NovelToon NovelToon
MY NAME IS QUIN

MY NAME IS QUIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Mafia / Diam-Diam Cinta / Identitas Tersembunyi
Popularitas:38.6k
Nilai: 5
Nama Author: Pansy Miracle

Quinevere King Neutron, putri Nathan Ace Neutron bersama dengan Clementine Elouise King, kini sudah tumbuh menjadi seorang gadis dengan kepribadian yang kuat. Tak hanya menjadi putri seorang mantan mafia, tapi ia juga menjadi cucu angkat dari mafia bernama Bone. Hidup yang lebih dari cukup, tak membuatnya sombong, justru ia hidup mandiri dengan menyembunyikan asal usulnya. Quin tak pernah takut apapun karena ia sudah banyak belajar dari pengalaman kedua orang tuanya. Ia tak ingin menjadi pribadi yang lemah, apalagi lemah hanya karena cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKU MENCINTAIMU, QUIN

“Dia hanya anak kemarin sore dan sudah dipastikan tak mengerti apapun tentang bisnis.”

“Tapi Tuan Bone-lah yang membawanya ke sini dan akan menggantikan posisinya.”

“Kamu benar, seharusnya ia memilih salah satu dari kita untuk menggantikannya, tapi ternyata ia malah memilih wanita itu,” geram salah seorang pria itu dengan tangan mengepal.

“Apa jangan-jangan dia adalah kekasih Tuan Bone? Atau mungkin istrinya?”

“Ya, bisa jadi wanita itu adalah wanita Tuan Bone. Ia pasti mempengaruhi pria tua itu dengan berpura-pura belajar tentang bisnis, kemudian dengan perlahan mengambil alih. Bagaimana-pun, Tuan Bone sudah tua dan patut disingkirkan.”

“Hmm … wanita jallang dan murrahan sepertinya, pasti akan dengan mudah pula jatuh ke atas ranjangg kita hanya dengan sebuah nominal,” kata seorang pria sambil tersenyum sinis.

“Jadi … menurutmu apa yang harus kita lakukan sekarang?”

“Kita akan ikuti semua alurnya terlebih dahulu, setelah itu kita akan membuat rencana untuk menjatuhkan Tuan Bone dan menjadikan wanita itu penghangat ranjangg kita bersama.”

Tawa pun memenuhi ruangan tersebut. Tiga orang pria yang berada di sana merasa ini adalah waktu mereka untuk menunjukkan diri, tentu saja dengan tujuan untuk memiliki Perusahaan Bone. Bagi mereka, Bone sudah terlalu tua dan sudah seharusnya mereka mendapat bagian dari Perusahaan Bone. Bone tak lagi memiliki keluarga hingga perusahaan tersebut seharusnya diwariskan pada mereka yang telah membantunya selama ini.

“Kalau begitu sekarang sebaiknya aku kembali bekerja.”

“Pergilah, jangan sampai ia curiga pada kita.”

Ketiganya saling menganggukkan kepala, tanda kerja sama mereka untuk mengambil alih Perusahaan Bone akan dimulai. Setelahnya mereka kembali ke ruang kerja mereka masing-masing.

***

Quin menahan kepalanya dengan sebelah tangan, sambil terus mempelajari semua hal yang berkaitan dengan Perusahaan Bone. Mulai dari administrasi, keuangan, penjualan, pembelian, bahkan hingga masalah kepegawaian. Kadang ia menautkan kedua alisnya, kadang ia memicingkan matanya, bahkan kadang ia memanyunkan bibirnya.

“Kamu lelah, Quin?” tanya Grandpa Bone yang duduk di sofa sambil memperhatikan cucu angkatnya itu sejak tadi. Ia bahkan sudah tersenyum sendiri saat melihat tingkah Quin.

“Sedikit, Grandpa. Tak kusangka ternyata perusahaan Grandpa begitu besar dan semuanya begitu kompleks,” ujar Quin.

Grandpa Bone tertawa, “tentu saja Grandpa harus membesarkannya, karena perusahaan ini akan menjadi hadiah Grandpa untukmu.”

