NovelToon NovelToon
Reborn For Revenge

Reborn For Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:56.8k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

⚠️Warning⚠️

Cerita mengandung beberapa adegan kekerasan


Viona Hazella Algara mendapatkan sebuah keajaiban yang tidak semua orang bisa dapatkan setelah kematiannya.

Dalam sisa waktu antara hidup dan mati Viona Hazella Algara berharap dia bisa di beri kesempatan untuk menembus semua kesalahan yang telah di perbuatnya.

Keluarga yang dicintainya hancur karena ulahnya sendiri. Viona bak di jadikan pion oleh seseorang yang ingin merebut harta kekayaan keluarganya. Dan baru menyadari saat semuanya sudah terjadi.

Tepat saat dia berada di ambang kematian, sebuah keajaiban terjadi dan dia terbawa kembali ke empat tahun yang lalu.

Kali ini, Viona tidak bisa dipermainkan lagi seperti di kehidupan sebelumnya dan dia akan membalas dendam dengan caranya sendiri.

Meskipun Viona memiliki cukup kelembutan dan kebaikan untuk keluarga dan teman-temannya, dia tidak memiliki belas kasihan untuk musuh-musuhnya. Siapa pun yang telah menyakitinya atau menipunya di kehidupa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

    Tak lama kemudian, dua sosok cantik muncul di pintu masuk, mereka adalah Ziya dan Erina.

    Ziya mengenakan gaun merah muda yang anggun dan tersenyum manis. Begitu masuk, ia merasakan tatapan tajam diarahkan kepadanya. Ia segera mengangkat kepalanya dan melihat pria tampan di kursi utama.

    'Varell? Dia belum pernah natap gue sedalam ini, sebelumnya!!.' Batin Ziya, jantungnya berdebar kencang. Ia kembali menundukkan pandangannya, sedikit rasa malu terpancar di wajahnya, dan dengan anggun berjalan masuk di bawah tatapan penasaran orang banyak.

    "Kenapa hanya kalian berdua? Dimana keluarga inti Algara?." Tanya Aldy tak kuasa menahan rasa penasarannya.

    Mendengar pertanyaan Aldy, para tamu undangan yang lain pun juga terlihat bingung.

    "Hmm... mereka--" Ziya tampak sedikit malu. Dia mengangkat kepalanya, ingin buka suara, tetapi ia merasa benar-benar malu dan melirik Varell yang berada tak jauh darinya. "Waktu kita mau berangkat ke sini, Viona tiba-tiba ngeluh kalau dia ngga enak badan dan ngga mau keluar dari kamarnya. Kami udah berusaha bujuk dia, tapi dia tetep ngga mau keluar.." Kata Ziya dengan lembut. "Jadi, tuan Arga minta kita buat dateng duluan, dan aku mau minta maaf atas nama Viona karena bikin semua orang nunggu terlalu lama..."

    Para tamu di sekitar mereka tiba-tiba menjadi gelisah setelah mendengar ini.

    "Di kesempatan sepenting ini, apa iya Viona ngga mau datang?." Bisik seorang wanita pada suaminya yang berdiri di sampingnya.

    "Ngga mungkin dia ngga mau lah, Ma. Meski pun Papa pernah denger kalau Viona orangnya keras kepala, di acara sepenting ini... kalau dia beneran ngga dateng, pasti ada hal penting yang buat dia ngga bisa dateng." Saut Pria itu.

    Erina yang mendengar itu, menoleh dan menganggukkan kepalanya. "Viona mungkin lagi ngga mood hari ini. Padahal Tuan Arga juga udah berusaha bujuk dia dari pagi, tapi--"

    

    Dalam beberapa kata, Erina mengukuhkan reputasi Viona sebagai orang yang sembrono dan sombong.

    Membuat Ethan dan Aldy yang mendengar itu merasa sangat kesal. Apa mungkin Viona sedang mengamuk sampai tidak bisa mengendalikan dirinya? Mereka merasa kasihan pada Varell, lalu menoleh ke arah Bosnya.

