Dua orang asing yang terpaksa menikah kontrak hanya demi tujuan yang sama, pergi ke London!!!
Noah yang seorang CEO kaya, membutuhkan seorang istri agar sang kakek memberikan izin untuk pergi ke London? Why..? Sementara Hari membutuhkan uang untuk bisa pergi ke makam sang ibunda yang berada di London. Namun sifat keduanya benar-benar seperti Tom and Jerry yang selalu bertengkar dan saling mengejek.
Di saat hubungan keduanya semakin dekat. Kedatangan kekasih Noah di masa lalu membuat pernikahan mereka semakin renggang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PMM! : BAB 26
MISI MENCARI IBU HARI
Beberapa menit berlalu. Hari tidak nafsu makan mengingat soal makam ibunya yang masih belum ketemu, namun karena ingin menghargai masakannya sendiri akhirnya ia memilih melahap dengan paksa setelah itu keluar balkon, yaaa! Meski tidak setinggi balkon pada umumnya, setidaknya Hari bisa merasakan kesejukan di malam hari sambil memandang langit malam di London.
“Mau pindah profesi menjadi burung hantu?”
“Aku tidak ingin berdebat sekarang.” Aneh rasanya, Noah berjalan sampai berdiri sejajar dengan wanita yang asik merenung sendiri, sesekali meliriknya dengan heran.
“Sudah bertemu ibumu?” seolah tahu yang tengah di pikirkan Hari, Noah juga ikut mendampingi ke arah langit malam. Setidaknya ia masih beruntung karena ibunya masih hidup.
“Belum.”
“...” Noah menoleh bingung ke arah Hari.
“Nama ibuku tidak ada di daftar pemakaman para korban yang tewas dalam kecelakaan itu.” Jelas Hari antara sedih dan bingung.
“Bagaimana mungkin?”
“Aku juga tidak tahu.”
Sungguh aneh bagi Noah, tidak mungkin ibu Hari tidak terdaftar selain... Mayat yang tidak di temukan? Itu mungkin saja. Hari masih sibuk memainkan jari-jarinya juga cincin pernikahan yang masih dia kenakan.
“Kau-- kau sangat menyayangi ibumu ya!” mendengar basa-basi Noah, Hari menoleh menatap Noah yang hanya tersenyum remeh. Pria itu juga punya masalah dengan kedua orang tuanya.
“Aneh sekali jika aku menikah dengan wanita yang sangat menyayangi ibunya, berbalik denganku yang membenci ibuku!” seringaian miring kini terlihat. Noah balik menatap Hari yang kini mereka sama-sama saling memandang lalu tersadar dan saling berpaling gugup.
“Eh! Ada nama seseorang di cincin ini!” seketika Noah terkejut dan langsung menoleh, melihat Hari yang masih tersenyum tipis melihat sebuah ukiran nama di dalam cincin yang dia kenakan.
“Sa-ku-ra!” eja Hari polos. Noah masih diam pura-pura tidak tahu.
“Ini cincin seseorang?” tanya Hari menoleh ke arah Noah.
“Ck, pakai saja. Itu tidak penting.”
“Hey, kau pelit sekali! Ngomong-ngomong-- apa pemiliknya tidak marah?!” sekedar menggoda padahal dia sendiri tidak yakin cincin tersebut milik seseorang, bisa saja <
Dengan polosnya Hari kembali memakainya sambil tersenyum lebar menepuk punggung lebar Noah yang hanya berbalut kaos putih, menampakan tubuh atletisnya.
“Tidur, ini sudah malam!” ujar Hari pergi lebih dulu. Sementara Noah masih melihat punggung Hari sampai masuk ke dalam kamar.
Pernikahan ini hanyalah palsu, tapi-- bisa saja Hari merasa tersakiti saat tahu hubungan Noah dan Sakura masih terjalin sebagai kekasih. Lalu bagaimana posisi Hari sebagai seorang istri?
Cincin pernikahan yang Noah berikan kepada Hari, itu sebenarnya cincin yang pernah dia berikan kepada Sakura dulu.
...***...
Bali — Indonesia
Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda, bersurai merah panjang baru saja melambaikan tangan ke arah pelanggan terakhir. Wanita itu tinggal di sebuah rumah bercampur kedai kari yang sederhana namun nyaman.
“Sudah tutup?” tanya seorang nenek tua bernama Vio.
“Iya! Sudah sangat larut, rasanya melelahkan tapi juga menyenangkan!” jawab wanita cantik berambut panjang hingga dibawah punggung tadi yang duduk di salah satu kursi pelanggan bersama Vio.
Wanita itu tersenyum tipis. “Masih belum siap pulang?”
Wanita itu menggeleng. “Aku masih tidak yakin, anak itu pasti membenciku. Dia sudah sangat besar!” dua wanita tadi tertawa kecil.