Quin tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, “seharusnya dulu Grandpa menikah lagi, punya anak lagi. Jadi Grandpa akan memiliki cucu yang bisa menggantikan Grandpa di sini.”

Grandpa Bone berdecak, “Maunya seperti itu, tapi … ah sudahlah, semua sudah berlalu. Lagipula saat ini Grandpa memilikimu dan juga memiliki Mommymu. Itu sudah cukup untuk Grandpa.”

Bone kembali teringat masa-masa di mana dirinya memaksa seorang wanita menikah dengannya, meskipun tanpa persetujuan keluarganya. Pada awalnya semua baik, meskipun kehidupan mereka terutama ekonomi, dibuat kacau oleh keluarga besarnya.

Hal itu membuat Bone semakin sibuk mengurus usahanya, bahkan kurang memperhatikan istrinya yang tengah hamil, meskipun Bone tetap memberikan nafkah sebagai tanda cintanya. Hingga wanita itu akhirnya pergi melarikan diri bersama putra mereka yang baru ia lahirkan.

Bone mencari istri dan putranya, tapi tak pernah menemukan. Hingga ia menyewa detektif yang mengatakan bahwa putranya berada di panti asuhan. Saat Bone mengetahui hal itu, Putranya ternyata sudah diadopsi oleh Keluarga King.

Namun, Rocco yang merupakan putranya pun kini sudah meninggal, membuat Bone sendirian, tak memiliki siapa-siapa lagi sebagai keluarganya.

“Aku akan mencari Grandma cantik untuk Grandpa, bagaimana?” tanya Quin sambil membolak-balik kertas, kemudian menuliskan sesuatu di sana.

“Sepertinya pekerjaan yang Grandpa berikan terlalu mudah untukmu, hingga kamu banyak waktu untuk menginterogasi dan menggoda Grandpa.”

Quin berdecak, “Aku kan hanya ingin mencairkan suasana.”

Grandpa Bone kembali tertawa. Ia merasa sangat beruntung karena di sisa usianya, ia memiliki cucu angkat seperti Quin. Untung saja Cyrus dan Cyra tak pernah iri akan kebersamaannya dengan Quin, karena Grandpa Gavin juga selalu meluangkan waktu untuk menjenguk mereka.

Grandpa Bone melihat jam di pergelangan tangannya, “Kita makan siang dulu, Quin. Jangan terlalu memaksakan diri. Grandpa tahu kamu pasti sangat bersemangat untuk menggantikan Grandpa, bukan begitu?”

“Ya, ya, ya, aku tidak sabar untuk menyingkirkan Grandpa dari perusahaan ini, biar aku berkuasaaa,” goda Quin.

Grandpa Bone kembali tertawa, kemudian mengusap dan mengacak rambut Quin, membuat cucunya itu mencebik kesal. Namun untuk selanjutnya Quin malah memeluk pria yang seusia dengan Grandpa Gavin itu dengan sayang.

“Aku menyayangimu, Grandpa.”

“Grandpa juga menyayangimu.”

***

“Steve, apa kamu sudah menemukan investor baru?” tanya Fox.

“Belum, tapi kita bisa mencoba beberapa perusahaan ini,” jawab Steve sambil memberikan beberapa map kepada Fox.

“Aku akan mempelajarinya, kamu beristirahatlah dulu.”

“Kamu juga seharusnya istirahat, Fox. Kamu bekerja sejak pagi dan saat pulang masih harus menemani Grandma. Apa kamu tidak sayang dengan tubuhmu sendiri? Kesehatanmu juga penting,” nasihat Steve.

“Hmm … ,” sahut Fox kemudian kembali fokus pada berkas-berkas di hadapannya.

Sejak malam kepindahannya itu, ia benar-benar menghabiskan waktunya untuk bekerja sejak pagi hingga sore, kemudian menemani Grandma Stella, dan dilanjutkan mencari kabar tentang Quin. Ancaman pria itu benar-benar masuk ke dalam pikirannya, membuat hidupnya tak tenang.

