Selamat datang di novel ku
menerima kritik dan saran
feedback & folback bisa folow instagram juga ;@namjoneya_0594
Pernikahan biasanya didasari oleh cinta namun tidak dengan Hira dan Axell/Gus Mahen. Keduanya menikah karena sebuah insiden naas menimpa calon istri Axell dan Hira berada diTKP.
Hira sebagai pengantin penganti namun setelah menikah kehidupannya penuh dengan teror, hingga membuat nya sempat mengalami gangguan kecemasan. Hingga suatu tragedi membuat nya tak bisa sadar dalam waktu lama , Sedangkan Axell tanpa sadar menyayangi istri dengan berlindung dibalik kata “Aku akan bertanggung jawab menjadi seorang suami”.
Keduanya tetap harus mencari tau siapa pelaku peneror dan pembunuhan misterius.
Dan akankah mereka menemukan pelakunya? Akan kah cinta mereka menjadi kekuatan untuk melawan segala lika-liku kehidupan atau justru malah salah satu dari mereka berhasil dibunuh lagi? .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tini Timmy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Nayla kikuk harus menjawab apa, karena tebakan Umma ini sangatlah benar. Akhirnya ia hanya bisa meringis memperlihatkan barisan giginya yang rapi.
“Jika iya, katakan saja Nayla, jujur sama Umma. Tapi sebelum itu terjadi Umma mau ingatkan kamu. Tidak baik menyakiti hati sesama perempuan karena kita harus sadar perempuan itu hatinya lembut dan mudah sakit. Jangan rebut kebahagiaan nya kalau kamu tak ingin kehilangan kebahagiaanmu sendiri.”
“Lalu bagaimana jika kebahagiaan saya ada di anak Umma?” jawab Nayla sedikit memaksa.
“Nayla! Masih banyak lelaki mapan dan sholeh diluaran sana atau mau Umma cari kan agar kamu ta'aruf. Tapi kamu jangan rusak ataupun rebut kebahagiaan anak Umma. Mungkin di pikiran mu poligami itu mudah tapi coba lah perdalam lagi ilmumu tentang poligami yang tak semudah saat engkau katakan.”
Umma kembali teringat betapa sakitnya saat diri nya tiba-tiba dipoligami oleh suaminya. Rasanya sakit, kecewa, dan hancur seakan menara yang kita sanjung-sanjung roboh dalam sekejap mata.
“Tahukah kamu sesakit apa hati istri pertama kala menyaksikan suami sendiri mengikrarkan ijab Qobul untuk kedua kali nya? Seharusnya kamu tidak berfikir untuk merebut Mahen tapi harus nya kamu jadi panutan dan bisa mendampingi Aira meneruskan ponpes ini.”
“Umma gak tau, aku sudah mencintai Gus Mahen sejak lama tapi beliau dijodohkan dengan Ning Rea. Pupus harapan ku Umma tapi kali ini, istri Gus Mahen tak setara ada kesempatan untuk ku masuk dalam kehidupan beliau.”
“Nayla cukup!”Umma sedikit membentak nya karena sedari tadi ia merasa seolah-olah Hira sangat buruk hingga Axell butuh istri kedua untuk mewakili nya meneruskan pondok pesantren.
Suasana hening, Umma terfokus dengan pikirannya sendiri sedangkan Nayla masih setia menundukkan kepala , ia masih berfikir gimana caranya meluluhkan hati Umma agar merestui atau membantu dia agar jadi istri kedua.
“Umma rasa perbincangan kita cukup disini ,Nayla, jangan buat Umma kecewa dengan sikapmu yang egois ini! Intinya kalau kamu ingin mengenal lelaki kamu bisa menjadikan Umma perantara tapi kalau niat kamu hanya ingin menghancurkan rumah tangga Axell. Umma akan jadi garda terdepan yang menyingkirkan kamu terlebih dulu. Ini peringatan untuk mu satu langkah kamu maju maka siap-siap balik ke jalanan lagi!”
Nayla mendengar ancaman dari Umma merasa tertekan ia tak mau merasakan pahit dan susah nya hidup di pinggir jalan raya. Yang isinya pembullyan dan pemerasan , sudah cukup 1 tahun itu.
“Baik Umma Nayla tidak akan macam-macam!”
Umma menghela nafas lalu beranjak dari tempat duduk meninggalkan Nayla sendiri. Setelah Umma sudah tak terlihat ia memukul-mukul kursi melampiaskan kemarahan nya yang sedari tadi terpendam.
“Yakk!!! kenapa orang tuir itu sangat kolot padaku. Tinggal bantu apa gitu jebak atau apa kek biar Axell gak bisa mengelak dan menjadi suami ku satu-satunya begitu juga aku yang akan menjadi istri satu-satunya.”
“Apakah kamu perlu bantuan Nona Nayla Rumia Ningrum?” tanya seseorang yang tiba-tiba hadir di belakang .