    Varell duduk diam dan tidak ingin bergerak, tetapi jari-jarinya yang mengepal erat menunjukan kemarahan dalam dirinya yang memuncak. Wajahnya yang tampan terlihat dingin dan datar.

    Melihat Varell yang hampir kehilangan kesabarannya, membuat Ziya merasa puas. Jika Viona benar-benar melewati acara sepenting ini, maka Varell akan sangat kecewa dan bahkan mungkin memutuskan pertunangan mereka. Itulah kesempatan yang Ziya tunggu-tunggu.

    Memikirkan hal ini, Ziya merasa sangat bahagia. Ia menerima segelas jus dari pelayan yang menawarinya minuman dan menunjukkan sisi dirinya yang pandai membaca dan rasional kepada semua orang. Membuat para tamu di sekitarnya tak kuasa menahan diri untuk memujinya.

    "Apa dia anak tiri Pak Arga? Menurut ku dia jauh lebih bijaksana daripada Viona."

    "Aduh, jeng! Kalau kamu ngga ngomong gini, aku mikirnya dia itu anak dari orang terkemuka di kota ini."

    "Iya, Jeng. Sikapnya itu loh keliatannya sopan banget, ya kan?."

    "Ya, bener banget! Keluarga Algara tuh beruntung banget ya... punya putri tiri yang baik dan luar biasa seperti dia!."

    Saat Ziya mendengar bisik-bisik dari beberapa tamu sosialita, dia dapat merasakan gelombang kebanggaan dalam dirinya. Tanpa di ragukan lagi, Ziya merasa bahwa dirinya memang dilahirkan dengan keanggunan dan memiliki aura keluarga kaya.

    Sedangkan Viona, gadis bodoh itu sangat beruntung karena terlahir dalam keluarga kaya dan terlalu menyayanginya!

    Namun, tatapan Ziya kemudian beralih dengan hati-hati ke arah pria tampan yang duduk di ujung meja, pria tampan dan angkuh.

    Saat pertama kali masuk, Varell meliriknya, tetapi sejak itu, dia tidak pernah melihat ke arahnya lagi. Ziya menggertakkan giginya, merasa sedikit tidak senang.

    "Hei-hei, liat tuh! Ada yang datang lagi!." Seseorang tiba-tiba berteriak.

    Membuat Ziya tersadar dari lamunannya dan langsung menoleh ke arah pintu. Beberapa orang terlihat berjalan masuk. Ziya terkejut saat dia mengenali sosok gadis yang berjalan didepan.

    'Viona? Ini ngga mungkin! Kenapa dia berangkat?.' Batin Ziya.

    Sementara itu, di kursi utama, Varell melihat sosok ramping itu dan matanya yang dingin sedikit mencair, memperlihatkan cahaya yang cemerlang. Di pintu masuk, Viona melangkah masuk mengenakan gaun mewah pemberian dari Varell, dengan Arga yang menggenggam lengan Viona dan senyum berseri-seri di wajahnya.

     Viona tampak seperti peri yang datang karena hembusan angin di bawah sinar bulan. Kulitnya seputih dan sehalus salju, wajahnya secantik bunga persik, dan matanya seolah menampung seluruh galaksi, membuatnya begitu memukau sehingga semua orang di ruangan itu pucat pasi jika dibandingkan.

   

    Berjalan dibelakang Viona ada tiga cowok berpakaian jas putih, masing-masing terlihat sangat tampan seperti orang yang baru saja keluar dari dalam lukisan. Mereka semua memiliki penampilan yang luar biasa dengan fitur yang sangat mirip di mata dan alis mereka. Mereka tidak lain adalah putra-putra Arga.

    Begitu mereka memasuki aula, semua mata tertuju ke arah mereka. Melihat ke-lima orang itu,  membuat semua orang menahan napas.

    "Itu siapa? Cantik banget!."

    "Dia beneran anak gadisnya pak Arga? Ya ampun, aku ngga nyangka kalau dia secantik ini?!."

    "Kamu liat aja, dia digandeng sama Papanya dan di belakangnya ada kakak-kakaknya yang ganteng-ganteng banget!!."

    "Tapi, tunggu deh! Ziya tadi bilang kalau Viona ngga mau datang. Dan sekarang mereka semua ternyata ada di sini."