Belum lagi DG Coorp yang dibangun oleh Grandpa Smith memiliki sedikit masalah. Namun, untung saja ia masih bisa mengatasinya dan membuatnya lebih besar dari sebelumnya. Pria yang mengancamnya itu kini tak pernah terdengar lagi, tapi bukan berarti Fox tidak waspada.

Tak ada kabar kematiannya ataupun informasi tentang keberadaannya dari orang kepercayaan Fox yang ia minta memata-matai pria itu, pria yang telah membuat Grandpa Smith pergi meninggalkan Grandma Stella dan dirinya.

Fox mengambil ponselnya, ia tersenyum saat menatap foto yang menjadi background ponselnya, foto saat ia mengambil gambar Quin secara tak sengaja.

“Bagaimana kabarmu saat ini, Quin? Apa kamu masih ingin bertemu denganku?” gumam Fox.

Fox merasa kesal dan marah pada dirinya sendiri. Ia sudah mengeluarkan kata-kata yang pasti menyakiti hati Quin, dan mungkin akan membuat Quin tak ingin bertemu atau bersahabat lagi dengannya.

Namun, semua yang ia lakukan itu ternyata hanya menyakiti dirinya sendiri dan musuhnya justru tak terperdaya. Bayangan Quin muncul kala ia memejamkan matanya. Namun, tiba-tiba saja tangannya mengepal, saat membayangkan jika Quin bersanding dengan pria lain.

“Tidak!”

Sungguh Fox tak ingin membayangkan hal itu. Dulu ia menahan segala perasaanya pada Quin, ketika Quin menjadi kekasih Elon. Ia bahkan dengan senang hati menjalankan perintah Elon untuk mengantar ataupun menjemput Quin. Meskipun hanya sebatas sahabat, ia masih bisa berdekatan. Tapi sekarang …

Fox kembali menghela nafasnya dalam, “Ke mana kamu pergi, Quin? Mengapa aku tak menemukan satu pun hal tentangmu? Apa kamu baik-baik saja? Maukah kamu menghubungiku?”

“Aku mencintaimu, Quin.”

🌹🌹🌹

1
Ejan Din
naaa gitu dong...
Wahyu Suriawati
dan akhir fox berhasil mengungkapkan isi hatinya pada Quin
Vieqoh Rachmand
Luar biasa
Cahaya yani
ky ny ccu ny grandpa born
Ejan Din
Elon.. obsesi mu sungguh mengerikan tp tgu pembalasan quin eh bukan orang yang menyayangi quin.. pasti lebih mengerikan..
Ejan Din
pasti ulah fox
Arbaati
fox aku mendukungmu /Rose/
Ejan Din
see.. fox pasti bukan calang identiti nya...
Ejan Din
mkin saja fox d pesawat balik ke tanah airnya kn... siapa tau
Ejan Din
aku yakin fox juga bukan pria sembarangan
Wahyu Suriawati
ayo fox semangat jangan biar kan Quin bersama Elon atau pun laki laki lain
Wahyu Suriawati
ayolah Quin jangan anggap fox sahabat aja..bahkan fox jauh lebih baik dari elon
Claa Cel
ʟᴀʜ, ᴜᴅᴀʜ ᴇɴᴅ ᴋᴀʜ? ᴍᴀsᴀ ɪʏᴀ ᴇɴᴅ ɴʏᴀ ᴋᴇ ɢᴀɴᴛᴜɴɢ ʙɢᴛ
Claa Cel: hehe maap thor, btw buat happy end ya thor🤭
Pansy: Emang ada logo end nya kah kak? Aku blm pasang rasanya 😅
total 2 replies
Kembae e Kucir
Kecewa
Kembae e Kucir
Buruk
Arbaati
makin seru...lanjut Thor...
Wahyu Suriawati
Elon ga sadar diri banget jadi manusia
Wahyu Suriawati
seru ceritanya dan ga bosenin.
Umi Umi
Luar biasa
Arbaati
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!