“Siapa kamu?”
“Kamu tidak perlu tau siapa aku, setidaknya aku bisa membantumu mewujudkan impian terindah mu itu sebagai nyonya !”
Nayla yang tadinya putus asa kini menghapus air matanya dan beranjak orang dihadapan nya itu.
“Apakah aku harus mempercayaimu ?”
“Boleh juga, kita akan bekerja sama nanti kamu akan mendapatkan Axell seutuhnya tanpa ada embel-embel poligami. Mari kita buat kedua orang itu bercerai agar mereka semakin hancur!”Katanya.
“Tunggu, buka dulu masker dan topi mu. Aku tidak mau bersepakat dengan orang tanpa tau wajah nya!”
“Baiklah, tapi asal janji setelah ku buka kita akan tetap bekerja sama!”
Nayla menganggukan kepala, untuk saat ini ia benar-benar frustasi memakai cara apa agar mendapatkan perhatian Axell.
“Aku Delin!” Membuka topi dan masker lalu mengulurkan tangan agar Nayla menjabat tangan nya.
“De-Delin? Sekretaris Gus Mahen?” Tanya nya dengan ragu namun di angguki oleh Delin diiringi senyum smirk nya.
“Bagaimana? Apa kamu tertarik? Nayla!”
“Baiklah karena aku percaya kamu punya koneksi banyak serta hampir 12 jam mengikuti Gus Mahen maka aku Terima tawaran mu!”
“Baiklah kalau begitu, kamu siap-siap saja nanti akan aku kabari lagi… see you bestie!”
Delin meninggalkan Nayla dengan senyum smirk nya.
Setelah itu mereka pergi ke tempat masing-masing.
...__________...
“Assalamualaikum, Hira! Aira! Ayo pulang nak udah sore loh ini. Nanti kamu dicariin Axell Hir”
Kata Umma yang masih diambang pintu, kebetulan para santriwati sudah membubarkan diri tinggalah Aira dan Hira yang sedang duduk santai.
Keduanya menoleh kesambet suara tersebut, dengan senyuman renyah, Hira beranjak dan menghampiri Umma sambil mencium punggung tangan nya.
Begitu juga Aira ia ikut beranjak untuk menghampiri Umma.
“Ayo pulang Umma.” Ajak Hira sambil menggandeng lengan Umma.
“Eh, eh aku jangan ditinggal sendirian!” Sahut Aira yang mendapati Umma dan Hira mulai melangkahkan kaki.
Umma tersenyum tipis lalu menggandeng juga anaknya.
Ketiga wanita itu berjalan santai menuju rumah diiringi senda gurau yang membuat ketiganya tersenyum manis. Bahkan hingga tertawa lepas, sedangkan dari kejauhan ia melihat lelaki sedang berlari ke arah nya.
Hira menyipitkan kedua matanya memastikan siapa yang berlari karena tidak terlalu jelas dilihat oleh mata telanjang.
“Umma, kayaknya itu kak Axell ya,” Ujar Aira.
“Sepertinya iya, itu Hira si bucin udah pulang. Rupanya dia kangen berat sama kamu nak!”
“Akhh Umma jangan begitu, aku malu!”
“Gak usah malu, hal wajar tau suami nyariin istri pas dia nya gak dirumah. Justru kita patut curiga dengan suami yang tak peduli kita ada dimana!”
“Benarkah itu Umma?” Tanya Aira penasaran.
“Jika begitu maka Mas Axell ikut kategori pria idaman dalam beberapa persen saja,” Timpal Hira.
“Mungkin iya kak, eh Umma apa dulu abah seperti kak Axell?”
“Tidak, tapi semoga kamu mendapatkan sosok lelaki yang sangat bisa mengerti kamu dalam susah , duka dan bahagia. Insya Allah kalian anak-anak Umma akan selalu diratukan oleh pasangan masing-masing.”
Akhirnya Axell tiba didepan ketiganya dengan nafas yang tersengal-sengal. Ia mencium punggung tangan Umma lalu ia beralih ke istri dan adiknya yang mencium punggung tangan nya.
“Kenapa sampai lari gitu Mas?” tanya Hira
“Hehe aku tadi pulang, dirumah gak ada siapa-siapa jadi aku nyusul kesini karena sudah rindu berat sama kamu Hira.” Axell yang berdiri disamping Hira sambil mengecup dahinya pelan.
“Ekhem” Deheman keduanya menyadarkan Axell jika masih ada orang lain yang ada disitu.
“Umma, mari kita pergi, disini jadi nyamuk mulu! “Ajak Aira .
Umma tersenyum tipis lalu menggandeng Aira pergi terlebih dahulu .
Axell meraih jari-jemari Hira untuk ia genggam namun Hira langsung menepis tangan Axell.
“Jangan sentuh aku!” Sedikit menjauhkan diri dari Axell.
“Kenapa?” Tanya Axell keheranan.