    "Waw, itu bisa di salah artikan, Jeng!."

    Saat Ziya mendengar bisikan-bisikan di sekitarnya, ekspresi wajahnya menjadi gelap dan kecemburuan tampak di matanya. Dia menundukkan kepalanya, merasa kesal dengan Viona.

    'Viona bodoh banget! Kenapa sih dia harus keluar dari kamar? Bukannya dia tadi bilang ngga mau berangkat?.' Batin Ziya, sangat marah.

    

    Semua orang tak perduli dengan tatapan kesal Ziya yang terlihat jelas, justru perhatian mereka semua tertuju pada Viona Hazella Algara, terutama tatapan mata Varell yang tajam, yang hanya tertuju pada gadis itu..

    Ketika Viona berjalan mendekati Varell, dengan Arga yang menemaninya, Varell tiba-tiba merasa seolah-olah mereka sedang berada di sebuah upacara pernikahan.

    "Sunshine." Varell membuka bibirnya yang tipis dan perlahan berdiri, mengambil dua langkah maju sembari tetap menatap wajah cantik Viona yang mempesona, ia mengangkat lengannya yang tiba-tiba terasa kaku dan mengulurkan jari-jarinya yang ramping dan simetris ke arah Viona. Ia sudah lama ingin melakukan gerakan ini padanya, tetapi tidak pernah berani berharap bahwa gadis itu akan dengan sukarela memeluknya. Kali ini, ia tidak tahu apa yang salah dengan dirinya sendiri, ia melakukannya hampir tanpa sadar.

    Viona menatapnya dan tampak ragu sejenak. Kemudian, dia tersenyum lebar dan berlari ke arah Varell, mengangkat gaunnya.

    Di belakangnya, Gio melihat pemandangan ini dan menangis, membenamkan wajahnya di bahu Dirga. "Kak, kenapa gadis kecil seimut adek berakhir sama cowok sedingin Varell? Aku ngga tega, kak!."

   Dirga mengernyitkan dahinya dan mendorong Gio agar menjauh darinya, ia merasa sedikit jijik. "Lo udah nangis hampir tiga kali dalam perjalanan ke sini. Apa itu belum cukup juga?."

    "Ini ngga cukup, kak! Aku masih sedih banget!." Tangan Gio menyentuh dadanya, merasa benar-benar yang paling sedih.

    Rasya hanya diam, ia memilih menuangkan segelas sampanye untuk dirinya sendiri dan menatap Gio dengan pandangan yang biasa saja. Jika Kakak keduanya itu sudah menangis seperti ini di pesta pertunangan, dia mungkin akan mati di tempat di pesta pernikahan.

    Viona melangkah cepat, lalu berlari ke arah Varell. Saat sampai di hadapan Varell, dia mengulurkan tangan kecilnya dan meletakkannya di telapak tangan Varell.

    Varell menerima dan menggenggam tangannya dengan erat-erat, merasakan sentuhan lembut dan halus yang bahkan lebih menyenangkan dari yang dibayangkannya. Varell tiba-tiba menarik Viona agar lebih dekat, dan emosinya melonjak saat kejutan dan kegembiraan yang luar biasa melanda perasaannya, membuat gerakannya menjadi agak kaku.

    Viona mengangkat kepalanya dan menatap Varell dengan gembira, berharap mendengar pujian yang keluar dari bibir Varell. Namun, pria muda itu masih tetap diam, menatapnya dengan ekspresi tegas dan bahkan agak canggung seperti biasanya.

    Membuat Viona merasa kecewa. 'Perasaan gue tadi udah dandan secantik mungkin sebelum keluar dari rumah! Kenapa Varell diam aja?.' Batin Viona, mengernyitkan dahinya dan mulai meragukan pesonanya sendiri.

    "Kamu cantik!." Bisik Varell tiba-tiba di telinga Viona.

    Membuat Viona terkejut. Ia kembali mengangkat kepalanya dan menatap mata Varell yang dalam.

