine telah mendapatnya, kemudian Damian pun menyusulnya, diakhiri dengan erangan jantan Damian, saling memanggil nama masing-masing ketika tujuan itu berkali-kali mereka capai.
"Celine aku suka, kamu nikmat sayang."
Pipi Celine mendapat pujian absurd dari sahabat sekaligus suaminya itu.
Damian mengecup seluruh wajah Celine, dan merebahkan diri disamping istrinya.
Damian memeluk istrinya, Celine yang masih malu dengan apa yang baru terjadi hanya bisa menyembunyikan wajahnya di dada Damian.
"Kamu lapar sayang?"
"Banget Dam."
"Bisa sekarang jangan panggil aku hanya dengan nama saja, aku bukan hanya sahabatmu sekarang aku juga suamimu."
"Panggil apa?"
"Terserah kamu, kira-kira panggilan apa yang pantas, untuk suami, aku juga akan memanggilmu dengan sayang." Damian mengelus rambut panjang Celine.
"Kalau kamu panggil aku sayang, aku keingat kamu lagi manggil Alisa." Celine mengatupkan bibirnya sambil mengadah melihat Damian.
"Yaudah aku panggil kamu Honey aja ya." tentu Damian tidak mau mendebat mood ibu hamil ini harus selalu dibuat baik.
"Terus kamu sekarang mau manggil aku apa hun..."
"Hhmm apa ya." Celine mengusap rahang tegas Damian. Membuat yang dibawah sana kembali menggeliat.
"Hubby" Ucap Celine malu lalu menenggelamkan wajahnya didalam selimut.
Damian sungguh menyukai melihat tingkah malu-malu istrinya.
"Hubby kamu ngapain" pekik Celine ketika Damian ikut masuk kedalam selimut.
"Kira-kira mau ngapain, aku pengen dengar kamu manggil hubby saat dibawah aku hun."
Dan akhirnya keindahan itu tercipta kembali.
Damian dan Celine sudah membersihkan diri, dan sudah rapih dengan pakaian mereka, mandi pun yang seharusnya 20 menit, tapi ini 1 jam baru selesai.
Makanan pun datang, Celine sampai menghabiskan makanan hingga 2 porsi, karena calon ibu itu benar-benar lapar setelah dibuat olahraga sore oleh sang suami.
Kini keduanya duduk bersandar di headboard ranjang. Celine menyandarkan kepalanya di bahu Damian, dan Damian memberikan kenyamanan dengan mengelus rambut Celine.
"Honey, apa kamu menyesal karena gagal ke Paris untuk jadi model dan ngelanjutin S2 kamu?"
"Hhmm menyesal banget hubby, seharusnya kamu itu selain ngasih mahar, juga ngasih kompensasi, sama aku karena bikin aku gagal ke Paris." jawab Celine cekikikan
Oh rupanya istrinya ini minta hukuman olahraga lagi.
"Honey.... Mau dihukum lagi ya"
"Hahaha jangan hubby aku aduin ke dokter Rahma ya, kamu gak ada puasnya."
"Habis kamu jawabnya bercanda Hun."
"Bukan menyesal, tapi awal-awal itu kayak, yah terpaksa mengubur impian aku, tapi setelah aku jalanin dari pas kamu dirawat sampai hari ini, aku berfikir mungkin ini takdir yang terbaik."
"Lagian aku gak perlu banting tulang, cape-cape jadi model, kuliah S2 jauh-jauh kan suami aku udah kaya, tinggal aku manfaatin aja." kelakar Celine kembali yang mendapat cubitan pelan dari Damian dihidungnya.
"Kamu boleh habisin uang aku, bergantung sama aku, hanya boleh sama aku, aku janji akan mengusahakan kebahagiaan kamu dan anak-anak kita, aku gak akan larang impian kamu, dengan catatan kamu sudah melahirkan dan tidak melupakan kodrat kamu sebagai ibu dan istri" Damian mengeratkan pelukannya.
"Anak-anak?" Celine medongak menatap Damian sambil mengerutkan kening.
"Iya anak-anak, aku pengen punya 3 atau 4 anak, supaya nanti pas kita udah tua, anak-anak bisa diandalkan pegang perusahaan, kita santai aja di Rumah."
"Iisshh kamu ya, ini aja belum lahir udah kamu pusingin mau kasih tugas buat pegang perusahaan." Celine mencubit perut Damian.
"Aawwss sakit Hun."
Mereka bercanda, menghabiskan waktu malam berdua sampai terlelap dengan saling memeluk.