“Aku juga melihat berita pernikahannya. Dia pandai memilih istri!” puji nenek Vio di balas anggukan kecil wanita tadi.
...***...
London - Inggris
Tidak mengulangi kesalahannya lagi. Kali ini Hari bangun lebih pagi, membersihkan rumah lalu memasak, dan saat Noah sudah bangun pagi, maka pria itu akan diam dan tidak mengeluh lagi.
Sudah beberapa jam Hari menunggu Noah di meja makan, bahkan dia memilih melahap ice cream dahulu sebelum sarapan. “Sekarang giliran dia yang masih tidur.” Gerutunya melahap suapan terakhir ice cream nya.
Tak lama Noah keluar dari kamarnya menuju ke arah Hari.
“Selamat pagi!” sapa si wanita dengan ramah dan senyum.
“Hm.”
Seketika Hari memonyongkan bibirnya malas. Tapi ada yang aneh dengan pakaian Noah.
“Kau tidak ke kantor?” tanya Hari saat melihat si rubah hanya mengenakan kaos hitam polos dengan celana panjang warna senada.
Sambil mulai melahap sarapannya. “Hari ini aku akan menemanimu. Mencari makam ibumu satu hari penuh.” Jawab Noah santai.
Tentu saja Hari senang mendengarnya, itu adalah hal yang langkah dia dengar dari sang Rubah.
“Aku yakin kau pasti kasihan denganku!” tebaknya.
“Iya! Anggap seperti itu.” Masih fokus ke piring. Hari sedikit cemberut lalu tersenyum tipis. Mereka menghabiskan sarapan bersama, masakan Hari tidak pernah gagal untuk Noah.
Setelah selesai sarapan. Noah dan Hari akhirnya pergi dari apartemen menuju ke parkiran mobil. Itulah yang Hari maksud senang-- dia tidak perlu mengeluarkan uang sepersen pun jika ada suaminya. Kini Noah yang memimpin, pria itu mengajaknya di sebuah makam yang cukup terkenal di London.
Sama seperti Hari kemarin. Keduanya mencoba mencari lewat daftar nama-nama mayat yang terkubur di sana. Jawabannya sama, tidak ada mayat yang bernama Ratna Clarissa.
Tidak berhenti di situ saja. Noah masih berusaha mencari di pemakaman lain meski jawaban itu juga sama seperti di awal. Sampai jam menunjukkan pukul siang waktu istirahat.
.
.
.
Sudah 7 jam lebih Noah dan Hari pergi ke pemakaman dan bertanya dengan jawaban yang selalu sama. Mobil sedan warna orange tua terparkir di sebuah pantai pinggir jalan yang tak terlalu ramai pengunjung.
Hari beserta Noah bersandar di pintu mobil yang menghadap di lautan dengan hembusan angin, sambil menikmati sebuah Burrito.
“Ibumu memiliki nama lain?” tanya Noah sekedar bertanya.
“Tidak. Maksudku tidak tahu.”
Sambil mengunyah mereka menatap lurus ke depan. “Mungkin saja dia ganti nama. Semua ibu tidak dapat di percaya.”
“Hey, ibuku tidak seperti itu.” Ketus Hari tak terima, menunjuk ke arah Noah dengan tegas.
“Hm, benarkah?” balas Noah tersenyum remeh.
Hari masih sedikit kesal tapi... Mungkinkah perkataan Noah benar? Bisa saja seseorang berganti nama saat tinggal di negara lain. Tapi Hari tidak mau mencurigai ibunya sendiri, itu tidak baik.
“Ayo!” ajak Noah untuk kembali masuk ke mobil saat makanan mereka sudah habis.
Hari hendak masuk ke mobil, tapi tiba-tiba tangan nakal Noah bereaksi, memukul pantat kanan Hari tanpa izin sehingga si pemilik pantat terkejut bukan main.
Sambil memegangi pantatnya, Hari menatap Noah tajam dengan mulut terbuka lebar. “DASAR MESUM!” sentak wanita itu.
“Aku? Ada tanaman berduri menempel di pantatmu.” Jelas Noah.
“Aku tidak percaya dengan pria mesum seperti mu.” Menoleh kasar dan segera masuk ke mobil.
Noah tersenyum kecil hingga gigi putihnya terlihat. “Lumayan juga!” gumamnya ikut masuk ke dalam mobil.
Perjalanan mereka di lanjut, mendatangi pemakaman lain yang masih ada, tidak peduli berapa jam yang mereka habiskan yang penting tujuan utama mereka datang ke London harus segera terlaksanakan sebelum 6 bulan berlalu. Noah dan Hari sudah putuskan sebelum pergi ke Inggris.
6 bulan sudah cukup bagi mereka, mencari dan berbulan madu palsu. Tapi bagaimana untuk hamil? Lupakan soal hamil, tidak semua wanita bisa hamil dengan cepat.
...🛫📍🛬...