    Hari ini, Varell mengenakan setelan jas putih yang sangat serasi dengan gaun yang dikenakan oleh Viona. Pria itu berdiri tegak, ramping dan tampan, tanpa kesuraman nya yang biasanya terlihat, memancarkan aura yang murni dan elegan.

    Dia tampak sangat tampan. Saat ini, saat dia menatap Viona, matanya dipenuhi dengan cinta dan rasa sayang yang mendalam yang tidak dapat dihilangkan.

    Viona mendapati dirinya terperangkap dalam tatapan Varell yang dalam dan mempesona. Saat dia melihat tatapan Varell, jantungnya berdegup kencang.

    Apakah mungkin Viona mulai mencintai Varell?

    Namun, sesaat kemudian, Viona tidak dapat merasakan kesedihan dalam dirinya saat melihat Varell berdiri sendirian. Ia tiba-tiba teringat dengan ibu Varell yang telah meninggal dunia dalam kebakaran saat Varell masih kecil dan seluruh harta milik keluarga Bramasta berada di bawah kendali Varell, dengan ayahnya— Galen Hendery Bramasta yang selalu menunjukkan aura dominannya, tanpa kasih sayang.

    Satu-satunya orang yang dekat dengan Varell adalah kakeknya Edward Bramasta, tetapi sayangnya pria tua itu tidak terlihat hadir di aula ini. Tampaknya dia juga menjadi sangat kecewa setelah mendengar tingkah urakan Viona selama beberapa tahun terakhir ini.

    "Kenapa kamu nangis?." Tanya Varell, ketika melihat mata Viona memerah dan tertegun sejenak. Kemudian, Varell mengangkat ibu jarinya dan dengan lembut menyeka sudut mata gadis itu, gerakannya lembut dan hati-hati seolah-olah dia sedang memegang benda yang paling berharga dan rapuh di dunia.

    "Aku bahagia..." Viona mengulurkan tangannya dan menoleh ke arah Gio yang sedari tadi berdiri tak jauh darinya dengan wajah tampan pria itu yang cemberut.

    Gio mengeluarkan sebuah kotak yang dikemas dengan sangat indah.

    Viona sangat bersikeras untuk membawa kotak itu bersamanya hari ini, juga tidak memperbolehkan para Kakaknya dan ayahnya untuk melihat apa yang ada di dalam kotak itu.

    Karena Viona telah mempersiapkannya sejak lama sebagai hadiah kejutan untuk Varell.

    Oke, Gio mengakui dalam hatinya bahwa ia cemburu pada Varell atas hal ini!

1
Saythename_27
Luar biasa. Keren.

dan maaf, Kak, untuk rating sebelumnya.
aku ngelag jadi salah pencet.

sekali lagi maaf, Kak 🙏🙏
Saythename_27
Buruk
IndraAsya
👣👣👣
Abz
lnjut
Kharisma
penasaran IQ dia berapa eh bukan EQ nya
kok gak peka banget
Rossy Annabelle
next,, 💪
Abz
lanjut yg banyak thor
@haerani-d
dih! kita buktikan melalui cctv, daku percaya bi Ida g bersalah.
itu pasti kerjaan si anteknya ulat bulu /Smug/
Abz
lanjut
Abz
lnjut
@haerani-d
woi! maliiiing...!
hehehe, maling bibir /Curse/
kenapa bang, penasaran ya rasanya /Smirk/
lanjut kak, terimakasih /Kiss/
@haerani-d
hehehe ada yang gagal paham /Smirk/
awas salah mijit vio, nanti otot-ototnya pada setres kan kasian karena kang mijit amatiran /Bye-Bye/
Abz
lnjut
Abz
😂😂😂😂😂😂
Diyah Pamungkas Sari
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 ngabrut! 🤣🤣🤣
Abz
lanjut
@haerani-d
sukurin tuh pelayan kurang adab, dihempaskan aja /Sneer/
haddehh kalian ini kapan sih saling terbuka, biar tidak miskom hanya saling berasumsi Mulu, daku jadi gregetan /Slight/
Rossy Annabelle
next,,,seru nih ceritanya
Anonymous
semangat kak/Rose/
Abz
felix klo tau si V itu vio gimana ya 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!