NovelToon NovelToon
BERAWAL DARI HARAPAN PALSU

BERAWAL DARI HARAPAN PALSU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:802
Nilai: 5
Nama Author: Yuli Yanti

Widuri Azzahra, seorang gadis cantik yang lahir di Cianjur tepatnya di sebuah desa di kabupaten cianjur, namun saat ia sudah berusia 15 tahun Widuri di bawa pindah ke Bandung oleh kedua orang tuanya, Widuri tumbuh menjadi gadis cantik, saat ia menginjak sekolah menengah atas, Widuri bertemu dengan Galuh, selang beberapa bulan mereka berpacaran, namun salah satu pihak merugikan pihak yang lain, ya sayang sekali hubungan mereka harus kandas, karena Galuh yang kurang jujur.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Langkah Galuh yang Terlambat

Widuri hanya tersenyum. Dia merasa bahwa semua kerja kerasnya mulai membuahkan hasil, baik dalam hal seni maupun hubungan sosialnya.

Namun, di balik semua itu, Widuri tahu bahwa perjalanan ini masih panjang. Dia harus terus melangkah, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk membuktikan bahwa dia mampu menghadapi semua rintangan yang ada.

---

Malam itu, Galuh duduk di kamarnya yang gelap hanya diterangi oleh cahaya lampu meja. Surat yang dia tulis untuk Widuri tergeletak di atas meja, belum selesai. Kepalanya penuh dengan penyesalan dan kenangan tentang Widuri.

Dia tahu bahwa Widuri sudah mulai melangkah maju. Teman-temannya di sekolah mulai bercerita bahwa Widuri kini aktif di berbagai kegiatan, dan bahkan akan mengikuti lomba seni tingkat provinsi. Galuh merasa senang mendengar kabar itu, tetapi juga ada rasa sakit yang menusuk hatinya.

"Kenapa aku harus kehilangan dia untuk menyadari semua ini?" pikir Galuh sambil meremas rambutnya dengan frustrasi.

Surat di hadapannya masih menunggu kata-kata terakhir. Dia ingin memberikan sesuatu yang berarti, sesuatu yang bisa menunjukkan bahwa dia benar-benar menyesal. Tapi, setiap kali dia mencoba menulis, tangannya terasa berat.

 

Di sisi lain, Widuri kembali ke kamarnya setelah sesi latihan panjang di ruang seni. Dia merasa lelah, tapi juga puas dengan kemajuan yang telah dia capai. Saat dia membuka ponselnya, ada pesan masuk dari nomor yang sudah dia hapus: Galuh.

Widuri terdiam sejenak sebelum membuka pesan itu.

"Widuri, aku tahu aku nggak punya hak lagi buat mengganggu hidup kamu. Tapi aku cuma ingin bilang, aku minta maaf. Aku benar-benar menyesal atas semua yang aku lakukan. Kalau ada waktu, aku harap kita bisa bicara, meski aku tahu itu mungkin nggak akan terjadi. Jaga dirimu baik-baik."

Widuri menatap layar ponselnya dengan ekspresi datar. Dia sudah memutuskan untuk tidak membiarkan Galuh kembali ke dalam hidupnya, tapi pesan itu membuat pikirannya sedikit terusik.

Namun, dia segera meletakkan ponselnya dan memilih untuk fokus pada tugas yang ada di depannya. Dia tidak ingin membuang waktunya lagi untuk sesuatu yang tidak ada gunanya.

 

Hari-hari berikutnya, Galuh mencoba mendekati Widuri dengan cara yang lebih halus. Dia mulai meninggalkan pesan singkat di loker Widuri, berharap bisa menyampaikan perasaannya tanpa mengganggu. Namun, semua pesan itu hanya berakhir di tempat sampah, tanpa pernah dibaca.

Widuri tahu siapa yang mengirim pesan-pesan itu, dan dia tidak ingin membuka kembali luka lama. Dia merasa bahwa sudah saatnya dia benar-benar melepaskan semua yang berhubungan dengan Galuh.

 

Di lain sisi, Damar semakin sering hadir dalam hidup Widuri. Meski tidak pernah mengungkapkan perasaannya secara langsung, perhatian Damar terasa tulus dan nyata.

Suatu sore, mereka duduk bersama di taman sekolah setelah sesi latihan seni selesai. Damar membawa dua gelas minuman dingin, salah satunya dia berikan kepada Widuri.

"Makannya dikit-dikit aja, nanti sakit perut," ujar Damar sambil menyerahkan minuman itu.

Widuri tertawa kecil. "Thanks, Dam. Kamu ini kayak ibu-ibu aja, cerewet banget."

"Yah, kalau aku nggak cerewet, siapa lagi yang jagain kamu?" balas Damar sambil tersenyum.

Ucapan itu membuat Widuri terdiam sejenak. Dia merasa nyaman berada di dekat Damar, sesuatu yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

"Dam, menurut kamu, orang bisa benar-benar berubah nggak sih?" tanya Widuri tiba-tiba.

Damar menatapnya dengan serius. "Bisa. Tapi itu tergantung dari niat dan usaha orang itu sendiri. Kenapa kamu tanya kayak gitu?"

Widuri menggeleng pelan. "Nggak apa-apa. Cuma kepikiran aja."

 

Sementara itu, Galuh masih berjuang dengan dirinya sendiri. Dia mencoba mengalihkan pikirannya dengan berbagai cara, tetapi bayangan Widuri terus menghantui.

Suatu malam, dia memutuskan untuk menelepon Widuri, meski dia tahu itu mungkin keputusan yang buruk.

"Hallo?" Suara Widuri terdengar dari seberang.

Galuh terdiam sejenak sebelum berbicara. "Widuri, ini aku... Galuh."

Widuri menarik napas panjang, mencoba menahan emosi. "Apa lagi, Galuh? Aku pikir aku sudah jelas bilang untuk tidak mengganggu hidupku lagi."

"Aku cuma mau bicara sebentar, Wid. Aku janji ini terakhir kali," ujar Galuh dengan nada penuh harap.

Widuri menghela napas. "Oke, bicara sekarang. Tapi jangan harap aku akan berubah pikiran."

Galuh merasa hatinya semakin berat. "Aku cuma mau bilang... aku benar-benar menyesal. Aku tahu aku nggak pantas dimaafkan, tapi aku harap kamu bisa melanjutkan hidupmu tanpa kebencian terhadapku."

Widuri terdiam sejenak sebelum menjawab. "Galuh, aku sudah memaafkan kamu. Tapi itu bukan berarti aku ingin kamu kembali ke hidupku. Aku sudah cukup terluka, dan aku nggak ingin mengulang semuanya lagi."

Galuh hanya bisa mengangguk, meski Widuri tidak bisa melihatnya. "Terima kasih, Wid. Aku harap kamu bahagia."

Telepon itu berakhir, meninggalkan Galuh dengan perasaan kosong. Dia tahu bahwa itu adalah akhir dari segalanya, dan dia harus menerima kenyataan tersebut.

 

Widuri merasa lega setelah pembicaraan itu. Dia tahu bahwa dia telah membuat keputusan yang tepat, dan kini saatnya dia fokus pada dirinya sendiri dan masa depannya.

Bersama Damar, Widuri merasa bahwa hidupnya perlahan-lahan mulai membaik. Dia merasa bahwa dia akhirnya menemukan seseorang yang benar-benar peduli padanya, seseorang yang tidak pernah memberikan harapan palsu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!