Angga juli syahputra adalah seorang anak yg terkenal bandel di sekolah, tingkahnya yang konyol dan enggak bisa diem itulah yang menjadi daya tarik seorang Angga juli syahputra,
angga menyukai seorang wanita yang cantik di sekolah nya, tapi sayang cinta nya itu di tolak berkali-kali oleh wulan.. ya.. nama nya Wulan cantika.. seorang primadona di sekolah nya "SMA tunas bangsa.."
apakah Angga bisa mendapatkan cinta nya wulan,..? atau memilih mundur karna sudah lelah..?
yuk...!! ikutin ceritanya...!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Casper Jr., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 23 bunga nya.
" boleh ikut duduk ? " Tanya florine setelah sampai dimana Angga berada.
" Duduk aja, lagian ini tempat duduk bukan punya gue. " Ucap Angga ketus lalu iia mengeser pantat nya sedikit memberi ruang untuk florine duduk.
Florine terkekeh kecil lalu setelahnya iia duduk di samping Angga.
Hening..
" Maaf " cicit florine setelah lama diam.
" Untuk ? " Angga mengeryit kan dahi nya menatap bingung florine.
" Untuk yang tadi pagi di depan pintu rumah. " Ucap florine.
Angga yang mengerti pun hanya menganggukkan kepala nya.
" Emang nya Lo kenapa sampe bisa kaget gitu. ? " Tanya Angga heran dengan florine yang menurutnya berlebihan.
" Hehe.. gue kaget karna Lo tiba tiba ada di rumah gue. " Jawab florine cengengesan.
" Hm.. gue kira Lo beneran lihat hantu. " Ucap Angga menyindir.
" hantu tampan. " Ucap florine tersenyum penuh arti.
" Jadi Lo anak nya Tante Vina ? " Tanya florine mengalihkan pembicaraan.
" Iya.. gue enggak nyangka kalo bokap gue dan bokap Lo saling kenal. " Sahut Angga.
" Gue juga enggak nyangka kalo Lo anak nya om Randy. ! " Balas florine yang juga tak menyangka bahwa orang yang selama ini iia cari ternyata anak teman papa nya.
Suasana kembali hening.
" Lo gak bosen di rumah ? " Tanya Angga memecahkan keheningan.
" Wahh kode nih.. " batin florine tersenyum senang.
" Kenapa Lo senyam senyum ? Gila Lo ? " Tanya Angga heran.
" Enak aja.. cantik gini di bilang gila. " Sewot florine.
" Habis nya, Lo aneh.. " balas Angga dengan tertawa kecil
" ihhh... Nyebelin " ucap florine manyun.
" Jangan manyun gitu, ntar cantik nya jadi hilang " ucap Angga mengoda.
" Biarin " sahut florine ketus.
" Ich.. gemesin banget nih cewek, " ucap Angga dalam hati nya.
Angga memetik bunga mawar putih yang ada di sebelah bangku taman. Lalu memasangkan bunga mawar putih itu ke daun telinga florine.
Florine yang merasakan ada sesuatu yang menyentuh rambutnya seketika menoleh melihat Angga.
" Nah gini kan cantik " ucap Angga tersenyum lebar.
Blussingh. Muka florine berubah merah seperti tomat.
" Bunga nya. " Lanjut Angga lalu pergi dengan terkekeh kecil.
" ihhhh.. nyebelin.. nyebelin.. dasar cowok nyebelinn.. " florine menghentakkan kaki nya di tanah sambil melihat Angga yang pergi.
" Bakalan gue bales Lo.. " florine tersenyum penuh arti.
Sementara itu di ruang kerja Bram.
Terlihat dua orang paruh baya tengah membicarakan hal yang serius.
" Jadi bagaimana tentang perjodohan anak kita " tanya Randy yang kini tengah duduk sofa ruang kerja Bram.
" Aku sih tidak masalah. Tapiii... " Bram menggantung kalimat nya.
" Tapi apa.. ? " Tanya Randy yang sudah tidak sabar mendengar kelanjutan cerita Bram.
" Apakah kamu dan anak kamu akan menerima kekurangan putri saya. ? " Tanya Bram dengan wajah sedikit sendu.
" Kenapa kamu ngomong begitu Bram ? " Ucap Randy bingung.
" Pasti nya aku akan menerima putri kamu sebagai menantu ku bram.. tanpa pengecualian.. " lanjut Randy menegaskan akan menerima florine sebagai menantu nya tak perduli apapun yang terjadi.
" Aku tidak mau karena rasa terimakasih mu, kamu akan mengorbankan anak mu. " Ucap Bram.
" Sebenarnya apa yang terjadi. ? " Randy memilih untuk bertanya.
Bram menghela nafas nya lalu menatap Randy.
" Aku harap kamu pikirkan dahulu setelah kamu mengetahui semua nya."
" Ceritakan lah.. " ucap Randy.
Kemudian Bram menceritakan tentang putri nya yang mengindap penyakit tumor di kepalanya.
Kemudian iia juga menceritakan tentang putri nya yang sempat mengalami depresi pada saat di rumah sakit.
Randy pun sedikit terkejut, setelah mengetahui apa yang terjadi kepada florine.
" Aku harap kamu pikirkan lagi baik baik.. !! " Ucap Bram kepada Randy.
" Apa putri mu masih bisa di sembuhkan ? " Tanya Randy yang kini tengah bersandar di sofa yang iia duduki.
" Bisa.. harus dengan melakukan operasi." Jawab Bram.
" Tapi.. kemungkinan tingkat keberhasilan nya hanya 40% " lanjut Bram lagi dengan raut wajah sedih nya.
" Apa florine tau tentang tingkat keberhasilan nya. ? " Tanya Bram.
" Tidak. hanya aku dan Siska saja yang tau."
Randy pun mengangguk.
" Jadi apa keputusan mu..? " Tanya Bram ingin mengetahui apa keputusan Randy setelah mendengar tentang penyakit florine.
" Aku akan lanjutkan perjodohan ini. " Ucap Randy mantap.
" Lalu bagaimana dengan putra mu ? " Tanya Bram.
" Apakah iia sudah mengetahui tentang perjodohan ini. ? " Lanjut nya lagi bertanya kepada Randy.
" Putra ku biar menjadi urusan aku.. yang terpenting sekarang tentang bagaimana kesembuhan florine. " Ucap Randy tegas.
" Yang aku takutkan justru putri mu yang bakal menolak perjodohan ini. " Ucap Randy yang merasa takut kalo florine akan menolak perjodohan mereka.
" Kalo itu kamu tenang saja ren.. semenjak kejadian di rumah sakit kemarin, sepertinya putri ku sudah menyukai angga. " Ucap Bram yang mengingat putri semata wayang nya itu meminta dirinya untuk mencari keberadaan Angga.
Namun saat itu Bram masih sibuk dengan urusan kantor nya, jadi iia tidak sempat untuk melakukan permintaan putri nya itu.,
tapi Bram berjanji kepada florine untuk melakukan pencarian tentang angga setelah urusan kantor selesai.
Dan tak di sangka sebelum Bram melakukan pencarian, orang yang iia dan putri nya cari terlebih dahulu mendatangi kediaman nya.
" Aku harap begitu.. " ucap Randy dan di angguki oleh bram.
" Hmm.. sudah waktunya makan siang, " Bram melirik jam yang ada di lengan nya.
" Bagaimana kalau kita makan siang di luar.. " Randy mengajak Bram beserta keluarga nya untuk makan siang di restoran.
" Ah.. iya ayo.. mumpung kita lagi ngumpul bareng. " Ucap Bram antusias.